Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : Teen

Warning : Lagi-lagi inspirasi dari internet. Drabble.

L.A Lights

.

.

Bapak Berpihak Pada Siapa?

Pelatih latihan perang dengan amunisi yang sungguh-sungguh berbincang bersama Kopral bawahannya yang nampak lagi santai-santai leyeh-leyeh di bawah pohon rambutan.

"Hidan temanku," Pelatih dengan cadar udik mirip onta arab memulai dengan panggilan. "Jika anda tiba di sebuah kawasan padang pasir Sunagakure, tiba-tiba anda menemui seorang penembak tersembunyi musuh sedang membidik dirimu dan siap melubangi kepalamu. Apa langkah yang akan dikau ambil dalam menghadapi hal ini?" tanyanya dengan lagak sok berwibawa.

Sang kopral yang lagi asik ngorek lubang hidung menoleh. "Itu mudah! Akan kudahului pembidik ulung itu dan dengan ganas tanpa ampun melubangi kepala busuk dia." senyum psyco nampak tersungging di muka biadap sang kopral.

"Sayang sekali kau tak bisa seenak udel berbuat seperti itu,"

Perkataan Kakuzu sontak membuat tanda tanya besar menyumbul dari ubun-ubun kopral laknat tersebut.

"Karena apa?" Kakuzu noleh sembari menyeringai sok keren dari balik cadar udiknya. "Selongsong pelurumu kebetulan nyangkut dalam laras senapan."

Hidan garuk-garuk ubun-ubunnya yang gatal. "Jika demikian. Saya akan secepat gundala melempar geranat supaya sang penempak ghendeng modar dan lenyap dari muka bumi ini." kedua alis Hidan terangkat berulang kali dengan senyum kemenagan melekat pada wajah keparatnya.

"Nehi-nehi," Kakuzu ngotot ngak mau kalah sembari menggerakkan telunjuknya kiri-kanan. "Soalnya geranat yang kau lemparkan ternyata mambudem *basi* dan ngak bisa meledak. Jangankan meledak, ngepul asap pun tidak."

"Jika begitu," Hidan mulai mangkel dengan intonasi suara yang mulai naik. "Akan kuserbu dan kugorok lehernya dengan celurit yang kebetulan baru ku asah. Dan dia koid." selepas mengucapkan kata 'koid' itu si kopral lakanat meludah.

Sang pelatih perang tersebut mengangguk-anggukan kepala dia. "Tapi..." dia menggangtung kalimatnya dibarengi melirikkan mata ijonya pada itu si kopral. "Celurit-mu telah patah setelah tanpa sengaja menghantam batu."

Hidan jawadrop hingga nyenggol tanah. Sebenarnya apa yang ada di otak itu si onta arab?

"Sedang musuhmu secepat geledek datang padamu dan nodongin golok khas tukang jagal. Lalu kau koid." tersirat kepuasan nampak diwajah penuh laknat, landrat, biadap, dosa, itu si pelatih perang.

Hidan jambakin rambutnya pengen nonjok itu si onta arab. "Kalau begitu aku akan memanjat pohon." sang kopral beragama sesat mencoba ngotot, pokoknya doi ngak mau kalah.

Kakuzu terkekeh perlahan sembari menepuk pundak Hidan. "Hidan temanku! Apa kau lupa jika tak ada pohon di padang pasir?"

DONG!

Hidan cengo.

Kakuzu smirk dari balik cadar buluknya.

krik... krik ... krik

"Bapak pelatih yang terhormat bin gendeng!" Hidan mencekik leher Kakuzu, kepalan tangan kanan teracung siap menghantam wajah buruk rupa sang pelatih. "Sebenarnya anda ada dipihak siapa? Saya atau musuh?"

Kauzu meneguk jigongnya sembari angkat tangan.

"JAWAB?!" gertak sang Kopral hingga percikan liur hallal menciprati cadar udik Kakuzu.

"Mu-mungkin musuh." Kakuzu menyunggingkan cengiran kuda nil.

.

.

.

.

.

"GOBLOK!"

BUAKH!

Kakuzu tumbang di TKP di sertai kepalanya nyungsep dalam tanah.

END

Sudah kubilang kan jika saya lagi kumat bikin humor.