#1 Ikat Rambut
MinYoon FanFiction
©Jimsnoona, 2018
Jimin/Yoongi
Kid!MinYoon
.
Don't Like Don't Read!
.
Park Jimin. Bocah berusia 3 tahun dengan sederet kemampuan yang dimilikinya. Jimin kecil sangat suka dipanggil Chiminie. Kulitnya putih bersih begitu kontras dengan surai hitam legamnya. Sepasang manik cokelatnya kadang kala bersinar, hidungnya minimalis, bibirnya tebal sempurna. Lengkap dengan kedua pipinya yang gembul menggemaskan. Matanya menyipit ketika ia sedang tersenyum, menampilkan deretan giginya yang lucu.
Di umurnya yang ketiga, ia sudah pandai menghafal seluruh anggota keluarganya, ia sudah bisa membedakan orang-orang bahkan tetangga sekalipun.
Seringkali Jimin bernyanyi, sebuah pelajaran yang selalu diajarkan oleh ayahnya dalam menghafal huruf abjad bahkan deretan angka sekalipun.
Jimin ingat ketika ibunya mengenalkan beberapa macam warna yang sempat membuatnya pusing saat pertama kali mengenalinya. Seiring berjalannya waktu, Jimin menyadari begitu banyak ilmu yang ia dapatkan. Ibunya tak pernah bosan mengajarinya cara berhitung maupun mewarnai sebuah gambar.
Jimin kecil begitu bersemangat dalam menganalisa sebuah hal-hal baru. Sering bertanya pada kedua orangtuanya demi menjawab berbagai rasa penasaran di pikirannya.
Jimin hobi makan, tak ayal jika pipinya mengembang lucu. Ia juga hobi menonton televisi jika waktunya diperbolehkan menonton oleh sang Ibu. Jimin suka menari, bergerak dan berjoget gaya bebas ketika lagu film kartun kesukaannya sedang berlangsung.
"Hei, Tayo ... Hei, Tayo ..." pipinya sontak bergetar saat bocah kecil itu melonjak-lonjak kegirangan.
"Chiminie!" Jimin kecil menoleh, mendapati anak tetangga sebelah rumahnya yang datang menghampirinya.
"Chiminie, Chiminie, Chiminie, Yoongs dataaaang!" suaranya cempreng, berceloteh tanpa henti. Sangat bawel.
Jimin sedikit terusik. Ia tengah menikmati acara menyanyi dan menarinya meskipun itu lagu penutup.
"Berisik."
"Ung ... Chiminie, Yoongs mau main."
"Gih sana main sendiri." Jimin berusaha tak acuh.
"Mau main sama Chiminie saja. Boleh, ne, ne, ne?" bocah sepantaran itu menatap Jimin dengan melancarkan aksi bbuing-bbuing-nya.
Min Yoongi namanya. Bocah yang tak jauh berbeda usia dengan Jimin. Jaraknya hanya 3 bulan, Jimin lebih tua darinya. Kerap kali Yoongi datang ke rumah Jimin demi memuaskan hatinya, bermain bersama Park Jimin.
Jimin suka melihat Yoongi yang menggemaskan. Wajahnya manis dengan kulit putih pucatnya yang halus. Yoongi memiliki sepasang manik mata berwarna hitam, seolah Jimin dapat menemukan bayangan dirinya sendiri ketika dirinya menatap mata Yoongi lekat. Hidungnya mancung sangat pas dengan bibirnya yang tipis di bagian atas, bibir bawah Yoongi sedikit tebal meskipun masih lebih tebal lagi bibir Jimin.
"Ndak mauuuu ..." Jimin kecil merengut, sedikit menggerutu saat Yoongi kecil menggamitkan tangannya,
"Ih kenapa Chiminie ndak mau main sama Yoongs?"
"Yoongs jelek. Chiminie ndak suka."
"Ung ... Apa iya Yoongs jelek? Tapi Chiminie, jelek itu ... apa?"
Jimin ingin tertawa rasanya, tetapi melihat Yoongi yang justru kembali mengeluarkan jurus bbuing-bbuing-nya, Jimin merasa hatinya terpesona begitu saja.
"Apakah Yoongi masih jelek kalau begini, bbuing-bbuing, eoh, Chiminie?" Yoongi kecil menggembungkan kedua pipinya, kedua tangannya berpose mengepal di kedua sisi pipi gembilnya.
"Ish, hentikan itu, Yoongs."
"Jadi, Chiminie mau main sama Yoongs, ne, ne, ne?" siapa yang bisa menolak pesona bocah kecil bernama Min Yoongi, Jimin tak bisa sekalipun.
"Hm."
"Nah, Chiminie ... Karena Chiminie mau main bersama Yoongs jadi Yoongs mau mengajak Chiminie bermain."
"Ish, bicaramu putar-putar."
"Hehehe ..." Sekalipun Jimin mengejeknya, Yoongi akan tetap balas tersenyum cengengesan.
"Yoongs sudah mam?" yang Yoongi kecil tahu, sejahat apapun Park Jimin padanya pasti akan selalu peduli pada dirinya.
"Yoongs sudah mam. Chiminie ndak mam?"
"Chiminie sudah mam juga."
"Nah Chiminie, Yoongs mau ajak Chiminie bermain salon-salonan."
"Uh? Salon-salonan?"
"Ne, kemarin Chaelin nuna ajari Yoongs cara ikat rambut yang benar."
"Lalu? Itu permainan anak perempuan, Yoongs."
"Jadi, Yoongs itu anak perempuan atau laki-laki?" Yoongi mengerjapkan kedua matanya bingung, ia tatap Jimin dengan tatapan super polos.
"Kita ini anak laki-laki, Yoongs." Jimin memperingati Yoongi yang masih mengedipkan matanya, imut.
"Ne, selama ini Yoongs kira anak perempuan. Hehehe ..." sahut Yoongi memberikan cengiran singkat.
Jimin kecil menepuk dahinya frustasi. Menghadapi Yoongi memang harus ekstra sabar. Meskipun usia keduanya sama, tetapi perkembangan masing-masing anak bisa berbeda. Jimin cepat tanggap dalam menemukan hal-hal baru. Berbeda dengan Yoongi yang harus melihatnya berkali-kali terlebih dahulu.
"Tapi Yoongs mau ikat rambut Chiminie ..." Jimin mengerutkan alisnya bingung melihat perubahan air muka Yoongi yang murung.
"Arrachi. Hanya mengikat saja, ne?"
"Yay! Gomawo, ne, ne, ne, Chiminie! " Yoongi kecil melompat begitu semangat, ia peluk Jimin yang balas memeluk dirinya.
"Nah, Chiminie lihat Yoongs." Yoongi mulai mengarahkan Jimin untuk menghadap dirinya.
"Yoongs sudah bawa ikat rambut dari rumah."
Yoongi kecil mengambil salah satu ikat rambut yang ia pakaikan pada Jimin. Sebuah kunciran dengan gambar kartun kepala anjing berwarna kuning menggemaskan.
"Ini namanya Chimmy, dia gukguk."
"Chimmy warnanya kuning, Yoongs."
"Ne, Chimmy warna kuning. Seperti warna kotoran kita, ne?"
Jimin sweatdrop di tempat. Yoongi begitu lucu dan polos. Jimin kecil mengintip sosok Yoongi yang tengah serius melilitkan kunciran pada rambutnya. Jimin kecil tersenyum, tengah terpesona oleh sepasang manik hitam Yoongi yang begitu jernih. Bibir Yoongi kadang mengerucut imut, aksinya ketika mengerutu saat dirinya kesulitan.
"Yoongs manis."
"Diam, Chiminie. Jangan banyak gerak!"
Yoongi asyik dengan dunianya sendiri. Tak mengindahkan perkataan Jimin barusan.
"Selesai. Chiminie lucu! Hihihi ..." Yoongi terkikik geli melihat surai bagian atas Jimin dikuncir dengan ikat rambut yang ia beri nama Chimmy.
"Rambut Yoongs juga harus diikat."
"Ne, Yoongs mau ikat rambut Yoongs sendiri. Ini, namanya Shooky. Dia biskuit anti susu. Dan warnanya ..."
"Warnanya cokelat." timpal Jimin membenahi.
"Chiminie pintar! Hehehe ..."
Jimin tersenyum melihat Yoongi yang sibuk mengikat poninya. Semakin lucu saja Yoongi kecil dengan adanya apple's hair. Raut wajah Yoongi kecil yang sesekali menggerutu tak luput dari perhatian Jimin.
"Yoongs sudah selesai, Chiminie. Imut ndak?" Lagi, kebiasaan buruk seorang Min Yoongi. Melakukan aksi bbuing-bbuing secara spontan yang meningkatkan kadar imutnya.
"Huum, Yoongs imut. Tapi Yoongs harus janji ya?"
"Janji? Janji apa, hng?"
"Janji pada Chiminie kalau sudah besar nanti jadi istri Chiminie saja. Yoongs imut, Chiminie suka."
"Yoongs juga suka Chiminie! Kita jadi mama papa seperti ayah dan bunda ya Chiminie?"
"Iya. Kita jadi mama papa nanti kalau sudah besar."
"Janji, ne, ne, ne?"
"Janjiiiiiiii."
Jimin dan Yoongi kecil tak menyadari jika ibu Park tengah mengabadikan momen kebersamaan keduanya dengan suka cita.
.
.
End.
A/n: Jims hadir dengan works baru. Ini special untuk mayuyumi_ tercintah. Hutang Saya lunas ya, sist. Anggap saja kado ulang tahun maren. Dan jangan lupa pesanan Saya, MinYoon Harpot!Au. Tq.
Yang sudah membaca, vommentnya boleh? Ihihi. Makasih sudah mampir.
Jakarta, 19 Juni 2018.
Jimsnoona.
