wintergee

presents

Change

.

Cast: Choi Junhong – Jung Daehyun ( DaeLo )

B.A.P members

Genre: Fantasy, Romance

Rated: M (Mature=Dewasa - I've warned you. Take your own risk)

Disclaimer: The following is a work of Fiction. The plot is mine, but the events and characters are fictional and the celebrity names/images merely borrowed and do not represent who the celebrity is in real life. No offence is intended towards them, their families or friends.

Warning: Yaoi, BoyxBoy, Typo, Don't like don't read. Plagiarism is a Criminal. Don't steal my story!

.

*Chapter 1*

.

"Yah! Youngjae-ah! Bantu aku membereskan belanjaan ini!" Himhan berteriak sambil meletakkan dua kantung besar belanjaan ke atas meja makan. Itu adalah persedian makanan untuk dua hari ke depan. Yah, dua kantung besar belanjaan untuk persediaan makanan keenam anggota B.A.P selama dua hari. Tapi mungkin, seperti biasa tidak akan cukup untuk dua hari. Terlebih dalam satu minggu ini, enam anggota yang tinggal di dalam satu asrama itu mendapatkan libur, dan tidak memiliki jadwal sama sekali. Tentu saja mereka butuh istirahat total setelah menyelesaikan tour pertama mereka.

"Hm~ Sebentar hyung." Jawab Youngjae dari ruang tamu - atau lebih tepatnya ruang menonton - sederhana mereka.

"Yah! Yoo Youngjae! Cepat kemari atau kuhapus semua game dari tabletmu itu!" Himchan sudah kehabisan kesabaran dengan member pecinta gadget satu ini, yang terus saja fokus pada tabletnya sejak sebelum Himchan pergi ke supermarket hingga sekarang.

"Iya iya hyung." Youngjae meletakkan tabletnya dan beranjak dari sofa ke tempat hyung cerewetnya berdiri. "Kau ini cerewet sekali, hyung." Youngjae mulai mengeluarkan barang-barang dari kantung belanjaan.

"Aku sangat lelah habis berbelanja tapi kau malah asyik-asyikan bermain. Sekarang kau yang bereskan semua itu." Himchan mengoceh dan meminum kembali air es dari gelas di genggamannya. "Hey apa ketiga orang itu belum pulang? Lalu dimana Junhongie? Kenapa sepi sekali?" Himchan melihat ke sekeliling asrama kecil mereka.

"Iya mereka bertiga belum juga pulang sampai sekarang." Kata Youngjae sambil memasukkan bungkusan sosis ke dalam freezer. "Dan Junhongie tadi keluar, katanya hanya sebentar, untuk mencoba skateboard barunya."

"Aish! Kenapa tiga orang itu belum juga pulang sih? Biar kutelepon." Ujar Himchan kesal lalu merogoh kantung celana jeansnya untuk mengambil handphone. "Huh, apa ini?" Tanya Himchan sambil mengeluarkan sebuah botol bening ukuran kecil berisi air berwarna pink. "Oh~ iyaaa."

"Apa itu hyung?"

"Ah, tadi di perjalanan ke supermarket, ada seorang ibu-ibu yang memberikanku ini. Ibu itu bilang kalau ini bisa memecahkan masalah yang sedang aku alami sekarang ini."

"Masalah apa, hyung?"

"Jangan berani-berani menyebarkan ini pada siapapun." Himchan berkata serius pada Youngjae. Youngjae yang penasaran langsung mengangguk semangat. "Ada seorang pemuda yang kusukai." Mulut Youngjae menganga atas perkataan aneh hyungnya.

"Kau suka pada sesama, hyung?"

"Iya dan jangan bilang siapa-siapa, oke?"

Youngjae mengangguk dengan tatapan tidak percaya. "Tapi siapa hyung."

"Yah soal itu tidak usah dipikirkan. Kan dengan ini aku bisa menyelesaikan masalah itu."

"Kau yakin?"

"Ibu itu tahu jika aku menyukai sesama pria, dan dia memberikan ini karena kasihan padaku. Katanya jika diminum ini bisa menyelesaikan permasalahanku."

"Tidakkah kau merasa kalau ini sangat aneh hyung? Bagaimana ibu itu bisa tahu permasalahanmu? Dan kenapa ia harus merasa kasihan pada orang asing sepertimu? Juga bagaimana caranya cairan pink ini menyelesaikan permasalahan 'gay' mu, hyung?" Youngjae mengucapkan kata 'gay' dengan pelan. Ia takut menyinggung perasaan hyungnya.

"Tidak apa-apa, Youngjae. Aku tidak akan melemparkan tabletmu dari jendela apartemen kita hanya karena kau menyebut aku gay."

"Hehe maaf, hyung."

"Hm, mungkin cairan atau minuman ini hanya vitamin supaya orang yang meminumnya bisa berpikir lebih jernih. Bagaimana menurutmu? Haruskah aku mencobanya?"

"Ya! Coba saja hyung!" Youngjae bersorak bersemangat. Rasa penasarannya sudah mengalahkan logikanya saat ini. Ia sangat penasaran bagaimana cairan pink tersebut bekerja.

"Baiklah aku akan mencobanya."

"Hyuuuung! Aku sudah pulaaang!" Terdengar suara Junhong dan bunyi pintu depan tertutup.

Himchan membuka tutup botol di tangganya dan meminum seperempat cairan tersebut dengan dahi berkerut. "Yak! Rasanya pahit!"

"Hyung! Aku sudah pulang!" Seru Junhong saat menemukan dua hyungnya di dapur. "Apa itu, hyung?" Mata polosnya menyipit, mengamati botol dengan cairan pink - yang sewarna dengan rambutnya yang mulai panjang – di tangan hyungnya.

"YAH! YOO YOUNGJAE! INI TIDAK ENAK! AKU TIDAK SEHARUSNYA MENDENGARKANMU!" Himchan berseru marah pada dongsaengnya yang sudah mendorongnya untuk meminum cairan aneh tersebut.

"Yah! Kan aku tidak tahu, hyung! Jangan salahkan aku!" Tatapan tajam Himchan tetap tidak mau lepas dari mata hitam Youngjae.

"Apa aku boleh mencobanya, hyung?" Junhong bertanya pada hyungdeulnya. Ia penasaran pada apa yang sedang dipermasalahkan oleh hyungdeulnya tersebut. Dan terutama, ia sedang sangat haus. Itulah alasannya mengapa ia muncul di dapur. Ia butuh cairan untuk meredakan tenggorokannya yang kering akibat kelelahan.

"Ah! Benar! Sekarang kau yang mencobanya Junhong!" Youngjae berseru sambil merampas botol tersebut dari Himchan dan menyodorkannya pada Junhong yang tersenyum senang.

"Gomawo, hyung." Junhong berkata pelan sambil meminum cairan pink tersebut. Dahinya berkerut sesaat setelah cairan tersebut sampai ke mulutnya. Dan sebelum seluruh cairan tersebut habis diminum oleh Junhong yang sedang sangat kehausan, Himchan merampasnya dengan cepat.

"Kau juga harus mencobanya, Yoo Youngjae!" Himchan berkata dengan serius. Ia masih sangat kesal dengan Youngjae.

"Baiklah! Aku juga akan meminumnya!" Youngjae yang tidak terima disalahkan langsung mengambil botol tersebut dan meminum sedikit cairan pink yang tersisa. "Kau puas?"

Himchan menaikkan bahunya tidak peduli. "Aku akan menelepon Upie dan yang lain. Ini sudah terlalu malam. Mereka harus pulang." Kata Himchan sambil mengambil hand phonenya dari saku jeansnya dan meninggalkan dapur beserta dongsaengnya.

"Ck. Dasar." Youngjae menggerutu dan mulai melanjutkan pekerjaanya.

"Itu tadi obat apa memangnya, hyung?"

"Itu bukan obat, Junhong." Kata Youngjae dan melanjutkan sebelum Junhong bertanya kembali. "Dan jika kau bertanya itu cairan apa, untuk apa, aku juga tidak tahu. Kau sebaiknya cepat mandi dan segera tidur."

"Ah baiklah hyung. Tapi aku mau minum dulu. Aku masih haus."

~ooo~

Keesokan harinya…

"AAAAAAAAHHHHHH"

Teriakan nyaring dari kamar mandi merupakan suara pertama yang mengisi asrama B.A.P di hari itu.

"Yah! Hyung! Kenapa berteriak pagi-pagi begini!" Youngjae yang memasuki kamar mandi menggerutu sambil merenggangkan otot-otot lengannya. Ia belum melihat hyungnya dengan seksama.

"AAAAAHHH!" Himchan kembali berteriak. "Kau juga?!"

"Apanya hyung?" Youngjae memandang hyungnya bertanya-tanya sebelum menyadari tangan hyungnya yang sedang menunjuk ke arah dadanya? Tunggu sebentar. Kenapa di bagian dada hyungnya ada dua gundukan yang tersembunyi di dalam kaos putih tersebut? Apakah itu? "AAAAHHH! Hyung, di dadamu itu apa?"

"Kau juga punya boobs, Jae? Apa yang terjadi dengan kita berdua?" Himchan bertanya dengan mata yang membesar.

"Kalian ini kenapa ribut-ribut?" Yongguk tiba-tiba muncul di depan pintu. Youngjae pun segera memutarkan badannya untuk memberitahukan keganjilan dada Himchan pada Yongguk. Tetapi sebelum satu kata pun meluncur dari bibirnya ia mengikuti pandangan yang dalam dari hyungnya tersebut. Pandangan itu menuju… dadanya, dadanya yang menonjol?

"AAAAAHHHH! Apa ini?" Ia mennggengam dan mengangkat dua tonjolan sedang pada dadanya.

Yongguk semakin membulatkan matanya saat tonjolan tersebut naik turun mengikuti gerakan tangan Youngjae.

"Yah! Yoo Youngjae berhenti!" Himchan langsung menyerbu ke antara Yongguk dan Youngjae, menghalangi pandangan pervert sang leader pada dada Youngjae.

"Kau, Bang Yongguk! Sekarang keluar! Nanti saja kujelaskan!" Himchan mendorong paksa Yongguk untuk keluar dari kamar mandi lalu mengunci pintunya dan berbalik menghadap Youngjae. "Ini gawat, Youngjae! Sini kulihat!" Ia berseru sambil mengangkat kaos oblong yang dikenakan Youngjae. "Kita tamat." Menghela napas panjang sebelum membalikkan tubuh Youngjae ke cermin. "Kau lihat itu? Itu namanya buah dada. Dan yang terburuk, kita tidak hanya memiliki itu, tapi ini." Ia menurunkan celananya dan bukannya kejantanannya yang terlihat melainkan vagina. Ia mengangkat kepalanya dan kembali menatap Youngjae yang ternganga lebar seakan rahangnya hendak terlepas dari wajahnya. "Kita menjadi perempuan." Himchan berkata pelan sambil menarik celana Youngjae ke bawah. "See? Kita menjadi perempuan sekarang." Menaikkan kembali celana miliknya, Himchan kemudian menatap tubuh barunya di cermin. "Kita menjadi perempuan." Ia berbisik lalu beberapa detik kemudian, sebuah senyum terukir di wajahnya. "Kita menjadi perempuan." Senyumnya melebar. "Kita perempuan!" Ia berteriak gembira lalu mengguncang bahu Youngjae yang kini terlihat shock oleh sikap hyungnya. "Tidakkah ini hebat! Dengan ini aku bukanlah seorang gay!" menaikkan celana Youngjae lalu menggenggam tangannya. "Ayo bersiap-siap! Kita perlu perlengkapan untuk perempuan." Tertawa kecil yang bagi Youngjae terlihat mengerikan. "Kita butuh bra!"

~ooo~

"Tidakkah sebaiknya kita membangunkan Junhong dan mengajaknya juga? Kau liat kan?" Youngjae berbalik ke arah Himchan sambil tangannya menunjuk tonjolan indah yang menyembul dari tanktop hitam yang dikenakan Junhong. "Dia juga berubah. Ini benar-benar karena cairan pink tersebut."

"Biarkan saja dia tidur. Dia butuh tidur yang cukup untuk pertumbuhan. Lagi pula akan lebih menyenangkan jika aku memilihkan pakaian untuknya. Rasanya seperti memilihkan pakaian untuk anak gadis sendiri." Himchan tertawa gemas. Youngjae yang melihatnya hanya memutar bola matanya bosan. Ia sudah pasrah dengan bencana perubahan seks yang dialaminya. Ia ingin menjadi lelaki kembali.

"Apa tidak apa-apa kita tinggalkan dia sendiri di sini. Bagaimana jika Daehyun dan Jongup pulang." Youngjae masih mengamati Junhong yang tidur di tempat tidur tingkat bagian atas. "Omo! Rambutnya juga bertambah panjang hyung! Kenapa rambutku tidak ya?" Tanyanya dengan perasaan iri karena perubahan yang tidak adil. "Rambutmu juga tidak bertambah panjang tapi itumu ukurannya lebih besar dari punyaku, hyung." Ujar Youngjae sambil menunjuk buah dada ukuran sedang yang ada pada Himchan.

"Oh benarkah?" Himchan langsung menyerbu ke dekat tempat tidur tingkat mereka, mengamati Junhong yang sedang tertidur pulas. "Wah! Daebak! Punyanya seukuran Hyosung noona! Dan benar rambutnya bertambah panjang. Ini tidak adil. Kenapa begini?"

"Oh! Mungkin karena dia yang paling banyak meminum cairan pink itu hyung!"

"Jangan panggil aku hyung. Ya mungkin karena itu. Itu sebabnya boobs mu pun kecil, karena kau minumnya sedikit."

"Ya aku tidak peduli lah. Seoga saja efeknya lebih cepat menghilang karena aku meminumnya sedikit. Nah kau belum menjawab bagaimana kalau kedua orang bodoh itu pulang sebelum kita sampai rumah?"

"Upie tidak bodoh. Mereka bilang kalau hari ini mereka dan teman-teman Upie akan pergi ikut pelatihan menembak jadi akan pulang larut malam." Kata Himchan sambil mengenakan kaca mata hitamnya. "Aku tidak mengizinkan mereka untuk menginap di tempat teman Upie lagi. Mereka pasti pulang malam ini. Dan pada saat itu, kita ceritakan kepada mereka semua. Untung saja Yongguk tidak ambil pusing dan langsung pergi ke rumah kakaknya."

"Hyung, Yongguk hyung sebenarnya-"

"Panggil aku eonni, Youngjae-ah! Aku sudah bilang berkali-kali. Dan panggil Yongguk dengan sebutan oppa bukan hyung. Kau kan sekarang perempuan."

"Oppa?" Youngjae berpura-pura ingin muntah. Kata itu sangat asing untuk ia ucapkan. Biasanya fansnya yang memanggilnya oppa. Ia menunduk sedih. "Aku ingin jadi lelaki lagi."

"Ayo kita pergi!"

~ooo~

"Aku pulang~!" Daehyun menutup pintu di belakangnya lalu melepaskan sepatunya. "Kenapa sepi? Belum pada bangun huh?" Ia berjalan menuju dapur sambil mengusap perutnya yang masih terasa sakit, dan kemudian terdiam sebelum membuka lemari es di depannya. Membaca note panjang di pintu freezer. "Junhongie, eonni dan Youngjae eonni (?)" Mengkerutkan dahinya, Daehyun kemudian melanjutkan membaca note tersebut, "pergi berbelanja untuk perlengkapan kita. Tenang saja aku akan membelikan kebutuhan barumu (?) Jangan khawatir, kita bertiga akan baik-baik saja. Eonni dan Youngjae eonni akan tiba di rumah sekitar pukul tiga. Baik-baik di rumah dan jangan sembarangan menerima tamu. Makanan sudah disediakan, makanlah! Himchan eonni." Menegakkan tubuhnya, Daehyun masih berkerut. "Eonni? Mereka sedang berakting? Memangnya kita dapat tawaran iklan dengan tema cross gender?" Daehyun bergumam sendiri sambil membuka lemari es dan mengambil sebotol air mineral. Ia meminumnya sambil menegakkan tubuhnya.

"Hyung, kau sudah pulang?" Daehyun yang mendengar suara Junhong di belakangnya, membalikkan badan sambil tetap meminum air dan… byuuurrr. Seluruh air yang ada di mulutnya tersembur tepat mengenai objek yang mengejutkannya.

"Hyuuuung~ Kau ini jorok sekali!" Perempuan dengan suara yang mirip dengan milik Junhong itu berseru dan berhenti mengucek matanya lalu melihat ke bawah, ke bagian basah pada buah dadanya. "Apa ini?" Menggengam gundukan besar di dadanya dengan tatapan horror dan menusuk-nusukan telunjuknya ke dalam belahan yang terbentuk sempurna karena tanktop – yang menjadi terlalu ketat di bagian atasnya - yang ia kenakan.

Mata Daehyun terbelalak lebar atas pertunjukkan erotis di hadapannya. "Kenapa dengan dadaku, huhu." Ia mulai menaik-naikan dada besarnya dengan pebuh kebingungan, benar-benar terlupa dengan cairan yang membasahi kulit mulus putih pada dadanya. Dan Daehyun dapat melihatnya dengan jelas. Dua tonjolan yang mulai menegak pada permukaan buah dada tersebut.

"Kenapa bisa begini, hyung?" Perempuan dengan tanktop hitam tersebut menaikkan pandangannya dan menatap Daehyun dengan mata jernih polosnya. "Hyung! Hidungmu berdarah!" Bergegas mendekati Daehyun yang matanya tidak mau lepas dari buah dada indah milik perempuan asing yang semakin mendekat dan terpampang jelas di hadapannya. "Ah! Tisu tisu!" Perempuan berpakaian seksi itu berseru sambil berjalan melewati Daehyun dengan buah dadanya yang sempat bersenggolan dengan lengan kanan Daehyun.

"Shit!" Daehyun mengutuk pelan. Celana jeansnya benar-benar terasa sempit sekarang. Sesuatu di bagian bawah tubuhnya telah sepenuhnya terbangun. Shit! Shit! Shit! Mengumpat dalam hati karena ia tidak tahu bagaimana harus menenangkan Daehyun junior di bawah sana. Ia yakin bahwa kocokan yang biasa ia lakukan dengan tangannya sendiri tidak akan bekerja optimal untuk saat ini.

Daehyun semakin terpaku. Kakinya tidak dapat digerakkan. Juga matanya tidak dapat dipindahkan dari perempuan asing yang ada di depan matanya. Bertubuh langsing dan berambut hitam panjang dengan sepertiga dari rambut panjangnya, pada bagian bawah memiliki warna merah ke pink-pink an. Rambut tersebut begitu indah dan manis, dan tubuh seksi itu, dengan tonjolan yang terus saling berhimpitan di dalam pakaian ketat hitam tersebut, ketika sang empunya berusaha menghentikan darah yang terus mengalir dari hidung mancung Daehyun, begitu amat sangat menggoda iman sang main vocalist.

"Woa! Daebak! Kau bertambah tinggi hyung! Akhirnya ada juga hyung yang mengalahkan tinggi badanku sekarang!" hyung? Kenapa perempuan bertubuh rrr ini memanggil aku hyung bukan oppa? Daehyun mulai mendapatkan kesadarannya. Kenapa perempuan yang jauh lebih cantik dari perempuan manapun yang pernah ia temui ini terus menerus memanggilnya hyung?

"K-k-kau siapa? Apa kau sepupu Junhong?" Ya perempuan ini mengingatkannya pada Junhong. Wajah manisnya, kulit putih mulusnya, dan tingginya yang sepertinya di atas rata-rata tinggi perempuan pada umumnya mengingat bahwa ia hanya beberapa centi di bawah Daehyun.

"Kau bicara apa hyung?" Katanya sambil tetap fokus pada hidung mimisan Daehyun. "Nah, biarkan seperti ini agar darahnya berhenti mengalir hyung." Perempuan manis itu tersenyum dengan sangat manis seakan berusaha untuk menenangkannya.

Tanpa ia sadari, hal tersebut justru menimbulkan efek sebaliknya terhadap pemuda yang berdiri di hadapannya.

Jung Daehyun sama sekali tidak tenang.

.

to be continued…

Review?

Update akan lebih cepat kalo bnyk yg review =D

Bagi yang sama sekali ga punya keinginan utk review, please stop di sini dan jgn klik chapter selanjutnya

Tolong hargai tulisan author dan jgn cuma jd pengagum rahasianya author...

Tunjukkan pesonamu...

- wintergee

Have a nice day~