[REMAKE] 8..9..10 Udah Belom ? by Laurentia Dermawan ( Teenlit )

Cast : Sehun, Luhan, Kris, Kyungsoo, Jongin and others [HunHan]

Genre : Romance, Hurt, Comfort

Rated : T

Disclaimer : Hello! bible remake novel faaaaaaaaav bibble dari teenlit yang judulnya 8...9...10 udah belom ?. bible cuma remake oke ?. kalo kalian mau baca aslinya bisa search di google novel 8..9..10 udah belom ? by Laurentia Dermawan. cerita ini bukan milik bible oke ? bible cuma me-remake aja hihi. oke checkidot!

its HUNHAN fanfiction! (GS) for uke. TYPO(s) bertebaran.


PROLOG


"KRING kring kring ada sepeda. Sepedaku roda dua..." Sambil mengayuh sepedanya, Luhan yang baru berumur lima tahun menyanyikan lagu favoritnya itu. Sepeda melaju asyik, lalu membelok ke kiri. Tapi kemudian... dari arah berlawanan... muncul sepeda yang dikemudikan Sehun, tetangga Luhan. Luhan jadi gugup. Tabrakan tak dapat dihindari. Sepeda Luhan jatuh menimpa sepeda Sehun!

Sehun meringis kesakitan. Lengannya tergores batu di pinggir jalan. Luhan yang melihat darah keluar dari luka Sehun hanya bisa ikut-ikutan meringis, seakan ikut merasa sakit.

"Aduh...", keluh Sehun sambil melihat lengannya sendiri. Dan begitu melihat darahnya tak kunjung berhenti mengalir, sontak tangis Sehun pecah.

Tiga anak lain tiba-tiba mengerumuni mereka dan menyoraki Luhan dengan polos.

"Hayo, Lulu!"

"Lulu jahat! Lulu jahat!"

"Thehun berdarah! Gara-gara kamu sih!"

"Hayo, Lulu! Hayo, Lulu!"

Luhan panik. Dia mulai celingak-celinguk, mengharapkan seseorang datang untuk membelanya. Tapi teman-teman yang ada di sekelilingnya justru makin keras menyalahkannya atas kecelakaan barusan.

Tangis Sehun makin keras. Luhan makin panik. Dan tanpa menunggu lama, tangis Luhan pun ikut-ikutan pLuluh. Dia menangis sekeras mungkin, berharap orang tuanya mendengar dan menyelamatkannya dari ledekan teman-temannya yang juga masih seumuran dengannya itu.

Luhan menangis bukan sebagai ungkapan rasa bersalah, melainkan ungkapan rasa takutnya yang besar. Lagi pula, apa sih yang diharapkan dari seorang gadis kecil berumur lima tahun yang tanpa sengaja menabrak sepeda temannya sendiri? Mungkin memang hanya tangis yang bisa mengungkapkan kata "maaf".

Melihat Luhan menangis, anak-anak yang lain langsung berhenti menyoraki, takut disalahkan. Sehun yang awalnya menangis karena kesakitan, tiba-tiba menghentikan tangisnya karena bingung melihat Luhan. Dia yang sakit, kok Luhan yang ikut-ikutan menangis?

"Kamu kenapa?" tanya Sehun polos. Luhan menatap Sehun sesaat. Setelah itu ia malah kembali menangis lebih keras!

Sehun makin bingung. Dirinya mulai panik. "Kamu apanya yang sakit?" tanya Sehun sambil menyentuh bahu Luhan.

Luhan menggeleng sambil menunjuk luka di lengan Sehun. Sehun cepat-cepat mengelap darah di lengannya dengan bajunya. Entah ke mana hilangnya rasa sakit karena luka itu. Saat itu yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana caranya menghentikan tangis Luhan.

"Udah nggak sakit lagi kok. kamu jangan nangis lagi dong...", kata Sehun sambil tersenyum, mencoba menghibur Luhan. Setidaknya itulah yang selalu ia tonton di TV: anak cowok harus lebih kuat daripada anak cewek. Bukankah begitu?

Anak-anak yang lain sampai terpukau dan serempak mendekati Sehun. Mereka menunjuk luka gores di lengan Sehun yang masih mengeluarkan darah segar.

"Itu nggak sakit?" tanya salah satu anak dengan wajah superpolos.

Sehun menggeleng yakin. "Nggak!"

"Wah, hebat!" seru anak-anak yang lain sambil bertepuk tangan.

Sehun tersenyum bangga. Luhan yang melihat Sehun sudah sehat kembali refleks menghentikan tangis. Perlahan dia ikut tersenyum, sepolos anak-anak yang lain.


HAHAHAHA done prolognya! mind to review ?

kalo suka sampai ketemu di part 1! papai!