Innocent Kyungsoo

Rating; M

Cast; Kim Jong In and Do Kyungsoo

Pairing; Kaisoo

Warning; Yaoi, Hard Lemon, Bahasa Vulgar, Miss Typo(s), dan masih banyak lagi

Tidak suka, jangan baca!


Chapter 1: Kyungsoo Being Raped!


Hari ini adalah hari yang paling Kyungsoo tunggu, hari yang telah lama ia nantikan. Bisakah kalian menebak kenapa? Karena hari ini adalah hari pertama Kyungsoo menjadi seorang mahasiswa— dan masuk kuliah untuk pertama kali tentunya.

Kyungsoo tertegun saat memasuki kelas barunya dan melihat keadaan sekelilingnya, "kelasnya sangat mewah," Kyungsoo tersenyum sendiri sambil mendudukan tubuhnya diatas bangkunya. Ia merasa asing karena ia hanyalah seorang anak miskin yang mendapatkan beasiswa untuk kuliah di kampus tersebut. Beberapa menit kemudian, seorang pria berkulit tan masuk kedalam kelas. Dilihat dari gayanya, sudah terlihat sekali bahwa pria tersebut adalah seorang anak orang kaya. Ia mengedipkan sebelah matanya seperti seorang pedophile ke arah kyungsoo sebelum duduk tepat didepanya. Kyungsoo hanya mengedipkan dan membulatkan matanya shock, "sepertinya dia gila" gumam Kyungsoo.

Kai— nama dari pria berkulit tan tersebut, hanya menyeringai saat mendengar gumaman Kyungsoo, "aku gila karena sepertinya kau cukup manis untuk kucicipi," ujar Kai dalam hati.

.

.

Kyungsoo menyusuri koridor kampusnya. Ia tersenyum ramah kepada semua orang yang ia lewati. Bayangkan saja, lihat bibir penuhnya yang berwarna merah, sangat kissable. Sungguh manis, itulah yang ada dipikiran para seme yang melihatnya. Membuat para seme itu hard on dan merasa ingin menerkam Kyungsoo. Tanpa terkecuali Kai,teman sekelas Kyungsoo yang ternyata adalah cucu dari pemilik kampus tersebut mulai berjalan disamping Kyungsoo dan merangkul pinggangnya.

Kyungsoo membulatkan matanya terkejut karena saat ia berjalan, tiba-tiba Kai menarik pinggangnya . Ia merasa bingung kenapa Kai bertingkah seperti itu? Padahal ia baru mengenal Kai tadi pagi. Namun, Kai semakin mengeratkan lenganya dipinggang ramping Kyungsoo dan Kyungsoopun memanglingkan wajahnya kearah sisi kananya untuk melihat langsung wajah Kai. "Ssh, jangan takut. Aku hanya ingin melindungimu, orang-orang disini banyak yang jahat. Aku akan menemanimu," ujar Kai sambil menghirup harum dari rambut Kyungsoo. "—tapi aku tidak mengenalmu," Kyungsoo hanya mengedipkan matanya polos dan memandang Kai dengan gugup. "Kau lupa? Aku orang yang duduk didepanmu. Namaku Kai," Kai berusaha berbicara setenang mungkin menahan hormonya sambil menyeret tubuh Kyungsoo yang lebih pendek darinya untuk menjauh dari keramaian. "Tapi.. t-tapi," Kai membekap mulut Kyungsoo yang cerewet kemudian menghempaskan tubuhnya ke arah dinding dengan paksa. Kyungsoo mengerenyitkan dahinya menahan rasa sakit saat Kai mulai mengapit tubuhnya diantara dinding tersebut. "K-kai apa yang akan kau lakukan?" Kyungsoo menatap Kai dengan cemas sambil melihat kekiri dan kekanan berharap ada orang yang akan menolongnya. Kai hanya menyeringai lebar saat melihat wajah ketakutan Kyungsoo, "K-kai lepas, t-tollooong mmhpt—" teriakan Kyungsoo terpotong saat Kai mengunci bibirnya. Kyungsoopun membulatkan matanya sambil menggerakan badanya untuk lepas dari ciuman Kai. Dan "Duak!" secara tidak sengaja lutut Kyungsoo mengenai kejantanan Kai dengan keras. Refleks Kai melepaskan ciumanya dan menjauh dari Kyungsoo sambil memegang kejantananya yang terasa ngilu. "Maaf Kai, ciuman itu hanya untuk orang yang sudah menikah saja. Kau tidak bisa melakukanya," Kyungsoo membukukan badanya meminta maaf lalu berlari meninggalkan Kai yang mengaduh kesakitan sambil menggosok-gosok bibirnya, "Kyungsoo argh— tunggu! Apa jangan-jangan kau belum pernah berciuman?"

.

.

.

.

Keesokan Harinya,

"Hey baby~ apa yang sedang kau lakukan?" Kai menjambak rambut Kyungsoo dengan keras secara tiba-tiba. Kyungsoo terpaksa menghentikan aksi menulis tugasnya, berdiri dari kursinya dan menengadahkan kepalanya mengikuti alur jambakan jari-jari panjang Kai. Kyungsoo mendesis menahan rasa sakit, "Oh lihatlah wajah sexymu bitch," Kai tersenyum mengejek dan menggoyangkan kepala Kyungsoo ke kiri dan ke kanan sambil mengeratkan jambakanya. Hanya beberapa orang saja yang melihat acara— 'mari menjambak kyungsoo' yang kai lakukan, namun mereka tidak mau ikut campur dengan urusan Kai karena mereka tahu Kai adalah salah satu orang terpandang atau bisa dibilang Kai itu adalah preman kampus mereka. "Apa maksudmu Kai? L-lepaskan! Aku tidak salah apa-apa," Kyungsoo berteriak sambil mencengkram tangan Kai di kepalanya dan melepaskan jari-jari Kai dari rambutnya. Kai mendorong tubuh kecil Kyungsoo ke arah kursinya lagi dan menatap Kyungsoo tajam sambil tersenyum mencemooh. "Kau tidak tahu apa salahmu huh? Apa kau sudah puas karena sekarang kakekku marah besar padaku karena ulahmu? Dasar orang miskin bodoh, kau sangat menyebalkan. Kau tidak pantas kuliah disini," Kai meludahi wajah Kyungsoo lalu beranjak keluar untuk meninggalkan kelas. Kyungsoo hanya mendesah kesal dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Kemarin kau sudah mencuri ciuman pertamaku, dan sekarang kau meludahiku,"

Flashback beberapa jam yang lalu

Kyungsoo memperhatikan gerak-gerik Kai yang mencurigakan dengan keringat yang sedikit mengalir dipelipisnya, sesekali Kai menjilati bibir bawahnya sekedar untuk membuatnya tetap basah. Kyungsoo menusuk-nusuk bolpointnya dipunggung Kai, ia mengedipkan matanya penasaran tanpa memperhatikan dosen yang sedang mongoceh didepan papan tulisnya. Namun, Kai mengabaikan pertanyaan Kyungsoo yang terkesan polos, ia mengigit bibir bawahnya untuk menahan libidonya sambil memainkan sesuatu benda keras ditengah selangkanganya yang tertutupi jaket tipis miliknya. Kyungsoo tetap menusuk-nusuk punggung Kai dengan wajah yang khawatir sambil memiringkan kepalanya untuk mengitip kegiatan Kai dari belakang, "Kai apa kau sakit? Wajahmu terlihat merah," ucap Kyungsoo cerewet. Kai yang merasa terganggupun terpaksa menghentikan kegiatan asiknya kemudian mengusap wajahnya frustasi. Oh, Kyungsoo kenapa kau sangat tidak peka! "Apa kau benar-benar ingin tahu? Kau tidak akan menyesal hm?" Kai berbicara dengan suara serak yang berat sambil menahan amarahnya. "Tentu saja tidak, kenapa pula aku harus menyesal," Kyungsoo tersenyum lebar sambil memukulkan bolpointnya tepat diatas kepala Kai. "Damn you Kyungsoo! Aku benar-benar kehilangan kesabaranku sekarang," Kai berteriak, kemudian berdiri dan membalikan tubuhnya lalu pindah ke hadapan Kyungsoo tanpa memperdulikan dosen dan teman-teman sekelasnya yang menatapnya terkejut sekarang. Tapi.. ups, jaket yang Kai gunakan untuk menutupi daerah privatnya jatuh ke atas lantai. Kai, tersenyum remeh pada Kyungsoo yang sedang membulatkan matanya karena setengah kejantanan jumbo Kai yang terjepit di tengah resleting celananya menjulang tegak tepat didepan wajah Kyungsoo. Kyungsoo menelan salivanya dengan susah payah, demi tuhan ini pertama kalinya Kyungsoo melihat penis orang lain selain adiknya sendiri yang masih berumur lima tahun. Dengan gerakan cepat, Kai menurunkan resletingnya yang belum terbuka sempurna. Srett— bunyi resleting Kai begitu terdengar di telinga Kyungsoo, ia semakin membulatkan matanya yang bulat tanpa sedikitpun mengalihkan pandanganya. Seluruh kepanjangan Kai sangat terlihat jelas bagi Kyungsoo sekarang. Kai menggoyangkan penisnya kemudian mengeluskanya di pipi Kyungsoo yang halus. "Kenapa hn? Kau bilang kau ingin tahu apa yang sedang kulakukan kan? Aku sudah memperingatimu agar kau tidak menyesal," Kai mencengkram pipi Kyungsoo kasar agar mulutnya terbuka kemudian ia melesakan penisnya yang besar itu masuk ke dalam mulut kecil nan hangat Kyungsoo dalam satu hentakan sekaligus. Saking besarnya penis Kai, Kyungsoo sampai tersendak saat ujung penis Kai menyentuh ujung tenggorokanya. Dan dengan bodohnya Kyungsoo cepat-cepat menggerakan kepalanya bermaksud untuk mengeluarkan benda keras kepunyaan Kai dari mulutnya. Namun bukanya terlepas, Kai malah hanya merasakan kenikmatan yang amat sangat sambil mendesah pelan menikmati basahnya mulut Kyungsoo. Kai yang sudah tidak tahanpun melepaskan penisnya dari mulut Kyungsoo kemudian memuncratkan cairan putihnya tepat di seluruh wajah Kyungsoo. Ia melenguh dan memijat penisnya agar cairan putih itu keluar lebih banyak, "Ngh, sekarang kau sudah tau apa yang kulakukan,"

Sungguh memalukan, Kyungsoo benar-benar merasa dirinya terlecehkan sekarang. Ia mengambil tissue dari sakunya kemudian membersihkan wajahnya yang kotor. "Kau gila Kai, kenapa kau kencing di wajahku? Kenapa tidak bilang saja daritadi bahwa kau sedang menahan kencing?" Kai hanya menatap Kyungsoo dengan sweetdrop, dan— dosen yang sudah sadar dari rasa keterkejutanya pun sekarang berdiri tepat di belakang Kai sambil menjewer telinganya, "Kim Jongin Kai, sekarang anda ikut saya dan jelaskan kenapa anda melakukan ini," Kai hanya memutar bola matanya malas sambil memasukan kembali kepunyaannya kedalam celana jeansnya lagi. "Ini semua salahmu Do Kyungsoo, liat saja pembalasanku!" Kai mendelik tajam kearah Kyungsoo saat dosenya menyeret Kai pergi keluar dari kelas.

end flashback.

Kyungsoopun menyeka saliva Kai diwajahnya dengan punggung tanganya sambil menangis kemudian ia melanjutkan mengerjakan tugasnya yang tertunda karena perbuatan nista Kai.

.

.

Kyungsoo melihat ke arah jam yang melingkar manis di pergelangan tanganya. "Ngh, ternyata sudah jam 7 malam. Aku lelah sekali, ini baru pertama kalinya aku masuk kuliah tapi kenapa soal-soal tugasnya sangat banyak," Kyungsoo membereskan buku-bukunya dan memasukanya kedalam tasnya sambil menengok ke kiri dan ke kanan. Ia sendirian di kelasnya karena teman-temanya sudah pulang duluan. Ia melangkahkan kakinya keluar kelas namun tiba-tiba lampu dikelasnya mati dan... "Brak! —" tiba-tiba ada seseorang yang mendorong Kyungsoo hingga ia terjatuh kebawah lantai dengan keras. Kyungsoo meringis kesakitan. Punggungnya sakit lagi, bahkan sakit gara-gara Kai yang kemarinpun belum hilang.

"Do Kyungsoo, kau harus melayaniku!" saat Kyungsoo masih terlentang di lantai, dengan cepat tiba-tiba orang itu duduk diatas perut Kyungsoo. "Be..berat! Siapa kau? Jangan bercanda terlalu berlebihan. Lepaskan aku, pasti ibuku sudah menungguku sekarang," teriak Kyungsoo sambil mendorong-dorong tubuh orang itu dari atas tubuhnya. Kyungsoo tidak bisa melihat wajah orang itu dengan jelas karena lampunya yang sudah dimatikan. Orang tersebut mulai menjambak rambut Kyungsoo dengan keras hingga wajah Kyungsoopun terangkat kemudian ia menjedotkan kepala Kyungsoo ke arah lantai agar Kyungsoo berhenti memberontak. Kyungsoo berteriak kesakitan, namun orang itu hanya menyeringai sambil merobek kaos yang Kyungsoo kenakan, "Hey sudah, jangan lakukan itu. Aku mohon, sudah cukup bercandanya!" Kyungsoo mulai ketakutan, ia tetap berusaha mendorong orang di atasnya. Orang tersebut malah menampar pipi Kyungsoo kemudian ia melilitkan potongan kaos Kyungsoo yang sudah terobek di perpotongan leher Kyungsoo dengan erat, "Berhenti bergerak. Atau kau akan mati," orang itu malah mengencangkan lilitan kaos Kyungsoo semakin erat tanpa memperdulikan Kyungsoo yang sudah mulai kehabisan napas. "B..baik, aku akan melakukan apa saja yang kau mau, tapi jangan bunuh aku," mata Kyungsoo berkaca-kaca sambil berusaha melepaskan lilitan kaos tersebut dari lehernya. "Oh, baguslah. Jadilah anak yang baik" orang itu tertawa lalu menampar pipi Kyungsoo lagi. Ia berdiri kemudian mulai melonggarkan ikat pinggangnya sambil menatap Kyungsoo yang tidak bisa jelas dilihatnya dengan penuh nafsu. Ia menurunkan resletingnya dan membuka celana jeans nya dengan cepat karena ia takut Kyungsoo akan melarikan diri darinya. Setelah terlepas, refleks kejantananya dengan bebas mengacung ke atas. Damn, ternyata orang itu tidak memakai celana dalam! Kembali ke Kyungsoo. Kyungsoo hanya terdiam sambil menangis karena ia takut akan dibunuh tanpa tahu rencana apa yang sebenarnya orang itu akan lakukan pada dirinya.

Orang tersebut berdiri di depan Kyungsoo lalu menarik kedua kaki Kyungsoo ke atas, "Buka celanamu!" perintah orang itu dengan tegas. Kyungsoo hanya gelagapan kemudian mengangkat pantatnya agar celananya bisa dengan mudah terlepas, kemudian ia menurunkan celana beserta underwear nya sampai lutut. Orang itu tertawa puas sambil menarik celana Kyungsoo agar celana nya bisa terlepas seutuhnya dari tubuh Kyungsoo. Kyungsoo mulai menangis dengan kencang dan sekarang orang itu mulai menindih tubuh polos Kyungsoo sambil melebarkan paha Kyungsoo selebar yang ia bisa, "Kau sangat sexy Kyungsoo~ apa orang lain pernah melakukan ini padamu?" ucapnya dengan suara rendah yang berat. "T..tidak," jawab Kyungsoo dengan air matanya yang berurai di pipinya. "Ssh jangan menangis, aku tidak akan menyakitimu jika kau menuruti apa yang aku perintahkan," orang itu menyeringai lebar lalu menciumi setiap inchi wajah Kyungsoo. Ia semakin menempelkan tubuhnya di atas tubuh Kyungsoo intens lalu mulai mengecupi bibir Kyungsoo dengan ringan. Mata Kyungsoo terbelalak ketika benda kenyal dan lembut tersebut mengenai bibirnya. Sekali cup—, dua kali cup, tiga kali— dan setelah keempat kali kecupan ia tidak melepaskan bibirnya dari bibir Kyungsoo. Ia menggosokan bibirnya sendiri di atas bibir Kyungsoo, mengigitinya kemudian menghisapnya secara agresif. Bibir orang tersebut dengan lihai memagut bibir Kyungsoo yang sedikit mulai membengkak, ia memasukan lidahnya ke dalam rongga mulut Kyungsoo, mengabsen setiap inchi gigi Kyungsoo dan menjamah setiap organ di dalam mulut hangat itu, namun Kyungsoo tak kunjung bereaksi ataupun membalas ciuman dari orang tersebut, ia hanya menangis dalam diamnya. Kyungsoo sangat ingin mencekik orang yang telah menciumnya sembarangan.

Tubuh orang itu semakin panas dan sangat semangat untuk memperkosa Kyungsoo. Saking panas nya tubuh orang tersebut, lantai yang menjadi saksi bisu kebejatan orang itupun sama sekali tidak terasa dingin untuknya. Ia tetap menciumi bibir Kyungsoo dan sesekali menyapukan lidahnya di atas lidah Kyungsoo untuk menggodanya hingga lidah Kyungsoo pun merasa terangsang. Suara kecipak ciuman orang tersebut sangat terdengar jelas sekali di telinga Kyungsoo, dan entah saliva siapa yang sekarang mengalir membasahi dagu Kyungsoo hingga ke lehernya. "Sexy," gumam orang itu sedikit mendesah sambil tetap mengecupi bibir Kyungsoo yang semakin lama semakin terasa manis baginya. Dan gotcha! Kyungsoo mulai mendesah, menggeliat dan mulai mengikuti alur permainan orang tersebut walaupun masih tetap berurai air mata. Di otaknya sekarang hanya ada keinginan untuk membuat Kyungsoo mendesah gila di bawahnya. Tapi, hanya menciumi Kyungsoo seperti ini tidaklah cukup untuknya, ia ingin memasuki bagian bawah Kyungsoo dengan kasar dan menyatukan tubuh mereka berdua. Ia semakin melebarkan paha Kyungsoo dan mulai memposisikan kejantananya tepat di depan hole virgin merah Kyungsoo yang sempit dan berkedut, "J..jangan aku m-mohon angh—" orang itu tidak memperdulikan penolakan Kyungsoo, ia tersenyum mencemooh karena ia tahu bahwa penolakan dari bibir Kyungsoo sangat bertolak belakang sekali dengan tubuhnya yang terus minta di jamah. Ia melepaskan bibirnya dari bibir Kyungsoo hingga tercipta benang saliva yang menghubungan mulut hangat mereka berdua.

Jambak,

Orang itu menjambak rambut Kyungsoo tanpa ampun sambil menggesek-gesekan ujung penisnya di depan hole Kyungsoo, "Brengsek! Itu s..sakit ugh!" Kyungsoo meringis kesakitan , "Aku sudah hilang kesabaran, jadi jaga omonganmu atau aku akan membunumu seperti apa yang sudah aku katakan," ancam orang tersebut kemudian memasukan kejantananya ke dalam hole Kyungsoo dengan satu hentakan, kontan Kyungsoo pun berteriak kesakitan dan melengkungkan punggungnya ke atas dengan mata yang terpejam rapat, "Aahh— fuck bitch, lubangmu terlalu sempit" racau orang itu dengan parau. Ia menarik kembali setengah kejantanan besarnya, lalu menghujam hole Kyungsoo yang tanpa persiapan dengan sekali hentakan lagi, lagi dan lagi hingga darah segarpun mulai mengalir keluar ke paha Kyungsoo dari lubang diantara bongkahan pantat kenyalnya yang sedang dimasuki orang misterius tersebut. Sungguh, Kyungsoo merasa holenya sobek karena dipaksa membelah!

Orang tersebut mendesah merasakan kejantananya ditelan dan di pijat sekaligus oleh hole sempit Kyungsoo sambil mengeratkan jari-jarinya yang panjang di antara rambut Kyungsoo. "S-sakithh, aku mohon lepass— argh!" Kyungsoo menjerit lagi saat orang tersebut mulai mengerakan kejantananya maju mundur dengan ritme yang bisa di bilang sangat cepat tanpa memperdulikan darah yang semakin banyak mengalir dari hole hangat Kyungsoo. "Ah, angh l-lepaskan benda itu, sakit ngh," jerit Kyungsoo susah payah saat orang itu menggejot hole Kyungsoo semakin liar.

.

.

Lima belas menit kemudian, suasana di dalam kelas tersebut semakin panas. Bahkan Kyungsoo pun mulai larut dalam permainan surgawi yang orang itu lakukan. Ia yang selalu memberontak kini mulai menjadi budak nafsu di bawah jamahan orang misterius tersebut. Napas Kyungsoo hampir tercekik ketika orang itu semakin menggerakan kejantananya dengan liar, "Oh shit Kyungsoo, lubangmu sangat nakal. Ia menghisap milikku ke dalam mu begitu kuat," kyungsoo hanya mendesah menanggapi perkataan orang tersebut. Bosan dengan posisinya yang hanya terlentang, pemuda itu mengangkat kemudian membalikan tubuh Kyungsoo dengan gaya menungging yang bertumpu pada meja di hadapanya. Dengan kejantananya yang terlepas sementara dari hole Kyungsoo, ia meremas pantat Kyungsoo dengan gemas lalu menggerayangi pinggang Kyungsoo dan menghentakan kejantananya lagi dengan satu hentakan sehingga tepat mengenai prostate Kyungsoo. Kyungsoo menjedotkan dahinya sendiri ke atas meja mulai merasa nikmat, "—apa itu? l..lakukan lagi ahh—" belum sempat melanjutkan perkataanya, orang itu sudah menumbuk prostate Kyungsoo lagi dengan keras. "Bitch, kau menyukai nya?" ia menyeringai sambil menarik keluar secara paksa kejantananya saat otot-otot hole Kyungsoo meremas batangnya.

"Masukan lagi, aku mohon ahh—" Kyungsoo mendesah frustasi dan menangis, ia memohon tanpa memperdulikan harga dirinya lagi sekarang, "My pleasure bitch" jawab orang itu dengan santai lalu menghentakan kembali kejantananya di hole Kyungsoo yang sudah berdarah dan lecet, "angh fuck!" Kyungsoo menjerit keenakan ketika ujung penis orang tersebut menumbuk titik kenikmatan Kyungsoo tanpa henti. "Astaga, aku ingin pipis sekarang," Kyungsoo mencengkram ujung meja dengan tanganya. Tubuhya terlonjat-lonjat serta penuhi oleh rasa nikmat yang sebelumnya belum pernah ia rasakan ketika bagian bawahnya di hantam orang tersebut. "Pipis? Kau jangan pura-pura luguh," orang itu menaikan sebelah alisnya sambil menampar pantat kenyal Kyungsoo beberapa kali hingga memerah, "—aku tidak kuat ahh.." Kyungsoo mendesah keras lalu ia mengeluarkan cairan putih yang ia sebut 'pipis' di atas meja yang sedang ia tiduri. Orang misterius itu tersenyum puas ketika logika Kyungsoo benar-benar di bawah pengaruhnya. Ia tetap menggerakan, menggesekan kejantananya semakin keras dan cepat di dalam dinding hole Kyungsoo dengan brutal. Kyungsoo sudah kewalahanya sekarang, tubuhnya sudah benar-benar lemas, bahkan kakinya pun terasa sudah tidak sanggup lagi menopang berat tubuhnya sendiri. Kyungsoo menjerit lagi saat orang itu menumbuk kembali titik kenikmatanya dengan tepat. Dan— geraman halus dari orang tersebut menandakan bahwa pemuda itu mencapai klimaks nya dengan menyemprotkan cairan hangat nya di dalam tubuh Kyungsoo.

.

.

Setelah ia puas menyetubuhi Kyungsoo, orang tersebut mencabut seluruh kepanjanganya dari hole Kyungsoo. Kemudian ia menundukan kepalanya dan menandai punggung Kyungsoo dengan beberapa hickey yang di buatnya. Kyungsoo hanya mendesah pasrah sambil menyandarkan kepalanya di atas meja tersebut. Ia menahan perih yang mendera bagian bawah tubuhnya.

Orang idiot yang seenaknya itu telah merusak keperjakaan Kyungsoo secara paksa!

Hening.

Hening.

Hening.

Jambak—

Orang itu menjambak rambut belakang Kyungsoo dengan keras, "Sakit, s..sudah cukup, aku mohon hentikan," Kyungsoo berteriak dengan lemah. Namun ia mendorong tubuh mungil Kyungsoo ke atas lantai kembali tanpa ampun di balik gelapnya ruangan tersebut. Ia berjongkok di depan wajah Kyungsoo, menampar pipinya kemudian menjodotkan kepala Kyungsoo lagi, "terimakasih—" pemuda itu menyeringai lalu berdiri dan memakai pakaianya. Kyungsoo menangis, ia bergumam, "sepertinya aku mengenal suaramu," sebelum akhirnya ia kehilangan kesadaranya.

Pemuda itu menendang kaki Kyungsoo, "sudah kubilang jangan macam-macam!" ia tertawa puas lalu pergi melangkahkan kakinya keluar kelas meninggalkan tubuh polos Kyungsoo yang tergeletak tak berdaya, namun— tanpa ia sadari, ternyata sebuah sapu tangan putih bertuliskan inisial nama 'K.J.I' jatuh ke atas lantai ketika ia mengenakan jaketnya.

.

.

.

TBC or End? ._.

p/s; ini fanfic nc pertama aku, maaf kalo ga hot.