.

"—RA-CHAN!"

"—KURA-CHAN!"

"SAKURA-CHANNNNN!"

"uhuk-uhuk…"

Sai menepuk-nepuk pundak Sakura, menghela nafas panjang, Naruto mengambilkan segelas air untuk rekan timnya tersebut.

"Aku sudah memanggilmu berkali-kali tapi kau malah melamun sambil memakan ramen setelah Teme tadi berpamitan, kau ini sebenarnya kenapa sih? Jangan-jangan efek genjutsu Teme masih berpengaruh ya? Hmm?"

Sakura menghela nafas lega sembari bergumam 'terimakasih' kepada Sai yang dengan sabar menepuk-nepuk punggung Sakura. Ia menoleh ke arah naruto yang masih saja mengoceh tentang kejadian kecil barusan. Dasar berisik, Sakura menoleh kepada Sai, mata mereka saling berbicara sebelum Sai mengangguk—tanda mengerti dengan maksud Sakura.

"Aku heran sama si Teme, bisa-bisanya salah memberi genjutsu orang, baaahhhh… dia memang kadang-kadang—maksudku sering—bertingkah aneh, apa lagi gaya bicaranya yang Cuma 'Hn' atau 'Aa', dia benar-benar breng—"

"—SAI KEMANA SAKURA-CHAN! SEJAK KAPAN DIA PERGI?!"

"Sejak kau berkata 'aku heran sama si Teme' Naruto" Sai tersenyum manis.


.

.

.

.

DISCLAIMER : NARUTO milik MASASHI KISHIMOTO

GENRE : Romance & humor

RATED T

WARNING : masih banyak typo, fic ini masih banyak kekurangan, alur meju mundur.

FLAME? WHAT A FLAME?

.

.

.

.

My heads under water

But im breathing fine

.

.

.

.


Sakura menatap pantulan bayangan dirinya di cermin. Rambut merah muda nya kini semakin panjang, jidatnya yang lebar kini telah tertutup sempurna oleh poni yang dipotong rata—berterimakasihlah pada Ino—tubuhnya pun ia rasa tak sekurus dulu walaupun masih belum apa-apa jika dibanding Ino atau pun Hinata. Ia sudah berubah, ia bukan lagi gadis kecil yang merengek mengejar-ngejar Sasuke lagi, ia sudah menjadi gadis kuat yang diam-diam menjadi idaman beberapa Shinobi, Jounin, bahkan kabar burung sempat mengatakan bahwa sang Kazakage Suna diam-diam menaruh hati pada dirinya. Lalu apa? Sasuke bukan satu dari sekian banyak laki-laki yang diam-diam menyukainya 'kan?

Lalu apa?

Apa?

Sudah?

.

.

.

.

Sudahkah ia bahagia?

Sudah .

Sakura sudah bahagia karna perang sudah berakhir dan kemenangan di pegang oleh para Aliansi.

Sakura bahagia karna Naruto sudah mencapai tujuan hidupnya—menjadi Hokage.

Sakura bahagia karna akhirnya Naruto dan Hinata bertunangan, Sai dan Ino yang akhirnya resmi berhubungan, kekerabatan Suna dan Konoha pun semakin erat setelah Temari dan Shikamaru menikah dua tahun setelah perang berakhir, apa lagi kini Kakashi dan Ayame tengah menunggu-nunggu kelahiran anak pertama mereka.

Tidak bisa di pungkiri ia turut berbahagia dengan kehidupan normal yang selama ini ia idam-idamkan. Tanpa Akatsuki, tanpa peperangan. Meskipun kehilangan kedua orang tua yang ia cintai saat perang, Sakura tetap bersyukur karna semuanya sudah berakhir.

Sudah berakhir?

Sudah?

Lalu perasannya kepada Sasuke…

.

.

.

.

Kapan akan berakhir?

Kapan?

Sudah?

Belum. Lalu?

Hahhhh


Malam semakin larut, mungkin sekarang sudah lewat dini hari. Sakura berjalan gontai menyusuri jalan Konoha yang sudah sangat sepi. Sekitar pukul delapan malam, seorang Anbu dengan topeng kucing—ia kenal betul siapa dia—tiba-tiba masuk ke dalam kamar sakura ketika ia tengah bersiap memejamkan mata, mata mereka bersiborok cukup lama dalam keheningan.

"Ayame membutuhkanmu sekarang." Suara itu begitu datar—sama seperti dulu.

Sama seperti kapan? Seperti saat dia menolak keberadaanmu?

Hahhh?

Dulu?

Memangnya sekarang sudah menerima keberadaanmu ya?

Hahh?

Uhuk!

.

.

Tidak butuh waktu lama untuk sakura mengganti piama dengan baju yang biasa ia kenakan ketika menerima misi atau sekedar latihan—rok merah muda setengan paha yang di barengi dengan training hitam pendek dan kaus merah tanpa lengan.

Mereka berdua tenggelam dalam keheningan saat perjalanan menuju kerumah saja mengingat kejadian 'tragedi genjutsu' tiga hari yang lalu saat tim tujuh—minus Naruto—sedang menjalani misi mengawal Kazekage pulang dari konoha sampai ke perbatasan Konoha-Suna, sakura belum siap bertemu atau bahkan bertatap langsung dengan Sasuke, apalagi kejadian tadi siang saat Tim Tujuh sedang 'reuni kecil-kecilan' berhunung Naruto sedang ada waktu, setelah selesai memekan semangkuk ramen Sasuke pergi sebelum berpamitan pada Sai dan Naruto, tidak pada Sakura. Catat. Ada apa? Gara-gara sakura berkata iya? H-hei! Salah sendiri! Apa-apaan genjutsu itu?

Sasuke melompati atap-atap rumah jauh di depan sakura, sebelum tiba di rumah Kakashi, sesuatu kembali sakura sadari, bahwa sasuke… masih sejauh dahulu kala.

Haha!

Persailan Asame mamakan cakra cukup banyak, anak pertama mereka ternyata harus lahir sesar dikarenakan Ayame pingsan. Kakashi bahkan nyaris menangis melihat kejadian dimana istri dan anaknya sama-sama tengah berjuang hudup, dan juga wajah sakura yang mulai pucat karna hamper kehabisan cakra. Si Anbu bertopeng kucing tadi tetap setia memasang gesture tubuh tenang.

Loh memangnya kenapa?

Dia memang selalu tenang kan? Haha.

.

.

Sakura nyaris saja menabrak sebatang pohon ketika sedang berjalan kalau saja tidak ada seseorang yang menarik lengannya dari belakang hingga sekarang tubuhnya sukses menabrak dada bdang orang tersebut.

Sakura hafal betul ini aroma tubuh siapa. Uchiha Sasuke.

Kepalanya pening, ia merasa harus tidur. Sekarang juga.

Gelap.

.

.

.

Sakura terkejut begitu—entah mengapa—kini ia berada di tengah-tengah kepungangan bandit-bandit yang pernah menyerangnya ketika misi mengantar kazekage bersama Sai dan Sasuke. Belum sempat otaknya mencerna apa yang terjadi tiba-tiba salah satu bandit tersebut menyerang sakura menggunakan kunai beracun, reflek sakura melompat mundur. Ekor matanya menangkap Said an Sasuke yang juga sedang melawan para bandit yang jumlahnya tidak bisa Sakura hitung. Belum sempat ia menemukan sosok Gaara beserta beberapa pengawalnya, sebuah benda tipis seperti benang menyayat bajunya. Benar saja, seorang bandit bertubuh gempal dengan sebelah mata yang ditutup kain kini sedang menyeringai menatap 'lapar' kearah sakura. Benang itu beracun, sakura sadar betul semua syaraf pada tubuhnya seakan lumpuh tidak bisa di gerakan, ia hanya memandang laki-laki yang terlihat mendekati tubuhnya yang sudah tergeletak di tanah, beberapa kali ia lihat pria itu menjilat bibirnya sendiri. Lidahnya kelu hanya untuk sekedar berteriak meminta tolong Sai atau Sasuke. Ada yang aneh, laki-laki itu tertawa. Sakura membulatkan matanya ketika tanpa ia minta tubuhnya bergerak sendiri.

Sasuke mengernyitkan matanya—datar—ketika melihat Sakura tiba-tiba datang membawa sebilah kunai kemudian menyerangnya asal-asalan. Sasuke mengela nafas bosan, bisa-bisanya Sakura dikendalikan oleh pihak lawan? ME-RE-POT-KAN.

Setelah meleset berkali-kali menyerang sasuke yang tengah melawan para bendit memakai amaterasu, Sakura membuang kunainya, kemudian berjalan kearah Gaara yang baru saja menghabisi puluhan bandit tanpa sisa memakai pasir-pasirnya. "Sakura." Gaara mengernyit heran ketika Sakura berjalan ke arahnya dengan langkah gontai berjalan menuju kearahnya.

Matanya membulat ketika..

.

.

.

.

.

.

.

Sakura Haruno memeluk erat Sabaku no Gaara.

.

.

.

.

.

.

Mata hitam yang semula datar tiba-tiba berubah merah.

Ada kemarahan dan…

.

.

.

.

.

.

Entahlah.

Sakura menatap merahnya mata itu hingga dunianya runtuh perlahan-lahan. Semuanya berwarna abu-abu, ia melihat ke segala arah. Nihil. Tidak ada siapa-siapa.

"Sakura…"

Pemandangan di hadapannya adalah hal yang paling ia takuti selama ini. Sasuke berdiri dihadapannya bersama seorang gadis cantik berambut panjang yang tengah menggendong seorang anak laki-laki berumur sekitar tiga tahun.

"siapa dia Sasuke-kun?" Sakura berharap ini bukan kenyataan, ia berharap ini adalah satu dari sekian ribu mimpi buruknya tentang Sasuke.

"Dia istriku."

.

.

.

To be continued.

Terimakasih untuk para readers/silent readers yang sudah menyempatkan untuk membaca fic sederhana ini (/ ^_^)/

Untuk pertanyaan kenapa ini kenapa itu, pasti akan dijelaskan di chapter-chapter selanjutnya.

0h iya, sebelumnya juga aku pernah bikin fic ratM (SAKURABITO) yang sampe sekarang belum aku lanjutin ._. aku bingung soalnya lagi rame masalah ratM yang katanya bikin ffn di blokir sama operator. aku juga nggak bisa kok buka web ffn pake kartu TIGA,tapi kalo buka nya lewat gugel masih bisa. misal cari aja fic punya author tertentu, nanti bisa kok. atau kalo nggak biasanya aku pake LX/plak dan itu lancar-lancar aja ._./

mind to review?

Semarang, 30 July 2014

.

.

Salam sayang,

lolo