Summary : aku tidak pernah mengangumi gadis lain seperti aku menganguminya… dengan segala kelebihannya… dia mampu melakukan apapun… ya, apapun itu termasuk memikat hatiku. Ah…aku seperti punguk merindukan rembulan, dia terlalu sempurna untukku..
.
.
.
Author: Juzie chan
Disclaimer : seperti biasa…Kubo-chan #plakk# Kubo-san maksudku *sambil cengengesan.
Pairing : IchiRuki, slight Ichicand, ichihime, ntar dipikir lagi Ruki mau dipairing sm siapa. Bagusnya sm siapa ya?
Warning! : banyak Typo, AU, OOC, EYD tidak sesuai, Gaje, Jayus, Abal, penuh kenistaan, membosankan, tidak masuk di akal, hina, menjijikkan, menjemukan, membuat mual, bete, bibir pecah-pecah dan susah buang air besar dan segala kekurangan-kekurangan yang lainnya.
.
.
.
CH 1
.
.
.
Mungkin aku memang pria yang tidak memiliki perasaan, tidak memiliki cinta…dan itu terjadi setelah kematiannya…ibuku…
Aku pernah mendengar bahwa ibu adalah cinta pertama seorang laki-laki, sepertinya itu benar karena aku merasa ibuku adalah cinta satu-satunya yang aku miliki di dunia ini. Aku selalu ingin melakukan hal-hal yang membuatnya bangga dan senang jika melihatku. Apapun sulitnya itu…pasti akan kulakukan…hanya untuk melihatnya bisa tersenyum padaku.
Aku mencintai ibuku segala-galanya. Cara dia menjagaku, mengurusku, mengajariku…bahkan saat ia memarahi dan membentakku sekalipun. Dan cara ia tersenyum ketika bangga padaku dan mengacak-ngacak rambutku ketika aku melakukan kebodohan…rasa cintaku malah terus bertambah.
Ah…dia sudah tiada, aku tidak akan pernah merasakan cinta lagi. Tidak ada harapan dan cita-cita lagi untuk membuatnya bangga. Semuanya sirna…dan kini hidupku tidak memiliki arah dan tujuan…tidak ada lagi yang bisa aku lakukan.
Kurasa…tidak ada lagi wanita yang bisa membuatku kagum atau hanya sekedar menyukainya…selain ibuku…
.
.
.
Ichigo memasuki bar sambil mendengus marah. Wajahnya terlihat sangat menakutkan, seakan-akan ia hendak membunuh seseorang. Tak peduli siapapun yang ada di depannya, ia pasti menyambarnya. Kursi, meja, semuanya ia sambar sambil melemparnya dengan kasar, bahkan mungkin seorang jompo sekalipun yang lewat di depannya ia mungkin tak segan-segan mendorongnya. Semua orang-orang di bar dibuat terkaget-kaget oleh keonaran yang ia lakukan. Sebenarnya apakah yang sedang terjadi pada anak muda berambut orange itu.
Akhirnya, Ichigo terhenti di suatu ruangan yang dikenal dengan ruang VIP di bar itu. Ia menatap geram pintu masuk yang tertutup rapat. Ia mengambil kuda-kuda untuk menendang pintu itu.
Brakk!
Dan pintu itu langsung melayang setelah mendapatkan tendangan keras dari Ichigo. Nampak di dalam ruang seorang gadis berambut kuning dan pria berambut Mohawk sedang bermesraan. Apakah hubungan kedua orang yang jelas-jelas terlihat seperti sepasang kekasih itu dengan ichigo, ya?
Pria berambut Mohawk terlihat kaget akan kedatangan pria berambut orange yang tiba-tiba, apalagi pria itu mengganggu kesenangannya bersama gadis pujaannya. Sedangkan gadis berambut kuning itu terlihat pucat melihat kedatangan Ichigo. Nampaknya ada sesuatu antara gadis itu dengan Ichigo.
"Hei, apa yang kau lakukan?!" seru pria berambut Mohawk bernama Bazz B ke arah Ichigo.
Ichigo tidak menjawab, ia malah mendekati kedua orang itu dengan wajah sangar yang menggeram penuh emosi. Ichigo menarik bagian depan baju Bazz B lalu meninju wajah pria itu dengan penuh kekuatan. Bazz B pun terpental jauh.
"HIAAAAAAAAAAA!" teriak menjerit sang gadis yang ternyata bernama Candice.
"Kau diam saja di situ!" bentak Ichigo ke arah Candice, "jangan kemana-mana, aku belum selesai dengan pacar gelapmu itu, tunggu bagianmu!" ia lalu mendekat ke arah Bazz B dan mengahajarnya habis-habisan. Candice yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa menangis menjerit-jerit melihat Bazz B seperti akan dibunuh oleh Ichigo.
Malang sekal nasib Bazz B. Sebenarnya ia sendiri tidak mengenal Ichigo.
Setelah puas menghajar Bazz B yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa, Ichigo mendekati Candice dan menarik tangannya dengan kasar.
"Ikut aku!" ujar Ichigo pada Candice.
"Tidak mau!" teriak Candice berusaha meronta, "aku tidak mau…hiks."
"Aku bilang ikut!" bentak Ichigo, "kau belum aku beri pelajaran, ya!"
"Tidak mau!" teriak Candice, "kita putus, aku tidak mau lagi berhubungan denganmu! Kau gila! Sadis…kau tidak punya perasaaan! Kau bukan manusia tapi kau monster, setan!"
BUAKK
Ichigo meninju wajah cantik Candice. Dan Candice yang lemah tentu saja terlempar.
"Huh…kau bilang aku tidak punya perasaan?" ucap Ichigo dengan seringai tajamnya, "lalu…kenapa dulu kau mengejar-ngejarku, hah? sudah tahu aku tidak punya perasaan eh…tetap ngotot mau jadi pacarku," Ichigo lalu tertawa seperti kesetanan, "kau pikir…aku bersedia mau jadi pacarmu karena aku benar-benar menyukaimu?" Ichigo membuang ludahnya, "sudah bagus aku bersedia jadi pacarmu, asal tahu saja…aku mau jadi pacarmu karena aku bosan melihat kau terus mengejar-ngejarku, dasar perempuan jalang!" teriaknya mengumpat.
Candice lalu menangis, menangis sejadi-jadinya. Selama ini Ichigo memang kasar tapi ini pertama kalinya Ichigo melakukan kekerasan yang sesungguhnya. Awalnya ia hanya menganggap Ichigo adalah tantangan baginya karena Candice terkenal sebagai gadis yang mampu membuat pria apapun pasti tergila-gila padanya. Ternyata…ini di luar perkiraannya, Ichigo benar-benar pria yang sangat mengerikan.
Tidak lama kemudian polisi datang. Sepertinya manager Bar itu memanggil polisi sejak keonaran yang Ichigo lakukan di bawah tadi. Dua orang polisi menahan kedua tangan Ichigo.
"Hei…kalian mau apa? Lepaskan aku!" seru Ichigo pada polisi-polisi itu namun polisi-polisi itu tetap menyeret Ichigo.
"Hei, kubilang lepaskan! Kalian tidak punya telinga ya? aku belum selesai dengan murahan itu!"
.
.
.
Ichigo kini berada di balik jeruji besi. Dimana lagi kalau bukan di penjara. Ia duduk melantai dengan kedua lutut tertekuk sambil mendengus marah. Rupanya ia belum puas telah menghajar sepasang kekasih yang telah membuatnya kalap. Kalap bukan karena cemburu melihat pacar sendiri menjalin hubungan dan bermesraan dengan pria lain tapi karena Ichigo merasa harga dirinya telah diinjak-injak oleh Candice, pacar Ichigo. Yah yah yah…dengan kejadian barusan hubungan Ichigo dan Candice bisa dinyatakan telah putus tapi sepertinya Ichigo masih ingin menghajar mantan pacarnya itu.
"Kurosaki?" seorang petugas penjara memanggil Ichigo, petugas itu membukakan jeruji pencara untuk Ichigo. "Ada yang ingin menemuimu," katanya.
"Siapa?" tanya Ichigo rada malas.
"Kurosaki Isshin, ayahmu."
Ichigo langsung merasa lega. Akhirnya ayahnya akan membantu Ichigo keluar dari tempat membosankan itu. Segera Ichigo berdiri dan bergegas untuk menemui ayahnya. iapun berjalan mengikuti petugas itu. Ketika sampai di suatu ruangan untuk menjenguk para kriminal, ia melihat ayahnya duduk di depan meja, Isshin terlihat memejamkan matanya dengan tangan terlipat di perutnya.
"Ayah!" seru Ichigo begitu memasuki ruangan dan langsung mendatangi ayahnya. "syukurlah ayah cepat datang, aku sudah tidak sabar lagi ingin keluar dari tempat ini, tempat ini sangat membosankan…"
Tiba-tiba Isshin berdiri, menarik bagian depan baju Ichigo dan…
BUAKK
Tinjuan yang pasti sangat keras mendarat dengan mulus di wajah Ichigo, Ichigo langsung terlempar.
"Kenapa ayah memukulku?!" teriak Ichigo. Isshin kembali mendekati Ichigo dan…
BUAKK
Tendangan yang tak kalah kerasnya mendarat di perut Ichigo.
"Kau bertanya kenapa ayah memukulmu? Ho…pertanyaan yang sangat bagus, dengan senang hati ayah akan menjawabnya!" bentak Isshin ke arah Ichigo, "pertama…kau membuat onar di Bar, kedua…kau memukul seorang pria yang ternyata tidak mengenalimu…ketiga…aku benar-benar tidak menyangka kau bisa memukul seorang perempuan! Siapa yang mengajarimu, hah?!"
"Si jalang itu pantas mendapatkannya!"
DUAKK
Kembali Isshin menendang Ichigo tanpa belas kasih.
"Selama ini ayah tahu kau memang kasar tapi…ayah benar-benar tidak menyangka kau bisa memukul seorang perempuan…ayah benar-benar kecewa, kau benar-benar sudah sukses jadi bajingan, Ichigo…" Isshin menatap Ichigo penuh kekecewaan, "jangan harap ayah akan membantumu keluar dari sini!" teriaknya lalu berbalik meninggalkan Ichigo.
Ichigo mendengus. Pikirnya, ayahnya datang untuk membawanya keluar dari penjara tapi ternyata tidak seperti dengan apa yang dipikirkannya, ayahnya datang tapi hanya untuk memberi Ichigo pelajaran.
"Cih…"
.
.
.
Lagi! Isshin menuangkan tuak ke cangkirnya kemudian meneguknya dengan sekali tegukan. Pria berambut kuning dengan kimono hijau, Urahara Kisuke, hanya terus menatap sahabatnya yang jelas terlihat sedang mengalami stress, tidak biasanya sahabatnya yang sering terlihat konyol itu malah terlihat gundah.
"Apa ini tentang putramu lagi?" Urahara memulai percakapan.
Isshin menuangkan kembali tuak di cangkirnya. "Jangan sebut dia putraku…aku ingin memblacklist-nya dari kartu keluarga," lalu ia meneguk tuaknya.
Urahara terperangah dengan ucapan Isshin. Ingin memblacklist Ichigo dari kartu keluarga? Berarti putra Isshin telah melakukan hal diluar batas, memang Isshin selalu kecewa dengan tingkah laku Ichigo yang sulit diatur tapi sebelumnya Isshin tidak pernah mengatakan ingin memblacklist Ichigo menjadi putranya.
"Jangan bicara begitu…" ujar Urahara, "bagaimanapun…Ichigo adalah putra satu-satumu, kau jangan lupa kalau Ichigo itu anak kebanggaan Masaki…" ia memperingatkan Isshin.
Isshin malah tertawa tapi terasa getir. "Masaki pasti akan menangis terisak-isak jika melihat anak laki-lakinya sekarang…" ia lalu menuangkan tuak lagi di cangkirnya, "aku tidak tahu sebenarnya apa yang salah…anak itu dulunya baik, baik sekali malah tapi…sewaktu Masaki meninggal…anak itu jadi pendiam…kupikir dia akan kembali seiring waktu…tahu-tahunya…dia sudah jadi berandalan…" ia meneguk tuaknya.
Akhirnya Isshin sudah mencapai batasnya. Ia mabuk, mabuk berat hingga tak kuasa berdiri sendiri, dan terpaksa Urahara membantunya berdiri.
"Masaki!" teriak Isshin begitu Urahara membopongnya berjalan, "apa kau lihat putramu? Dia sudah berhasil…tapi berhasil jadi preman! Anak kebanggaanmu itu! ahli waris semua kekayaanmu! Masaki! Anak itu jadi kurang ajar!" tiba-tiba Isshin menangis dan Urahara terkaget-kaget dengan sahabatnya itu. Menangis? Ini pertama kalinya ia melihat sahabatnya menangis.
"Masaki! Apa salahku? Kenapa anak laki-laki kita… putra satu-satunya…bisa keterlaluan seperti itu…dia berandalan…apa salahku? Siang-malam aku bekerja untuknya…memberikannya pendidikan terbaik agar kelak ia bisa menjadi pemimpin di perusahaanmu, Masaki…kenapa anak itu malah…malah….HUAAAAAAAAAA."
"Sudah sudah ya…cup…cup…" kata Urahara jahil sambil mengelus-elus kepala Isshin.
"HUUUUAAAAAAAAAAAAAA!"
.
.
.
To be Continue…
.
.
.
Akakakakakaka…ga tawu juga knp juzie bisa buat fic ini! awalnya juzie bersikeras tidak ingin membuat fic lain sebelum fic yang satunya selesai tapi…ga tawu juga kenapa cerita ini sering mengganggu pikiran juzie n minta buat di aplod sesegera di fanfiction. Hueh….-_- mungkin takut hilang kali ya dari pikiran juzie…-_-
Di fic ini juzie mau buat Ichigo menderita, sederita-deritanya, sehina-hinanya #plakk# pokoknya kelas bawah banget tapi bukan berarti dia miskin la yaw… ibaratnya Ruki ikan kakap n ichi ikan teri #plakk# habis di manganya ichi kayak super hero banget…sebagai fans berat ruki…juzie jadi cemburu tawu! #ini aku lagi ngomong apa sih?#
Pokoknya di sini Ichigo yang bakal nangis-nangis cinta ke Ruki tapi ga PD juga karena Ruki terlalu hebat…wkwkwkwk biar tawu rasa tuh Ichi! *di bacok ama Ichi* hehehehe…seperti di lagu barunya penyanyi Indonesia favorit juzie, miss "sesuatu ya", siapa lagi kalau bukan, syahrini! *ketahuan deh* judulnya…cinta sendirian…wkwkwkwk di bold lagi…-_-'
Sorry ya…ini masih pendek banget. Mudah-mudahan ada yang suka…dilanjut kaga ya?
