Suasana dingin terpancar di sepanjang jalan. Salju yang berserakan di mana-mana, orang-orang yang berlalu-lalang semuanya memakai pakaian musim dingin, dan pohon-pohon yang meranggas di setiap sudut jalan. Cleno adalah nama kota ini. Kota yang terletak di belahan dunia yang bernama Daskia dimana manusia dibagi menjadi dua ras.
'Nuros' adalah manusia biasa yang dibedakan menjadi empat kasta. Mereka adalah Z, A, R dan F. Kasta yang paling tinggi adalah Z sedangkan yang paling rendah adalah F. Hampir penghuni Daskia adalah ras Nuros. Mereka biasanya terjun ke dalam bidang politik dan ekonomi.
'Kainos' adalah manusia setengah hewan yang dibedakan menjadi dua jenis. 'Normal' dan 'Deadly'. Kebanyakan ras Kainos merupakan jenis Normal sehingga jenis Deadly dianggap menjadi langka. Jenis Deadly sendiri dibagi lagi menjadi tujuh tipe. Pride, Sloth, Greed, Gluttony, Envy, Lust, dan Wrath. Ras Kainos sendiri mempunyai peraturan, yaitu menjadi peliharaan untuk satu orang dari Nuros kasta Z sedangkan sisanya yang tidak dipilih boleh menjadi apa saja. Sama sekali tidak ada diskriminasi.
Sebuah mobil limousine hitam menderu melewati jalanan. Di dalamnya terdapat empat pemuda kembar yang duduk berhadapan dua-dua satu sama lain.
"Hei, hei, siapa yang kira-kira akan kalian pilih untuk menjadi peliharaan?" tanya Orihara Psyche sambil memakan kue stroberi dengan lahapnya. Rambutnya berwarna hitam -sama seperti ketiga saudaranya- dan bermata pink. Ia memakai jaket putih dengan bulu pink, celana panjang putih, dan sepatu putih. Ia juga mengenakan headphone pink yang terhubung dengan MP3 Player yang ia taruh di pangkuannya.
"Psyche, tidak sopan makan sambil bicara. Dasar rakyat jelata." ujar sang anak ketiga, Orihara Hibiya, menanggapi kelakuan kakak keduanya. Matanya berwarna kuning dan berbeda dengan ketiga saudaranya yang semuanya memakai jaket berbulu, ia memakai pakaian seperti seorang pangeran dengan jubah berwarna kuning dan boots selutut dengan warna yang sama.
"Aw Hibiya, kalau Psyche rakyat jelata berarti kau juga 'kan? Ah~ manusia memang sangat menarik, mengatakan orang lain begitu padahal sendirinya juga begitu. Iya 'kan, Roppi?" kata si sulung, Orihara Izaya, sambil terkekeh. Warna matanya merah darah. Ia memakai jaket hitam berbulu coklat muda, kaus panjang hitam, celana panjang hitam, dan sepatu hitam.
"Berisik, Izaya." ujar Orihara Hachimeroppi atau Roppi yang merupakan anak bungsu. Warna matanya sama seperti Izaya, merah darah. Ia mengenakan jaket hitam berbulu merah yang diturunkan sampai sesiku, kaus panjang warna hitam dengan sedikit warna merah di bagian dua kancing di bagian kerah, celana panjang hitam, dan sepatu hitam.
"Roppi seperti biasa selalu galak." Izaya menyeringai yang membuat Roppi ingin sekali membunuhnya. Psyche yang dari tadi diabaikan pertanyaannya mengulanginya lagi dengan suara agak keras.
"Tidak tahu. Yang seperti budak, mungkin?" Hibiya menghembuskan napas malas.
"Itu kasar, Hibi-chan!" seru Psyche kepada Hibiya.
Roppi berkata dengan suara agak kesal, "Berisik Psyche. Lagipula, kenapa kita harus memilih Kainos sebagai peliharaan kita? Ada-ada saja."
"Itu karena~" jawab Izaya. "Sudah peraturannya bagi anggota keluarga kasta Z untuk memilih Kainos saat berumur 16 tahun, bukankah itu meyenangkan?"
"Tidak ada yang menyenangkan!" bentak Hibiya kesal.
Limousine itu memasuki tikungan dan melewati papan besar bertuliskan 'Kainos Area' dimana para Kainos yang berumur 16 tahun kebawah berada dan hidup disitu bersama keluarga mereka untuk membesarkan para Kainos kecil. Limousine itu terus melaju, melewati para Kainos yang berlalu-lalang hingga akhirnya sampai di depan gedung besar berhiaskan cat abu-abu. Di atasnya tertulis 'Balai Kota' yang dibentuk dari papan besi.
Izaya yang pertama kali keluar dan sambil bersiul melangkah maju untuk memberi akses untuk ketiga kembarnya keluar. Hibiya mendengus, "Walaupun gedungnya besar tapi tidak mewah. Tempat yang aneh untuk Balai Kota, terlalu sederhana." komentarnya tajam. Layaknya pangeran, ia lebih suka akan tempat yang mewah dan, apa-apaan tempat ini? Lebih cocok untuk kandang kudanya saja.
Izaya melangkah maju sambil mengomentari komentar Hibiya, "Kainos memang lebih suka dengan kesederhanaan, Hibi-chan~". Ia tertawa saat melihat muka marah Hibiya dan melangkah masuk ke Balai Kota.
Orang-orang setengah hewan berlalu-lalang. Ada yang mempunyai ekor dan telinga rubah, ekor dan telinga kucing, punggung ditutupi rambut tajam landak -yang akan menghilang kalau diperlukan-, dan masih banyak lagi. Psyche berjalan sambil sesekali setengah melompat, tertarik akan para Kainos dan menimang-nimang Kainos dengan setengah tubuh hewan mana yang akan ia pilih. Roppi mengutuk dalam hati, tidak suka akan para Kainos yang memandang mereka berempat dengan tatapan kagum. Ingin rasanya ia membunuh mereka karena walaupun Kainos setengah hewan, mereka tetap setengah manusia dan Roppi membenci manusia.
Izaya berjalan sampai ke meja resepsionis dan tersenyum licik kepada perempuan Nuros yang memerah menatapnya.
"Ha-halo," ujarnya terbata-bata. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Kami dari keluarga Orihara kasta Z" -ia tersenyum lebar saat perempuan itu terkejut takut- "dan kami datang untuk memilih peliharaan kami. Aku yakin, kalau kami sudah memesan, hm~?".
Perempuan itu buru-buru mengecek komputernya dan berbalik ke arah Izaya, "Ah, ehm, iya. Kami sudah memanggil Kainos yang berumur 16 tahun untuk kalian."
Psyche melangkah maju dan berkata sambil tersenyum riang, "Ada berapa orang? Berapa? Berapa?"
Perempuan itu terkejut sedikit dan berujar pelan, "E-Ehm, empat orang dan ehm, kalian beruntung."
Mereka berempat sontak bertanya, "Beruntung?"
"Ah, iya! Mereka kembar. Eh, me-mereka itu spesial. Jenis yang langka.."
"Jangan basa-basi dan cepat katakan!" bentak Hibiya marah.
"Kyaa, i-iya...! Me-mereka itu jenis 'Deadly'!" jawabnya nyaris menangis. Kenapa ia harus mendapat Orihara 'sih? Ia pernah mendengar tentang Orihara, keluarga terkaya di kasta Z dan yang paling berbahaya. Rumor mengatakan kalau kau membuat mereka kesal, mereka akan membunuhmu tanpa ampun atau menyerangmu secara mental dan masih banyak lagi! Tuhan sungguh tidak adil!
Izaya menyeringai, "Well, bisa kami bertemu dengan mereka sekarang?" tanyanya cepat. Ia tahu, baik dirinya dan ketiga kembarannya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan calon peliharaan mereka. Perempuan itu menggangguk dan mengambil map berisi berkas-berkas lalu berdiri. Ia berkata, "Si-silakan ikuti aku." dan berjalan ke pintu di sebelah kiri mereka. Mereka berjalan di lorong dan menaiki lift turun ke bawah, ke lantai paling bawah. Mereka berjalan lagi dan sampai di pintu besi besar.
"A-anda semua harus hati-hati.." bisiknya kepada empat pemuda kembar Orihara itu sebelum berbalik dan dengan tangan gemetar, membuka pintu besi itu.
Saat pintu terbuka, yang mereka lihat adalah bangku panjang besi yang terbang ke arah mereka.
Saya akhirnya bisa buat fic Roppi/Tsuki. Rencananya sih bakal ada porsi buat yang lain.
Review please?
