TSUKIUTA © Tsukino Production
Standard warnings applied. I gain no commercial profit.
a/n alo lagi! Balik dengan fiksi yang tidak jelas dari aku heuheuehue… aku menyerahkan imajinasi visualisasinya terhadap kalian, mau based on anime or based on stageplay itu terserah kalian hehehehe. Oh, tau platform tanya jawab ? ini terinspirasi dari platform itu hehehe
shoutout your heart out!
© azuramethyst, 2018
"Hah?"
"Apa?!"
"HAH?!"
"HAH, APA?!"
Bukan. Ini bukan interaksi antara dua orang aneh yang seperti kalian bayangkan. Bukan, ini bukan ulah perbuatan si bocah kuning—Kakeru—dan konconya, Koi yang gemar membuat kepala sang leader—Hajime—pusing tujuh keliling. Tidak, mereka berdua sedang tidak berada di dorm saat ini; mengingat sekarang baru pukul 2 siang. Ya, mereka masih berada di sekolah.
Lantas, siapa makhluk yang sudah menjerit kesetanan seperti itu pada pukul 2 siang?
"PERTANYAAN MACAM APA INI, GUSTI NU AGUNG?!" teriak si pemuda berambut pirang kehijauan sambil memegang pipi tirusnya. Tidak lupa kacamata hitamnya yang agak terangkat.
Iya, dia; si kacamata, Yayoi Haru yang paling-paling.
Sambil melepas kacamatanya, pemuda kelahiran bulan Maret itu memijat pangkal hidungnya perlahan. Ya ampun, teriak seperti itu tuh, bukan gayanya Haru, tahu. Lihat, Aoi yang sedang memegang mixer saja sampai kaget. "Ano… ada apa, Haru-san?" tanya Aoi yang masih menggunakan apron merah muda jahitan Koi dan Kakeru (iya, dua bocah itu emang gabutnya kebangetan) sambil menghampiri Haru yang berada di meja makan dengan laptop tipis berlogo apel digigit.
Haru memakai kembali kacamatanya, lalu menatap Aoi yang kini berada di belakangnya. "Woah, ini… website yang dibicarakan Koi-san semalam!" Haru mengangguk, lalu kembali menscroll.
Sebenarnya, website apa sih, yang bicarakan Koi? Lalu, kenapa Haru kini bisa berteriak seperti itu? Duh, untung Hajime sedang ada syuting dengan Arata sampai jam 7. Jadi Haru bebas mau berteriak seperti apa, palingan juga Aoi hanya meratapi nasib sambil menyumpal telinga. "Ini website, menyediakan fasilitas untuk kita bertanya, atau kita menjawab pertanyaan dari orang. Bisa bersifat anonim, bisa juga tidak anonim. Lihat," Haru menunjuk salah satu pertanyaan yang tidak bersifat anonim,
KYAAAAA HARU-SAN NOTIS AQ KYAAAAA momosayangharu
"Ne, kenapa Haru-san bisa tiba-tiba punya akunnya?" tanya Aoi yang kini menarik kursi terdekat. Iya, Aoi capek berdiri terus. Iris biru Aoi menatap pertanyaan yang terus bermunculan dari akun Haru. "Terus, kenapa para penggemar bisa tahu akun Haru-san?" Haru menceritakan semuanya, berawal dari dia yang tidak sengaja menguping acara gossip-menggossip Koi, Kakeru, Arata, dan Aoi, lalu keisengannya yang tiba-tiba muncul di kepala, lalu berlanjut dengan membuat akun baru dan memberitahukannya ke para penggemar haus asupan. Ehem, mohon coret frasa haus asupan. Itu mah authornya yang haus asupan. "Ne, begitu ceritanya."
"Naruhodo… oh, apa Haru-san tahu, di website itu juga ada fitur bernama fitur shoutout, loh… kata Koi-san, fiturnya bisa membuat kita bertanya ke anonim dalam jumlah banyak sekaligus." Haru membetulkan letak kacamatanya, sambil menimbang-nimbang pernyataan Aoi.
Lumayan, sih. Mumpung lagi gabut ya, kan? Batin Haru.
"Ayo dong, coba… Haru-san, aku penasaran," hasut Aoi secara halus. Sebenarnya Aoi ingin juga membuat akun di website tersebut, namun Aoi memiliki dua kendala;
Pertama, dia gampang panik.
Kedua, dia gaptek parah.
Haru mulai menggeser kursor menuju kotak kecil di pojok kanan atas, lalu memilih opsi shoutout. "Pertanyaannya apa, nih?" Aoi bertanya kepada Haru, sedangkan yang ditanya hanya mengangkat bahu. "Ah, aku haus… Terserah kamu saja, Aoi. Aku mau ambil minum dan cemilan dulu,"—satu kesalahan yang Haru buat adalah, memberikan wewenang pada orang yang diam-diam menghanyutkan macam Aoi.
Setelah Haru beranjak dari kursinya, Aoi langsung menggeser laptop mengarah ke pandangannya. Terlihat kotak persegi panjang dengan satu kursor yang berkedip. Lalu Aoi mulai mengetik barisan kata.
Sekali lagi, jangan salahkan Aoi karena;
Satu, Haru yang memberi izin.
Dua, Aoi yang tidak sengaja menonaktifkan tanda ask anonymously.
.
.
Waktu menunjukkan pukul 8:45 malam ketika semua member Six Gravity berkumpul di ruang makan. Aoi yang menyiapkan makanan untuk disantap—tentu saja, Arata yang meminum susu kotak rasa stroberi ketiganya, Kakeru dan Koi yang saling melempar alat tulis, Hajime yang membaca koran online di gadget miliknya, dan Haru yang masih berkutat dengan laptop tipisnya.
Koi dan Kakeru berhenti melempari alat tulis, mereka lebih memilih untuk bergosip di pojok ruangan. Dengan Koi yang memegang ponselnya, dan Kakeru yang menatap Haru dengan tatapan ngeri luar biasa.
"Ssh… Arata-san, kemari." Pemuda berambut hitam itu menghampiri duo K di pojok ruangan, sudah dimulai acara lambe gravi-nya ternyata, batin Arata. "Apa lagi, Kakeru?" si pirang nyentrik membisikkan sesuatu, si permen kapas pasar malam menunjukkan ponselnya. Arata diam di tempat, membeku. "Kalian bertiga kenapa mojok begitu?" tanya Hajime yang telah meletakkan gadgetnya, bersiap untuk menyantap makanan yang sudah disajikan Aoi.
"A-ano… Hajime-san…" Kakeru berada di paling depan, salahkan Arata dan Koi yang mendorong Kakeru dan membuah si pirang terpaksa menjadi tameng mereka.
Uduki Arata dan Kisaragi Koi, 22 dan 20 tahun, teman durhaka.
"Ada apa, Kakerun?" Haru menghampiri Hajime dan trio penggosip; Kakeru, Koi, dan Arata. Aoi masih terlalu asik dengan kegiatannya membersihkan alat-alat memasak miliknya. Kakeru yang melihat Haru, langsung membungkuk 90 derajat. "Haru-san, aku tahu kisah cintamu rumit. Ta-tapi, aku, Koi, dan Arata akan mendukungmu segenap hati!" Hajime—apalagi Haru—mengernyitkan dahi, tidak mengerti apa yang Kakeru katakan. "Tunggu dulu, Kakerun… apa yang kau bicarakan? Ahaha," keringat mulai terlihat di pelipis Haru, Kakeru berdiri tegap, menatap lurus iris hijau lime Haru yang terbingkai kacamata hitam. "KAMI MENDUKUNGMU UNTUK MENDAPATKAN CINTA KAI-SAN, HARU -SAN!"
"HAH, APA?!"
..
Tamat.
a/n lagi tunggu, jangan ditutup dulu. Masih ada omake di bawah.
Omake I
Aoi mengelap pelipisnya yang berkeringat, sambil menatap layar laptop yang menampilkan beberapa baris kalimat. Pemuda bermarga Satsuki itu menahan tawanya, sambil menekan tanda panah; kirim.
Memangnya apa yang ditulis pemuda beriris biru itu?
Aku Yayoi Haru, dan aku menyukai Fuduki Kai. FUDUKI KAI IS THE BEST AI LAFF YU KAI UWU p.s tolong beritahu aku kalau kau menerimanya, Kai sayang. Tertanda, pangeran Haru dayo clalu uyyeah yayoiharusandayo
"Hahaha… bukan gayanya Haru-san banget," ucap Aoi sambil meninggalkan laptop milik Haru di atas meja makan. Sekali lagi, jangan salahkan Aoi yang tiba-tiba membeberkan rahasia Haru yang satu itu.
"Yah, hitung-hitung balas dendam karena kue untuk Arata yang dimakan oleh Haru-san,"
Satsuki Aoi, 22 tahun, susah melupakan sesuatu. Kasarnya sih, dendaman😞
Omake I; Fin.
Omake II
Pemuda berambut pirang kecoklatan itu mengeringkan rambutnya dengan handuk, sebelum mengecek adanya satu notifikasi dari website yang akhir-akhir ini dibicarakan You dan Yoru. Sambil mengalungkan handuk di leher—jangan lupakan kalau pemuda bernama Fuduki Kai itu belum memakai baju dan baru memakai celana pendeknya saja—pemuda yang baru menginjak usia 25 tahun itu mengernyitkan dahi. "Shoutout… dari Haru?"
Aku Yayoi Haru, dan aku menyukai Fuduki Kai. FUDUKI KAI IS THE BEST AI LAFF YU KAI UWU p.s tolong beritahu aku kalau kau menerimanya, Kai sayang. Tertanda, pangeran Haru dayo clalu uyyeah yayoiharusandayo
Dengan segera, Kai menutup website tersebut, dan langsung menelpon pemuda berkacamata yang sebenarnya…
"Akhirnya si bodoh kacamata itu peka juga," gumam Kai sambil menunggu sambungan telponnya tersambung.
—cinta bersemi di website tanya jawab? Kenapa tidak, kan; Kai?
Omake II; Fin.
