TUTOR

wonwoops' first experiment, a meanie story.

Cast :

Jeon Wonwoo

Kim Mingyu

others

Summary :

Jeon Wonwoo disuruh menggantikan ayahnya sebagai tutor privat Mingyu selama beliau sedang diluar kota. Apakah Wonwoo senang karena bisa dekat dengan namja tampan itu atau karena uang jajannya bertambah?

o

o

o

PROLOGUE.

Sudah terhitung 17 hari semenjak Kim Mingyu, namja berseragam SMA yang tampan dan bertaring manis itu mengunjungi kediaman Jeon, tepatnya setiap pukul 5 sore. Jeon Wonwoo, putra sulung keluarga Jeon seringkali mendapati namja itu tersenyum sambil membungkuk padanya di depan pintu masuk, hendak pamit untuk pulang, walaupun tak berkata apa-apa.

Waktu itu pukul 7 malam, dan Wonwoo baru saja pulang dari perpustakaan untuk sekedar mencari ketenangan. Biasanya Wonwoo akan bertemu dengan Mingyu di kediaman Jeon saat pukul 5, saat ia kembali dari perpustakaan, atau saat pukul 7, saat ia kembali dari kediaman sahabatnya, entah itu Kwon Soonyoung atau Lee Jihoon.

Lalu, apa hubungan Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo?

Jawabannya adalah tidak ada. Mingyu adalah siswa kelas 1 di SMA Kyungbock, sedangkan Wonwoo adalah siswa kelas 2 di SMA Hanlim, jadi mereka sama sekali tidak mengenal satu sama lain. Hanya saja, Mingyu ini adalah anak yang super duper pemalas. Adalah sebuah keajaiban mengetahui ada sekolah yang ingin menampungnya, mengingat nilai-nilainya yang bisa dihitung dengan sebelah jari. Untungnya ia mendapat berkah saat mengikuti test masuk SMA pilihannya itu.

Kini, setelah berhasil memasuki SMA pilihannya, orang tuanya langsung menghubungi seorang tutor privat untuk membimbing anak tunggal mereka yang sangat pemalas itu. Dan disinilah dia, seorang Kim Mingyu yang sedang menahan kantuknya demi mendengar penjelasan tutornya, yang tak lain adalah ayah dari Jeon Wonwoo sendiri.

o

o

o

"Jihoon-ah, mau ke perpustakaan sepulang sekolah?" Itu suara namja manis yang bahkan manisnya tidak tertutupi oleh kacamata bulat yang bertengger didepan matanya, malah membuatnya makin terlihat manis.

"Maaf, Wonwoo-ya, hari ini aku ada—"

"JIHOONIE SAYAAAANG, filmnya mulai tiga puluh menit lagi! Kau mau sepuluh ribu won-ku terbang begitu sa— Ah, hai, Wonwoo-ya. Hehehe." Sekarang yang bersuara adalah Kwon Soonyoung, diikuti dengan delikan tajam dari si 'Jihoonie Sayang' atau Lee Jihoon yang sekarang tengah menutup kedua telinganya, mencoba untuk menyelamatkan masa depannya dari ketulian permanen karena suara melengking dan menyiksa dari kekasihnya, yang tidak senang ia sebut kekasih, si Kwon itu.

"Begitulah, Wonwoo-ya. Si pitak ini memaksaku. Percayalah, aku lebih ingin di perpustakaan yang hening tanpa suaranya." Pernyataan itu diiringi dengan rengekan Soonyoung yang kesal karena dibilang memaksa, padahal memang sebenarnya begitu.

Ya, walaupun niatnya Jihoon baik, agar tidak membuat Wonwoo merasa tidak diajak karena memang ini kencan diantara mereka berdua— Soonyoung dan Jihoon, lagipula Wonwoo pasti tidak mau diajak menghabiskan waktu di keramaian, tapi, sebenarnya Jihoon hanya malu saja karena Soonyoung secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka berdua akan pergi menonton film bersama. Atau mungkin malu karena punya kekasih seabsurd Kwon Soonyoung ini.

"Tak apa, Jihoon-ah. Lagipula aku tidak mau jadi nyamuk."

Jihoon hanya tersenyum miris mendengar balasan Wonwoo yang terdengar lebih seperti sindiran, sekalipun Wonwoo hanya bercanda. Sahabat macam apa dia yang tega membuat sahabatnya sendiri merasa seperti nyamuk?

Beda Jihoon, beda juga Soonyoung.

"Makanya cari pacar! Kamu itu manis, Wonwoo! Sebenarnya aku tidak akan terkejut kalau besok kau tiba-tiba jadi populer jika kau melepas kacamata botolmu itu! Oh ya, kurasa namja tampan yang ke rumahmu untuk les privat itu cocok juga dengan—"

Setelah kata-katanya terpotong oleh Jihoon yang membanting badan gitar kesayangannya itu tepat ke wajah Soonyoung yang sudah kelewat mengganggu ketentraman makhluk sekitar dan menariknya keluar setelah pamit pada Wonwoo, Wonwoo tak mendengar kabar dari keduanya lagi hingga ia memutuskan untuk pulang.

o

o

o

Hari ini Wonwoo pulang pukul 2, karena sahabatnya— Kwon Soonyoung yang diseret keluar oleh Lee Jihoon meninggalkan Wonwoo sendiri, yang entah kemana dan entah bagaimana keadaannya sekarang, mungkin tengah menikmati kencannya dengan wajah babak belur, dan Wonwoo terlanjur malas untuk pergi ke perpustakaan.

Setibanya di rumah, Wonwoo langsung membersihkan dirinya lalu merebahkan badannya di atas sofa ruang tengah. Salahkan Han-ssaem yang dengan kejinya menguji adrenalinnya saat pelajaran olahraga tadi pagi hingga akhirnya Wonwoo tak kuasa menahan kantuknya dan akhirnya tertidur di sofa empuk itu.

"-hyung."

"-hyung."

"Wonwoo-hyung!"

Wonwoo tersentak saat mendengar panggilan yang seperti menusuk gendang telinganya. Ditambah lagi dengan guncangan yang diterima oleh bahunya, namja manis yang sedari tadi terlelap di sofa itu langsung bangkit dari tidurnya.

Setelah matanya terbuka lebar, ia baru menyadari bahwa jarak wajahnya dengan namja yang membangunkannya itu, Kim Mingyu, terbilang cukup— tidak, sangat dekat. Bahkan mungkin kini oksigen yang dihirup Wonwoo adalah karbondioksida yang dikeluarkan Mingyu melalui hidungnya, saking dekatnya mereka.

Wonwoo mengerjap. Matanya yang membola berkedip beberapa kali, tak lupa juga mulutnya yang terbuka cukup besar. Membatu.

"Siapa—"

"Kim Mingyu. Aku yang les privat dengan ayahmu, ingat? Heol, hyung, setiap hari kita bertemu walaupun hanya papasan." Bibir Mingyu mengerucut lucu, atau setidaknya begitulah pikir Wonwoo. Mingyu bahkan tidak perlu mendengar kalimat Wonwoo sampai akhir untuk tahu bahwa Wonwoo sedang mempertanyakan identitasnya. Namun heran, setiap hari selama 17 hari dan ia masih bertanya siapa Kim Mingyu ini?

Seberapa tidak pentingnya kah seorang Kim Mingyu bagi Jeon Wonwoo? Mingyu tanpa sadar membatin.

Padahal Wonwoo bukannya ingin menanyakan identitasnya, tentu saja Wonwoo tahu. Kim Mingyu. Kim Tampan Mingyu. Kelas satu di SMA Kyungbock, cassanova satu sekolah dan sangat dipuja kaum adam maupun hawa. Nilai non akademis yang sangat menjulang, namun, sayang, nilai akademisnya sungguh memprihatinkan.

Sebenarnya pertanyaan yang ingin ia lontarkan sebelumnya adalah, 'Siapa yang kau panggil hyung, hah?' tapi, ya sudahlah.

Belum sempat ia membalas perkataan Mingyu, handphonenya bergetar. 'Appa' terpampang jelas dilayas handphonenya, menyatakan bahwa ada panggilan masuk dari ayahnya, yang juga tutor dari namja yang baru saja Wonwoo anggap lucu.

"Yeoboseyo? Wonwoo? Appa lupa bilang padamu, appa di Changwon mulai hari ini sampai minggu depan. Appa sudah bilang pada Mingyu-ya kalau kau akan menggantikan appa untuk mengajarinya selama appa tidak ada. Mingyu-ya sebenarnya anak pintar, kok, hanya sedikit malas saja. Lagipula pelajaran kelas satu itu bukan apa-apa untuk anak appa yang ranking umum di sekolah, kan? Hahaha."

Tanpa memberikan jeda untuk Wonwoo protes, ayahnya mematikan telepon secara sepihak, meninggalkan Wonwoo yang hanya bisa membatu melihat layarnya yang tak lagi menampilkan hubungan telepon.

Tak menyadari Mingyu yang sudah memosisikan dirinya disamping Wonwoo dengan senyuman yang memperlihatkan deretan gigi taringnya yang katanya, sih, dapat membuat para yeoja, bahkan namja, tak terkecuali Wonwoo, dimabuk kepayang.

"Mohon bantuannya, Wonwoo-hyung!"

o

o

o

TBC

o

o

o

- author's corner! -

halo, saya baru pertama kali bikin ff hehe. gimana? ini baru prolog, jadi saya mau bikin ini chaptered fic kalo pada suka hehe