Stabilo
Oleh: Jogag Busang
Disclaimer: Another by Yukito Ayatsuji (Manga: Hiro Kiyohara)
Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini
Dedicated for: #AnotherForever
.
.
Sewaktu masih duduk di bangku SD, Teshigawara sering menemani Kazami membeli peralatan sekolah di toko dekat rumahnya. Kadang Teshigawara heran dengan tingkah Kazami yang sangat bersemangat membeli barang-barang semacam ini. Tapi karena Teshigawara sudah lama mengenalnya sedari kecil, dia cukup paham dengan ambisi Kazami yang sebenarnya cukup sederhana: ingin menjadi siswa pandai.
"Kenapa kau membeli pulpen satu lusin?" tanya Teshigawara dengan dahi berkerut.
"Apa salahnya? Aku butuh banyak pulpen untuk mencatat hal-hal penting yang tidak ada di buku paket."
"Kau juga membeli tip-X?"
"Apa lagi jika bukan untuk menghapus kata yang salah?"
"Kau bisa mencoretnya dengan pulpen, kan?"
"Aku tidak mau mengotori bukuku. Aku tidak bisa belajar dengan tenang jika tulisan di bukuku semrawut."
Teshigawara menggeleng-geleng.
"Ini juga. Buku gambar? Di sekolah sepertinya sudah disediakan saat pelajaran menggambar."
"Aku menggunakannya untuk berlatih menggambar di rumah. Pelajaran menggambar bagiku sangat sulit, jadi aku harus banyak latihan."
"Jelas saja bagimu sulit. Kepalamu selama ini terlalu banyak menghafal rumus."
Tapi Kazami tidak mempedulikannya. Dia sedang bingung memilih spidol berwarna. Akhirnya, dia memilih warna merah.
"Kenapa kau memilih yang warna merah? Menurutku lebih bagus warna biru atau hijau."
"Tidak usah banyak tanya. Warna merah lebih jelas untuk melingkari kata yang sulit dipahami artinya dalam Bahasa Inggris."
Namun, Teshigawara belum puas bertanya.
"Tapi ini—"
"—apa lagi, Naoya?"
"Stabilo? Kaugunakan untuk apa?" Teshigawara resmi pening.
"Untuk menebali kata-kata penting," Kazami menjeda sebentar, kali ini wajahnya memerah ketika melanjutkan, "selain itu, aku juga bisa menggunakannya untuk men-stabilo-kan cintaku kepada Yukari. Ngomong-ngomong, kami baru jadian kemarin." Kazami memasang senyum bahagia.
Teshigawara terbengong. Tidak pernah dia duga, Kazami rupanya memiliki rasa kepada perempuan yang saat ini sedang diincarnya.
Sia-sia saja penantiannya selama ini berarti.
Entah mengapa, Teshigawara merasa hampa.
"Ada apa, Naoya?" tanya Kazami saat melihat Teshigawara yang terlihat tidak bersemangat.
"Tidak ada apa-apa."
"Kau mengharapkan PJ, ya? Maaf, tapi hari ini aku belum bisa menraktirmu. Aku ada janji dengan Yukari sebentar lagi. Kapan-kapan saja, ya?"
Sudahlah, Naoya. Jika dia bukan jodohmu, terima saja. Lebih baik segera lupakan, dan cari yang lain. Kau juga bukan perebut pacar teman, kan?
Dalam hati, Teshigawara menyesali pertanyaannya tentang stabilo tadi.[]
Note: PJ: Pajak Jadian.
