Pemuda itu benci mengakui ini, tapi ia memang harus jujur kan? Percuma saja hubungan mereka terus berlanjut, jika rasa itu bahkan telah hilang dari salah satu nya.

Beberapa kali ia menghela nafas, berusaha merangkai kata-kata yang cocok untuk mengakhiri semua ini—hubungan mereka. Iris sapphire nya menatap lirih kearah sosok gadis berambut pirang dihadapannya

"Hei, Rin… kita putus saja ya?"

Dan perkataan itu lolos begitu saja dari mulutnya.

Lie

Disclaimer :

Vocaloid © Yamaha, Crypton.

Bohong kalau aku bilang tidak mengharapkanmu lagi.

Sumpah, Rin tidak pernah tahu apa lagi yang terjadi pada dunianya setelah itu. Bibirnya bahkan bergerak seenaknya—melontarkan dua huruf (walaupun ia tidak yakin) yang membuat hubungan mereka resmi selesai.

"Rin, kau putus dengan Len?!" Hatsune Miku, gadis berambut teal yang merangkap sebagai salah satu sahabatnya tersebut berteriak heboh.

"Menurutmu?" Rin menatap malas.

Miku menarik salah satu kursi terdekat, dan menghempaskan tubuhnya disana. "Kok bisa? Perasaan kalian aman-aman aja dari awal pacaran."

Rin menghela nafas. "Dia bilang dia bosan."

"SERIUS?! Ini sih keterlaluan namanya, aku gak yakin dia bilang bosan atau karena udah punya yang lain?" Miku berteriak histeris, dan ingatkan Rin untuk segera mencari lakban permanen yang tidak bisa dilepas.

"Hn… entahlah." Rin memainkan helaian rambut panjangnya. "Sudahlah… untuk apa diingat lagi coba? The past is in the past kan?"

"Uhmm… iya juga ya! Lagipula Rin aku yakin banyak laki-laki lain yang jauh lebih baik daripada dia, Mikuo misalnya?" Miku tersenyum menyemangati. "Ah, sudah ya! Kelasku akan dimulai sebentar lagi~!"

Rin menggangguk, membiarkan gadis berambut teal itu pergi menghilang dari pandangannya. Digantikan oleh warna pirang yang berjalan memasuki kelas.

Yah, Pirang—surai pirang milik seorang pemuda yang berjalan mendekatinya—ralat bangku yang berada disampingnya.

"Uhmm… hai Len." Rin menahan nafasnya saat mengucapkan nama itu, sungguh… saat Rin menegaskan untuk Move On ia melupakan satu hal; Kagamine Len duduk disampingnya.

Len, pemuda yang kemarin sudah resmi menjadi mantannya itu tersenyum. "Hai, Rin."

"Apa kabar?"

'Bodoh!' Rin mengumpat dalam hati. 'Berharap semua hal yang terjadi kemarin itu adalah mimpi buruk? Kau memang bodoh Rin…'

"Seperti yang kau lihat…" Len menatap Rin—binar penyesalan tampak di matanya. "Kabarmu baik kan?"

Tidak sangat tidak baik

"... Tentu saja." Rin mengulum senyum termanisnya.

Len menghela nafas—sedikit lega. "Tentang kemarin… aku minta maaf."

Mulutku mungkin bisa memaafkanmu, tapi bagaimana hatiku huh?

"Sudahlah, lagipula aku juga sudah lelah dengan hubungan kita!" Rin mengulurkan tangan kanannya kearah Len. "Teman?"

Bohong, aku tidak pernah lelah dengan semua keegoisanmu itu Len.

Len menyambut uluran tangan Rin. "Teman."


Bohong, kalau aku bilang sudah lelah

Aku tidak pernah lelah dengan hubungan kita dulu

Bohong, kalau aku bilang tidak mencintaimu lagi

Cinta pertama itu sulit dilupakan, kau tahu?

Bohong kalau aku bilang tidak mengharapkanmu lagi

Tapi… sudahlah.

Kita teman, dan tidak lagi lebih.


Aaa drable ini akhirnya kelar dengan ending yang gak jelas /?

Sebenarnya lagi gak males bikin ending yang mellow-mellow (?) tapi entah kenapa kepengen bikin ini... Huwaa rasanya udah lama gak main ke Fandom ini sejak Internet Positif membajak semuanya... untungnya udah hilang XD

Yah... sekian curhatan gak jelas Rainna X3/