AGAIN
—Just don't leave me alone. Please, stay with me. For one more time—
A Real Fiction about me, a junior high school girl who was alone now, Cindy Julianty.
.
.
"Sungmin! Kau kerja kelompok lagi?! Apa kau tidak bisa mengerti bahwa ibu sedang sibuk bekerja disini?! Anak kurang ajar!"
"Memang begitu! Lagipula untuk apa aku harus ke desa setiap Sabtu dan Minggu?! Kau tidak pernah peduli pada kebahagiaanku!"
"Tidak pernah peduli? Tidak pernah peduli apanya? Coba kau jelas—,"
Pip.
Ponsel Sungmin ia matikan. Bisa mati rasanya jika dia mendengar ocehan ibunya lagi. "Akhirnya aku bisa bernafas lagi."
Teng tong teng tong~
Pip.
"Untuk apa kau menelpon lagi? Untuk memaksaku? Aku tidak akan pernah mau menjawabnya!" Sungmin mengacak rambutnya, lalu melempar sembarang ponsel milik ayahnya. Sekarang ia hanya punya sebuah komputer yang sudah tua.
"Aku berani tinggal disini sendirian, tanpa harus ikut ke desa," teguhnya kuat.
…
"Thank you~," Sungmin mengucapkan itu ke Eunhyuk yang baru saja mengantarnya pulang ke rumahnya dengan nada ala hodijah.
Eunhyuk terkikik sekilas. "Sama-sama," sama, dengan nada ala hodijah juga, artis instagram yang sedang popular di antara kelas 8C, kelas mereka.
Lalu Eunhyuk mengendarai motornya kea rah rumahnya sendiri, pulang.
"Sampai jumpa!" teriak Sungmin dari jauh, walau ia tahu Eunhyuk tidak akan menjawabnya.
Ia membuka kunci pintu rumahnya, kemudian menaruh kuncinya di sakunya. Kemudian bergegas mandi, lalu memasak. Belum lagi besok ia harus mencuci pakaiannya.
Saatnya makan. Sungmin duduk di depan TVnya dan menyendokkan nasi dan telur dadar yang ia buat sendiri. "Aku sendiri lagi," ucapnya sedih.
"Harusnnya jika hpku tidak disita, dan aku tidak mengacaukan persahabatanku dengan Ryeowook, aku bisa sendiri di rumah dengan bahagia, bukan?" ucapnya sendiri dengan mata yang berkaca-kaca. Acara televisi itu sudah tidak menarik lagi untuknya.
"Baiklah! Mari kita menulis!" ucapnya sambil tersenyum memaksa, lalu menghapus bekas air mata yang berembun di kedua matanya yang belum sempat turun mengaliri pipi pucatnya.
Kemudian ia menyalakan komputernya, lalu membuka program kesayangannya, Microsoft Office Word. "Ayo lanjut fanfiction CBFA mu! Yosh!" baru beberapa ratus ketikan, ia sudah menyerah.
Dan ia menangis.
"Aku sendiri lagi," isaknya. "Ryeowook… Aku mohon. Kembali padaku yang sudah dua minggu ini jauh darimu, kumohon…"
Dan begitulah akhirnya. Sungmin yang sendirian, yang lemah, yang bodoh, harus berakhir sendirian lagi.
Sama seperti saat ia SD, dan ia trauma.
Ia mengambil gunting, lalu menyayatkannya ke tangannya sendiri. Sama seperti dua minggu yang lalu, malam dimana ia menyayat tangannya sendiri juga.
Melukai dirinya sendiri.
Dan melupakan semua kebahagiaannya.
Ryeowook, alias Nur Aqmarina Mustikawati yang kusayangi, kucintai, kuanggap sebagai sahabatku, bahkan kakakku sendiri.
Apa kau melihat ini?
Jika iya, kembalilah padaku.
Aku tidak bisa… Menjalani hidup sendirian seperti ini.
Aku tahu aku pengecut.
Aku tahu aku tidak pernah membuatmu bahagia.
Aku tahu ini terlambat.
Tapi kembalilah.
Kumohon.
-End.-
