Suara ketukan pintu kelas terdengar saat Mr. Asuma sedang menjelaskan materi pelajaran. Perlahan terbukalah pintu kelas tersebut, dan menampakkan sesosok makhluk rupawan. Uchiha Sasuke namanya. Sudah kesekian kalinya, hmm,, tidak, dia memang sengaja datang terlambat setiap hari agar terhindar dari suara teriakan para fans nya.
Mr. Asuma terpaksa memaklumi kebiasaan Uchiha satu ini. Bisa budek anak orang kalau tiap hari selalu disambut teriakan-teriakan histeris. Yah~ walaupun nanti jam istirahat dan pulang akan tetep diteriaki fans, tapi setidaknya Sasuke boleh menikmati pagi nya yang tenang.
Seperti biasa, tanpa perlu menyapa ataupun basa-basi lainnya, Uchiha muda ini langsung melangkahkan kakinya menuju tempat duduk favoritnya yang nyaman. Berada di pojok belakang kelas, di dekat jendela, dan di samping heiress Hyuuga.
Sasuke duduk di kursinya tanpa bicara. Walaupun begitu, sekilas matanya melirik kepada gadis yang berada di sebelahnya. Begitu tenang, dan terkonsentrasi pada soal yang sedang ia kerjakan. Sasuke agak kecewa, karena kehadirannya tidak dihiraukan oleh gadis ini.
Hinata Hyuuga. Seorang gadis yang biasa saja. Dibilang cantik.. ada sih yang lebih cantik. Dibilang pintar.. ada yang jauh lebih pintar. Dibilang baik.. oke, Hinata adalah anak yang gak super duper baiknya. Tapi kenapa ya pangeran sekolah ini kepincut (?) sama dia? Entahlah tidak ada yang tau. Sasuke sendiri juga tidak tau. Yang ia tau adalah saat ia sadari, hanya Hinata lah yang mencuri perhatiannya.
Pelajaran kembali di lanjutkan oleh Mr. Asuma. Tetapi si Pangeran Konoha High School belum juga mencatat. Buku memang terletak di mejanya, namun tak sedikitpun tinta yang ia torehkan. Matanya masih saja terfokus kepada seorang wanita di sampingnya ini. Wanita ini masih saja berkutat di soal yang sama. Wajahnya serius sekali. Yaa.. wajah cantiknya yang terlihat serius dengan kening berkerut, pipi tembamnya membulat, dan pensil yang diketukkan ke bibirnya. Ah~ Sasuke iri sama pensil itu.
Hinata menghela nafas pasrah, lalu mengalihkan pandangannya dari buku teks. Saat mengadahkan wajahnya, tak sengaja manik lavender itu melihat sepasang onyx yang menatapnya intens. Hinata yang nyatanya gadis pemalu hanya bisa kembali menunduk dengan wajah memerah. Sedangkan Sasuke? Terserahlah, saat ini dia sedang bahagia.
Sudah 3 tahun berturut-turut Hinata dan Sasuke sekelas. Dan selama itu pula mereka belum pernah berbicara satu sama lain. Selain sama-sama diam, selalu saja tidak ada kesempatan. Sasuke selalu sibuk menghidari para fans nya. Dan Hinata, selalu dikerubungi oleh teman-temannya. Di tahun ketiga ini, entah takdir apa yang terlukis, mereka diberi kesempatan untuk duduk berdampingan di kelas. Yak, sudah 1 bulan, tetapi tidak ada kemajuan.
Bel istirahat pertama berbunyi, semua murid merapihkan mejanya masing-masing. Termasuk Hinata, yang akan makan siang bersama Kiba dan Shino, sahabatnya dari kecil. Sesaat sebelum Hinata bangkit dari mejanya, dia menggeser buku catatannya ke meja Sasuke. Sasuke yang melihat buku bersampul ungu itu menatap heran si pemilik buku.
"Ta-tadi kau te-terlambat.. da-dan belum mencatat." Ucap Hinata beserta rona merah di wajahnya. Tak perlu waktu lama baginya untuk segera pergi dari tempat itu, setelah Kiba memanggilnya.
Tatapan Sasuke berpindah dari arah perginya Hinata lalu ke arah buku ungu yang tergeletak tak berdaya di mejanya. Sekilas, terlihat senyum yang amat tipis menghiasi wajah tampannya.
Anne Garbo
→Notebook Letter←
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto
Warning : peringatan warna warni ada disini. Tapi yang paling saya ingatkan adalah
Saat anda menemukan ranjau typo, dimohon agar jangan diinjak
"Hari ini kita akan makan di kantin. Kau tidak keberatan kan Hinata?" tanya kiba.
"I-iya Kiba-kun. Tidak apa-apa." Jawab Hinata.
"Tenang saja, jika ada yang berani mengganggumu semuanya akan ku hajar." Ucap Kiba sambil mengepalkan tangannya kuat.
Hinata yang notabene anak lugu hanya mengangguk pasrah pada ajakannya Kiba. Mungkin dari percakapan tadi, terkesan Hinata adalah anak pemalu yang sering di-bully dan hanya dilindungi oleh Kiba seorang. Namun jangan salah paham, di cerita ini Hinata tidak seperti itu. Justru sebaliknya. Ah~ untuk lebih jelasnya silahkan lihat disekeliling Hinata.
Tatapan mata yang seolah mengikutinya dari ujung ke ujung. Senyum-senyum mereka yang terkembang. Bukan hanya laki-laki, tapi wanita juga menatap Hyuuga yang satu ini. Tapi, ini tidak menjelaskan apapun tentang mengapa Kiba akan repot-repot menghajar orang yang mengganggu Hinata ya?
Hmm.. kejadiannya sekitar setengah tahun yang lalu. Saat itu Hyuuga Hinata yang biasanya bersama Neji –sepupunya- datang ke kantin seorang diri untuk membeli sebotol minuman. Baru satu langkah menjejaki kantin, tiba-tiba saja dia sudah diteriaki "Ah.. itu Hinata-sama!" lalu mendadak dikerubungi oleh banyak orang. Hinata yang tidak biasa berada dalam keramaian dan desak-desakan seperti itu menjadi kehabisan nafas lalu pingsan.
Sekarang pertanyaan yang muncul adalah, Hinata terkenal ya? Jawabannya adalah iya.
Hinata seperti yang diketahui oleh masyarakat umum adalah seorang heiress dari keluarga Hyuuga, keluarga bangsawan yang walaupun agak kolot tetapi dihormati oleh segala lapisan masyarakat. Hinata memang tidak pernah masuk majalah bisnis ataupun turun serta dalam kegiatan kebangsawanan jadi sudah dipastikan Hinata itu bukan artis ataupun calon pebisnis. Nah loh.. jadi tambah bingung kenapa Hinata terkenal.
Kalau ditanya langsung ke orangnya, maka jawabannya adalah tidak tau. Hinata merasa dirinya adalah gadis biasa dan tidak percaya diri. Dia rasa dia tidak terkenal, dan selama ini; surat cinta menumpuk, kiriman coklat di valentine, dll, dsb; adalah bentuk tenggang rasa dan persahabatan baginya.
Namun nyatanya, orang-orang menganggapnya bukan sebagai gadis biasa. Pernahkah dengar kabar, semakin rapuh maka semakin terlihat cantiknya, semakin sulit didapat maka akan semakin berharga. Orang-orang menganggap Hinata itu cantik yang anggun dan rapuh.
Memang kedatangan Hinata di sekolah ini tidak seheboh teman sebangkunya. Kalau dia, baru pengumuman kelas saja sudah langsung terkenal. Kalau Hinata, hari pertama sekolah malah nyaris tidak terlihat. Dia baru disadari keberadaannya saat ada Neji disampingnya. Lalu, semakin hari semakin banyak yang penasaran sama si Hyuuga ini. Perlahan-lahan mereka terpesona juga dengan senyum malu-malunya Hinata, dengan rona wajahnya, dengan lambaian rambut indigonya saat terhembus angin, saat dia berjalan dengan begitu anggun, begitu dia terlihat memakai celemek di pelajaran tataboga. Itu baru fisik, belum lagi banyak terpesona akan kebaikan dan kepolosannya.
Hyuuga Hinata memang tidak tenar instan karena dia tidak menarik perhatian, tetapi saat sudah melihat atau menyadari Hyuuga satu ini, pasti langsung menyadari betapa mempesonakannya dia.
Seperti terasa mengulang kejadian setengah tahun yang lalu, baru saja Hinata menjejakkan kaki di pintu kantin kembali terdengar suara, "Ah.. itu Hinata-sama!" . Hinata langsung merinding jujur saja.
"Hey, kau dengar itu Hinata-sama? Fans mu datang." ledek Kiba yang melihat perubahan ekspresi Hinata.
"He-hentikan Kiba. i-itu tidaklah lucu." Ucap Hinata sambil mengambil lengan Kiba dan segera menggumpat di belakangnya.
Kiba hanya bisa memamerkan cengiran lebarnya.
→Notebook Letter←
Sasuke menghabiskan jam istirahat pertamanya dengan berdiam diri di dalam kelas. Mau keluar, tapi malas. Malas ketemu sama fans-fansnya yang bikin sakit telinga. Lagipula dia masih agak kenyang karena terlambat, dia bisa sarapan jam 8. Eh apa terbalik? Karena sarapan jam 8, dia jadi terlambat.
Sasuke yang sendirian di kelas sebenarnya bukan karena tidak ada kerjaan. Ada kerjaan malah. Bisa dibilang tidak penting, tapi bagi Sasuke ini lumayan penting, yaitu meneliti buku bersampul ungu yang ada ditangannya.
Dibuka buku itu. Dibaca isinya. Diteliti tulisannya. Diraba kertasnya. Dibalik tiap lembarnya. Dihirup aromanya. Hee..ini semakin tidak wajar, Sasuke mengangkat alis, heran karena tindakannya sendiri. Sasuke tersenyum kembali saat menemukan gambar-gambar kecil yang berada di sudut kertas yang ia yakini adalah hasil keisengan Hyuuga Hinata. Gambar bunga lah, gambar kepala kelinci lah, bahkan di salah satu sudut kertas ia tulis kata "susah". Mungkin Hinata depresi karena soal yang tidak bisa dia selesaikan. Ah… Sasuke jadi semakin gemas.
Tiba-tiba di otak jeniusnya terlintas sebuah ide iseng. Kalau Hyuuga Hinata bisa coret-coret bukunya masa dia enggak sih? Maka dari itu, si stoic Uchiha segera mengambil pensil dan menulis sesuatu di tengah halaman buku milik Hyuuga Hinata.
Kira-kira dia suka tidak ya? Atau marah? Sasuke jadi senyum-senyum sendiri memikirkannya.
→Notebook Letter←
Hinata masuk kelas paling belakangan. Kejadian di kantin memang agak repot rupanya. Bagaimana tidak, kalau sedang makan terus diliatin oleh orang se-RT kira-kira bisa tertelan tidak tuh makanan? Mana pula si Shino sempat-sempatnya ngambek karena lupa ditempatin tempat duduknya. Hinata hanya bisa tersenyum canggung saat Kiba berusaha melunakkan hati Shino.
Saat duduk di kursinya, Hinata mendapati buku bersampul ungu miliknya sudah terletak manis di atas mejanya. Hinata melirik takut ke teman sebangkunya. Anak itu, si Uchiha Sasuke sedang tertidur beralaskan tangannya yang diletakkan diatas meja. Hinata menghela nafas lega. Setidaknya kalau diam-diam begini jadi lebih baik untuknya.
Sasuke sebenarnya tidak tidur. Dia Cuma memejamkan mata, dan menenggelamkan wajahnya ke tangannya sendiri. Dia diam, dan berubah antusias saat mendengar suara derit kursi disampingnya, yang menandakan kalau Hinata sudah kembali.
Sasuke mengangkat wajahnya saat Mrs. Kurenai masuk ke dalam kelas. Saat dia melirik ke arah kanan, tidak didapatkannya buku sampul ungu diatas meja Hinata. Mungkin Hinata sudah memasukkan buku itu ke dalam tasnya. Sekarang yang dibenaknya adalah, apakah dia sudah membacanya?
Lagi-lagi Sasuke tidak melakukan apapun saat pelajaran berlangsung. Dia hanya memangku dagu dengan tangan kiri, sambil sesekali melirik ke arah kanan. Siapa lagi kalau bukan melihatnya.
→Notebook Letter←
Bel pulang sekolah entah kenapa terasa seperti suara harpa dari surga bagi Hinata. Dia segera membereskan buku-bukunya dan dimasukannya ke dalam tas. Namun, saat ingin bangkit tiba-tiba saja sebuah tangan menahan dan menariknya hingga Hinata kembali terduduk dikursinya.
Tanpa perlu dilihat, Hinata pun tau kalau yang menarik tangannya adalah Uchiha Sasuke karena siapa lagi yang berada di sebelah kirinya. Itu kan karena mereka duduk di pojokan belakang.
Hinata menengok ke arah Sasuke untuk dimintai penjelasan. Tapi yang ada malah dia ditatap balik oleh Sasuke, lebih dalam, lebih intens. Hinata kalah tentu saja, dengan segera dia menunduk untuk mengalihkan pandangannya.
Dia menunduk dengan wajah yang memerah. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri karena gugup. Sasuke tau kalau Hinata merasa risih, tapi si gadis yang di depannya ini diam saja jadi apa salahnya kalau dia diam juga dan menikmati kegiatannya ini.
Sebenarnya Hinata mau berbicara sesuatu, tapi dia bingung merangkai kalimat yang tepat itu seperti apa. Karena di hadapannya ini adalah seorang keturunan Uchiha yang terkenal dingin dan bermulut tajam. Kalau dia salah ngomong, bagaimana coba? Dia takut, intinya.
"Sa..Sasuke.."
"Aku ingin pinjam buku." Ucap Sasuke singkat.
Hinata mengangkat wajahnya. Bola mata hitam itu masih menatapnya dalam.
"Tadi aku tidak mencatat sama sekali." Lanjut Sasuke
"O-oh.." jawab Hinata kikuk.
Hinata membuka tasnya kembali hanya menggunakan satu tangan. Bagaimana tidak, tangan kirinya kan masih ditahan oleh Sasuke. Mungkin dia takut kalau Hinata akan kabur, pikir Hinata. Soalnya waktu Hinata menarik tangannya pelan, malah ditarik balik oleh Sasuke dan ditahan lebih kuat.
"I..ini.." ucap Hinata sambil menyerahkan buku catatannya yang lain.
Buku itu diambil oleh Sasuke dan segera dimasukkan kedalam tasnya. "Besok akan aku kembalikan." Ucapnya sambil melepaskan genggaman tangannya ke Hinata lalu pergi pulang, meninggalkan Hinata yang masih duduk dengan isi tas yang berantakan diatas meja.
TBC
Akhirnya Anne keluar dari zona aman sebagai reader dan reviewer dan dengan tidak elitnya kembali buat ffn. Akhir-akhir ini Anne sibuk dengan kerja dan kuliah malem, belom bentar lagi ada event JakJapan Matsuri. Anne yang jadi panitia disibukin sama jadwal latihan yang padat jadi cuma nyempetin diri baca-baca ffn dari hp waktu di mobil atau waktu senggang*curcol*.
Bagaimana fic ini menurut reader? Pendek ya?Flat ya? Alurnya lambat ya? Boring ya? Pasaran ya?
Tolong maafin Anne.. gak ada maksud bikin fic ancur kayak gini T_T
Mau terus, atau hapus? Semua tergantung para reader sekalian. Kalau lanjut, nanti SasuHina nya akan Anne banyakin sedikit demi sedikit, tapi Anne gak akan janji untuk update cepet yaa…
Silahkan di review,, kritik, saran, pujian (kalo yang ini sangat diharapkan) semuanya akan Anne tunggu.
Thanks,
Best Regards,
Anne Garbo
