Sleeping Beauty's Heart

Author : Miyura Kazeyuri ^_^
Rated : Antara K+ - T

Genre : Romance, friendship, a little humor

Main Chara : Fubuki Shirou & Goenji Shuuya

Chara : Endou Mamoru, Kazemaru Ichirouta, Kidou Yutou hemat chara*ditendang*

Disclaimer : Pernahkan Minna-san menyaksikan Fubuki Shirou ditembak Kazemaru Ichirouta, atau Endou Mamoru jadi budaknya Suzuno Fuusuke author kena pukulan semangat Mamoru, melihat Fubuki Atsuya hidup lagi ? atau melihat Shuuya pakai costum cat maid digilas? Okelah, itu artinya INAZUMA ELEVEN BUKAN PUNYA SAIA! Inazuma Eleven itu punyanya LEVEL 5..

OHAIYO MINNA-SAN !

Yah, perkenalkan saia Miyura Kazeyuri ! Berawal dari 6 bulan lalu saat saia jadi silent reader di fandom InaIre, trus jd active reader yang suka baca fanfic kadaluwarsa ?, trus jadi active reader yang bener-bener update, trus bikin akun 2x karena akun pertama lupa password plak!, dan akhirnya... memulai debut sebagai AUTHOR! Ehem, lebih tepatnya NEWBIE AUTHOR! It's my first fanfic... dgn modal jd member 6 bln jadi beta readers sekaligus pengalaman membaca dan mengamati berbagai fanfic plus konsultasi fanfic dengan salah seorang author favorit, saia harap saia bisa membuat sebuah fanfic yang... ya, walau ga bagus-bagus amat tapi masih bisa dibacalah..

Ahaha, fanfic ini saia persembahkan untuk 2 orang yang sangat special buat saia, sahabat saia MIYA-CHAN, it's my first fanfic! Please visit and read it! Dan author yang beken dan hebat yang slalu jadi inspirasi saia, 4869FANS-NIKAZEMARU.. Nika-nee, tolong dibaca, juniormu ini sudah membuatkan dengan susah payah... ^_^

Okelah, sepertinya saia sudah kebanyakan ngomong, maklum saia hobi banget presentasi dan bicara di depan banyak orang... Minna-san, selamat membaca... sekali lagi saia ingatkan, saia adalah NEWBIE, jadi pastinya fanfic ini ada banyak kekurangan di sana sini, kritik dan sarannya selalu saia tunggu.

HAPPY READING! ^_^

SLEEPING BEAUTY'S HEART

Membiarkan hatimu terus tertidur...

Membiarkan hatimu terus diam dan terlelap dalam mimpinya...

Membiarkan hatimu terus menanti sang pangeran datang untuk membangunkanmu dari tidur abadi...

Adakah penantian yang lebih menyedihkan dari ini?

Di suatu lapangan sepak bola di Tokyo...

Tampak sebuah tim sedang berlatih. Berlatih teknik menggiring bola, menghadang musuh, melewati garis pertahanan musuh,dan menyerang. Tak henti-hentinya mereka berlatih. Panas matahari yang membakar kulit tak lagi mereka rasakan. Entah sudah berapa banyak keringat yang menetes. Mereka terus memusatkan konsentrasi pada sebuah bola. emang ngebosenin jadi pemain sepak bola

Sampai akhirnya, tiupan peluit dari seorang wanita muda yang adalah pelatih mereka membuat mereka terhenti.

"Ya, latihan yang bagus! Kalian semua berlatih dengan sangat baik! Sekarang, kalian boleh beristirahat." Kata pelatih kepada para anggota tim. Semuanya asyik merebahkan tubuh ke rumput yang hijau. Ada pula yang mengambil handuk untuk mengelap keringat, ada pula yang mengambil air minum yang disediakan oleh para manager.

"wah, latihan kita kali ini benar-benar menyenangkan ya! Terima kasih atas kerjasama dan semangat kalian hari ini!" seorang bocah berambut coklat berbentuk tanduk dengan headband orange yang bernama Mamoru membungkuk sebagai tanda terima kasih pada teman-temannya.

"Ah, kau tidak usah sampai seperti itu Mamoru! Sebagai tim, kita harus bersemangat dan bekerjasama!" Jawab seorang laki-laki berambut biru turquoise yang diikat ponytail bernama Ichirouta kepada Mamoru. Dan jawaban Ichiroutapun dibalas dengan anggukan dari anggota tim yang lain sebagai tanda setuju. "Baikklah, tim Raimon! Ayo, kita harus tetap bersemangat! Semangat!" sahut Mamoru dengan mengepalkan tangan ke udara. "Yeah, Semangat!" para anggotapun mengikuti sang kapten dengan mengepalkan tangan ke udara.

Setelah itu, para anggota memulai kegiatan mereka sendiri-sendiri, tak terkecuali dengan pemain berambut putih kelabu yang memakai syal putih, Shirou. Shiroupun segera menggapai tasnya dan menggambil sebuah barang, yang rupanya adalah figura kecil. Dipandanginya foto itu sejenak. Tiba-tiba, muncul dari belakangnya sosok berambut putih tulang bermata onyx. "Hei Shirou, apa yang kau lakukan di sini?" Shirou yang terkejut segera menyembunyikan figura kecil itu. "e-eh Sh-Shuuya, a- ada apa? K-kau mem-membuatku terkejut.." jawabnya terbata-bata dengan sedikit rona merah di pipinya. "Apa yang kau lakukan di sini? Kau tidak pergi untuk makan bersama? Hari ini kapten sedang punya sedikit uang, jadi dia mau mentraktir kau, aku, Yutou dan Ichirouta.. kan jarang-jarang dia mau traktir, ga pernah punya uang sich..." jawab Shuuya dengan ekspresi yang 'oh cool banget!' "Oh ya? Kalau begitu, aku akan merapikan barangku dulu.." Jawab Shirou sedikit gugup. Shuuya yang melihat figura kecil yang ada di tangan Shirou menjadi penasaran dan mulai bertanya. "Ehm, maaf Shirou foto apa itu yang kau pegang? Apakah itu foto Atsuya?" Shirou yang sedikit terkejut karena Shuuya menanyakan hal itu segera menjawab :"oh, ini.. ini bukan foto apa-apa kok.. baiklah, ayo kita berangkat!" akhirnya, Shuuya dan Shirou pergi meninggalkan ruang ganti.

TRALALA PEMBATAS CERITA... ^_^

DI SEBUAH KEDAI MAKANAN JEPANG TAK JAUH DARI LAPANGAN..

"ayo teman-teman, mau pesan apa? Makanlah sepuasnya, karena hari ini aku yang akan bayar!' kata Mamoru dengan riang. "kalau begitu, aku mau pesan sushi!" kata Ichirouta. "aku pesan ramen saja..."jawab Yutou dengan stoic. "OK, sushi 1, ramen 1 ! aku mau pesan sashimi dan soba special! Shuuya dan Shirou, kalian mau pesan apa?" tanya Mamoru pada Shirou dan Shuuya. "Hmmm, aku mau pesan.. miso soup saja." Jawab Shuuya. "aku pesan udon" jawab Shirou. "Sushi 1, ramen 1, sashimi 1, soba special 1, miso soup 1, udon 1." Mamoru menyebutkan pesanan makanan. "minumnya apa?" tanya waitress kedai. "Mmm... Green tea saja!" kata Mamoru." Baikklah, pesanannya akan datang 10 menit lagi. Mohon ditunggu ya..."

10 menit kemudian...

"ini makanannya, selamat menikmati..." kata waitress itu dengan ramah sambil menghidangkan makanan. "arigatou!" jawab Mamoru dengan senang. "yah, baikklah teman-teman... acara makan mulai! Selamat Makan! " Mamoru memberi salam pada teman-temannya. Dan.. yah, tanpa diberi komando.. semuanya memulai acara makan mereka. Keempat manusia itu makan dengan.. yah, bisa dibilang bersemangat sekali sampai-sampai bisa dibilang seperti orang yang ga makan bertahun-tahun. Mamoru kini benar-benar tidak bisa menahan nafsu makannya ketika melihat sepiring sashimi segar di depan matanya. "aduh, terima kasih banyak Tuhan karena Engkau telah menciptakan seekor ikan yang enak banget buat dibikin sashimi..." Mamoru mulai mengeluarkan sifat childlish nan gajenya. Mamorupun segera mengambil sumpit dan bersiap untuk mencomot sashimi yang segar itu... ( author yang bikin ngebayanginnya aja ngiler..) akan tetapi, Shuuya segera menahan tangan Mamoru. "Eh, Shuuya? Apa yang kau lakukan? Aku mau makan tau..." kata Mamoru sambil menggembungkan pipinya yang chubby itu. "Cara memegang sumpitmu salah. Sini, biar aku yang suapin ya..." kata Shuuya tersenyum kecil. Kata-kata shuuya itu langsung membuat kegaduhan dan kemeriahan Yuuto , Shirou serta Ichirouta saat makan tiba-tiba terhenti. "What? Yang benar saja, Shuuya kau mau menyuapi Mamoru?" kata Ichirouta dengan mulut menganga karena tidak percaya. "Hmm,kalau dilihat-lihat sepertinya ada sesuatu yang tidak beres padamu Shuuya... tumben-tumbennya kau mau menyuapi Mamoru." Kata Yuuto dengan ekspresi ala detektif. Sementara itu, Shirou tiba-tiba terlihat terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. "sungguhkah, sungguhkah dia akan melakukan itu?"

jantungnya berdebar-debar, tubuhnya terasa kaku untuk digerakkan.

"haruskah dia melakukan ini di hadapanku?"

Pandangannya terus tertuju pada Shuuya dan Mamoru yang tampak sangat akrab.

"mengapa tiba-tiba jantungku berdebar kencang seperti ini? Seakan-akan ada sesuatu yang terus memberontak di dalam hatiku.."

Sungguh, kini tidak ada lagi kata-kata yang mampu terucap dari bibir kecilnya.

Hatinya terasa sangat beku, dan dingin. Ia bahkan tidak tahu perasaan apa yang sedang bergejolak di dalam hati kecilnya. Tatapannya terasa sangat kosong. Entah mengapa, tiba-tiba Shirou merasakan seakan-akan tidak lagi menjadi dirinya. Ia merasa seakan-akan masuk ke dalam sebuah dunia lain, di mana tidak ada yang bisa ia lakukan selain diam dan menatap semua peristiwa yang terjadi.

"perasaan apakah ini? Marahkah? Cemburukah? Sedihkah? Sakitkah? Mengapa aku tidak bisa memahami perasaanku sendiri? Tidak, aku bukan orang seperti itu..."

"apakah mungkin, hatiku telah mengkhianatiku?"

"perasaan apa yang selalu bergejolak ini?"

"siapapun, tolong beritahu aku..."

Waktupun terus berjalan, meninggalkan Shirou yang masih terpaku dalam perasaan yang bahkan ia sendiri tak mengerti. Shuuya segera mengambil sepotong sashimi itu dengan sumpitnya.

"perasaan apa ini? Mengapa perasaan aneh selalu muncul setiap kali aku melihatnya?"

Dengan lembut, Shuuyapun menyuapi Mamoru. Shirou terus memandangi kedua temannya itu. Entah mengapa, ia tidak bisa memalingkan pandangannya. Sementara hatinya terus bergejolak, seakan ada sesuatu yang terpendam dan tak bisa lagi ditahan. "wah, sashiminya enak sekali! Pasti karena Shuuya yang menyuapkannya untukku..." kata-kata Mamoru itu memecah suasana dingin yang sempat menyelimuti meja makan. Yang dipuji malah mencubit pipi gembul Mamoru. "Uh, ada-ada saja kau ini..." katanya tersenyum lembut. Mamorupun meringis kesakitan. "aduh, Shuuya! Pipiku jangan dicubit dong... Sakit tau.." Mamoru mengelus-elus pipinya yang baru saja dicubit. Yang lain hanya tertawa saja melihat sikap dua sahabat mereka.

"mengapa aku tidak bisa merasakan apapun? Aku ingin tersenyum dan tertawa bersama.."

Pandangan Shirou terlihat semakin mendalam.

"mengapa aku tidak bisa tersenyum seperti yang lain? Bukankah seharusnya aku senang melihat sahabatku bahagia? Mengapa hatiku terus bergejolak?"

"SHIROUUU!" sahut Mamoru. "eh, Mamoru! Kau membuatku terkejut saja..." jawab Shirou kaget. "ada apa denganmu? Dari tadi, kau kelihatan tidak bersemangat..." tanya Mamoru dengan wajah heran. "apakah makanannya tidak enak? Mau kupesankan yang lain?"

"eh, tidak kok.. makanan ini enak.."

" apakah kau sakit? Aku antar pulang ya..."

"tidak, aku tidak sakit..."

"lalu, ada apa sebenarnya? Mengapa kau kelihatan tidak bersemangat seperti itu? Ayolah, jangan murung terus! Hari ini kan, kita sedang bersenang-senang.. jangan pasang wajah murung seperti itu... cerialah sedikit... ayo tersenyum..." Mamoru menunjukkan senyumnya yang lebar kepada Shirou. Shirou hanya tersenyum kecil, senyum yang dipaksakan. Ia sudah berusaha tersenyum, tapi bibir mungilnya tidak mampu untuk tersenyum lebih lebar lagi. Semakin tersenyum, maka hatinya terasa semakin tak terkendali. "Nah, begitu lebih baik. Ayo, kita lanjutkan pesta kita!" sahut Mamoru. "Ayo !" sambung Yuuto, Ichirouta, Shuuya.

TRILILI PEMBATAS CERITA... ^_^

BEBERAPA WAKTU KEMUDIAN...

"ARIGATOU, MAMORU! Terima kasih untuk semua makanan enak yang telah kami nikmati!" Ucap Yuuto dan Ichirouta dengan senang. "Mamoru sering-sering traktir seperti ini ya!" Goda Ichirouta. "Ah, tenang saja! Lain kali, aku traktir lagi!" kata Mamoru berjanji. "Andai setiap hari bisa seperti ini, pasti menyenangkan ya... menghabiskan waktu bersama-sama seperti ini, benar-benar bahagia rasanya..." Ucap Shuuya. "Iya, aku juga. Apalagi kalau ada yang rajin traktir..." Goda Yuuto. Mamoru hanya menggembungkan pipinya.

"setiap hari seperti ini..."

"bahagia?"

"benarkah itu..."

"mengapa hal itu tidak terjadi pada diriku?"

"ya sudah, kami berdua pulang dulu ya! Ketemu lagi besok... Sayoonara Shuuya, Mamoru, Shirou! Sayoonara!" Ichirouta dan Yuuto berpamitan. "Sayoonara, hati-hati di jalan ya!" Mamoru melambaikan tangannya. "wah, hari sudah sore. Aku juga harus segera pulang. Aku pulang dulu ya Shuuya, Shirou... Sayoonara!" Pamit Mamoru. "Eh, mau aku antar?" Shuuya menawarkan diri untuk mengantarkan Mamoru. "Ah, tidak usah Shuuya... aku bisa pulang sendiri kok..." Jawab Mamoru. "oh, ya sudah kalau begitu. Hati-hati di jalan ya..." Shuuya mengingatkan sahabatnya agar berhati-hati di jalan. Mamoru membalasnya dengan sebuah anggukan, dan akhirnya pergi. Kini, hanya tersisa Shuuya dan Shirou. Shirou hanya terdiam, berdiri di samping Shuuya. Kepalanya sedikit tertunduk. Shuuya yang merasakan kejanggalan pada tingkah laku sahabatnya yang terus saja diam mulai bertanya, "mmm... Shirou, ada apa denganmu ? Dari tadi kuperhatikan kau diam terus, dan tidak banyak bicara. Apakah ada masalah? Ceritakan saja, tidak apa-apa..." jantung Shirou terasa berdebar-debar. Ia semakin tertunduk. "Shirou, jika ada masalah jangan disimpan terus. Kita kan sahabat, sudah seharusnya saling berbagi suka dan duka. Apa yang membuatmu tampak murung seperti ini?" pertanyaan Shuuya yang semakin mendalam membuat Shirou semakin berdebar-debar, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tidak ada lagi kata-kata yang mampu terucapkan dari bibir mungilnya. Ia merasakan bahwa nafasnya terasa semakin sesak. Entah mengapa, mungkin karena jantungya yang berdebar semakin kencang.

"apa yang harus aku lakukan?"

"hatiku, kumohon katakanlah sesuatu..."

"apa yang sebenarnya sedang kurasakan, dan apa yang sebenarnya ingin kuperbuat sekarang?"

"lepaskanlah aku dari semuanya ini..."

"bibirku terasa kaku, hatiku sangat beku... tangan dan kakiku benar-benar lumpuh tak berdaya.."

"bangunkanlah aku.."

"kumohon, sadarkanlah aku dari ketidakberdayaan ini..."

"e-eh, aku tidak apa-apa Shuuya.. tidak ada apapun yang terjadi." Jawab Shirou. "Benarkah? Benar tidak ada masalah? Kau sungguh tidak apa-apa?" tanya Shuuya yang sedikit ragu. "Iya, tentu saja. Maaf ya sudah membuatmu khawatir..." Shirou memaksakan diri tersenyum. "Kalau begitu, aku pulang dulu ya.. sayoonara Shuuya.." pamit Shirou. Dengan sigap, Shirou segera berlari meninggalkan Shuuya. "Hei, tunggu dulu.." sahut Shuuya lemas. Dari tempatnya berdiri, Shuuya menatapi Shirou yang berlari dan akhirnya hilang dari pandangan mata onyxnya. Di dalam hatinya, terpendam sebuah keraguan dan kecemasan akan keadaan sahabatnya. "sungguh, dia tidak apa-apa?" berulang kali hati kecilnya bertanya-tanya.

Sementara itu...

Sosok berambut putih kelabu dengan syal putih terus berjalan. Kepalanya tertunduk. Hatinya terus merasa gelisah. Akhirnya, langkahnya terhenti di sebuah bangku halte. Sembari menunggu bus yang akan menghantarnya pulang tiba, hati kecilnya terus merenung, meratapi semua perasaan janggal yang dialaminya. Sebuah perasaan aneh, yang bahkan tidak bisa dikenali oleh hatinya sendiri.

"mengapa aku bahkan tidak bisa berbuat apapun?"

"aku tidak berdaya oleh perasaan ini..."

"anak muda, kau mau naik atau tidak?" suara yang sudah akrab di telinganya membuat Shirou tersadar dari lamunannya. "i-i, iya!" Shirou segera naik ke bus tersebut. Shirou duduk diam di bangkunya. Tatapannya terasa kosong. Dalam dirinya, muncul kegelisahan yang mengusik.

...

Waktu terus berlalu, hingga akhirnya bus yang mengantarkan Shirou pulang tiba di sebuah apartment kecil. "Perhentian pertama, apartment Kozukii!" sahut sang supir bus. Shirou segera turun dari bus yang mengantarkannya. "terima kasih, nak!" salam pak supir dengan hangat.

Shirou berjalan memasuki apartmentnya.

Beberapa saat kemudian...

Shirou duduk termenung di kursinya. Masih terbayang dengan jelas di pikirannya semua perasaan aneh yang ia alami. Perasaan campur aduk ketika ada bersama dengan teman-temannya, terutama ketika bersama Shuuya. Shirou mengacak-acak rambutnya, lalu berkata pada dirinya sendiri "Hah, apa yang kau lakukan Fubuki? Kenapa kau harus goyah hanya karena perasaan aneh yang muncul di hatimu? Lupakan saja semuanya itu, ayo Fubuki! Lupakan semuanya itu..." perlahan-lahan, Shirou memejamkan matanya. Dipejamkan kedua matanya dengan tangannya. Beberapa detik kemudian, Shirou menjauhkan kedua tangannya. Ia mulai merasa sedikit tenang, walau hatinya terus terang saja masih menyimpan kegelisahan. Ditatapinya langit sore Tokyo melalui jendela apartmentnya.

"langit sore, langit yang indah dengan semburat awan tipis yang menyelimutinya."

"seolah-olah hendak menyembunyikan sesuatu..."

"apakah gerangan yang disembunyikannya?"

"mengapa langit sore yang indah harus menyembunyikan keindahannya?"

"Shuuya..."

"mengapa perasaanku selalu mengatakan hal yang lain ketika aku bersamamu?"

"ada sesuatu yang selalu bergejolak, selalu mengekangku dari dalam..."

"apa yang ingin kau lakukan sekarang?"

Berulang kali hati kecilku menanyakan hal itu.

"aku tahu, aku memendam sebuah perasaan..."

"kutahu, perasaan ini memang sangat sulit untuk dijelaskan..."

"kini, hatiku benar-benar tak berdaya..."

"menanti, menanti dan menanti"

"menanti, hingga tiba saatnya ketika hati kecilku mengetahui apa yang sesungguhnya sedang kurasakan"

"bagaikan putri yang tertidur.."

"terlelap, dalam mimpi tak berujung..."

"tertidur tanpa tahu dan mampu berbuat apapun"

"itulah hatiku saat ini..."

"hatiku hanya bisa tertidur..."

"terombang-ambing, di antara mimpi dan kenyataan..."

"melayang-melayang dalam dilema tak berujung..."

"hatiku hanya bisa diam dan menanti..."

"menanti saat untuk terbangun dari tidur abadinya"

"sekeras apapun usahaku untuk memahami perasaan ini..."

"hatiku tetap tidak akan bisa mengerti..."
"karena hatiku telah terlelap dalam mimpi abadinya..."

"menanti, dan menanti..."

"di manakah sosok yang akan membangunkan hatiku?"

"aku membutuhkannya..."

"kumohon, sadarkanlah aku dari ketidakpastian ini..."

"bebaskanlah aku dari ketidakberdayaan ini..."

TO BE CONTINUE

Bagaimana ? Cukup gajekah ? Cukup norak? Cukup Lebay? Gomen karena poetry ato syairnya di sini kurang berasa ato malah ga berasa, saia ini kan bener-bener newbie tulen, baru jadi member seminggu... rambut saia ampe mau rontok rasanya gara-gara mikirin seperti apa kata-kata yang harus saia ketik dalam fanfic perdana saia ini... yup, di sini saia memang berusaha untuk membuat adegan seromantis mungkin walau ga pernah tau dan ga pernah ngerasain kayak apa.. Well, reviewnya saia tunggu minna-san, segala kritik dan saran saia terima kok! Sampai jumpa di next chapter! Don't forget, Reviewnya! Nika-nee, semoga fanfic ini berkenan buat Nika-nee! Salam buat semua InaIre lovers!