Title: RITE OF SPRING
Characters/ Pairing: Hatake Kakashi/ Haruno Sakura
Type: Twoshots
Rating: M
Genre: Adventure, Romance
Warnings: (saat ini belum ada)
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
(Kami tidak mencari keuntungan dalam bentuk materi apapun dari penggunaan karakter-karakter ciptaan Masashi Kishimoto)
Non-edited. So all mistakes are mine.
::::
RITE OF SPRING
Teman-temannya selalu berkata jika sekarang sudah bukan jamannya menggunakan diari. Diari hanya eksis 10 tahun lalu. Sudah sangat-sangat-sangat kuno, terutama di bagian yang ada kuncinya. Sekarang adalah jaman sosial media yang… kalian tahu sendiri seperti apa perkembangannya dalam 10 tahun terakhir ini. Facebook, Twitter, Instagram, Weibo dan entah sosial media apa lagi yang akan muncul berikutnya. Tapi bagi Sakura itu semua dianggapnya angin lalu. Dia lebih memilih diari. Sebuah buku mungil bersampul hijau pucuk yang masih setia berada di tasnya, menemaninya ke mana-mana. Jangan lupakan bertumpuk-tumpuk diari yang disimpannya di laci di kamar asramanya, yang menjadi sahabatnya sejak duduk di bangku SMP. Sakura tidak menolak sosial media, bahkan bisa dibilang dia cukup aktif di sana. Tapi seperti kata pepatah, Old Habit Die Hard.
Lagipula… Sakura mengeluarkan kamera polaroid lalu memotret jalan dari jendela bus National Express. Ada perbedaan mendasar antara sosial media dan diari; privasi. Ada hal-hal tertentu yang menurutnya tak perlu diumbar hingga dibaca semua orang. Sebutlah dirinya konvensional, sebutlah dirinya kuno atau bilang jika nenek kalian bahkan lebih modern daripada dirinya… but fuck it because I don't give a shit, I have boundaries I have standards. Sakura mengibas-ngibaskan hasil fotonya sebelum merekatkannya pada salah satu halaman diarinya kemudian menulis di bagian bawah foto:
Bibury for the 5th time ^^
Sakura tersenyum simpul sambil melihat hasilnya. Diari dan polaroid. So vintage so instagrammable.
Sakura tiba di kota Cirencester, kota terdekat dari Bibury sebelum melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Memperbaiki letak ransel 30 liter di pundaknya, keds kanvas hitam membawanya memasuki desa, merasakan mesin waktu menariknya kembali ke masa awal abad 19.
Rumah-rumah batu jaman dulu tertata rapi dengan tumbuhan hijau dan bunga warna-warni di berbagai sudut, masih berfungsi dan dihuni layaknya perkampungan biasa, sungguh seperti masuk ke sebuah 'museum hidup'. Sakura melewati sebuah jembatan kuno di area Arlington Row, aliran air jernih dari Sungai Coln melintas di bawahnya. Dahulu, penduduk desa Bibury memanfaatkan aliran Sungai Coln untuk menggerakkan mesin pemintal yang berjaya di abad 17. Sayangnya, industri ini hancur di akhir abad 18 dan digantikan industri penggilingan hingga tahun 1920-an.
Sambil berjalan, Sakura menghirup udara musim semi, di bawah kelembutan sinar matahari yang menghangatkan kulit ivory-nya. Sakura menyukai musim semi. Dia bahkan bisa meneguknya seperti tonic. Sakura lalu merentangkan lengannya dan melebarkan jari-jemarinya—seperti yang selalu dilakukannya saat kecil, mencoba untuk terbang. Sekumpulan burung melompat dari satu dahan ke dahan lain, mengeluarkan melodi indah mereka. Jika diibaratkan restoran, maka hari ini adalah menu salad segar dengan keju dan buah zaitun. Dengan sebuah minuman? Anggur putih segar di gelas dingin. Tapi Sakura lebih memilih musik, jadi di tiap langkah dia bernyanyi, "All you need is love, love, love is all you need…"
Perjalanan menuju Bibury ini adalah harta yang sangat tak ternilai bagi Sakura, yang bisa mengalihkannya dari kesibukannya di London. Jadi dia akan berusaha menikmati hari-harinya selama di sini karena tak ada siapapun bisa menjamin hari esok.
Kriing kriing kriing!
Ritual Sakura akan musim semi terdistraksi oleh deringan, lebih tepatnya 'klakson' sepeda yang melaju kencang ke arahnya.
Kriing kriing kriing!
"Move!" seru si pengendara sepeda.
Sakura tak kunjung beranjak dari tempatnya berdiri, hanya menatap si pengendara dengan hidung berkerut karena telah menariknya dari kenikmatan musim semi. Si pengendara tiba-tiba berhenti tepat di sebelahnya, menatapnya dengan tatapan geli.
"Bloody hell, Miss. Apa yang kau lakukan berdiri di tengah jalan?"
Sepasang mata hijau Sakura mengerjap-ngerjap dan saat menyadari dirinya tengah berdiri di tengah jalan, dia hanya berkata singkat, "Oh."
Si pengendara sepeda berdecak pelan. "'Oh' tidak akan menyelamatkanmu, Miss. Saat ini musim semi, jangan mati dulu atau…" Matanya memicing saat berkata, "Jangan bilang kau ingin bunuh diri?"
"Apa?" Sakura mundur dua langkah. "Siapa yang bilang aku ingin bunuh diri? Musim semi adalah musim yang sangat tidak tepat untuk bunuh diri!"
"Jadi musim apa yang tepat, Miss, untuk bunuh diri?" Seringai si pengendara kini muncul.
"Musim… whatever!"
"Jika kau benar ingin bunuh diri di sini, kau adalah orang pertama yang melakukannya di Bibury."
"Aku tidak ingin bunuh diri. Ya Tuhan."
"Kalau begitu jangan berdiri di tengah jalan, okay? Untung saja ada pengendara tampan dan baik hati yang lewat untuk memperingatkanmu. Musim semi di sini memang seperti candu hingga membuatmu tak sadarkan diri saat menikmatinya!" Si pengendara tertawa sebelum melajukan kembali sepedanya. "Have a nice day, Miss! Sampai jumpa di dalam sana!"
Mulut Sakura membuka dan menutup, ingin membalas pengendara tadi tapi tak tahu apa yang ingin diutarakannya. Pengendara tampan dan baik hati? Sakura mendengus geli. Dia lalu mengambil kamera polaroid dan mulai mengambil beberapa gambar dari si pengendara meski hanya ransel biru abu-abunya yang nampak. Sekali lagi Sakura merekatkannya di diari miliknya dan menulis:
Pengendara tampan dan baik hati? Pffft…
::::
TBC
::::
Fic ini hanya Twoshots. Merupakan Prolog dari Seri Petualangan Kakashi dan Sakura. Petualangan apa jika readers bertanya-tanya? Akan terjawab di chapter Dua. Penjelasan lebih lanjutnya akan ada di chapter Dua juga. So stay with me if you don't mind?
Tinggalkan jejak, pals!
Once again, feel free to send PM, review, constructive criticisms and suggestions.
