Title : Blue Sky
Rated : T, mau naik? Wani piro ? *plakkk
Disclaimer : punya Khio(digorok Kishimoto- sensei)... tapi bohong, yang bner punya Masashi Kishimoto... kapan yajadi punya Khio? (digebukin reader)
Genre : Romance, Family & little Angst
Author : Khioneizys
Cast : Sasuke, FEM Naruto ( Naruto dan Naruko itu beda), MinaKushi, FugaMiko, Itachi, Menma, and many more
Summary : "Aku tetap mencintaimu sampai kapanpun. Walaupun kau berada jauh di langit sana"/ "Teme, aku di sini" / "Apakah kau melihatku?"/ "Apakah kau merasakannya, Dobe?" / "JAWAB AKU!" / " AKU MEMBENCIMU! JANGAN MENGIKUTIKU LAGI!" /"Kenapa Tuhan? Kau tak adil!"/ Bad Summary/ Gender Switch/ SasufemNaru/ Nebar Typos... ^_^/ EYD Ancur/ AU.
Don't Like Don't Read
Happy Reading
Chapter 1: Perkenalkan?
Konoha, 4 Februari 2015
Naruto's POV
Hari ini adala hari tg dimana Aku dan Kakakku, Kurama Namikaze akan kembali ke Jepang . Tanah kelahiran Kami. Saat ini Kami sedang berada di lobby, menunggu sahabat kak Kurama menjemput Kami. Kata kak Kurama namanya Sasuke Uchiha. Anak bungsu keluaraga Uchiha yang merupakan sahabat Papa.
Oh iya, Aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Naruto Namikaze. Aku memiliki 2 kakak, kak Kurama dan kak Menma. Usiaku baru menginjak 17 tahun bulan Oktober yang lalu. Sedangkan usia kak Kurama menginjak tahun ke 20 nya sebulan yang lalu dan kak Menm berusia 27 tahun, sekarang ia sedang menempuh S2 nya dibidang Manajemen dan Bisnis, di Harvard University dan akan selesai 2-3 tahun lagi.
Pasti kalian bertanya, kenapa Aku dan Kak Kurama ada di Jepangkan?. Kami ke sini karena Papa dan Mama menyuruh Kami untuk ke sini, dan menginap di rumah keluarga Uchiha. Sedangkan Papa dan Mama akan menyusul setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan yang ada di luar kota.
Sebenarnya Aku pribadi tidak ingin menginjakkan kakiku di Negeri Sakura ini lagi, Karena kak Kurama membujukku (Memaksa). Apa boleh buat?. Nasi telah menjadi Bubur. Sudah dulu ya, sepertinya sahabat kak Kurama sudah datang.
End of Naruto's POV
Tepukkan halus di bahu Naruto, berhasil membawa Dirinya ke dunia nyata. "Sasuke sudah datang. Ayok!" Ajak Kurama, pemuda dengan postur badan proposional, berambut orange kemerah-merahan yang (tidak) ditata alias acak-acakkan. " Iya, Kak" Ngomong – ngomong Sasuke itu yang mana ya?" Tanya Naruto dengan lugunya. "Tuh, yang rambutnya kayak pantat ayam warna biru dongker" Jawab Kurama enteng sambil mengarahkan tangannya ke arah pemuda yang memiliki ciri-ciri yang ia sebut tadi. "Oh.." Balas Naruto sambil manggut-manggut.
Mereka berjalan sambil mendorong troli berisi keperluan mereka selama berada di Jepang. Menghampiri pemuda seumursn dengan Kurama dengan gaya rambut yang mencuat ke atas melawan grafitasi bumi. Muka datar, Kulit putih nyaris pucat kayak mayat. Tampan adalah kata yang kurang untuk menggambarkan makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini.
" Yo, Sas. Lama tak jumpa. Apa kabarmu?" Sapa Kurama ramah layaknya orang yang tak bertemu sejak lama. "Hn" Balas Sasuke singkat, padat, dan tidak jelas. Naruto hanya bisa ber-sweatdrop ria. Bagaimana mungkin Kakaknya yang super jahil biang onar sepanjang masa, tahan dengan makhluk macam Sasuke. Hell No!.
"Hfftt.. kau tak berubah, Sas. Oh iya, ini adikku yang keceritakkan padamu, namanya Naruto. Naruto ini Sasuke dan Sasuke ini Naruto" Kurama memperkenalkan mereka secara resmi sambil menunjuk Sasuke dan Naruto . Naruto mengulurkan tangannya "Halo. Saya Naruto, salam kenal". "Hn, salam kenal juga. Aku Sasuke" Balas Sasuke sambil menjabat tangan Naruto. Halus. Itu yang dirasakan oleh Sasuke ketika tangan mereka saling berjabatan. "Sudah-sudah. Lama sekali sih salamannya. Sas, cepat kita ke mobilmu. Aku ngantuk!" Kurama melepas paksa jabatan tangan Sasuke dan Naruto. Sepertinya ia kesal. Haha, Kurama kalau kesal lucu ya. Lihat muka tak sukanya itu..
Sasuke's POV
Aku memacu kendaraanku membelah jalanan Konoha yang sedikit ramai, mengabaikan si setan merah yang bercerita tentang ini-itu di sampingku. Pokoknya itu tak penting. Yang penting bagiku adalah makhluk imut ciptaan Tuhan yang dibawa oleh setan merah ini.
Saat berkenalan dengannya, yang diperkenalkan oleh setan merah ini. Aku tahu bahwa ada sebuah benang merah yang sangat tipis telah mengikat kami berdua. Jatuh cintakah?. Entah, aku tak tahu yang kuyakin saat menjabat tangan tan yang eksotis nan halus sembari menatap matanya yang secerah langit tanpa awan, sangat-sangat menenangkan. Senyum yang mendamaikan dunia menambah nilai plus. Tak kuasa aku melihat dia tersenyum, sangat imut sekali.
Disaat-saat seperti ini, si setan merah yang entah kenapa bisa menjadi sahabatku ini, melepaskan secara paksa jabatan kami. Ingin aku menceburkan setan merah ini ke dalam sumur. Sayangnya, aku harus bersabar untuk tidak melakukan itu kepada calon kakak ipar. Lho, kok Aku menyebutnya Calon Kakak Ipar sih. Apa maksudnya?. Huh.. Entahlah. Sekarang Aku harus fokus ke arah jalanan, jika tidak si setan merah ini akan marah-marah gak jelas. Yang lebih parahnya lagi, Aku bisa membahayakan hidup dairi makhluk Tuhan yang imut itu.
End of Sasuke's POV
Rumah Keluarga Uchiha, Konoha
Sebuah mobil sport mewah berawrna biru dongker dengan aksen petir warna hitam, memasuki halaman sebuah rumah yang lebih pantas jika disebut istana. Mobil tersebut berhenti tepat di depanpintu utama rumah keluarga Uchiha. Pintu pengemudi terbuka, menampakkan Sasuke, di ikuti dengan terbukanya pintu depan dan belakang, mengeluarkan 2 orang yang berbada gender, yang laki-laki adalah Kurama. Sedangkan gadis beriris sapphire dan bermahkotakan rambut ikal pirang yang sangat pas dengan kulit tan nan eksotis tersebut.
Pelayan yang mengetahui majikan dan tamu keluarga Uchiha datang langsung bengambilkan koper dan barang-barang lain yang dibawa oleh tamu tersebut. "Selamat datang di rumah kami, silahkan" Ujar Sasuke lalu mempersilahkan Namikaze bersaudara untuk jalan terlebih dahulu. Ketika pintu utama terbuka, menampilkan ruang tamu bergaya eropa zaman victoria yang megah dan mewah.
Uchiha Mikoto, Nyoya pemilik rumah ini, duduk santai di sofa yang sangat nyaman berbahan beludru merah, sambil menyesap teh hijau. "Ibu, mereka sudah datang" Kata Sasuke, memberitahu Ibunya bahwa tamu agungnya telah tiba. "Oh, beritahu Itachi. Dan kalian bisa duduk" Perintah Mikoto. "Lama tidak berjumpa, Tante" Sapa Kurama. "Hn, Lama juga ya..." Balas Mikoto sambil ttersenyum tipis, menerawang seberapa lama mereka tak berjumpa. " Ku, ini Naruto kan?, adikmu yang sering kau ceritakan itu?" Tanya Mikoto antusias. 'Dia, HARUS menjadi menantuku nanti. Lihat saja Kushi-chan, kita akan berbesan' batin Mikoto ngaco. "Iya, Tante. Perkenalkan ini Naruto ini Tante Mikoto ibunya Sasuke, dan Tante ini Naruto Namikaze adikku" Ucap Kurama formal. "Hahaha... tak usah seformal itu, Ku. Anggap saja aku Ibumu juga". Mikoto tertawa ringan, seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. " Halo, kau manis dan cantik sekali Naru-chan, aku selalu ingin memiliki anak perempuan. Maukah kau jadi anak Tante?" " Halo juga, Tante. Terima kasih, tapi Naru masih punya Papa dan Mama juga Kakak-kakak Naru" Jawab Naruto cepat dan menjabat tangan Mikoto.
Kurama's POV
" Halo, kau manis dan cantik sekali Naru-chan, aku selalu ingin memiliki anak perempuan. Maukah kau jadi anak Tante?" " Halo juga, Tante. Terima kasih, tapi Naru masih punya Papa dan Mama juga Kakak-kakak Naru" Entah mengapa sesaat setelah Naru bicara, Aku merasakan jika Naru akan di ambil alih oleh salah sau Uchiha ini, Hell Nooo!. Aku tidak ikhlas satu sentipn. Sampai Miyabi berhijab tak akan ku biarkan Naru disakiti sama Uchiha – uchiha ini.
Siapa juga kakak yang ikhlas saat tau adik tercinta satu –satunya yang kau miliki ingin di monopoli oleh Uchiha, mereka semua (Itachi dan Sasuke) seorang Playboy cap Kakap merah di hotel bintang 7.
Semoga saja ini hanya ilusi semata, karena banyak yang bilang Aku ini Sister complex, sangat tidak suka jika Naru tergores sedikit saja.
End of Kurama's POV
Ruang Makan Keluarga Uchiha, Pukul 19:00 WK (Waktu Konoha)
Suasana makan malam yang biasa terjadi dikeluarga Uchiha tidak terjadi saat 2 tamu terhormat keluarga ini datang. Biasanya hanya ada suara garpu dan sendok yang berperang diatas piring memperebutkan makanan yang tersaji indah diatasnya. Sedangkan makan malam kali ini di selingi beberapa guyonan yang dibuat oleh Namikaze bersaudara seperti menyindir Sasuke yang terus memperhatikan Naruto, Naruto yang menanyakan mengapa Itachi keriputan diusia yang masih belia (Naruto baru ketemu Itachi disini, jadi dia gak tau kalau Itachi itu keriputan *di tsukiyomi itachi* ) dan masih banyak hal-hal kecil yang terjadi, dijadikan bahan guyonan oleh Namikaze bersaudara ini. Benar – benar di mana ada Namikaze disaat itu juga suasana menjadi hangat dan ceria.
"Bagaimana kabar Minato dan Kushina, Kurama ?" Tanya Fugaku selaku kepala keluarga Uchiha. "Papa dan Mama baik – baik saja, Paman. Mereka akan tiba di Konoha sekitar 2 sampai 3 hari lagi" Jawab Kurama. Fugaku menganggukkan kepala tanda mengerti lalu melanjutkan makannya.
"Oh iya, Ku. Bagaimana kabar Menma? Apa dia akan datang kesini?" Tanya Mikoto sambil tersenyum tipis, Tipikal Uchiha. "Menma-nii dalam kondisi yang baik hanya saja seminggu yang lalu ia di larikan ke rumah sakit karena kecelakaan mobil, syukurnya Menma-nii hanya mengalami patah tulang tangan kiri saja" Balas Naru cepat karena Kurama masih berusaha untuk menelan makanan yang ia kunyah.
"Astaga" Pekik Mikoto spontan mengetahui keadaan Menma, untung ia tak apa – apa. "Dan kak Menma akan datang besok" tambah Kurama.
.
.
Kamar Tamu Keluarga Uchiha, 20:35 WK (Waktu Konoha)
Acara makan malan telah selesai. Kini Naru berada di salah satu kamar tamu yang akan Naruto tempeti selama dirinya berada di Konoha.
Naruto mendudukkan diri diatas kasur ukuran queen size dengan seprai warna orange lembut, sangat cocok dengan Naruto. Melihat – lihat ruangan yang bernuansa biru muda, perabotan yang ditata sedemikian rupa dengan kombinasi warna-warna pastel yang lembut seperti lemari, meja bahkan jendelapun di cat dengan warna putih bergelayut manja hordeng warna pink muda, Tipikal perempuan. Itulah yang dipikirkan oleh Naruto.
Tanpa sadar Naruto mendekati jendela tersebut, lalu menyibakkan hordeng pink muda menampakkan sang Dewi Malam yang berjaya dikelilingi para prajurit Kejoranya yang setia. Sungguh pemandangan yang sangat indah.
Naruto's POV
Malam ini adalah malam terindah di Konoha. Rembulan yang tanpa malu – malu lagi menampakkan dirinya. Tanpa halangan awan nakal yang menutupi indahnya cahaya bulan di dalam kanvas hitam kelam seperti mata Sasuke, entah kenapa hanya nama pemuda yang memiliki mata yang sama dengan langit malam.
Sasuke ya...
End of Naruto POV
Setelah puas memandangi cantiknya malam di Konoha lewat jendela, Naruto beranjakdari depan jendela menuju meja belajar yang ada di sebelah jendela. Mendudukkan dirinya di bangku dan mengambil sebuah buku bersampul warna biru muda dengan motif sakura warna orange. Dibukanya buku tersebut, setelah menemukan halaman yang masih kosong. Lalu tangan tannya menari diatas kertas putih, membentuk kata demi kata yang menjadi kalimat dan paragrap.
Beberapa kali Naruto tersenyum-senyum disela – sela tulisannya. Entah apa yang sedang ia pikirkan, Author tidak tahu.
.
.
Matahari mengintip malu di balik awan dan pepohon, menunggu Dewi malam pulang ke praduannya. Burung – burung bernyanyi sambil melompat dari satu dahan ke dahan lain, memberi penyambutan bagi sang Raja Siang yang malu – malu kucing.
Tidak seperti keadaan di luar yang sedikit mendung. Di dalam rumah keluarga Uchiha yang para anggotanya lebih rajin daripada matahari.
Tok ... Tok... Tok..
"Sasuke... kau sudah bangun, sayang?" Tanya Mikoto. "Sudah, Kaa-san. Aku akan segera turun setelah Aku mandi" Sahut Sasuke disela – sela pintu yang sedikit terbuka.
" , Sas"
"Hn?".
"Bangunkan Naru-chan juga ya..." Pinta Mikoto sambil berkedip genit.
"Hn" jawab Sasuke seraya menaikkan salah satu alisnya, tanda tak mengerti.
.
.
Kamar Naruto, 05:55 WK (Waktu Konoha)
Tok ... Tok... Tok...
Suara pintu diketuk oleh pemuda berambut raven dengan gaya chickhan butt, sebut saja Sasuke. Ia menunggu jawaban dari sang penghuni kamar tersebut. Namun naas, jawaban yang dinanti tak kunjung datang karena pulsa anda tidak mencukupi panggilan ini*plakkkk* bek tu de setori. Setelah merenungkkan antara langsung masuk atau tidak alias ketuk lagi, tunggu lagi.
'Shit!, nih anak apa kebo, masa pintu di ketuk segitu kerasnyakagak bangun – bangun. Gimana kalo jadi istri gw?!' batin Sasuke ngaco tapi ada benernya juga(Khio labil).
Tok! Tok! Tok!
Kali ini bukan lagi di ketuk lembut, melainkan di pukul atau di gebrak terserah reader aja deh... "Oiiii!... Bangun dong kalo enggak gw dobrak di hitungan ke 3"
"Satu!..."
Tak ada respon.
"Dua!..."
Masih tidak direspon oleh Naruto.
"Ti...Ga!.."
Sunyi, Senyap. Tak ada kalimat protes dari dalam kamar.
'Ya sudahlah, kubuka saja' batin Sasuke. Sasuke masuk kedalam kamar Naruto, setelah membuka pintulah masa nembus hantu dong *dichidori*. Sasuke berjalan mendekati tempat tidur yang diatasnya ada seonggok *dirasengan Naru* ralat seseorang yang tidak salah lagi adalah Naruto.
Sasuke's POV
Aku berada di kamar seorang gadis, walaupun kamar ini di rumahku tetap saja yang menempatinya seorang gadis. Apalagi posenya saat tertidur. Pria normal mana yang gak bilang ini pose yang 'iya iya'(bayangin aja sendiri ya readers, author bingung/ reader: author gak bertannggng jawab)
Manis dan Cantik.
Aku tak tahu kenapa, yang kuyakini aku betah berlama – lama melihat makhluk Tuhan yang imut ini.
Mungkinkah cinta?
Jika ia, kumohon Tuhan agar aku dapat bersamanya sampai ajal memisahkan kami. Kalau bisa sih, di surga nanti kita dipertemukan kembali. Dan bersama dalam keabadian
Malaikat mana yang nyabit otakku yang terjamin cerdas ini hingga berdoa seperti itu. Tapi, doa itu ada benarnya juga ya... ada rasa yang teak biasa yang mulai hadir di hati ini. Biasanya sih saat aku melihat seorang cewek tuh biasa aja kagak ada deg – degannya atau gak ada rasa nyaman kayak gini.
Mungkin benar jika aku terkena virus cinta stadium pertama. Kuharap makhluk Tuhan yang imut didepanku in merasakan hal yang sama.
End of Sasuke POV
"Hei!... bangun ini sudah pagi. Kaa – san menyuruhmu turun untuk sarapan" Kata Sasuke sambil menoel – noel bahu Naruto. Habis Naruto susah si dibanguninnya.
"Hm... 5 menit lagi Kaa – san" Balas Naruto sekenanya. 'Orang lagi enak – enak tidur juga' kira – kira itu batin Naruto.
'What the Hell!... gw di kira emaknya, kapan gw nikah sama bokapnya, terus kapan juga gw ngelahirin nih anak' Batin Sasuke gak terima dirinya yang ganteng kuadrat dikata ibu – ibu sama Naruto.
Sasuke mengikis jarak anatara dirinya dan Naruto. 'Jika diihat dari dekat, Naruto sangat cantik' Batin Sasuke. Semakin mendekatkan wajahnya deangan wajah Naruto. Dan sekarang jarak diantara meraka hanya 1,98 cm.
Sasuke menghembuskan napasnya yang terasa panas dikulit Naruto. Lalu... "BANGUN DOBE!" Teriak Sasuke. Sekejap saja Naruto gelapapan dan terjatuh ke sisi tempat tidur, menimbulkan bunyi GEDUBRAK yang keras.
"Adawww! TEME!" Maki Naruto spontan. "Hn, Kau yang Dobe... Aku menbangunkanmu dari jam 06:50 dan sekarang sudah jam 07:15 kaupikir itu tak lama, Dobe" 'Apa? 20 menit dia membangunkanku. Jika Mama atau Kak Menma yang membangunkanku, mereka akan menyiramku. Kecuali, Kak Kurama kalau dia paling menjitak kepalaku' taulah itu batin siapa?.
"Cepat, Dobe Kaa – san menunggumu untuk sarapan, dan aku yakin Kakakmu juga sudah berada disana!" Titah Sasuke, lalu Sasuke pergi meninggalkan Naruto sendirian terbengong – bengong.
.
.
Ruang Makan Keluarga Uchiha, 07:25 WK (Waktu Konoha)
Ruang makan keluaraga Uchiha telah iisi oleh seluruh anggota keluarganya plus tamu kehormatan mereka, Namikaze bersudara.
Meja persegi panjang dengan banyak kursi kayu yang berjajar disamping meja berkualitas nomor wahid. Fugaku selaku kepala keluarga, berada di kursi paling pinggir bersebrangan dengan Mikoto, sang istri tercinta. Di sebelah Mikoto ditempati oleh Kurama yang bersebrangan dengan Itachi. Di sebelah Itachi ditempati sang adik tersayang, siapa lagi kalau bukan anak ayam*dichidori* maksud author Sasuke yang tentunya berhadapan dengan makhluk Tuhan paling imut, Naruto.
Mereka sarapan dengan hidmat (emang upacara) bek tu de setori sesekali deselingi oleh candaan dari Naimikaze bersaudara ini.
BRAKK!
"FUGA – KUN!, MIKO – CHAN!, TACHI – KUN!, SASU – CHAN!"
Suara pintu yang didobrak dari arah depan lebih tepatnya sih pintu utama yg didobrak, disusul oleh teriak cetar membahana badai halilintar (reader: author lebay-_-) bek tu de setori. Suara yang entah milik siapa iu, membuat para makhluk yang sedang sarapan ini tersedak semua.
"Upss.., gomenne aku tak tahu kalau kalian sedang sarapan ttebane" ujar si pemilik suara cetar tersebut.
"Mama?!" Spontan Namikaze bersudara menolehkan kepala meraka ke asal suara yang berasal dari seorang wanita berambut merah panjang sepinggang yang sangat mirip dengan Kurama. Dia adalah ibu dari Namikaze bersudara, Namikaze Kushina (dulunya Uzumaki Kushina). "Kushi – chan hosh... tunggu aku, kau ini hosh... terlalu bersemangat hosh..." Ucap seorang pria dewasa yang seumuran dengan Fugaku, berambut duren kuning cerah dengan mata safir yang indah. "Papa!?" lagi. Namikaze bersaudara menoleh kearah Minato Namikaze yang merupakan ayah mereka.
"OH..., Kalian hanya mengenali Papa dan Mama. Aku tidak ya..?" Ujar seorang pemuda dengan rambut hitam jabrik dan mata biru safir seperti milik Naruto dan Minato.
"Menma – nii / Kak Menma" Teriak Naruto dan Kurama serempak menerjang pemuda yang bernama Menma.
"Hn, Reuni keluarga Namikaze" Ujar Fugaku datar sedatar papan tulis.
"Hehehe..., Lama tak jumpa, Fugaku" Sapa Minato sambil berpelukan ala sahabat yang lama tidak bersua.
"Hn," Balas Fugaku datar (lagi).
"Kau tidak berubah, ya... makin tua saja... haha" Cand a Minato ringan. Yang dibalas dengan deathglare gratis dari Fugaku, tapi itu tidak mempan karena terlalu seringnya Minato mendapatkan deathglare Fugaku menyebabkan dirinya kebal terhadap deathglare Uchiha.
Selain para kepala keluarga yang melepas rindu, para nyonya – nyonya serta anak – anak mereka juga menikmatinya. Seperti Mikoto dan Kushina langsung memisahkan diri dengan alasan ingin membahas ini dan itu entah apa namanya, yang author yakini seputar ibu – ibu. Lalu, Itachi dan Menma yang asik berduaan membahas tentang bisnis. Menyisakan 3 orang yang cengo. Sebenarnya hanya 2 orang saja yang cengo, Naruto dan Kurama. Sedangkan Sasuke ? Jangan ditanya dia kan Uchiha jadi bisa menyembunyikan ekspresi sekecil apapun.
.
.
Ruang Tamu Keluarga Uchiha, 11:00 WK (Waktu Konoha)
Suasana serius tergambar jelas saat ini, dimana selurauh anggota keluarga dari Uchiha dan Namikaze berada disini. Mereka sedang membahas perusahaan mereka masing – masing.
"Bagaiman caranya kita agar perusahaan kita terhindar dari efek krisis moneter? Itu yang harus kita pikirkan, bagaimanapun juga kita harus bisa mencegah hal ini sebelum semuanya terlambat" Ujar Minato.
"Bagaimana jika perusahaan kita bersatu saja, Minato. Hal ini dapat mencegah sedikit efek krisis moneter yang melanda dunia, Bagaimana?" Tumben sekali Fugaku memberikan jawaban secara panjang lebar dan bermassa tanpa menggunakan trademark Uchihanya.
"Tapi jika penyatuan 2 perusahaan, banyak juga yang akan menjadi musuh kita, Tou – san" Kali ini Itachi memberikan pendapat
"Betul juga kau, keriput!" Timpal Menmaa.
"Hei!, Rebung sialan. Kau bermaksud untuk mehina atau memuji, hah?!" Itachi tak terima dibilang keriput, siapa juga yang terima dibilang seperti itu saat umurmu masih muda.
"Sudahlah, kalian berdua sudah dewasa bukan lagi anak TK yang berebutan pensil" Lerai Sasuke. Tumben banget tuh anak ayam mau repot – repot melerai kakak – kakaknya.
"BERISIK, KAU ANAK AYAM!" Bentak ItaMenma kompak
"APA KALIAN BILANG TADI!" Amarah Sasuke meledak.
"Sudah – sudah, Itachi, Menma, Sasuke kalian sudah dewasa bukan lagi anak TK yang rebutan pensil" Sekarang yang melerai mereka adalah sang kepala keluarga Uchiha, Fugaku.
Huh...
Ruang Makan Keluarga Uchiha, 12:13 WK (Waktu Konoha)
Kursi yang berjejer dipinggir meja kualitas terbaik dan pastinya mahal itu, ditempati oleh keluarga Uchiha dan Namikaze.
Mereka makan siang bersama diselingi candaan hangat. Seperti biasa dimana ada Namikaze disitu juga suasana akan menghangat. Seperti tentang kenapa hanya Kurama yang duduk sendiri alias tiadak berhadapan dengan siapa – siapa, atau tentang Sasuke yang lebih memilih duduk bersebrangan dengan Naruto ketimbang Kurama, dan ini menjadi bahan yang sangat enak untuk memojokkam Sasuke.
"Kenapa kau terus memperhatikan adikku, Sas?" Tanya Kurama dengan nada protektif.
"Hn, tidak. Kau salah lihat" Tukas Sasuke sambil memalingkan mukanya. Menyembunyikan semburat merah tipis dipipinya dan karena hal ini Sasuke menjadi pusat perhatian.
"Aku melihatnya sendiri, Ayam" Goda Kurama. "Kau memperhatikan Naru dengan tatapan yang ehm.. apa ya.. ah, jangan bilang kau, menyukai adikku ya, ayo ngaku saja.." Tambah Kurama.
"Otouto – chan, ternyata sudah besar. Sejak kapan kau menyukai Naru – chan, mungkinkah kau mencintai Naru? Kapan kau akan menembaknya? Sekarang saja Otouto – chan, mumpung ada kakak – kakaknya, Ayah dan Ibunya, ini kesempatan emas" Saran Itachi ngawur. Toh, kapan lagi bisa godain anak ayam ini.
"Jangan memangilku seperti itu, aku sudah dewasa, Baka Aniki dan Aku tidak menyukainya!" Bantah Sasuke dengan nada yang naik 2 oktaf.
Hening...
Hening ...
Hening ...
Hen- (author lama! *protes reader*) ing...
Suasana yang tadinya kondusif, pecah menjadi atmosfir yang sangat – sangat tidak mengenakkan. Semua orang yang ada dimeja makan sibuk mencerna kalimat yng dilontarkan Sasuke tadi. Terutama Naruto, sang korban penolakan secara tidak langsung.
"Sasuke!, kau tidak boleh bicara seperti itu, menolak seorang gadis didepan keluarganya sendiri sangat menyakitkan bagi dirinya. Minta maaf!" Mikoto pemeran dalam cerita ini yang tersadar lebih dahulu ketimbang yang lainnya.
"Maaf, Aku selesai" Ujar Sasuke, lalu melenggangkan kaki jenjangnya meninggalkan ruang makan.
"Naru – chan, maafkan Sasuke ya... dia memang terlalu gengsi utuk mengutarakan isi hatinya. Tolong ya.. di maafkan" Mohon Itachi. "Tak apa – apa. Ita – nii" Naruto berkata lirih. "Ayo kita makan lagi, aku masih lapar" Samung Naruto dan mereka meneruskan makan siang mereka yang tertunda sesaat.
.
.
Kamar Naruto, 21:30 WK (Waktu Konoha)
Naruto's POV
Aku masih memikirkan perkataan Sasuke tadi... rasanya sangat sakit. Aku takut saat aku tak ada disisinya, dia baru menyadari perasaannya.
Sasuke ... mengapa kau bicara seperti itu, jika karna kau didesak, seharusnya kau tak membentak seperti itu... apa kau tidak tau perasaanku? Apa kau tak merasakannya? Apa kau tidak melihatnya dengan mata hatimu? Apa mata hatimu minus, sehingga samar – samar membedakan orang yang kau sukai ada di depan kursimu. Bakan, saat makan malam tadi kau tidak turun, kemanakah kau? Sudah makan atau belum? Tante Mikoto mencari – cari keberadaanmu.
Ku ambil buk diaryku, lalu kutulis semua yang ada dalam benakku. Tentang pagi tadi, ketika Mama, Papa, dan Menma – nii datang lebih awal dari rencana. Lalu, makan siang pertama antara keluarga Namikaze dan Uchiha yang anggotanya lengkap harus hancur karna Sasuke, ya... hanya dia yang jago membuat hati para wanita patah, itu kata Kak Kurama yang lama jadi sahabat Sasuke. Dan terakhir makan malam yang kurang satu anggota dari keluarga Uchiha, siapa lagi kalau bukan Sasuke. Dia menghilang setelah makan siang, tak ada seorangpun yang tau keberadaannya. Ponselnya pun mati.
Sigh...
Aku menghela nafas untuk yang ke sekian kalinya, entah yang ke berapa. Kata beberapa orang zaman dahulu, tidak baik seoang gadis menghela nafas banyak – banyak, maka kebahagian akan menjauhi dirinya. Toh, itu semua benar kebahagiaanku telah pergi jauh sejak tadi siang...
Sudahlah, ini sudah malam lebih baik aku tidur.
Mata ashita, nee
End of Naruto's POV
Bar Raquilla, 21:45 WK (Waktu Konoha)
Sasuke's POV
Ini sudah gelas kelima yang aku habiskan, pengaruh alkohol tak cukup untuk mengusir bayang – bayang tentangmu. Kuputuskan untuk memesan satu gelas wiski lagi. Setelah wiskiku kembali kugenggam dam kutenggak. Sedikit bayangan tentang Naruto yang menangis tersedu sedan mampir dibenakku.
"SHIT!" Umpatku tertahan oleh kerasnya suara musik yang DJ mainkan di atas panggung sana. Kenapa bayangan tentang dirinya hadir lagi, aku sudah mengusirnya tapi bayangan itu datang lagi dan lagi.
Lelah aku mengusir bayangannya dari otakku, kupilihlah pulang. Sudah berapa jam aku berada di sini? Kurasa aku belum makan malam, dan aku meminum enam gelas wiski. Semoga Kaa – san dan Tou – san tidak tau, bisa – bisa aku di gorok oleh mereka.
Mengendara dalam keadaan setengah mabuk merupakan resiko terbesar kecelakaan lalu lintas, apa boleh buat yang aku ajak ke bar itu hanya tubuhku dan mobil volvo biru dongker ini.
20 menit kemudian aku sampai di halaman rumahku. Keluar dari mobil kesayanganku dengan hati – hati agar tidak menimbulkan suara dan membangunkan mereka. Lalu kumasuk ke dalam rumah ala maling ayam amatiran.
Pintu utama, clear...
Ruang tamu, clear...
Ruang makan dan Dapur, juga clear... sepertinya mereka asi bergumul dalam selimut di dalam kamar masing – masing.
Tangga... Hmm, harus hati – hati...
Satu anak tangga, tak ada yang tau
Dua,
Tiga,
Lima,
Sepuluh,
Tangga terakhir, lau tinggal belok kiri jalan terus dan itu adalah kamarku.
Saat aku berbelok,
"Sasuke?"
DEG! DEG! DEG!
Suara itu,
TBC...
-Lahan Author Corat – Coret-
Haloo, Minna – san, Kenalkan nama author Khioneizys, kalian bisa panggil saya Khio *lambai2 tangan*. Ini bukan fic pertama author yang author buat, cuman fic ini saja yang author berani keluarin alias publish... ^^. Sudah lama saya jadi reader dan baru sekarang berani publish fic,
Mohon bantuannya ya,,, bagi para senpai atau juga reader yang ingin beri saran dan kritik... silahkan review...
Salam kenal dan Terima kasih *ojigi* bagi yang telah meriview nih fic abal bin gaje.
Sampai jumpa lagi, 2 atau 3 minggu ke depan... Jaa ne...
Review Please ^/_\^
