Mobil itu perlahan masuk ke dalam sebuah mansion yang megah, lengkap dengan kebun dan pantai di sekelilingnya. Gerbang yang besar itu kembali tertutup ketika audi itu berhenti di depan pintu utama.
"Chagi, sudah sampai.. "
Menggeliat sedikit lalu melihat ke arah sekeliling dengan malas, yeoja berumur delapan tahun itu keluar dari mobil dengan sebuah boneka sapi dalam pelukannya. beberapa orang berjejer dengan seragam hitam yang rapi, membungkuk menyambutnya.
"Nah, inilah rumah kita yang baru Chagi."
"Selamat datang Presdir"
"Ah, Hankyung-ah.. " Pria tegap itu memeluk dengan erat seseorang yang bertubuh lebih gempal daripada dirinya, yang mengenakan pakaian yang sama dengan para pelayan lain yang ada.
"Appa aku lelah.."
"Sebentar sayang.." Choi Siwon, pria tegap itu menggendong anak semata wayangnya yang terlihat mengantuk dan tidak berselera
"Ah, pasti ini Nona Sungmin. benar?"
Yeoja kecil itu mengangguk pelan. "Appa.." rengeknya lagi
"Hannie-ah, barangku ada di bagasi. Aku akan mengantar Sungmin ke kamarnya. Setelah itu temui aku di ruanganku"
"Ne, Presdir"
.
.
Jika boleh memilih Choi Siwon ingin tetap berada di Seoul dan tinggal di sana selamanya. Seoul adalah kota kelahirannya. Hanya saja kenangan bersama istrinya begitu banyak hingga dia memilih untuk pindah. Namja itu memilih untuk mengurus bisnis perhotelannya di Pulau Jeju dan pindah kesini. Istrinya yang baru saja meninggal membuatnya banyak berfikir lagi tentang bisnis dan semua hal tentang Choi Group yang hingga pada akhirnya dia membuat sebuah keputusan kalau dia akan tinggal di Jeju. Pulau indah dengan sejuta pemandangan yang cantik. Siwon percaya dia dan Sungmin akan hidup dengan tenang dan bahagia. Yeoja kecil yang kini tertidur pulas di sampingnya pasti bahagia. Siwon percaya itu.
"Presdir, kami sudah mengurus kepindahan sekolah Nona Sungmin.."
"Ah ya, baguslah Hannie-ah. Apakah sekolah itu sudah terjamin untuk putriku?"
"Tentu Presdir dan ini beberapa laporan hotel yang anda minta"
Siwon meminta Hankyung meletakkan data-data yang dia minta di meja kerjanya sementara namja tegap itu berdiri dan mengambil sebotol wine yang ada di lemari pendingin.
"Hannie-ah, untuk merayakan kedatanganku"
Gelas itu berpindah tangan. Hankyung meneguknya dengan sopan di depan sementara Siwon sangat menikmati bagaimana cairan itu melewati kerongkoangannya.
"Kurasa aku akan banyak merepotkanmu Hannie-ah"
.
.
.
"Nona Sungmin, kumohon Tuan Besar sudah menunggu anda untuk sarapan bersama."
"Pergilah, aku sudah bilang kalau aku tidak suka dipaksa"
Pelayan itu mengusap peluhnya yang turun, tidak tahu lagi bagaimna acaranya membawa Sang Putri kembali masuk ke dalam dan berhenti bermain dengan kelinci di cuaca yang lumayan dingin.
"Nona.. jangan berlari"
Refleks pelayan itu mengejar Sungmin yang berlari kesana kemari emngejar kelinci itu hingga akhirnya yeoja itu terjatuh.
"Huweee Appoo!"
Lututnya memar. Tangisannya juga kencang. Mungkin jika mansion ini tidak begitu luas, sang Majikan bisa mendengar dari dalam.
"Nona.. ya Tuhan.." Pelayan itu mencoba membantu Sungmin berdiri, namun yeoja keras kepala itu seakan memberatkan tubuhnya hingga tidak bisa diangkat.
SRET!
Sungmin membuka matanya perlahan saat dia merasakan hewan berbulu yang dia kejar hingga jatuh sudah ada di dalam pelukannya kembali. Melihat seseorang yang berdiri di depannya dan menatapnya penuh-penuh, Sungmin menghapus air matanya.
"Namanya Archilles." Kata bocah laki-laki itu sambil beranjak pergi.
"Hyena-ya, kembalilah.. biar aku yang membawa Sungmin masuk"
"Ne Nyonya"
Pelayan itu berlalu ketika wanita muda berjalan ke arah Sungmin dan jongkok di depannya "Aigoo, lututmu memar ya Chagi. Kemari sebentar"
Sungmin mengerjap perlahan. Tidak begitu mengerti dengan apa yang terjadi, namun yeoja muda di depannya tersenyum "Kenalkan Nona, aku Kim Heechul. Aku adalah kepala pembantu rumah tangga di sini. Kau tahu Paman Hankyung? Aku istrinya"
Sungmin akhirnya mengangguk pelan. "Nah, hari ini kau akan mulai sekolah. aku akan memberitahu jadwalmu setiap hari dan Kyuhyun yang akan menemanimu"
"Kyuhyun?"
"Iya, dia anakku. Kau ingat tadi, dia yang menangkap Archilles untukmu. Kalian akan berteman dan bersama di sekolah"
Dia yang menangkap Archilles untukmu.
Author's note: no matter what containing in this fiction, you're not allowed for bashing my cast.
Kyumin is real. And i'll never quit tryin. I'll cracked this game.
Kim Kyuna Present,
Cho Kyuhyun, Lee Sungmin
Love As You Believe It
Rate: T
Summary: "Aku tidak punya apapun untuk membuatmu bergerak ke arahku. Aku bukan siapa-siapa untuk membuatmu yakin aku bisa membahagiakanmu. Aku terlalu takut untuk mengajakmu berlari dengan satu kaki, karena jalannya terlalu berkerikil."
.
.
.
Chapter 1
10 Tahun Kemudian...
Suara hingar bingar itu sangat berpotensi menyebabkan kerusakan pada telinga. Volume yang mungkin sengaja lebih dikeraskan lagi entah untuk tujuan apa, yang jelas setiap orang yang ada di dalamnya harus berteriak dengan kencang jika hendak bicara. Hanya ada satu hal yang aneh di sana, seseorang yang tengah membaca buku dan sepertinya dia dan buku itu sudah cukup. dia tidak seperti sedang menderita karena suara hingar bingar musik di ruangan karaoke itu. dia dan bukunya, itu cukup.
"Sungmin-ah, darimana kau mendapatkan pelayan yang seperti itu? aigoo"
Yeoja yang dipanggil Sungmin itu hanya menyeringai kecil. "Dia sudah belasan tahun menjadi pelayan di keluargaku. Sudahlah, anggap saja dia tidak ada" bisik Sungmin ke arah beberapa yeoja yang ada di dekatnya.
Sungmin kembali menekan beberapa tombol dari sebuah remote lalu mulai bernyanyi lagi, berteriak tepatnya. Tertawa dengan keras di sana.
"Nona, sudah waktunya anda untuk pulang. Presdir sudah menunggu anda di rumah"
Dengan satu gerakan Namja itu mematikan sumber kebisingan yang ada di ruangan itu lalu menarik Sungmin keluar.
"Ya! Cho Kyuhyun! aku belum selesai!"
BLAM~
.
.
.
"Appa! Kyuhyun keterlaluan! Dia menarikku begitu saja, aku belum selesai bermain dengan temanku!"
Sungmin masuk ke dalam ruangan ayahnya dengan sangat emosi. Siwon hanya menggelengkan kepala "Aku bahkan sudah meminta Kyuhyun untuk mengikatmu dengan tali atau memborgol tangan kalian berdua agar kau tidak bisa bermain seenaknya"
"Appa!"
Sungmin mengamuk. Mengepalkan tangannya dan melemparkan bantal yang ada di sofa ke segalam arah, membuat Siwon tersenyum lalu berjalan ke arahnya. Memeluk Sungmin dengan erat.
"Minnie-ya, kau seharusnya malu dengan Kyuhyun. Dia selalu mendapat peringkat pertama di sekolah. Hei, sebentar lagi kau akan kuliah di Seoul bersamanya"
Dengan cepat sungmin melepaskan pelukan Siwon "Apaa? Bersamanya lagi? Appa! Aku sudah melewati banyak penyiksaan selama ini! Namja aneh itu mengikutiku kemanapun! Mengerikan!"
Siwon tertawa lebar "Memang sudah itu tugasnya. Melindungimu."
"Aniya! Dia hanya namja alien yang tidak pernah bicara! Aku tidak menyukainya!"
"Kau tidak mau ada bodyguard di sekelilingmu, jadi apa boleh buat. Hanya Kyuhyun yang bisa melindungimu"
"Andwae!"
.
.
.
Kyuhyun meletakkan tasnya di meja belajar, menyalakan komputer sembari membuka seragam sekolahnya. Mengganti baju setelah sebelumnya tersenyum sesaat ke arah makan siang yang sudah disiapkan oleh ibunya. Benar saja, dalam hitungan ketiga Heechul masuk ke dalam.
"Kyunie, apa Nona Sungmin hari ini marah lagi? Kau membuatnya kesal?" tanya Heechul sambil duduk di tepian ranjang Kyuhyun. Orang yang diajak bicara hanya mengangkat bahu sambil memainkan mousenya.
"Presdir memintaku membawa Nona Sungmin pulang pukul empat. Aku hanya menuruti permintaan Presdir" jawabnya pelan. Heechul bangkit lalu mengelus kepala anaknya.
"Sebentar lagi kau akan ke Seoul, kau siap?"
"Ani.."
"Kyuhyun-ah.."
"Umma, aku ingin istirahat. Sebaiknya Umma melihat keadaan Nona Sungmin. Dia akan ke pesta sebentar lagi"
.
.
.
"Cho Kyuhyun! kau harus menyelesaikan pe'er ku."
"Cho Kyuhyun! ambilkan apel di sana"
"Cho Kyuhyun! kau tidak boleh melarangku berteman dengan siapapun. Kau hanya pelayanku dan Appa sudah membebaskanku untuk berteman dengan siapapun"
"Cho Kyuhyun, kau tidak boleh bicara dengan dia! dia itu musuhku di sekolah"
"Cho Kyuhyun, kau lihat? Aku lebih hebat darimu"
"Cho Kyuhyun, pergilah! Mengapa kau terus berada di sini? Aku ingin bermain"
"Cho Kyuhyun, apa yang kau lakukan pada semua namja yang mendekatiku? Kau melarangnya ya? Siapa kau?"
"Ya! Cho Kyuhyun! Kau tidak berhak mengatakan ini pada Appa!"
Sepuluh tahun sudah mereka bersama. Sepuluh tahun Kyuhyun terus menjadi bodyguard Sungmin. menjaganya dari anak nakal. Menjaga Sungmin agar selalu hadir tepat waktu dan mengerjakan semua perkerjaan rumahnya. Mendengarkan cacian Sungmin setiap hari kepadanya, mendengarkan semua keluhan Sungmin kepada Ayahnya tentangnya agar. Mencoba agar namanya jelek di depan Ayah Sungmin. Kyuhyun sudah mengalami itu semua.
"Kyu.. besok malam Appa mengajakku bertemu dengan mitra bisnisnya. Dan dia bilang dia akan mengenalkanku dengan anak mitra bisnisnya itu" kata Sungmin terdengar sedikit berbisik. Mereka sedang berada di taman belakang rumah, tempat mereka sejak dulu mengerjakan tugas sekolah bersama. Kyuhyun tampak asik dengan soal matematika kesukaannya.
"Lalu?" tanyanya sambil terus menulis
"Apa menurutmu Appa akan menjodohkanku?"
"Entahlah, mungkin hanya makan malam biasa"
Sungmin menarik nafas berat "Apa kau akan ikut nanti malam?"
"Tidak" jawab Kyuhyun lagi-lagi singkat
"Huh? Ah wae?"
"Biasanya kau tidak mau melihatku di sekelilingmu kan?"
"Kali ini berbeda Kyu" Sungmin mengerucutkan bibirnya, ingin mengguncangkan tangan Kyuhyun hanya saja dia tidak pernah melakukan itu sebelumnya. Kalau dengan Kyuhyun dia tidak bisa merengek seperti kepada Ayahnya.
"Aku banyak pekerjaan"
"Bilang saja kau ingin berkencan, iya kan?"
"Berkencan? Tidak"
"Hei, aku ini majikanmu Kyu. Tapi mengapa ada banyak yeoja yang menitipkan surat untukmu? aish menyebalkan! Mengapa kau lebih populer di sekolah dibanding aku! tidak adil!"
"Aku tidak menyukai mereka"
"Intinya, mereka yang menggangguku dengan suat-suratnya untukmu" dengus Sungmin sebal.
"Buang saja jika kau tidak suka"
"Ya! kau berani menyuruhku? Akan kulaporkan Heechul Umma"
"Aku sudah selesai dengan tugasku. Aku harus membantu Appa. Annyeong"
"YA! Cho kyuhyun!"
.
.
.
Sungmin tidak bisa tidur. Entah karena apa, mungkin karena perjodohan besok atau juga karena tadi dia sempat tidur sebelum makan malam sesudah mengerjakan tugasnya dengan Kyuhyun. Sungmin membalik tubuhnya. Sepuluh tahun, benarkan? dia sudah hidup tanpa ibunya yang meninggal karena kecelakaan, juga sepuluh tahun sudah dia tinggal di Pulau ini dengan keluarga Cho yang sangat setia kepada Ayahnya dan juga dirinya.
Heechul yang mulai delapan tahun silam dia panggil Umma, juga Hankyung yang dia panggil paman. Kyuhyun yang pendiam namun jenius, selalu menuruti semua permintaannya, mengejar anak-anak nakal yang membuatnya menangis. Sungmin tersenyum sendiri jika memikirkan kadang betapa egoisnya dia sebagai seorang Choi Sungmin yang selalu ingin dituruti dan dimanja.
SREEKK!
Suara itu terdengar dari luar kamarnya. Sungmin bisa mendengar dengan sangat jelas. Belum lagi suara jejak langkah seseorang dari luar menuju ke kamarnya.
Refleks Sungmin bangun dari tidur. Perlahan tapi pasti dia melihat kenop pintu kamarnya berputar. Yeoja itu beringsut bangun lalu berdiri di dekat tirai jendelanya. Mengambil jaket yang digantung Heechul sebelum dia tidur tadi.
KRIEETT!
"Ommo! Kyuhyun!"
Belum selesai rasa terkejutnya, Kyuhyun masuk ke dalam dan langsung beranjak ke arah lemari Sungmin yang besar, memasukkan beberapa baju Sungmin secara acak.
"Ya! Apa yang kau lakukan?" tanya Sungmin heran
"Ganti bajumu Nona" ucapnya kaku sambil menyerahkan satu pasang baju kepada Sungmin
"Apa yang terjadi?"
"Kita tidak punya waktu banyak"
Detak jantung Sungmin berdegup dengan kencang. Diterimanya baju dari Kyuhyun lalu dipakainya secara langsung hingga berlapis-lapis dengan piyamanya yang sudah dia pakai. Kyuhyun beranjak memakaikan syal dan mantel untuk Sungmin.
"Apa yang terjadi? Mana Appa?"
"Kita harus pergi sekarang"
"Kyuhyun..."
DUARR!"
Sungmin lemas. Suara tembakan itu. entah ledakan atau apa. refleks dia menangis dan menggenggam erat jemari Kyuhyun. Kyuhyun menarik nafas panjang "Kita harus benar-benar pergi.."
"Andwae.. Appa..." isak Sungmin tertahan
DUARR!
Kyuhyun membawa Sungmin masuk ke sebuah lorong yang ada di dalam kamar Sungmin, dibalik tembok ada sebuah jalan rahasia untuk sampai ke lorong-lorong angin yang lalu bermuara ke luar rumah.
DUARR! DUARRR!
Suara tembakan beberapa kali diledakkan. Kyuhyun mendekap tubuh Sungmin dengan erat. Wajah Sungmin pucat, begitu juga tubuhnya yang lemas. Ada beberapa mobil dan orang yang kemudian datang. Sungmin dapat mengintip sedikit. Mereka semua berpakaian serba hitam, wajah mereka ditutupi dengan sarung wajah.
"Appa.. hiks" isaknya pelan "Apa yang terjadi Kyu?"
"Nona, jangan bersuara. Nanti mereka mengetahui kita di sini"
BRAK! DUARR!
"Sudah siap? Ledakan saja rumahnya"
Sungmin erat-erat menutup mulutnya. Apalagi begitu dentuman keras terdengar di telinganya. Bisa dilihat mansion yang begitu besar itu sudah hancur. Rata dengan tanah diiringi dengan suara sirine. Sungmin pingsan dengan air mata yang ada di wajahnya.
.
.
.
"Appa, jangan tinggalkan aku.."
"Tidak sayang, kita tidak akan pernah meninggalkanmu.. percayalah"
"App..paa..."
Suara gumaman Sungmin membuat Kyuhyun terbangun dari tidurnya. Mereka berada di ruang persegi yang hanya cukup untuk dua orang, Sungmin tampak masih tidur di pundaknya dengan igauannya semenjak tadi malam. Kyuhyun berusaha bangun untuk membuka kunci lorong angin itu. Gerakannya membuat Sungmin terbangun.
"Dimana aku..." gumamnya. Kyuhyun tidak menjawab. perlahan menarik tubuh Sungmin agar bisa keluar dari lorong angin itu.
Sepi. Rumahnya sudah hancur dengan garis polisi dimana-mana. Kyuhyun menatap ke arah sekitar. Ada banyak orang yang ingin melihat berjejer di pinggiran batas garis polisi. Dia menatap Sungmin, membuka tasnya lalu memakaikan Sungmin sebuah topi. Yeoja itu masih belum masuk ke dalam batas kesadarannya dan saat itu juga Kyuhyun mengajak Sungmin berjalan dengan cepat.
"Ya! Kau tidak boleh melewati garis polisi!"
Kyuhyun berhenti berjalan dan saat itu juga Sungmin tersadar. Pemandangan di depannya. Rumahnya yang hancur, semuanya sudah rata dengan tanah.
"Josonghamida, adikku hanya ingin melihat lebih dekat!"
"Aissh! Bocah sialan! Pergi dari sini!"
Orang berseragam polisi itu dengan kasar mendorong tubuh Kyuhyun, serta merta membuat Sungmin ikut terdorong. Kyuhyun menarik nafas panjang.
"Nona.. kita harus pergi.."
"Appa.. ahjussi.. Umma"
.
.
.
Mereka berjalan bersebelahan. Entah sudah berapa puluh kilo meter. Wajah yeoja itu sangat pucat. Sangat lemas. Kyuhyun berkali-kali memastikan kalau Sungmin tidak sakit atau terluka. Mereka berdua tenggelam dalam diam dan angin yang meniup-niup rambut Sungmin.
"Kau baik-baik saja?" tanya Kyuhyun pelan
"Apa yang terjadi?"
"Rumahmu hancur, ada seseorang yang merampok rumahmu dan menghanguskannya membuat seolah rumahmu kebakaran"
"Hanya itu? Dimana Appa? Umma dan Ahjussi?"
"Aku tidak tahu. Presdir hanya menyuruhku membawamu pergi dari Jeju"
"Maksudmu?"
"Kita harus tinggal di tempat lain Nona, nyawamu terancam sekarang"
TBC
Kenapa saya nge-repost ff ini? karna biasanya kalo saya repost suka ada keinginan buat lanjut kkk~ entah udah lama banget kayaknya ga bikin cerita GS yah.
Semoga ada yang tertarik untuk baca^^
Kim Kyuna
sign
