What the—

Story by Datgurll

Infires by Eggnoid from Webtoon

.

.

.

Prologue

.

.

"TIDAK! KAU SIAPA?!"

Taehyung bersumpah kalau Tuhan memang tidak adil dalam membuat garis takdirnya. Ini masih pukul enam pagi dan—oh astaga, kenapa ada orang lain yang berdiri di hadapannya plus tanpa mengenakan pakaian?!

Meskipun dia seorang laki-laki, tapi tetap saja jika melihat tubuh polos orang lain itu—sudah, jangan di lanjutkan. Terong—terong—terong.

Apa katanya tadi, Terong?

"Cepat jawab aku!" Taehyung mengancam. "Aku akan berteriak jika dalam hitungan ketiga kau tetap diam tanpa mengatakan—"

"Mama?"

Emosi yang berapi-api di benak Taehyung langsung seperti tersiram air dingin begitu mendengar suara menggemaskan dari mulut orang asing di hadapannya. Apa katanya? Mama?

Apa yang di maksud orang asing ini adalah—dia mencari keberadaan sang mama?

Dengan keberanian yang (tidak) cukup, Taehyung berjalan mendekat menuju orang asing itu, perlahan ia menyentuh helaian rambut hitamnya.

Halus dan lembut. Taehyung merasa ini jauh lebih lembut daripada kain sutra.

"Mama?" Taehyung menarik tangannya perlahan, merasa was-was tentu saja. "Kenapa kau mencari mamamu? Kenapa kau memanggilku mama?" Tanyanya, begitu penasaran.

"Mama" Sosok itu memajukan bibirnya, seperti tidak suka begitu tau Taehyung menjauhkan tangannya dari rambut miliknya.

Taehyung bergidik ngeri, dia mengalihkan pandangannya pada sebuah benda aneh berbentuk telur besar yang ada di pojok kamar. Benda aneh itu muncul secara tiba-tiba ketika ia baru membuka mata, benda aneh yang mengeluarkan orang asing itu.

Apa itu telur dinosaurus? Tapi dalam sejarah mana ada hewan yang sudah punah sejak dulu itu menetaskan anak manusia? Lagipula, sejak kapan seorang manusia bisa keluar dari dalam telur?

"Mama—" Sosok itu kembali bersuara. "—Uh?"

"Berhentilah memanggilku mama!" Taehyung mendesah frustasi, ia mengambil secarik kertas berwarna silver yang tergeletak di lantai.

Kertas itu berisi beberapa kalimat yang membingungkan, ada nama dari orang asing ini serta beberapa pesan singkat disana.

"Jungkook, itu namamu ya?" Taehyung memandang orang asing itu yang kini tersenyum lebar padanya, sama sekali tidak merasa kalau ia akan membawa dampak besar bagi kehidupan seorang Kim Taehyung. Entah itu buruk atau justru bagus.

"Kau harus pakai baju, mana tahan aku melihat terong dalam seharian penuh" Taehyung beranjak dari posisinya untuk membuka lemari pakaian.

Dia tersenyum begitu melihat beberapa pakaian yang tersusun rapi di lemarinya. Pakaian peninggalan kakaknya yang begitu berharga, sengaja ia simpan baik-baik sebagai kenangan.

Karena Kim Taehyung tidak pernah tau kapan sosok pelindungnya itu akan kembali ke rumah mereka.

Taehyung mengambil satu set pakaian kemudian meletakkannya di atas ranjang. "Aku akan meminjamkanmu pakaian kakakku karena tidak akan muat kalau kau pakai punyaku" Taehyung seperti berbicara sendiri.

Lagipula, Jungkook itu memiliki tubuh yang lumayan oke.

Jungkook seperti tidak mengerti, ia berjalan mendekat pada Taehyung kemudian memeluknya dari belakang. "Mama!" Pekiknya girang.

"Jungkook!" Taehyung berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Jungkook. "Berhentilah memelukku seperti itu! Apa kau tau kalau kau adalah orang pertama yang berani bersikap kurang ajar seperti itu padaku?" Omelnya galak.

"Mama?"

"Arghhh—" Taehyung mengacak-acak rambutnya. "—aku bisa gila jika terus-menerus bersamamu!" Raungnya frustasi. Sekali lagi matanya melirik sosok Jungkook yang hanya memasang ekspresi polos, pemuda itu langsung mendengus sebal.

Sebenarnya, Taehyung mendapat beberapa kesimpulan dari secarik kertas yang ia baca beberapa menit lalu. Seperti;

1). Jungkook tidak bisa berbicara. Dia hanya bisa mengatakan mama.

2). Taehyung di perintahkan untuk menjaga Jungkook

3). Jungkook adalah suaminya di masa depan.

.

.

.

.

.

Benda kotak yang canggih itu terus bergetar, menandakan ada panggilan masuk yang tak kunjung di angkat atau bahkan sekedar di lihat saja oleh pemiliknya.

"Hyung, ponselmu bunyi tuh"

Min Yoongi mendengus kesal, dengan kasar ia mengambil ponselnya dari atas meja kemudian melihat di layar siapa yang berani kurang ajar menelponnya di pagi hari begini.

Kim Taehyung—Ah, dia sudah tidak heran.

Dengan malas, Yoongi menggeser layar itu kemudian menempelkannya segera di telinganya. Sesekali mata kecilnya melirik adik laki-lakinya yang sibuk bermain games di televisi, mereka sedang bermain bersama sebelum Taehyung menganggunya.

"Kenapa—"

/"HYUNG! KAU HARUS TAU INI! SESEORANG YANG TIDAK AKU KENAL ADA DI KAMARKU!"/

Yoongi buru-buru menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Dasar bocah ingusan, seharusnya ia tak perlu berteriak seperti itu. "Maksudmu apa? Orang asing bagaimana?" Tanya Yoongi begitu kembali menempelkan ponselnya.

/"DIA TAMPAN! TUBUHNYA BAGUS DAN—"/

"Ck!" Yoongi mendecak kesal. "Jangan bertele-tele, cepat katakan apa maumu dan segera selesaikan panggilan ini. Kau sungguh-sungguh membuat moodku di pagi hari ini jelek, Kim Taehyung" Balasnya penuh penekanan.

Tidak ada balasan disana selama beberapa detik. Yoongi mulai menautkan alisnya.

/"Maaf hyung. Jadi begini, saat aku tidur kemudian terbangun, di kamarku ada sebuah telur—"/

"Lalu apa masalahnya? Palingan seekor ayam naik ke kamarmu kemudian meninggalkan telurnya disana"

/"—kemudian dari telur itu keluar seorang pria aneh, bahkan ia sama sekali tidak pakai baju"/

Yoongi terdiam. Pemuda itu berusaha mencerna baik-baik lontaran kalimat yang keluar dari temannya itu. Dia tak pernah tau apa dosanya selama ini hingga bisa berteman dengan Kim Taehyung. Harusnya dari awal ia sudah meyakini kalau anak itu benar-benar autis.

Kalau sudah begini, Yoongi sangat tau harus melakukan apa.

.

.

.

.

.

"Hyung?!"

Taehyung menautkan alisnya begitu tidak terdengar balasan apapun dari Yoongi. Sebenarnya apa yang temannya itu lakukan?! Disaat keadaan gawat begini, dia malah menghilang dan bertingkah seolah-olah tidak perduli.

Pemuda bergolongan darah AB itu menoleh ke arah televisi, dimana makhluk aneh yang bernama Jungkook itu sedang melihat acara televisi yang menyiarkan animasi anak-anak. Pandangannya tidak terlepas dari layar besar itu.

Ah, dia harus segera melaporkan ini pada Yoongi—

Tuttuttut.

"EH?!" Taehyung tidak percaya mendengar sambungan itu terputus secara sepihak, yang jelas bukan dirinyalah pelaku sebenarnya. "YOONGI HYUNG! KENAPA KAU MATIKAN TELPONNYA!" Raung Taehyung sambil menjatuhkan dirinya di atas lantai yang dingin, menendang-nendang udara seperti anak kecil yang sedang merajuk.

Hal itu membuat Jungkook tertarik, ia menoleh kemudian menghampiri Taehyung.

"MAMA!"

"YAK! JANGAN KAU PANGGIL AKU MAMA!"

Pagi hari itu, orang-orang yang tinggal di sebelah rumah Taehyung terbangun akibat teriakannya. Tidak aneh, mereka malah menjadikan teriakan itu sebagai alarm sehari-hari.


Prologue End

Bersambung


A/N : Hanya mau bilang kalau disini JUNGKOOK adalah seorang topseme—atau apalah kalian menyebutnya.

Cerita ini terinspirasi dari komik berjudul Eggnoid yang ada di Webtoon. Kalau tertarik dengan cerita aslinya silahkan download aplikasinya kemudian mulai membaca. Cerita ini memang terinspirasi tapi bukan berarti jalan ceritanya bakalan sama ya! Aku cuma ngambil beberapa bagian ceritanya aja, selanjutnya ideku sendiri.

So, komentarnya? Silahkan tulis di kotak review~