Tokyo, 14.30 PM 12 Juni 2022

.

.

Naruto menatap jeli monitor komputer pribadinya. Sesekali jemarinya menari lincah di keyboard komputer untuk mengetikan sesuatu. Ia sedang membaca semua informasi yang berhubungan dengan sebuah game online baru yang sudah dimainkanya selama satu bulanan ini.

Awakening Online, game MMORPG pertama yang berbasis virtual reallity dengan teknologi full dive yang memungkinkan pemainya merasakan sensasi memainkan game dengan kehendak tubuh mereka sendiri. Seakan-akan diri mereka berada di game tersebut. Game yang saat ini sedang booming karena menggunakan teknologi super canggih yang membuat kita bisa berada didunia virtual. Penjualan DVD dan piranti yang digunakan untuk bermain benar-benar laku keras. Bayangkan saja, kurang dari 24 jam penjualan, semua stok yang disediakan sebanyak 15.000 unit sudah ludes terjual.

Senyum simpul muncul diwajah tampanya. Ia sudah tak sabar untuk kembali masuk didunia menakjubkan itu. Dalam satu bulan ini, pemuda 15 tahun itu hanya menghabiskan waktunya seharian penuh untuk bermain game ini. Hanya berhenti dan log out sebentar untuk sekedar makan, mandi, dan tidur. Kegiatanya ini bahkan sampai membuat kedua orangtuanya geleng-geleng kepala atas kecanduan putra semata wayang mereka dengan game online yang tengah menjamur dikalangan remaja itu.

Cklek

Pintu kamar Naruto terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya cantik dengan rambut merah sepinggulnya. Sempat sebentar terdiam, wanita itu malah mendesah kecewa setelah tahu apa yang dilakukan putranya. "Naruto! Apa kau ingin bermain game itu lagi?" Tanya ibunya, Kushina Namikaze, sedikit membentak.

Naruto berbalik, tak lupa memasang wajah memelas. "Ayolah, Kaa-chan... Bermain game lebih baik daripada keluyuran tidak jelas, kan?" Rayu Naruto. Pemuda berambut pirang jabrik turunan ayahnya mengatupkan kedua tanganya, memohon pada sang ibunda tercinta.

Kushina sebenarnya tak suka jika Naruto terlalu sering bermain game. Tidak bagus bagi pelajaran disekolah menurutnya. Tapi agar ia menjadi sosok ibu yang baik baginya, akhirnya terpaksa ia mengijinkan Naruto bermain. Tapi dengan catatan tak boleh mendapat nilai pelajaran sampai C.

"Ck! Baiklah kaa-chan mengerti. Tapi tidak boleh terlalu lama mengerti? Kau juga harus rajin belajar-ttebane!"

"Hai-hai! Wakattebayo! Kaa-chan tak perlu khawatir!" Naruto memasang pose hormat, membuat ibunya geleng-geleng kepala sambil tersenyum. "Jangan lupa keluar dulu untuk makan malam nanti!" Kushina menutup pintu kamar Naruto, membiarkan pemuda itu kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

Layar monitor Naruto sekarang tengah menampilkan sebuah streaming video tentang peluncuran game ini ke khalayak publik. Sekitar dua jam lagi.

Akhirnya karena tak mau berlama-lama, Naruto memutuskan untuk segera log in. Ia yakin pasti ada seseorang yang sudah menunggunya. Ia sudah berjanji ingin melakukan hunting bersama.

Ia berjalan menuju tempat tidurnya disebelah meja dengan komputer. Ia tak mematikan komputernya karena akan ia gunakan untuk log in setelah ini. Terlebih dahulu ia duduk dipinggiran ranjang sebelum meraih sebuah alat elektronik.

Alat elektronik berbentuk semacam gelang kepala bertuliskan «NeuroDriver» dengan semacam bingkai yang membingkai wajah serta kaca transparan berwarna hitam yang menutup mata. Naruto memakai gelang kepala itu dikepala bersurai pirangnya.

Ada tiga lampu kecil dialat itu. Dua diantaranya mengeluarkan sinar kehijauan sedangkan yang satunya hanya berkedip-kedip. Setelah memakai alat itu, Naruto menyambungkan sebuah kabel dari komputernya ke alat itu lalu memasukan sebuah kaset ke CPU komputernya.

"Yosh." Setelah semua dirasa sudah lengkap, Naruto membaringkan tubuhnya dengan posisi telentang. Ia menarik napas panjang terlebih dahulu sebelum mengucapkan sesuatu.

"Yosh! Ikuze!"

Sriing

... Pandangan Naruto yang awalnya gelap karena ia menutup matanya perlahan mulai berganti dengan sinar putih terang lalu setelahnya muncul tampilan konfirmasi. Naruto mengetikan akun serta password-nya dikolom yang tersedia. Dan tanpa berpikir lama ia mengklik tombol log in.

Sriing

Lagi-lagi sinar putih terang yang menyilaukanlah yang hanya bisa Naruto lihat. Meski kemudian sedikit demi sedikit pandangan Naruto kembali.

"..."

"..."

"..."

Indera visual Naruto akhirnya dapat bekerja dengan normal setelah mengerjap beberapa kali. Namun hal yang dilihatnya bukan lagi langit-langit kamarnya...

Hal yang kini dilihatnya adalah sebuah tempat luas yang sangat indah. Dengan berbagai macam bangunan khas eropa abad pertengahan berdiri dengan megahnya. Orang-orang atau dalam kasus ini adalah pemain lain pun berlalu lalang disana-sini. Menggunakan pakaian yang relatif sama.

Untuk laki-laki memakai baju lengan panjang dengan warna yang ditentukan sang player saat sign up di server game ini. Bawahanya menggunakan celana panjang serta sepatu boot. Tak lupa ada juga atribut yang selalu muncul di penampilan avatar game online bertema Action Fantasy. Semacam baju zirah mengkilap yang melindungi bagian atas tubuh. Pakaian untuk perempuan tak jauh berbeda modelnya. Hanya saja bawahanya menggunakan rok pendek selutut.

Naruto menghembuskan napas pendek. Ia tersenyum lebar sebelum berkata. "Aku kembali lagi!"

.

.

.

.

Naruto milik Masashi Kishimoto

AU, Typos, OOC, Idenya pasaran, Inspired from Sword Art Online

NaruSaku Adventure/Sci-fi/Fantasy & Romance's fic

Summary: Hidup Naruto berubah saat ia dan beribu orang lainya terjebak didalam game virtual dan harus bertarung agar bisa keluar dari sana. Namun semua menjadi sangat sulit saat tahu kenyataan bahwa kau akan mati jika kalah di game itu.

Don't like? Just click 'back' button, 'close' button or shut down your device!

.

.

.

Awakening Online

.

.

.

.

Prologue

.

.

Avalon. First Floor, 14.45 PM 12 Juni 2022

.

.

"Ah sial! Sial! Sial!" Naruto berlari secepat yang bisa. Tak henti-hentinya ia mengumpat sial karena kesalahan yang sebenarnya akibat perbuatanya sendiri. Ia salah mengkalkulasi waktu untuk melakukan log in. Seharusnya ia log in sekitar satu jam yang lalu. Tapi karena terlalu sibuk berkutat dengan komputernya, ia jadi lupa pukul berapa sekarang. Harusnya ia sempatkan menengok kearah jam tadi. Ia kan punya janji dengan seseorang. Seorang gadis kalau kalian ingin tahu.

Mungkinkah pacarnya? Tidak juga. Mereka hanya sebatas sahabat dari kecil sampai sekarang.

Naruto terus menerobos jalanan yang penuh sesak dengan para player yang berlalu lalang. Tak ia pedulikan teriakan NPC pedagang yang menjual item atau senjata yang terus menawarkan barang daganganya. Fokusnya cuma satu sekarang. Menemukan gadis berambut pink- nah itu dia! Tengah berdiri menghadap sebuah air mancur sambil berkacak pinggang.

"Maaf ya, aku terlambat Sakura-"

Jreeng

"...chan."

"BAKA-NARUTOO! SHANNAROOO!"

BUAGGH

"GYAAAA!"

Brakk

Duarr

Tubuh avatar Naruto terhempas jauh menabrak sebuah tiang lampu jalan. Muncul sebuah persegi transparan berwarna ungu bertuliskan «Immortal Object» pada tiang itu setelah Naruto menghantamnya.

"Aduuh... kepalaku..." Meski ini hanya game, tapi pengembang game ini mengusahakan agar pemain benar-benar merasa seperti hidup disini. Jadi masih ada pula rasa sakit akibat dari serangan meski sudah diredam hingga serangan brutal dari gadis itu hanya terasa seperti sebuah hempasan saja. Dan betapa beruntungnya Naruto. Jika saja ini bukan di kota pasti Health Point-nya sudah terkuras sampai setengahnya.

Di kota ada sistem bernama «Battle Limit» yang berfungsi membatasi pertarungan antar player disini. Para player disini hanya bisa membuat HP (Health Point) player lain terkuras saat berduel saja. Jadi entah berapa kali kau mencoba menebas seorang player dengan pedangmu diluar duel, maka player itu tak akan terkena dampak apapun. Mungkin hanya terhempas.

Naruto mencoba bangun meski terhuyung-huyung. Baru saja bisa berdiri tegap ia harus kembali dibuat meringkuk ketakutan saat gadis berambut pink sepunggung itu berjalan dengan langkah berderap kearahnya.

"S-sakura-chan... Aku benar-benar minta maaf!" Aksi konyol seorang pemuda yang ketakutan oleh seorang gadis cantik namun galak itu menjadi tontonan gratis para pejalan kaki. "Ghhh! Bakayarou! Kau kira sudah berapa lama aku menunggu? Dan kau malah dengan santainya berkata 'maaf aku terlambat' seakan tak terjadi apapun!"

"De-demo, Sakura-chaaan... Tadi aku-"

Gadis yang dipanggil Sakura memotong dengan cepat. "-Diam! Aku tidak mau dengar alasanmu lagi!" Sadar jika suaranya meninggi, Sakura menghembuskan napasnya pelan-pelan. Ia berdecak melihat wajah Naruto yang minta dikasihani. "Ck! Baiklah aku memaafkanmu LAGI kali ini Naruto!"

"Hehe! Sankyuu!" Naruto membentuk cengiran lebar setelah mendapat pengampunan gadis cantik berambut pink sepunggung itu. Iris emerald-nya yang menurut Naruto begitu mempesona selalu tak pernah redup sinarnya. Wajah cantik serta dahi lebar yang juga menjadi salah satu daya tarik dari gadis itu. Yah, sosok Haruno Sakura yang asli memang tak kalah cantik dari avatar didunia game...

Tunggu, sosok asli?

Yup, benar sekali! Ketimbang menggunakan avatar buatan, developer game ini justru menggunakan sosok asli sang player sebagai avatar masing-masing. Kalian pasti berpikir bagaimana mungkin game ini bisa mengenali wajah para player bukan?

Rahasianya ada di «NeuroDriver» yang dipasangi semacam sensor di bingkai wajah yang bisa menangkap struktur wajah kita. Sedangkan proporsi tubuh disesuaikan saat pertama kali log in dengan cara menyentuh bagian tubuh mulai dari tangan, badan, dan kaki terlebih dahulu. Jadi kesimpulanya, semua avatar player yang bermain game ini adalah sosok nyata mereka didunia asli! Ck, teknologi modern memang bisa membuat kita berdecak kagum!

Dan satu hal lagi. Hampir semua player disini memakai nama asli mereka sebagai nama avatar. Hal itu dilakukan karena mereka berpikir... untuk apa menyembunyikan nama asli jika kau menggunakan sosok asli sebagai avatar? Tak ada gunanya bukan?

Game ini juga dirancang pengembang untuk bisa digunakan sebagai sarana media sosial. Sebuah terobosan yang cukup menarik mengingat kebanyakan orang saat ini lebih suka berinteraksi lewat media sosial daripada berinteraksi langsung. Tapi dengan game ini bisa dibilang kita berinteraksi langsung dengan orang lain. Tak seperti media sosial lain.

Kembali ke jalan cerita. Naruto kini sudah berdiri tegap dihadapan Sakura. Memasang cengiran lebar seperti orang bodoh. Sedangkan Sakura sendiri mendengus sebal sambil membuang mukanya. "Hei! Kau bilang sudah memaafkanku. Kenapa masih bersikap jutek seperti itu? Lebih baik sekarang kita mulai hunting!" Tutur pemuda itu semangat. Tak mempedulikan pipi Sakura menggembung karena kesal.

"Kau tidak merasa bersalah sama sekali ya?" Tanya Sakura setengah menyindir.

"Tadi aku sudah minta maaf dan kau memaafkanku kan?" Sakura menepuk keningnya sendiri tanpa sadar. Haah... Tidak ada gunanya berbedat dengan mahluk pirang ini... Lebih baik ia langsung hunting agar levelnya bisa naik mengingat ia masih terpaut beberapa level dengan Naruto.

.

.

.

.

Border of Grent Forest, First Floor. 16.10 PM 12 Juni 2022

.

.

Naruto dan Sakura kini berada diluar kota Avalon. Kota pertama yang digunakan sebagai «Starting Point» semua player. Mereka berada disebuah bukit yang berbatasan dengan hutan lebat. Terlihat mereka tengah sibuk bertarung dengan tiga ekor monster. «Warg», monster berbentuk seperti serigala tapi memiliki ukuran lebih besar.

Naruto dengan lincah berlari zig-zag mendekati dua Warg yang lari berjajar. Pemuda berparas tampan itu tak terlihat gentar ketika mahluk itu menggeram keras, seperti tengah kelaparan dan siap memangsanya kapan saja. Ia menyeringai dan memposisikan mata pedangnya diatas bahu kanan.

Sriingg

Sinar kebiruan muncul dipedang Naruto. Nampaknya ia mengaktifkan «Sword Skill» miliknya. "Heh, makan ini!"

Slaassh

Naruto menebas secara diagonal Warg pertama diarah kiri. Menyebabkan mahluk itu terpental menjauh dengan bekas sayatan panjang di sisi kanan tubuh berbulu keabuan itu.

Tak melupakan Warg disisi kanannya, Naruto melompat sedikit ke kiri dan memposisikan pedangnya guna menahan serangan ketika hampir menerima terkaman.

Trangg

Dua kaki depan serigala besar itu beradu dengan pedang Naruto. Pemuda itu sedikit meringis saat beradu kekuatan dengan sang serigala. "Ghhh! Hyaa!" Naruto mendorong dengan keras tubuh sang Warg menjauh lalu memberikan tendangan tepat dikepala, membuat kepala itu sedikit menunduk.

Dengan memanfaatkan kelengahan sang Warg, Naruto melakukan serangan menusuk. "Hyaa!"

Jlebb

Seranganya berhasil. Pedangnya kini menancap dengan dalam dibagian dahi. Dengan gesit ia menarik lagi pedangnya dan siap melakukan serangan beruntun. Sebelum kembali menyerang, ia sempatkan melirik HP Bar sang Warg. 'Cukup dengan empat serangan.' Batin Naruto.

Wushh

Crashh

Naruto melesat dengan cepat memberi sayatan disisi kanan. Selesai disisi kanan, ia melakukan serangan memutar dan berhasil melakukan serangan kedua.

Crashh

Tak berhenti, ia meneruskan seranganya dengan melangkah mundur sejenak lalu menerjang dengan cepat tak lupa sambil menebas, melakukan serangan ketiga.

Srashh

Tapi setelah serangan beruntun ketiga Naruto berhenti. Mengambil ancang-ancang mundur dan mempersiapkan «Sword Skill» lagi.

Sringg

"Heh! Hanya menggonggong tapi tak menggigit!" Naruto berteriak kencang. Menebas secara vertikal dari bawah ke atas saat sang Warg melompat kearahnya.

Srassh

"Grooarr!" Tubuh Warg terpental jauh dan hancur menjadi kepingan kaca kecil berwarna-warni. "Yoshaa!" Notifikasi price dan EXP (Experience Points) yang ia dapat dari pertarungan muncul. Wajahnya nampak sumringah ketika melihat berapa banyak gold yang ia dapat... Haah... mata duitan...

Tapi ia tersentak saat mengingat sesuatu yang ia lupakan. Sesuatu yang sebenarnya penting tapi ia lupakan saking semangatnya... Aduh...

"Argh! Baka-Narutoo! Kenapa kau membunuh yang itu?! Seharusnya kau memberikan last hit-nya padaku!" Teriak Sakura yang tengah beradu kekuatan dengan salah satu dari tiga Warg yang bertemu mereka.

Naruto berbalik kearah Sakura yang tengah sibuk bertarung. Ia tertawa kikuk." Ahaha! Ma-maaf, aku kelepasan!" Pemuda itu dihadiahi death glare oleh sang gadis musim semi. Membuatnya bergidik ngeri.

"Hyaat!" Ia melihat Sakura mendorong mundur tubuh sang Warg dan menebas secara horizonal, mengakibatkan hal serupa pada Warg yang dikalahkan Naruto. Hancur menjadi kepingan kaca kecil berwarna-warni. Untuk sesaat ia membayangkan betapa sadisnya tebasan Sakura tadi. Mungkin saking kesalnya gadis itu ia sampai bisa menebas sedemikian kasar. Ia tak bisa membayangkan bila tebasan itu ditujukan padanya... Hii! Menakutkan!

Sakura menatapnya kesal. Satu tanganya yang tak menggenggam pedang berkacak pinggang. Gadis itu tak mempedulikan notifikasi hasil pertarungan yang muncul didepanya.

Ditatap sedemikan lekat membuat Naruto makin gugup. "Ehehe! Ba-bagimana kalau yang satu itu kuserahkan padamu, Sakura-chan?" Tawar Naruto sambil menunjuk satu Warg yang tersisa. Entah kenapa mahluk itu tak menerjang baik Naruto atau Sakura sejak tadi. Mungkin terkena efek stun serangan Naruto. Tak berniat menunggu jawaban, Naruto berjalan santai menghampiri sang serigala terakhir.

Warg terakhir yang sadar didekati nampak kembali bersiap. Sudah lepas dari efek stun sepertinya.

"Grooar!" Ia mengaum lalu menerjang menuju Naruto. Pemuda dengan tanda lahir berupa tiga goresan tipis dimasing-masing pipinya itu hanya tersenyum percaya diri dan melakukan satu tebasan ringan yang hanya menimbulkan sedikit damage serta menghempaskan sang Warg mendekat ke posisi Sakura.

"Nah, kuserahkan last hit yang satu itu padamu!" Teriak Naruto lantang pada Sakura. Sang gadis berambut pink itu tersenyum kecil dan memasang kuda-kuda.

Sringg

«Sword Skill» dengan sinar berwarna merah muda mulai aktif menyelimuti senjatanya. Sakura menunggu sampai sang Warg benar-benar menerjang kearahnya... Dan sekaranglah saatnya!

"Hyaat!"

Crashhh

Tubuh sang monster terbelah dua dan hancur menjadi kepingan kaca kecil. Seperti sebelumnya, muncul notifikasi hasil pertarungan. Tapi tak lama setelahnya notifikasi lain muncul.

«Congratulations: Level Up To 13!»

"Yatta! Naik level!" Seru Sakura kegirangan. Gadis itu menyarungkan pedangnya dipinggang kiri lalu berlari kecil kearah Naruto yang juga menyarungkan pedangnya dipunggung.

"Hehe! Kerja bagus!" Sambut Naruto saat mereka berhadapan. Tak lupa pula mereka melakukan toss terlebih dulu.

Sakura tersenyum lebar sebelum kemudian ekspresinya berubah menjadi cemberut. "Jika saja Warg yang tadi tidak kau serobot mungkin aku sudah dapat EXP yang lumayan!"

Kening Naruto berkerut tebal. Bibirnya mengerucut sama seperti Sakura. "Kau masih mempermasalahkan itu. Memangnya kenapa sih kau ngotot sekali ingin mendapat EXP yang banyak?" Pertanyaan inilah yang sejak tadi ditunggu-tunggu Sakura. Sejak awal mereka hunting disini, Sakura sudah menyuruh Naruto menyerahkan semua last hit padanya. Terdengar serakah memang. Tapi Sakura punya alasan tersendiri dibalik itu semua.

"Levelmu kan sudah 15! Sedangkan aku baru 12, jadi aku mau kau mengalah sedikit agar aku bisa segera menyusulmu!"

Naruto mengerti sekarang. Rupanya alasanya sesederhana itu. "Oh, jadi hanya karena itu?" Ucap Naruto cengar-cengir. Tak bisa dipungkiri bahwa ia suka jika Sakura selalu berusaha ingin setara denganya.

"Yah... Tapi yang pasti aku berterima kasih padamu, Naruto! Untuk hunting hari ini. Akhirnya aku bisa naik satu level lagi!"

"Hehehe! Tak perlu segan meminta bantuanku kapan saja!" Naruto mengangkat jempolnya. Memberi sahabat masa kecilnya itu sebuah cengiran rubah khas darinya.

Kikikan geli lolos dari bibir peach Sakura. Gadis itu yang sudah sangat sering menjadi rekan party Naruto diberbagai game online itu melirik ke pojok kanan atas penglihatanya. Disana ada sebuah jam digital yang menunjukan pukul berapa sekarang. Pukul 16.15 sore. Itu artinya 15 menit lagi menuju launching game Awakening Online atau banyak gamer menyingkatnya dengan AWO.

"Na, kurasa hunting-nya cukup. Kita harus berkumpul dengan teman-teman yang lain sebelum acara launching 15 menit lagi."

"Eh? Hontou? Jadi kita sudah hunting hampir satu setengah jam lamanya?" Sakura mengagguk membenarkan. Ia sebenarnya ingin membuka suara tapi...

Sriing

Mendadak tubuh avatar Naruto mengeluarkan sinar biru yang terang. "A-ada apa ini!?" Raung Naruto panik.

Sakura yang sama terkejutnya menjadi ikut panik ketika tubuh avatarnya juga mengalamai kejadian yang sama. "Na-naruto!"

"Sakura-chan!"

Bushh

Tiba-tiba keduanya menghilang seperti ditelan bumi. Menghilang tak meninggalkan jejak apapun kecuali serpihan kaca kecil berwarna-warni yang ikut menghilang setelahnya...

.

.

.

.

Tbc

.

.

.

A/N: Fic multichap baru! Sebenarnya fic lama ketika sedang mem-boomingnya anime SAO. Tapi karena baru dapat ide buat ngelanjutin sekarang jadi inilah dia^^

Apakah alurnya masih sama kaya' SAO? Yah, sepertinya memang begitu. Tapi saya akan buat alurnya berbeda dari verita aslinya nanti, tenang aja!

Gimana pendapat kalian? Jelekah? Baguskah? Tulis review sebanyak-banyaknya ya! ^^b