Chapter 1
"ah… ya.. ya… sori… iya.. kukira itu memang dia… benar tidak apa-apa ? oke.. sampai jumpa nanti malam…"
KLIK… telepon di tutup. Roy mustang, tampak dengan wajah puas. Ternyata gadis yang ia temui di toko roti itu mengajaknya berkencan lagi. Bukan hanya puas karena gadis itu mengajak berkencan lagi, namun karena penampilan dan sikap gadis itu, walau karena keduanya sempat membawa sedikit cek-cok di military.
Roy mustang masih ingat dengan jelas di hari ia bertemu dengannya. Saat itu sore-sore, pulang dari Headquarter, ia tidak ada janji kencan sama sekali. Karena itu, mulailah ia berputar-putar di sekitar pusat perbelanjaan, dan mencari mangsanya…. Sebenarnya ini kerjaan yang mudah. Namun masalahnya di sini ialah perutnya yang sedari tadi sudah berteriak-teriak minta diisi… kasihan sekali.. Flame Alchemist dengan nama begitu tenar ini kelaparan rupanya.
Lelaki itu mampir ke sebuah toko roti yang ada di seberang jalan. Setelah mengambil danish kesukaannya, ia hendak membayar di kasir ketika ia menabrak seorang wanita muda yang… sepertinya ia kenal.
"Hawkeye !"
Gadis itu tampak kebingungan. "ya… lalu…siapa anda ?"
"Siapa aku ? Masak kau tidak mengenalku ?" Malang nian, gadis itu menggelengkan kepalanya. Flame Alchemist si playboy kelas kakap tidak diakui oleh bawahannya sendiri ! berita besar yang dapat dimasukkan ke dalam koran Central Times besok !
"c'mon hawkeye… aku tahu kau berpura-pura tidak mengenaliku, kan….masak kau tidak mengenal aku, colonel Roy mustang ?"
Ia menggeleng lagi. "maaf Mr. Mustang… anda tahu nama saya dari mana, ya ?"
Roy menghela nafasnya. Sepertinya riza tidak main-main… Apa… ia baru diserang sehingga mengalami amnesia…? Tidak. Baru tadi sore ia hendak membunuhku dengan pistolnya karena tidur di saat jam kerja. Oke. Benar. Ada yang tidak beres di sini.
"ka..kalau begitu, ada waktu sebentar…" tanya roy sedikit gugup. "kutraktir minum kopi, mungkin ?"
Riza yang ia kenal dingin tak berperasaan itu, justru mengangguk dan tersenyum lembut padanya. "terima kasih."
Tidak mungkin ! itu bukan Riza, kan ! Namun Roy tidak memperdulikannya dan mereka mengambil tempat duduk di sisi kaca.
"Hawkeye… kau benar tidak apa-apa ?"
mengapa orang ini cemas padaku ? batin Hawkeye. Ia memang baik, perhatian dan.. sedikit ganteng… tapi.. aku tidak kenal sama sekali padanya.. "Mr. Mustang… anda yakin anda mengenal saya ?"
roy mengangguk pasti. "selama 7 tahun aku sudah mengenalmu, hawkeye…dan tolong.. panggil aku Roy saja."
Riza hanya menghela nafasnya. "baiklah… roy."
Tidak terasa, setelah mereka saling bercakap-cakap, ternyata Roy mengambil kesimpulan bahwa Lieutenantnya ini ialah tipe wanita yang sempurna. Di luar pekerjaannya.. ternyata ia orang yang 180 derajat berbeda ! Ia lembut, manis… sopan (hal ini tetap sama ketika kerja maupun sekarang).. Belum lagi ditambah Hawkeye di kantor yang disiplin, tegas, berwibawa… Sempurna ! segalanya lengkap ada pada orang ini..
Sebenarnya Roy semakin dikejutkan lagi oleh penampilannya yang manis, dan feminim… tidak seperti biasanya.
Roy sudah tidak sabar bertemu dengannya lagi besok di kantor.
"hey, hawkeye.. aku lupa bilang terimakasih untuk kencannya kemarin malam…"
Riza menaikan sebelah alisnya dan memberikan tampak tidak percaya padanya. "sir… apakah sepulang kerja kemarin anda mampir ke bar dulu ?"
"tidak.."
"apakah anda sakit, sir ?"
"bicara apa, kau Hawkeye…. Wanita lembut, manis, feminim nan sempurna kemarin itu kau, kan ?"
"kemarin malam saya tidak bertemu dengan anda, sir. Sepulang kerja saya langsung ke apartemen saya lalu berdiam di sana membaca buku."
Roy mulai merasakan ada ketidakcocokkan dengan fakta yang dialaminya semalam. "kemarin kau benar-benar tidak pergi ke toko roti di seberang jalan ?"
Riza menggelengkan kepalanya. "sudahlah sir.." BRRAK ! setumpuk pekerjaan bertengger diatas meja colonel. "silahkan anda kerjakan dokumen-dokumen ini."
Roy menggaruk-garuk kepalanya.. aneh.. aku yakin kemarin malam aku berkencan bersamanya… kenapa… apakah dia… tidak mengakuiku ? Pikirannya tidak fokus pada kertas yang dibacanya.
"hawkeye… jangan-jangan yang kemarin kutemui itu… homunculus yang menyamar jadi dirimu ?"
"sir.. anda hanya mabuk, atau mungkin mimpi…" balasnya tanpa memperhatikan Roy.
"Tidak ! aku yakin. Malam itu kau amat lembut... keibuan… manis…"
Mata Riza terbelalak. Lalu beberapa detik kemudian meledaklah tawanya. "Lieutenant… kau tidak apa-apa ?"
"sir.. anda tidak menanyakan nama lengkapnya, ya ?"
roy mengingat-ingat lagi, lalu mengiyakannya. "jangan-jangan….." Ia menepuk dahinya.
Riza kembali tertawa. "ya ! Reina Hawkeye… saudara kembarku !"
