1 Pertanyaan
Disclaimer: Hiro Mashima
Rated: K
Don't Like, Don't Read!
.
.
.
1 Pertanyaan
.
.
.
"Aku yakin kau tidak bisa menjawab pertanyaanku kali ini."
Lucy yang sedang mengerjakan soal matematika-nya, mendelik. "Hm?"
Natsu tertawa. "Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu. Menakutkan, tahu!"
Lucy menghela nafas. "Oh, baiklah. Tapi apa maksud dari pertanyaanmu itu? Yang jelas-jelas..."
"Meremehkanmu?" Potong Natsu.
Lucy terdiam. Tidak berkata apa-apa. Natsu tersenyum.
"Aku tidak meremehkanmu, Luce." Ujar Natsu lembut. Manik onyx-nya menatap Lucy dengan tatapan meyakinkan. Lucy memalingkan wajahnya agar tidak berlama-lama menatap mata tersebut, mata yang menawan hatinya.
Begitulah.
Kelas terasa sunyi, dengan senja yang melengkapi. Pancaran sinar oranye menerangi kelas tersebut. Menerpa surai pink Natsu. Sedangkan Natsu, masih setia berdiri dengan menyandarkan badannya ke meja kelas. Di samping Lucy yang masih mengerjakan soal.
"Jadi, pertanyaannya apa?" Tanya Lucy. Tangannya bergerak, menuliskan jawaban yang tepat. Surai pirangnya terjatuh lembut, sedikit menutupi wajah cantiknya.
"Kau cantik dan pintar. Jenius, lebih tepatnya. Buktinya, kita sering bertukar peringkat." Lucy menghentikan kegiatannya.
"Itu terdengar seperti pernyataan, Natsu." Ujar Lucy. Natsu tersenyum penuh arti.
"Aku yakin kau tidak bisa menjawab pertanyaanku. Kalaupun bisa, kau pasti harus berpikir dulu. Yakin, deh." Sahut Natsu.
Lucy tersenyum. "Katakan saja."
Natsu menarik nafas dalam-dalam. Wajahnya terlihat gugup. Namun, senyumannya masih ada. "Aku menyukaimu. Mau menjadi kekasihku?"
Angin menerpa lembut ke pipi Lucy. Senja semakin datang, pertanda makin sore. Kepakan sayap burung yang sedang terbang, mengiringi suasana.
Lucy terpaku. Matanya membulat. Sedangkan Natsu, masih tersenyum.
"Benar, kan? Ini adalah pertanyaan yang sangat susah. Dan, oh, kau tidak perlu terlalu memikirkannya. Lagipula ini sudah sore. Kuantar pulang." Ujar Natsu. Kakinya berjalan menuju pintu.
"Tunggu."
Langkah Natsu terhenti. Lucy berdiri di belakangnya.
"Kau salah. Ini adalah pertanyaan yang sangat mudah." Sahut Lucy.
"Aku mau."
Natsu mengerjap. Membalikkan tubuhnya, Natsu menatap Lucy dengan tatapan tidak percaya. Lucy tersenyum.
"Karena aku juga mencintaimu."
Kata-kata tersebut berhasil membuat Natsu tersenyum. Iris karamel Lucy, bertemu dengan iris onyx Natsu.
"Kukira cintaku bertepuk sebelah tangan. Nah, karena aku sedang berbahagia, kau akan kuantar pulang." Lucy tertawa.
"Bodoh! Memang harus begitu. Mulai sekarang!" Seru Lucy. Natsu tertawa.
Natsu mengulurkan tangannya. "Ayo."
Lucy menyambutnya. "Baiklah."
Merek berjalan pulang, sambil bergandengan tangan. Senyuman tidak lepas dari wajah mereka. Pulang seperti biasa, namun kali ini memiliki artian yang berbeda.
Menjadi sesuatu yang lebih dari teman.
Satu pertanyaan. Simpel, kan?
.
.
.
The End
.
.
.
NaLu kembali hadir. Lagi-lagi singkat! Iya, habis mikirin memori hape!
Fict ini dibuat untuk mengisi waktu luang.
So,
Mind to Review?
