ff ini aku terinspirasi dari novel harlequin. Lupa pengarangnya. Hanya saja beda kok sama novelnya. Aku cuma mengambil temanya aja yaitu tokoh utama pria memiliki anak yang sudah dewasa tanpa mengetahuinya. Di novel sang tokoh utama wanita bukanlah ibu kandung dari sang anak, tapi bibinya. Disini aku buat ummanya kandung yah Jae umma, soalnya agak gimana gtu kalau buat anak nya babeh Yunho dengan wanita meski dia hanya OC. Agak bertentangan dengan hati karena kecintaan ku pada Yunjae. Tokoh utama di novel dari segi pekerjaan berbeda juga dengan yang aku buat. Tokoh utamanya bekerja sebagai angkatan laut Amerika untuk tokoh pria dan tokoh wanitanya seorang pelukis. Untuk pekerjaan karakter novel yang di ff ini dipegang Jae umma disini aku pertahankan yah sedang Yunho aku jadikan astronot pertama dari Korea. Tapi ff ini YAOI bukan GS or gender bender. Aku ga bisa buat itu untuk karakter Jae umma. Katakanlah otakku ini bener-bener ga bisa mengimajinasikannya. Kalau nyoba baca ff GS, yang aku pikirin BUKAN YUNJAE tapi tokoh khayalan yang biasa ku baca lewat buku novel karena otakku ini ga mau di tipu dengan gender Jae umma yang sebenarnya walau sudah mensuggestinya( aku aslinya ga bsa baca GS makanya kudu suggesti dulu bru bisa). Ff ini baru yah, tapi udah sampai chapter 3. Belum di publish kecuali di baca sama teman-teman di group bbm Yadongers. Sebenarnya ini ff ultahnya Nicky So Sweet aka Gexnicky. Happy reading guys

Title: Just You

Genre: drama romance/ boys love/ yaoi, mpreg

Rated: M

Cast: dbsk yunjaeyoosumin

Pairing: yunjae

CHAPTER 1

Anak Kandung Yang Tidak di ketahui

Seorang Jung Yunho 17 tahun lalu terpilih dari 100 orang pelamar sebagai astronot berkebangsaan Korea pertama yang bertugas di NASA. Di usia muda 21 tahun kala itu sudah mendapatkan prestasi sedemikian hebat dan hal ini pulalah membuatnya di bebaskan dari wajib militer di Negara-nya sebab di anggap telah mengharumkan nama bangsa. Apa sungguh lucu kalau saat ini tengah mengintai atau lebih tepat mengamati rumah yang di duga pemilik surat berisi ancaman yang tengah ada di tangan kanannya dan bermaksud menekan sang pemilik rumah agar tak mengirimi surat tak berguna ini lagi!

Sudah hampir 30 menit Yunho memarkirkan mobil mewahnya di tepi jalan, tak jauh dari sebuah rumah sederhana di kawasan Chungnam. Hei… itu memang benar hanya sebuah rumah yang paling sederhana kawan! Kalau di bandingkan dengan rumah-rumah yang berada di sebelah kanan kirinya, memang paling sederhana walau bertingkat dua. Bisa ia tebak, rumah itu hanya terdiri dari satu kamar diatas, ruang tamu, satu buah kamar di bawah, ruang dapur yang menjadi satu dengan ruang makan keluarga dan mungkin sebuah gudang. Sebenarnya, kalau mengikuti emosi yang dipunyainya dan tidak mengindahkan keramah-tamahan, ia ingin sekali masuk kedalam rumah sederhana itu dan memberi peringatan keras pada orang yang mengirimi surat yang ada di tangannya ini, namun entah kenapa ia masih saja berpikir apakah wanita yang mengirimi surat itu pantas untuk di hardik atau di maki?

Aahh...Tentu saja jawaban itu sebenarnya tak lucu. Sudah hampir terhitung sebulan sejak kedatangannya di Korea untuk cuti yang di ambilnya selama 3 bulan untuk mengunjungi kedua orang tua dan yeodongsang, 17 tahun ia tinggal di Amerika dan sejak bisnis di pegang Ji Hye orang tuanya jarang ke negara Paman Sam. Mau tak mau ia pun pulang, tetapi sekembali ke Negara tempat kelahirannya ini, malah direpotkan dengan mendapat surat kaleng berisikan ancaman bahwa selama ini dia Jung Yunho telah memiliki anak yang tidak pernah diketahui. Awalnya Yunho tidak memperdulikan surat kaleng aneh itu, ia berpikir bahwa itu hanya perbuatan orang iseng yang ingin mendapatkan perhatiannya atau tentu saja memeras untuk mendapat uang. Bukankah banyak sesaeng fans artis yang melakukan hal gila demi idolanya? Oke mungkin ini terdengar cukup menyombongkan diri berpikir bahwa ia se-terkenal tidak kalah dengan artis papan atas Korea yang mempunyai fans yang freak sekali. Akan tetapi kalau orang menonton televisi dimana Jung Yunho sering muncul hampir di seluruh stasiun terbesar di Korea dan di bicarakan oleh wanita-wanita di luar sana maka ini tidak terlalu sombong bukan?

Betul sekali kalau kalian berpikir bahwa hampir semua stasiun televisi mengundang di acara mereka sejak Yunho menginjakkan kaki di Korea setelah lama di Negri Paman Sam, pria itu pun selalu menjadi headline di beberapa media surat kabar dimana beberapa orang penting kenegaraan mengundang dirinya dan meminta memberi penyuluhan pada penerus bangsa untuk pengembangan teknologi di Negara Korea. Tidak perlu waktu lama ia menjadi sangat popular, sebab untuk wajah yang tampan bak selebriti Korea pada umumnya, kulit coklat yang terkesan sexy kala berkeringat, bibir tebal bagian bawah dan tipis di atas dengan lekuk garis sempurna, tubuh tinggi atletis, bukankah banyak orang yang berlomba ingin menjadi istrinya! Akan tetapi, kenapa Yunho mulai menanggapi surat kaleng itu setelah ia mendapatkan surat kelimanya? Semua di sebabkan isi surat membuat pria tampan itu tertarik dan memutuskan untuk mendatangi rumah wanita yang mengiriminya surat-surat tak berguna! Sungguh hal ini sangat mengganggunya sebab di surat kelima, wanita itu seakan menantang untuk mencari kebenaran langsung.

Tetapi, kenapa ia berpikir bahwa surat kaleng ini yang menulis wanita dan bukan pria? Pertama tentu saja dari tulisan tangannya, bahasa dengan emosi meledak-ledak, kertas surat yang beraroma citrus dimana tak mungkin seorang pria mengancam memakai surat dengan beraroma seperti ini. Bagi Yunho tulisan tangan sangat mencerminkan kepribadian yang menulis! Terdapat ambisi dan karakteristik wanita di dalam tulisan tangan tersebut, membuat ia menyakini bahwa orang ini sangat membutuhkan uang. Hal kedua yang membuat ia sangat yakin sekarang. bahwa penulis surat adalah wanita terlihat dari halaman atau perkarangan kecil yang sangat asri dan teduh di depan matanya ini. Hal inilah yang membuat ia tak beranjak dari dalam Audi-nya dan berpikir apakah keputusan kedatangan jauh-jauh dari Seoul ke Chungnam untuk menakuti sedikit pemilik rumah bercat putih bernomor 17 tentang pasal-pasal yang berisikan pencemaran nama baik tersebut ataukah pulang saja! Kalau ia amati pada halaman rumah kecil yang begitu asri dan teduh berada tak jauh dari tempat menepikan mobilnya ini, pemilik rumah itu sangat feminine, sekaligus kuat perkasa seperti lelaki dengan kepribadian rumit juga cukup cerdas, type wanita yang cocok mendampingi pria kebanyakan dan berbanding terbalik dengan apa yang telah ia analisa sebelumnya lewat surat-surat selama ini. Surat-surat yang di berikan padanya yang kurang lebih berisi ancaman, dan terkesan kasar. Membuat ia ragu apakah ini benar-benar wanita yang sama! Lagipula, lewat rumah yang sederhana ini yang secara di tilik dari pribadi ibu rumah tangga, tidak sama dengan pribadi pengirim surat yang semua isi surat itu berhasil membuat Jung Yunho resah dan penasaran. Sial.. Kalau memang benar bahwa orang itu mempunyai anak dan bersikeras bahwa itu darah daging Yunho, ia akan melakukan test DNA! Hei Jung, jangan kau lupakan ciri fisik dan hubungan batin antara anak dan orang tua biasanya sangat kuat. Akankah kau akan menyangkal hal ini juga Jung? Lalu apa yang ia lakukan kalau surat ini semua benar!

Yunho menghela nafas untuk mengatur detak jantungnya yang bertalu, kenapa ia menjadi takut kalau semua kenyataan ini benar? Entah kenapa ini seakan Yunho mengikuti ritme sang pengancam? Sangat berbeda ketika ia memutuskan pergi dari apartemennya. Bukankah ia sudah mantap untuk melihat kebenaran dan benar-benar memastikan segalanya bukan! Apa yang ia takuti? Bukankah Yunho sangat ingat siapa-siapa saja yang pernah tidur dengannya, jadi ia harus melihat dengan mata kepalanya apakah semua itu benar. Sambil menghirup udara panjang, akhirnya Yunho pun memutuskan untuk masuk kekediaman wanita itu. Dia menurunkan rem tangan mobil dan mulai mengemudikan mobil mewah yang baru ia beli dua minggu ini untuk memasuki halaman rumah dan memakirkan di samping rumah sederhana tersebut. Sungguh terlihat kontras ketika mobil mewahnya terparkir. Yunho bergegas menuju teras dan begitu berdiri di pintu rumah tangannya terulur menekan tombol bel berwarna putih sekali, dua kali, hingga ketiga kalinya dengan jeda kurang lebih 3 menit dengan menekan tombol tiga kali tiap sekali menekan. Apakah rumah ini ada penghuninya? Sebab sudah menekan tombol bel beberapa kali belum juga terbuka? Seharusnya jarak antara ruang depan dengan yang lainnya tidak sejauh itu, hanya untuk rumah yang tidak besar seperti ini! Yunho menekan tombol kembali sebanyak tiga tekanan dan sekarang terdengarlah suara teriakan sayup-sayup dari dalam rumah. Sepertinya teriakan itu meminta agar bersabar. Yunho segera membelakangi pintu rumah itu dan menghembuskan nafasnya untuk mengendalikan rasa ketidaksabaran-nya. Tak lama, terdengar bunyi anak kunci di putar, pintu pun terbuka. Sepertinya pintu sudah terbuka, bertemu dengan wanita itu ini merupakan sebuah pertunjukkan yang manis. Bersiap saja huh!

"Mianhae kalau anda menunggu sangat lama Tuan..." Ucap seseorang yang tengah membuka pintu untuknya dengan tersenyum indah memperlihatkan deretan gigi putihnya namun keindahan itu tidaklah bertahan lama sebab bibir merah yang tengah melengkung sempurna kepadanya langsung berubah mengatup dengan ekspresi orang tengah terkejut, terlihat dari kedua mata yang membelalak dan tubuh tak bergerak. Yeah, orang itu telah berdiri diam ketika ia membalikkan badan menghadap ke arah sang pembuka pintu.

Yunho mengernyitkan dahi ketika mendapati orang yang membuka pintu ini bukanlah apa yang sangat ia percayai pada awalnya, yakni seorang wanita! Hei ia masih bisa membedakan seorang pria ataupun wanita! Matanya masih awas walau ia sudah menginjak hampir kepala empat! Orang ini seorang pria dengan wajah rupawan yang pernah ia lihat. Kulit putih mulus eksotik khas milik orang Asia, dengan bibir merah merekah bak wanita mengundang siapa saja untuk melumatnya! Hell no, apakah ia sekarang tengah terhipnotis sampai ia berpikir sangat tidak logis untuk melumat bibir itu? Mungkin akan dilakukan kalau ia tak memandang jakun yang ada di leher walau tak begitu terlihat kalau tak memperhatikan dengan seksama, potongan rambut yang pendek dengan warna perpaduan merah dan coklat sekaligus, cocok sekali dengan penampilan musim panas sekarang ini, juga dada yang bidang. Walau ada sedikit perbedaan pada dada pria itu dengan yang dimilikinya, sedikit berisi dan montok seakan terlatih di sasana aerobik sungguh membuat iri. Yunho juga sangat ingin memiliki dada manly nan sexy itu selain perut six pack yang di banggakan dan wajah tampan manly-nya. Tapi di karenakan ada sedikit kelainan pada dada kirinya yang terlihat lebih besar dari sebelah kanan, ia terpaksa mengoperasi agar keduanya seimbang. Dokter dulu berkata, kalau tidak di lakukan operasi, maka bisa memicu penyakit kanker payudara yang biasanya di derita pada seorang wanita. Walau kasus lelaki yang terkena kanker payudara sangat sedikit dan kalau ada terjadi terbanyak pada waria tapi tetap saja membuat Yunho harus membuat keputusan itu. Tapi keindahan buatan dengan yang alami seperti milik pria cantik itu membuat ia penasaran juga. Dia sudah sering berhubungan dengan wanita tapi dada mereka kebanyakan hasil suntikan silikon atau meja operasi tak seperti... STOP Jung! Bukankah kau normal? Tapi sangat wajar, ia memang penasaran pada dada berotot seperti binaragawan, sangat keren? Ckckck...Ingat tujuan mu kemari Jung.

"J-J-Jung Yunho..."

Pria cantik itu mengucapkan nama Yunho dengan terbata namun sangat lirih terdengar. Suara halus nan indah yang keluar kembali dari pria cantik itu membuat ia kembali pada tujuan awal, dan menghentikan fantasinya yang tiba-tiba datang. Well, entah rasa-rasanya ia pernah melihat pria cantik ini, walau tidak dengan wajah matang seperti ini, seperti bertahun-tahun lalu mengenal. Semakin berpikir Yunho tak dapat mengingat kapan dan dimana ia pernah bertemu. Apa kau berpikir bahwa ini sangat menggelikan disaat ia mengaku dapat mengenali semua yeoja yang pernah memberikan kenikmatan padanya tapi tak dapat mengenali pria cantik ini dengan cepat? Hei, ingatkanlah bahwa ia masih pria normal yang menyukai wanita! Tapi benarkah begitu? Melihat betapa indahnya pria cantik ini saja, ia jadi tak tega. Eh tunggu, tadi pria cantik ini meski terbata-bata menyebutkan namanya setelah terdiam membelalak terkejut melihat siapa dirinya. Orang ini berarti mengenalnya. Apakah yang mengirim surat ini istri pria cantik itu? Tapi tak ada cincin melingkar pada jari manis pria itu, berarti ia adalah seorang single. Akan tetapi surat itu benar mengarah pada alamat rumah ini, pria itu juga mengetahui namanya.

"Kau sepertinya mengenalku. Kalau begitu, dimana anakku."

Jae Joong tengah melukis di studionya yang kecil. Hanya berupa ruangan yang dahulu adalah gudang, tapi cukup membuat ia bisa membuat karya indah. Saat ini ia tengah berusaha menyelesaikan lukisan dengan keadaan kota yang di lihat dari apartemen yang tinggi, lengkap dengan manusia dalam tempo tiga hari kedepan. Lukisan itu permintaan seorang pengusaha yang sangat menyukai karya-karyanya semenjak ia bekerja menjadi pelukis. Memang ia belum di katakan sebagai profesional, sebab hingga sekarang belum pernah sekalipun pria cantik itu membuat pameran lukisan sendiri. Padahal lukisannya sendiri bisa dikatakan indah dan artistik, cukup untuk orang mengatakan bahwa ia seorang pelukis profesional! Namun sepertinya sebutan pelukis honorer lebih disukai oleh pria dengan paras tampan yang lebih ke arah geotminam tersebut ketimbang pelukis profesional.

Sebenarnya tak sedikit penikmat seni sebagai sponsor ada yang menginginkan dirinya membuat pameran lukisan sendiri, lalu kenapa Jae Joong tak melakukannya, padahal dengan menjadi pelukis profesional bukankah penghasilannya lebih besar? Semua disebabkan kehidupan pribadi Jae Joong yang tak ingin orang-orang mengetahui apapun tentangnya. Bukanlah sebuah rahasia lagi, kehidupan pelukis profesional tak jauh dari media. Terbukti dengan kawan se-pekerjaan Jae Joong yang kehidupannya sekarang selalu menjadi bulan-bulanan media entah itu dari segi fashion, kehidupan asmaranya yang dimana terekspos kalau ia penyuka sesama jenis? Hell ya...Ini yang menjadi pertimbangan Jae Joong. Bagaimana tanggapan orang kalau mengetahui ia seorang male pregnant dan memiliki anak diluar nikah? Masyarakat Korea menerima gay saja tidaklah baik, bagaimana bila semua tahu ia seorang gay namun juga memiliki anak lahir dari perutnya tanpa ada pendamping hidup. Oh, demi apapun Jae Joong tak ingin Changmin putranya yang di lahirkan dengan susah payah itu merasa tak nyaman nanti kalau media berusaha untuk mencari tahu akan kehidupannya. Walau sangat kecil kemungkinan para awak media melakukan hal itu nantinya, tapi ia sudah paranoid dengan apa yang pernah terjadi pada kawannya tersebut.

Seorang Kim Jae Joong lulus dari SMU di usia 16 tahun. Dia mengandung Changmin belumlah genap di usia 16 tahunnya, putranya lahir dua minggu setelah ulang tahun ke 16 nya. Di usianya yang ke 15 ia berjuang untuk lulus sambil mengandung Changmin tanpa ada yang mengetahui kehamilannya. Bahkan orang yang merupakan appa dari Changmin sediri tak mengetahui hubungan semalam mereka membuahkan anak. Dia mengetahui mengandung Changmin setelah 5 bulan janin itu ada di perutnya. Saat dokter mengatakan bahwa ia seorang male pregnant, cukup membuat shock sehingga ia tidak menceritakan ke siapapun sampai di hari melahirkan. Kalau di pikir, saat itu adalah hari dan tahun tersulit untuknya. Mengandung, melahirkan, dan membesarkan Changmin, bukankah itu sangat tidak mudah untuk seorang anak laki-laki seumurnya! Menjadi single parents?

Sudah dikatakan tadi bukan kalau sang appa dari Changmin tak mengetahui perihal ia telah mengandung. Pria yang telah membuatnya memiliki Changmin di usia muda itu berada di Amerika, bekerja sebagai astronot satu-satunya yang terpilih dari Korea. Hingga saat ini Changmin berusia 17 pria itu tak pernah pulang ke Korea. Setidaknya, kalau pria itu memang menjejakkan kaki ke Korea, pasti ia mengetahui mengingat Jung Yunho pria itu tak kalah terkenalnya dengan selebritis Korea. Lalu apakah pria cantik ini mengetahui kalau dalam satu bulan ini pria bernama Jung Yunho itu telah menjejakkan kakinya ke Korea? Jawabannya tentu saja ia tahu lewat berita koran pagi, hanya saja ia tak ingin pria itu tahu atau keinginan memberi tahu juga tak ada. Jae Joong sangatlah sadar bahwa pria itu Jung Yunho berhak tahu akan keberadaan anaknya tapi Jae Joong tak mau. Yunho pasti tidak akan percaya sebab pria itu dalam keadaan tidak sadar ketika melakukan hal itu dan terlebih seorang Yunho pria yang tidak menyukai sesama jenis atau seorang hetero. Setidaknya itu yang di katakan oleh Yoochun sepupunya ketika ia bercerita siapa appa dari Changmin. Walau Changmin anaknya pernah berkata ingin tahu siapa appa-nya!

Cukup sekarang kehidupannya ia curahkan untuk pekerjaan sebagai pelukis, dan mengurusi keperluan Changmin yang tidak ia bahagia meski kehidupan mereka seperti ini, jauh dari kata mewah. Walau tahun-tahun lalu kehidupannya sangat sulit ia tak ingin membebankan kepada Jung Yunho, yang tentu telah diketahui ada di Korea sekarang. Terkadang kalau ia mengunjungi eomma-nya di panti sosial, walau wanita itu tetap selalu ketus kalau ia berkunjung Jae Joong sudah bahagia. Setidaknya sang eomma mau berbicara padanya. Tidak seperti patung bila tahun-tahun terdahulu ia menemui sang eomma.

Ketika Jae Joong tengah fokus mengerjakan lukisan di dalam studio, suara bel berbunyi masuk ke gendang telinganya. Jae Joong mendengar bunyi bel setelah bel tersebut bunyi untuk kedua kali. Dengan sedikit menghela nafas ia menoleh ke samping kiri melihat ke jam dinding yang ada distudionya, pukul tiga sore Changmin masih belum pulang. Putranya itu mengikuti ekstra kurikuler Basket di sekolah, akan pulang ke rumah mungkin kurang lebih satu jam kedepan mengingat seminggu lagi ada perlombaan final kejuaraan Basket antar sekolah di daerah Chungnam. Pemenang akan berangkat ke kejuaraan nasional di Seoul dan berpotensi sebagai tim basket nasional. Jadi, bisa di katakan tamu ini bukan Changmin putranya. Sebenarnya ia sangat malas untuk beranjak dari sesi melukisnya ini! Apalagi tiga hari lagi ia harus mengirim ke sang pembeli. Ada tiga lukisan yang harus di kirimnya dan yang tengah di kerjakan ini merupakan lukisan yang terakhir. Dengan enggan Jae Joong meletakkan kuas cat di meja kecil di sebelah papan lukisnya, kemudian keluar dari studionya menuju ke dapur untuk sekedar mencuci tangan, membersihkan cat yang menempel di telapak tangannya. Tidak mungkin bukan, ia keluar dengan keadaan tangan yang mengerikan alias penuh dengan bercak-bercak cat seperti ini? Beruntung cat nya mudah di bersihkan, meski tidak semua hilang. Di sambarnya lap tangan berwarna merah dengan corak gambar Hello Kitty yang memang tergantung di dinding dekat washtaffel tersebut untuk mengeringkan tangan dan sedikit bekas cat. Saat itu terdengar kembali bunyian yang ketiga. Jae Joong mendecakkan lidah tanda kesal.

"Haish...Apa orang ini sangat tidak sabaran?" Tamu itu membunyikan bel tiga kali tiap tiga menit. Dan ini bunyian yang ketiga. Tentu saja ia merasa kesal. Tamu yang bertandang kerumahnya tak pernah seperti ini sebelumnya. Kim Jae Joong, tentu saja tak seperti ini sebelumnya huh! Apa kau lupa kalau Changmin lah biasanya yang membuka pintu dan semua itu tetangga yang sengaja bertandang hanya sekedar berbagi dari hasil tani untuk mu dan Changmin. Semua melakukan itu tentu ingin menjadikan anak gadis mereka menantumu! Ingat juga Changmin itu tampan, gen yang begitu kental menurun dari appa kandungnya Jung Yunho dan wajah tanpa ekspresi yang terkesan dingin dari almarhum appa mu tentu saja perpaduan sempurna ini sangat di gilai gadis-gadis muda Chungnam-do. Tentulah mereka akan sabar kalau pintu rumah mu belum terbuka!

"Yaaa, tunggulah sebentar! Teriak Jae Joong lumayan sangat keras sambil ia berjalan menuju lorong pendek yang menghubungkan dengan ruang tamu. Meski ia sudah berteriak tamu itu masih saja membunyikan bel. Oke,begitu berada di depan pintu ia memutar anak kunci dengan sedikit kasar namun Jae Joong juga sadar kalau berwajah masam pada tamu sangatlah tak ramah. Bisa saja bukan, yang datang adalah seorang pelanggan yang ingin memesan lukisan, dan bukanlah para ahjumma yang ingin menjadikan anaknya menantumu. Oke senyumlah Kim Jae Joong. Berikanlah senyuman mautmu yang sangat disukai oleh pelatih Basket Changmin bernama Park Chong Jae atau yang lebih di kenal Jun Jin itu.

Ketika ia membuka pintu, dilihat seorang pria memakai baju kasual dengan merk terkenal NII yang di populerkan oleh banyak artis papan atas Korea. Tapi kalau baju yang di kenakan pria ini, sepertinya belum keluar di tahun sekarang. Apakah ada yang bertanya kenapa ia bisa mengetahui bahwa itu tshirt merk NII padahal ia hanya melihat dari belakang? Merk pakaian itu sangat di sukai oleh putranya, tak heran ia sangat mengetahui design terbaru merk NII sebab, seorang Kim Jae Joong selalu di minta menemani ke mall membeli tshirt keluaran baru tiap musim di kota Seoul oleh Changmin, dan di tangan pria itu tersampir jaket kain berwarna coklat yang mungkin kalau di pakai oleh pria itu akan lebih cukup menawan. Lalu rambut pria itu sewarna madu yang sangat cocok dengan kulit yang cenderung sedikit lebih ke warna kecoklatan sangat berbanding terbalik untuk kulit khas ras mongoloid. Lihat saja kulit putih miliknya yang pucat bagai tak teraliri darah! Pria itu bertubuh tinggi sedikit lebih rendah dengan putranya Changmin, sepatu olahraga adidas dan celana panjang berbahan kain berwarna putih. Kalau ia perhatikan, pria ini pasti sangat tampan. Entah kenapa ia jadi teringat dengan Yunho, orang yang ia sukai pada pandangan pertama. Hanya ia yang menyukai sebab pria itu bukanlah penyuka sesama jenis seperti dirinya. Walaupun pada kenyataannya pria bernama Jung Yunho itu appa kandung Changmin, tapi pria itu tak pernah menyadari bahwa pada malam tiga hari sebelum berangkat ke Amerika telah tidur dengannya. Hal ini membuat ia merasa tak harus mengatakan pada pria itu tentang Changmin. Walau ada perasaan sedikit khawatir kalau nanti mereka bertemu kembali pria itu akan mengenalinya. Tapi, itu tak mungkin. Mengigat siapa yang dalam desahan pria itu adalah nama seorang wanita, dan Jung Yunho juga tak pernah memperhatikan dirinya. Hanya ia yang memandang penuh minat sepanjang pesta yang membosankan itu.

"Mianhae kalau anda menunggu sangat lama Tuan..." Jae Joong pun mengucapkan berderet kalimat dengan lancar sambil mengembangkan senyum menawan yang memang sudah ia rancang semenjak membuka pintu. Akan tetapi semua itu tak bertahan lama ketika ia melihat siapa yang berdiri dihadapannya sekarang. Seketika senyum menghilang berganti keterkejutan, bahkan mungkin saat ini mata bulat kucing-nya membelalak kaget. Baru saja ia berpikir kalau tampak belakang, pria ini mengingatkan pada seseorang yang sangat ia sukai yang merupakan appa dari Changmin putra satu-satunya. Ketika pria itu berbalik dan menghadap dirinya, ini bukan sekedar mengingatkan lagi. Pria ini, orang yang sama dengan 17 tahun lalu ketika pertama melihat dan jatuh cinta pada pesona pria itu. Kalau dulu pria ini terlihat keren dengan wajah mudanya, namun sekarang terlihat lebih dari itu. Tampan, dewasa, matang, feromon kelelakian yang sangat kental lebih dari yang ia bayangkan ketika pria itu ia lihat di televisi. Dengan kacamata hitam merk Armani yang menutupi mata tajam elang yang selalu ia lihat di media berita tentang astronot pria pertama Korea telah kembali untuk cuti, berlibur sejenak dari pekerjaannya di NASA. Pihak pemerintah tak tanggung-tanggung untuk meminta pria itu mengajarkan tentang teknologi yang dipelajari selama di NASA kepada pemuda Korea dikemiliteran selama masa cuti.

"J-J-Jung Yunho..." Ucapnya lirih terbata setelah bisa mengatasi keterkejutannya. Entah ia harus berucap apa tapi hanya ini yang terucap. Sungguh ia sangat senang dapat melihat pria itu lagi namun, ia cukup sadar pasti kedatangan pria ini ke rumahnya ada sesuatu yang akan membuat ia kehilangan Changmin putranya. Walau pria itu, Jung Yunho memakai kacamata hitamnya yang menutupi mata tajam elang itu, Jae Joong dapat merasakan pandangan meneliti yang ditujukan olehnya. Apakah pria itu tahu akan Changmin anaknya? Kalau benar begitu, ia tidak akan mau kehilangan anak itu. Tapi bisa saja ia hanya ingin membeli lukisan atau memesannya!

"Kau sepertinya mengenalku. Kalau begitu, dimana anakku."

Jung Yunho tanpa memikirkan lagi mengucapkan tentang kedatangannya kemari. Entah kenapa, tiba-tiba ia yakin bahwa surat ancaman itu benar tentang memiliki seorang anak. Jadi ia tak perlu berbasa-basi untuk kedatangannya saat ini. Tadinya ia tak ingin langsung mengutarakan kedatangan ke rumah pria cantik yang namanya tak di ketahui oleh Yunho sendiri. Bukankah ia tadi hanya bermaksud untuk memberi ancaman kecil kalau semua tidaklah benar tapi, orang ini memang seperti mengenalnya dengan baik, dapat ia baca dari gerakan tubuh maupun mimik wajah. Dan suatu fakta yang entah sedikit menggelitik sedikit perasaan bahwa ia seperti mengenal orang ini membuat nya berucap tanpa memikirkan akibat kalau pria yang begitu menawan ini menolak kedatangan atau kehadiran dengan berdiri di hadapan pria itu!

Sepertinya memang mencari Changmin putranya, itu yang tengah berkecamuk dalam pikiran Kim Jae Joong. Entah kenapa ia sedikit panik, bagaimana ia menjelaskan semua tentang awal mula keberadaan Changmin, lalu bagaimana kalau putranya malah memutuskan tinggal dengan appanya kalau Jung Yunho mengakui status anak yang lahir dari pria sepertinya? Tidak! Demi apa Jae Joong tak ingin pria ini mengambil putranya. Sepertinya Jae Joong harus berbohong pada pria yang ia sukai ini walau hanya secara sepihak, Yunho tidak menyukai seorang pria dan Jae Joong sangat sadar bahwa orang itu tak mencintainya! Dia masih ingat bagaimana pria itu menidurinya dan apa yang keluar dari bibir sexy itu!

"Mianhamnidha Tuan Jung. Saya tidak mengenal Tuan. Tapi berita Anda ada di televisi, bahkan di jejaring sosial pun ada. Saya hanya kaget melihat Tuan yang begitu terkenal berada di depan pintu rumah Saya. Sebenarnya, saya sangat gugup sekarang ini." Jae Joong pun tersenyum setelah mengatakan itu semua dengan lancar seakan memang begitulah adanya, ia tak mengenal Yunho namun mengetahui dari media yang telah di sebutkan tadi olehnya. Jae Joong berdoa dalam hati dan berharap bahwa Yunho percaya. Dia sudah berusaha tenang, pembawaan sikap yang biasa ia terapkan ketika seseorang meminta jasanya untuk melukis.

"Tapi raut wajah Anda mengatakan sebaliknya. Seakan mengenal Saya dan tahu bahwa saya tengah mencari kebenaran tentang anak saya." Yunho pun mulai berbicara dengan lebih formal juga ketika mendengar sang pembicara seakan menjaga jarak untuk berbicara informal. Entah kenapa ia ingin mengetahui apakah memang benar ia memiliki anak dan siapa eomma yang melahirkan buah hati yang mungkin berjenis kelamin yeoja atau namja. Pria cantik di depannya ini pasti tinggal dengan anaknya. Kebenaran adanya alamat yang ia pikir hanya sebuah alamat yang di palsukan, bukankah merupakan bukti nyata bahwa surat yang di alamatkan pada apartemennya itu tidaklah semua salah! Walau ia agak sedikit ragu sebab seorang prialah yang membukakan pintu rumah ini, bukan berarti anaknya tak ada! Itu pun kalau memang ia benar-benar memiliki anak. Oleh sebab itu ia ingin mengetahui semua, siapa eomma yang mengandung anaknya.

"Ss..saya tidak memiliki anak!" Jae Joong sedikit meninggikan nada bicara walau ada sedikit kegugupan di awal kata. Saat ini memang sulit untuk menyembunyikan fakta bahwa ia sedang panik, takut kalau Yunho mengetahui tentang Changmin dan ingin mengambil dari sisi Jae Joong namun ia harus terlihat wajar. Jae Joong tidak siap untuk memberikan anak yang susah payah ia besarkan.

"Penduduk sekitar mengatakan Anda tidak tinggal sendiri. Bisakah Saya masuk dan kita berbicara didalam Tuan?" Yunho yang merasa pria itu gugup tentu tak percaya dengan ucapan tersebut. Akhirnya ia mencoba untuk menekan dengan berbohong bahwa ia telah bertanya pada penduduk setempat. Tidak sepenuhnya berbohong juga, dia memang bertanya tapi hanya menanyakan jalan yang tertera dalam surat. Menggunakan kacamata hitam untuk menyamarkan wajahnya yang cukup dikenal, tak jarang yang mencurigai Yunho dan memberi arah salah tapi yang dapat mengenali meski sudah menyamarkan wajah, mereka yang memberi arah benar.

Sepertinya pernyataan terakhir yang berisi sedikit tekanan, membuat wajah Jae Joong yang tadinya tenang sedikit berubah. Jae Joong merasa kalau tidak mempersilahkan Yunho masuk maka tak menutup kemungkinan pria itu mendatanginya lain waktu di sebabkan rasa penasaran. Dengan segala sifat Changmin yang sangat jauh darinya kalau berkaitan dengan sebuah masalah kecuali sifat keras kepala yang memang menurun darinya, pasti sifat sang appa tak jauh beda dengan anak satu-satunya itu! Sedangkan Yunho, ia berpikir dengan masuk ke dalam rumah mungkin di sana ia akan menemukan photo pria itu dengan anaknya mungkin. Tak mungkin bukan, ruang tamu tidak ada pajangan photo keluarga? Hampir setiap apartemen teman-temannya di kota Seoul yang ia datangi dan sudah berkeluarga, mereka cukup bangga dengan memajang di dinding atau pembatas ruang tamu dengan ruangan lain photo keluarga, anak-anak mereka yang berseragam sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

"Baiklah Tuan Jung. Silahkan masuk kedalam." Jae Joong membuka pintunya lebar dan mempersilahkan masuk Yunho kedalam rumah. Sebenarnya ia terkejut ketika Yunho mengatakan telah bertanya ke penduduk setempat tentang ia yang tak hidup sendiri. Salahkan kalau ia cukup di kenal di daerah Chungnam sebab ia orang yang dapat mengandung. Setelah diusut dan mencari silsilah keluarga, dari pihak appanya memang ada yang seorang male pregnant dan seperti dirinya merahasiakan pada publik kenyataan itu. Satu hal lain yang membuat Jae Joong sadar ialah keadaan mereka saat ini ada di depan pintu. Berbicara di depan rumah dengan sedikit serius tanpa mempersilahkan sang tamu masuk, sepertinya terlihat sangatlah tidak sopan.

Ketika memasuki rumah, Yunho membuka kacamata hitamnya. Dia mengamati seluruh ruangan. Tak di temukannya photo keluarga disini. Tapi, sungguh jelas pria yang mungkin lebih muda beberapa tahun darinya itu sepertinya jujur kalau ia memang hidup sendirian. Semua terlihat dari penataan rumah ini yang sedikit lebih sederhana dan tak terkesan mewah tapi sisi kemaskulinan ada di dalamnya. Namun bisa saja bukan, pria cantik itu seorang single parents? Bisa ia tebak, mungkin wanita yang merupakan ibu dari anaknya meninggalkan pria itu. Yunho tahu bagaimana wanita-wanita yang dulu pernah tidur dengannya, mereka hanya bisa bersolek tanpa bisa mengurus anak. Oleh sebab itu ia hanya mau terlibat hubungan singkat atau semalam saja!

Sebuah lukisan di kamar tamu itu menggugah minat seni dalam diri Yunho. Sebuah gambar lukisan dewa dewi Yunani, lengkap dengan pilar-pilah megahnya. Lukisan itu seperti menceritakan tentang salah satu dewi sombong yang di buang dari singgasananya. Indah, membuat hati Yunho sejenak tenang dan tak berpikir macam-macam seperti di awal ketika memutuskan untuk mencari rumah ini. Tersemat nama pelukis Hero. Sepertinya ia akan mencari pelukis ini dan meminta di buatkan satu karya Hero untuk di letakkan di dinding kondominium miliknya di Amerika setelah masa cuti habis.

"Duduklah dulu Tuan Jung. Saya akan menyiapkan minuman untuk anda." Ucap Jae Joong berkata dengan pembawaan tenang walau sebenarnya ia sangatlah gugup. Dengan langkah sedikit terburu-buru Jae Joong berjalan menuju lorong yang di mana bisa temukan dapurnya. Dia perlu menenangkan diri di dapur sebentar atas rasa syok yang ia dapatkan tadi dengan berdalih menyiapkan minuman untuk tamu yang berpotensi mengambil Changmin putranya itu. Untung saja ia dengan cepat mencari alasan untuk menutupi kalau ia merasakan seluruh tubuhnya sebenarnya lemas melihat pria yang tidak pernah di temui olehnya 17 tahun ini sebab kesibukan pria itu di Negara Paman Sam sebagai seorang astronot.

"Tidak usah repot-repot untuk menyiapkan minuman!" Teriak Yunho cepat membuat Jae Joong menghentikan langkahnya seketika. Sungguh ia merasa teriakan itu seperti sebuah bom waktu yang meledak kapan saja. Hanya ia sebagai pemicu yang dapat menghentikan laju menit dengan menjawab segala pertanyaan yang akan di lontarkan kembali oleh Yunho.

"Aku tak lama. Tujuanku kemari hanya ingin menanyakan tentang kebenaran surat yang anda kirim yang menyatakan bahwa Aku memiliki seorang anak laki-laki dan bisa di temukan di rumah anda. Maaf, bisakah memberitahu nama anda? Sangat tidak adil anda mengetahui nama saya namun, untuk memanggil anda saya tidak tahu."

Jae Joong seakan membeku dengan apa yang dikatakan Yunho. Dia mengetahui tentang Changmin. Tapi dia mengatakan tentang surat yang dikirimkan olehnya? Surat apa? Mana mungkin ia membuat surat yang berisikan tentang Changmin putranya! Sedangkan ia tak ingin keberadaan Changmin di ketahui oleh pria itu. Demi apapun, ia tak ingin siapapun merebut Changmin hanya di karenakan ia cacat dimata hukum. Well, dia seorang laki-laki dan memiliki anak di luar nikah dan pekerjaannya tak tetap sebab bisa bukan sebulan tidak ada yang minat dengan lukisan-lukisannya. Kalau saja ayah biologis Changmin tahu bisa jadi Changmin di ambil darinya. Mengingat Yunho pria mapan, hukum bisa saja berpihak pada Yunho. Belum lagi ia sempat melihat Yunho di beritakan keluar dari pesta yang di adakan oleh perusahaan Moldir, tempat perusahaan itu meminta ia mendesign gambar untuk tas keluaran terbaru, bersama seorang wanita yang ia tahu, Go Ahra! Wanita itu, dia sangat tahu. Mengingat hal ini membuatnya merasa miris.

"Kim Jae Joong. Tapi berpikirlah Tuan Jung. kalaupun memiliki anak coba lihat saja, apakah anda melihat kehadiran anak kecil disini? Tidak ada bukan? Aku tak memiliki anak Tuan Jung, dan untuk surat yang anda maksud Aku tak pernah mengirimkan surat apapun pada Anda, Tuan."

Jae Joong berbalik dari memunggungi Yunho dan berkata cukup lancar akan kebohongan yang ia lakukan. Bahkan cukup menyakinkan, dengan memandang iris mata tajam Yunho yang sebenarnya cukup membuat ia gugup sedari melihat pertama kali berdiri di depan pintu rumahnya.

Mendengar untuk kesekian kali bahwa pria yang baru di ketahuinya bernama Kim Jae Joong mengatakan ia tak memiliki anak, mungkin saja benar begitu dan ia salah. Mungkin pria itu menikah dengan wanita yang pernah ditidurinya hanya untuk menolong wanita itu dan kemudian mereka bercerai. Hal itu bisa saja bukan? Dan kenyataannya Yunho juga tak melihat seorang anak kecil disini seperti yang baru di utarakan Kim Jae Joong. Cukup bersih! Itu kesan yang ia lihat pada rumah ini. Akan tetapi, dalam surat di jelaskan bahwa itu adalah kesalahan masa lalu yang tidak ia ketahui, berbuah hasil dan anaknya tumbuh dengan membawa gen-nya yang rupawan. Kemungkinan anaknya ini bukan berusia balita. Hanya saja, pertanyaannya siapa wanita yang merupakan ibu dari anaknya itu yang menurut pemikirannya manta istri dari Kim Jae Joong. Hal itulah yang menjadi pertanyaannya sekarang.

"Setidaknya beritahu saja di mana anakku sekarang Kim Jae Joong ssi. Aku rasa dia bukanlah anak-anak lagi kau bisa memberitahu saja siapa mantan istrimu yang melahirkan anakku itu atau kau lebih senang aku membawa hal ini ke dunia hukum atas surat ancaman yang kau berikan padaku dan pencemaran nama baik"

Yunho berucap dengan tenang ketika mengatakan hal itu, sedikit mengancam tapi tentu ia tak ingin benar-benar melakukan itu. Dia hanya merasa banyak keganjalan yang ada disini. Isi surat di dalam kantung Jaketnya bisa di katakan benar. Alamat yang tertera dalam isi surat benar adanya. Apa ia salah? Tapi bukankah tadi orang-orang ada yang mengatakan bahwa yang tinggal disini seorang pria yang umurnya tidak jauh darinya dengan seorang pemuda yang begitu rupawan. Yeah, pemuda. Dia tidak salah dengar tadi. Tidak ada memang yang mengatakan anak kecil disini.

Jae Joong mengeraskan muka ketika Yunho mengancamnya seperti itu. Dia memang merasa takut tapi sepertinya rasa kesal mulai menggerogotinya. Dia lalu berjalan cepat dan duduk menuju sofa dengan mata menatap langsung ke arah mata Yunho.

"Dengar Yunho ssi, aku tidak pernah menikah walau dengan wanitamu. Bagaimana aku bisa memiliki seoarang anak huh? Masalah surat ancaman, aku tidak merasa mengirimkan apapun. Sekarang zaman modern Yunho ssi, orang menggunakan Email bukan berupa surat yang di tulis tangan. Apakah aku terlihat seperti orang yang gagap teknology?"

Yunho mengiyakan dalam hati. Pria ini, Kim Jae Joong meski bisa dikatakan tinggal di Chungnam yang masihlah sebuah desa namun, bukan berarti tidak ada jaringan internet. Baik, mungkin ini hanya sebuah surat kaleng biasa yang kebetulan memberikan alamat pria cantik ini. Jae Joong sangat lega, ketika ia melihat perubahan mimik wajah Yunho. Sepertinya ia berhasil menyakinkankan Yunho atau...

Tidak!

"WUAAAh ini hebat sekali! Ada sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah kita umma. Sangat keren!"

Mendengar teriakan seorang pemuda tentang mobil yang terparkir di depan rumah mungil ini membuat Yunho yang tadinya berwajah mempercayai semua perkataan Jae Joong menoleh ke arah pintu di mana seorang pemuda tengah memasuki rumah dan berwajah penuh minat pada mobilnya. Yunho hanya bisa memandang dengan takjub pemuda itu. Jantungnya berdetak begitu cepat! Yunho seperti tengah kembali melihat dirinya ketika masih berumur belasan. Yah... Pemuda yang berdiri dengan wajah tersenyum itu tak di pungkiri merupakan copy-an dirinya. Walau ada kesan imut yang mungkin diturunkan oleh sang ibu, tapi wajah, bibir,alis, dan badan yang tinggi itu mirip dengannya. Tubuh yang tinggi itu merupakan gen khans bawaan keluarga Jung

"Akh wajah Ahjushii sepertinya pernah Aku lihat. Aha..., Jung Yunho. Benar ahjushii adalah Jung Yunho astronot pertama Korea Selatan yang bekerja di Nasa"

Changmin menjadi begitu senang sekali mengetahui bahwa idolanya berada dalam rumahnya, bahkan ia melupakan bahwa ada sang Umma yang di depan Jung Yunho, duduk kaku dan sangat ketakutan melihat kedatangannya. Dan begitu antusias pula, pemuda itu tak melihat seringai kecil menakutkan di berikan Jung Yunho pada sang Umma.

"Hahaha... Iya kau benar aku Jung Yunho anak muda" Yunho tertawa setelah ia sedikit mengendalikan keterkejutan dan memberi seringaian kecil ke arah pria cantik Kim Jae Joong.

"Mobil itu apakah Ahjushii yang memilikinya? Itu sangat keren. Wuuuiiiihhh, aku jadi ingin mencobanya." Ucap pemuda itu antusias sambil menjentikkan jarinya. Sungguh ia begitu senang idolanya mendatangi rumah yang ia tinggali bersama sang umma. Tak perlu di tanya, kedatangan orang itu bertamu di rumahnya pasti berkaitan dengan lukisan yang di buat sang eomma.

"Kapanpun kau mau, boleh saja kau mencoba mengendarainya asal memiliki SIM anak muda. Kau sudah memiliki SIM?" Yunho langsung memberi izinnya memperbolehkan Changmin mengendarai mobilnya. Kalau ia tak salah prediksi, anak itu mungkin sudah cukup umur untuk memiliki SIM. Tak lupa ia memberikan senyum lebar, lagi! Tertular mungkin melihat antusiasme pemuda yang ia perhatikan merupakan copy-an dirinya itu. Padahal Yunho orang yang susah memberi izin untuk seseorang yang mencoba barang kesayangan-nya itu. Hatinya begitu berdebar menggelitik dan sekali melihat saja ia sudah sangat menyayangi anak itu walau ini baru pertama kali melihatnya. Dia sangat yakin bahwa pemuda itu pastilah anaknya. Tak perlu ia tes DNA, orang awam melihat mereka berdua bila ia berjalan berdampingan pasti berpikir mereka appa dan anak.

"Wah kalau begitu akan ada lain kali Ahjushii akan kemari. Kebetulan SIM milikku akan jadi bulan depan." Ucap Changmin dengan senang ketika tahu ia berkesempatan untuk bisa mengendarai mobil mewah yang di favoritekan olehnya itu. Hei, walau ia dan Ummanya hidup biasa-biasa saja, bukan berarti ia tak pernah belajar untuk mengendarai transportasi beroda empat itu dan dia termasuk orang yang cepat belajar sesuatu. Bila sang Ahjushi Park Yoochun mengunjungi rumah mereka, Changmin sering diajarkan cara mengendarai mobil. Yah, walau mobil Yoochun Ahjushii-nya merupakan mobil mewah, namun masih kalah bila di bandingkan dengan yang terparkir manis di halaman rumah-nya.

"Kau bisa mencobanya kalau begitu, tapi bagaimana aku memanggil namamu anak muda?" Tanya Yunho lagi seakan ia lebih baik bertanya pada pemuda ini nama lengkapnya.

"Kim Changmin, ahjushi. Aku pegang janjinya ne. Sepertinya aku permisi dulu ke atas ahjushii, mianhae mengganggu. Silahkan berbincang kembali dengan eomma." Ucap Changmin mengucapkan sedikitnya melirik ke sang eomma untuk melihat reaksi oleh sang eomma. Changmin sebenarnya tak mengucapkan kata eomma bila ada tamu seperti ini, tapi appa. Ini ia lakukan biasanya pada pria-pria yang masuk kriteria menikah dengan eomma-nya.

Siapa yang tidak menginginkan Jae Joong yang begitu indah itu? Banyak klien Jae Joong yang jatuh hati namun, sang Jae Joong menolak secara halus maupun kasar. Itu bila mereka bersikeras dan mencoba menyentuh. Bagaimanapun juga, ia seorang taekwondo Dan 3. Yoochun menyuruhnya dulu untuk belajar bela diri itu setelah satu tahun kelahiran Changmin. Alasannya agar tak terjadi sesuatu lagi padanya.

Sementara itu Yunho sedikit mengernyit dengan panggilan Changmin pada Jae Joong. Dia hanya berpikir itu juga pantas, Jae Joong bahkan lebih indah dari wanita, ketika ia pertama kali melihat Jae Joong.

"Jadi, dia Kim Changmin. Anakku Aniya? Bisa kau ceritakan, semuanya Kim Jae Joong sii?"

Begitu Changmin menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas dan tak terlihat, Yunho menatap ke arah Jae Joong dan langsung menyatakan Changmin padanya. Sedangkan Jae Joong membeku dengan pertanyaan itu. Akankah ia bisa menceritakan semuanya?

TBC

Ff ini udah sampai chapter 3. Jadi ga usah khawatir nunggu lama untuk kemunculan chap selanjutnya. Oh iya, ini adalah ff pertama yang aku tulis lewat handphone. Malas rasanya buka ff lewat laptop. Mungkin karena ribet kali yah, my laptop juga ga seprima dulu( udah butut). Waktunya suami di ganti #eh

Ini juga ff yang berhasil aku tulis sampai 3 chapter di dalam masa-masa block writer. Di tulisnya juga ga tiap hari seperti dulu ketika masih aktif-aktifnya dimana seminggu aku bisa update 8 ff dengan judul-judul berbeda, ga nyangka udah tertulis chap 3 saja ini di masa-masa block writer.

Gimana? Menarik tidak?

Well bagi yang merasa ini menarik tunggu saja kelanjutannya. Mau di edit2 dikit key. Kasih waktu semingguan ya baru aku update. Sementara nunggu respon chingudeul baca, mohon diri buat ngedit :).