Summary : Rumah berwarna biru itu sangatlah indah, terlihat sangat damai. Tak :disangka rumah itu juga ternyata menyimpan beribu kisah manis yang dialami para :penghuninya, para kakak beradik berbeda orangtua yang :menjalani kehidupan sehari-hari mereka tanpa beban sedikitpun. Tapi…akankah mereka masih menjalani hari-hari mereka secara normal :saat adik bungsu yang paling mereka sayangi merasakan cinta?
: HirumaMamori, dan RikuSena (satu-satunya pasangan Yaoi di sini, nggak apa-:apa kan?)
Warning: :Fanfic ini mengandung YAOI atau boyxboy love, jika tidak suka harap :klik tombol back tapi jika OK tolong baca dan review ya? ^^ dan maaf :jika para karakter di fanfic ini OOC ya...^
Disclaimer :Seberapapun pengennya saya, Eyeshield 21 bukan milik saya .
Rumah itu berwarna biru muda, rumah mewah berlantai dua yang dihiasi dengan indahnya pepohonan dan semak-semak itu terlihat semakin indah. Kelihatan dari luar kalau rumah itu terlihat sangat damai.
Tapi tidak demikian dengan dalamnya…
"BOCAH-BOCAH SIALAN! AYO BANGUN!" seru seseorang.
Hiruma Youichi yang sudah mengenakan seragam sekolahnya, berteriak sambil menembakkan machine gunnya untuk membangunkan adik-adiknya yang mungkin masih berada di dalam mimpi itu.
Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah-langkah kaki menuruni tangga dari arah lantai dua dan kemudian turunlah sosok-sosok yang sudah berbalut seragam dari berbagai SMU yang ada di Jepang.
Yang pertama, adalah anak pertama tertua setelah Hiruma, Akaba Hayato (Mohon maaf kalau susunannya salah, Author nggak tahu tanggal lahir Akaba). Dia bersekolah di SMU Bando, sebenarnya nih anak sangat cakep, dengan tubuh tinggi, rambut dan mata merah yang selalu ditutupi oleh sunglasses, dan otak encer, siapa sih yang tidak akan jatuh hati? Tapi sayangnya, anak ini sangat maniak dengan yang namanya gitar! Bahkan kadang-kadang dia bicara dengan istilah musik yang sulit dimengerti, membuat adik-adik dan kakaknya saja bingung padanya.
Yang kedua, anak tertua ketiga, Sakuraba Haruto. Anak ini lebih cakep lagi dari Akaba, mungkin yang paling cakep di antara keluarganya. Makanya dia juga punya pekerjaan sebagai model. Dia bersekolah di SMU elit Oujou yang sangat terkenal. Maklum dia pintar banget sih. Dia mungkin juga yang paling kalem dan selalu jadi penengah kalau keluarganya bertengkar.
Yang ketiga, anak termuda ketiga, Kakei Shun. Anak ini juga sebenarnya cakep, sayangnya dia sangat dingin! Bahkan kadang-kadang dengan keluarganya sendiri pun dia sangat cuek. Dia bersekolah di SMU Kyoshin, anak ini pernah bersekolah di Amerika, maka jangan diragukan lagi kemampuan akademisnya, sempurna! Dia benar-benar tipe cowok idaman semua orang.
Yang keempat, anak termuda kedua, Yamato Takeru, anak ini bersekolah paling jauh dari keluarganya yang lain, yang notabene sekolahnya masih berada di Tokyo. Yamato bersekolah di SMU Teikoku di Osaka. Dia bersekolah di sekolah ini setelah dia mendapat tawaran dari direktur sekolah atas kehebatannya dalam bidang olahraga sampai bisa mendapat pengakuan dari Notre Dame di Amerika. Anak ini termasuk santai! Bahkan dia sangat populer! Call list di handphonenya aja banyak banget!
Hiruma memandang adik-adiknya itu kemudian dia menyadari ada satu orang yang masih hilang. "Mana cebol sialan itu?" kata Hiruma.
Sesaat setelah dia menanyakan itu, dia mendengar suara derap kaki berlari-lari kecil di lantai dua, dan tak lama kemudian, sesosok anak kecil berseragam sekolah turun dari tangga.
Ya, anak terakhir dan yang paling muda, Kobayakawa Sena. Anak ini imut banget! Tubuhnya memang pendek, membuat dia dikatai cebol oleh Hiruma, dia juga cengeng, soalnya dia selalu digangguin sama teman-temannya di sekolah. Tapi dia sangat baik hati dan pemaaf, bahkan menjurus ke sifat polos dan naïf, tapi kakak-kakaknya sangat sayang padanya. Kalau ada yang berani mengganggunya, wah, jangan berharap dibiarkan hidup deh. Mereka pasti dihajar sama kakak-kakaknya yang overprotektif. Dia bersekolah di SMU Deimon, SMU yang sama dengan Hiruma. Soalnya, dia dilarang pergi ke sekolah yang nggak dimasuki oleh kakak-kakaknya, mereka beralasan supaya mudah mengawasi pergaulannya. Dan karena kemampuan otaknya pas-pasan, jadilah dia masuk ke SMU Deimon, yang standar kelulusannya nggak terlalu tinggi.
"Maaf, maaf nii-chan, aku ketiduran!" kata Sena sambil sedikit tersengal-sengal karena sedikit lari-larian.
"Kau tidur telat lagi kan Sena-kun? Sudah kubilang, kalau belajar jangan sampai terlalu malam" kata Sakuraba cemas.
"Fuu…tidur larut cuma akan membuat irama tubuhmu jelek, Sena-kun" kata Akaba.
"Hahaha…habis…aku kan bodoh, kalau nggak belajar aku bisa nggak lulus" kata Sena.
"Siapa yang bilang kau bodoh? Kau pintar kok" Kata Yamato sambil mengacak-acak rambut Sena.
"Benar, kau cuma terlalu memaksakan diri, jadi otakmu bekerja berlebihan juga" kata Kakei.
"Cih, sudahlah, ayo sarapan. Si manajer sialan itu sudah menyiapkannya untuk kita" kata Hiruma.
Merekapun berjalan ke ruang makan, di sana mereka melihat seorang cewek berseragam sekolah sedang sibuk menyiapkan sarapan dan bekal untuk keenam lelaki itu.
"Selamat pagi kalian semua" kata gadis itu.
"Selamat pagi Mamori-neesan" kata Sena sambil tersenyum.
Cewek itu adalah tetangga mereka sekaligus hehehe…ceweknya Hiruma. Dia juga bersekolah di SMU Deimon, wong, mereka ketemu di sana juga. Cewek itu juga sangat overprotektif pada Sena, levelnya hampir sama dengan kakak-kakaknya, karena dia telah mengenal Sena sejak kecil. Jadi…dia merasa sudah tugasnya buat menjaga Sena.
Mereka semua memang bukan saudara kandung, makanya nama keluarga mereka berbeda semua, mereka adalah saudara sepupu satu sama lain, karena orangtua mereka mendapatkan pekerjaan di luar negeri, dan mereka sama sekali nggak mau pindah dari Jepang jadilah mereka harus tinggal serumah, orangtua mereka berpikir ini lebih efektif daripada masing-masing menyewa rumah ato apartemen, pemborosan duit kata mereka.
Okay, back to the story…
Setelah beberapa menit, mereka berenampun pergi sarapan.
"Hari ini kita harus pulang telat cebol sialan" kata Hiruma.
Sena cuma mengangguk pelan sambil meminum tehnya. "Pasti mau ngelihat latihan tim lain kan?" tanyanya pelan.
YA, satu kesamaan lagi dari mereka…mereka semua sama-sama bergabung di tim American Football di sekolah mereka masing-masing. Hanya berbeda posisi, Sena dan Yamato jadi RB, Sakuraba jadi WR, Kakei jadi LB, Akaba jadi TE, dan Hiruma jadi QB. Mereka memang saudara, tapi kalau dalam pertandingan, dedikasi mereka pada tim mereka tinggi, membuat mereka tidak pernah mau kalah dalam pertandingan. Karena punya keluarga, mengumpulkan info buat tim mereka sangatlah mudah. Soalnya meminta izin buat mengumpulkan info itu sangat mudah.
Hiruma mengangguk pelan. "Kekeke benar banget…kali ini kita akan menyelidiki Seibu"
Teh dalam mulut Sena langsung tersembur sedikit. "Se…Seibu…itu kan SMU yang katanya lebih hebat dari Oujou" lalu dia ingat kalau Sakuraba ada di sana. "Ah, maaf Sakuraba-niichan" kata Sena cepat.
Sakuraba menggelengkan kepalanya. "Nggak apa-apa kok, aku nggak marah" katanya. "Nyatanya dia memang mengalahkan tim kami di pertandingan".
"Tapi waktu itu kan beda skornya juga sangat tipis. Menurutku Seibu tidak terlalu hebat. Tapi…kudengar mereka belum menurunkan pemain utama mereka" kata Kakei ikut-ikutan. "Aku belum pernah melihat RBnya…"
"Kekeke benar" kata Hiruma. "Karena itu kita harus menyelidikinya. Kita harus tahu siapa RBnya…".
"Baiklah…" kata Sena.
"Oke, kalian boleh saja berdiskusi sesuka kalian. Tapi kalian harus segera berangkat kalau kalian tidak mau telat" kata Mamori sambil menunjuk jam. "Ini bekal kalian." Lanjutnya sambil meletakkan bekal mereka masing- masing di hadapan mereka.
"Ah ya" kata Yamato. "Oke, aku berangkat" katanya sambil mencomot roti bakarnya dan melesat keluar, maklum sekolahnya kan yang paling jauh.
"Aku juga harus berangkat. Hari ini ada latihan pagi" kata Kakei sambil berdiri dan menyambar tas sekolahnya.
"Fuu…aku juga harus berangkat, telat akan mengacaukan irama hidupku…" kata Akaba sambil memakai jas sekolahnya dan berjalan keluar dari ruang makan.
"Aku juga…ada latihan pagi" kata Sakuraba sambil menghirup tehnya dan berjalan keluar.
"Kekeke…kita juga harus berangkat, cebol sialan." Kata Hiruma sambil menggenggam tangan Sena dan menyeretnya keluar. Senapun cuma bisa manut aja dan mengikuti Hiruma berjalan keluar.
Mamoripun mengikuti keduanya berjalan keluar dan setelah mereka berada di luar, diapun mengunci pintu rumah mereka dan mereka bertiga pun berjalan ke arah sekolah.
Tapi saat itu mereka masih belum menyadari kalau saat itu akan ada badai yang berhembus ke rumah mereka. Badai cinta yang dihembuskan oleh adik tercinta mereka…
