Halo, di sini Mikadzuki1412.

Kali ini saya bawa penpik CC lagi : Tapi genrenya angst :' Sebaiknya siapkan tisu sebelum baca, ya.

Disclaimer: Criminal Case © Pretty Simple. Saya tidak mengambil keuntungan materiil sedikit pun dari fan fiksi ini.

Grimsborough, 19 Desember 2013.

"Beristirahatlah dengan tenang, Pak Kepala King."

Aku berbisik di hadapan batu nisan itu, menatapnya dengan tatapan sendu. Dinginnya angin yang menerbangkan daun-daun kering tak kupedulikan, begitu pun suara Jones yang mengajakku untuk pulang. Kenangan menyakitkan itu terus terulang di kepala, sekali pun aku sudah berusaha melupakannya.

—flashback start—

"Anda berkata bahwa ada saatnya kami akan mengetahui mengapa Anda melakukan ini ... dan waktunya adalah SEKARANG!"

Aku berbicara dengan nada membentak. Sebenarnya aku tidak ingin meninggikan suara, namun emosi ini semakin sulit kukendalikan. Bagaimana tidak, Pak Kepala King ... ia berniat mengakhiri hidupnya sendiri! Lebih buruknya lagi, ia melakukan itu setelah terbukti membunuh.

Pak Kepala terdiam, mengalihkan pandangan pada sepatu yang ia kenakan. Kemudian, ia menjawab dengan tenang, "Tidak sekarang, Inspektur Mika."
"Tidak masalah jika Anda ingin merahasiakannya, tapi turunkan pistolnya. Ada jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan ini." bujukku.
"Mika benar!" ujar Jones, partnerku. "Jangan dulu putus asa, Pak Kepala."
Tetap saja ia mengelak. "Sudah kukatakan, aku tidak punya pilihan lain."
"Tentu saja Anda punya pilihan! Akan selalu ada pilihan!" balas Jones, berusaha keras agar tidak menangis. "Tolong turunkan pistolnya!"
"Ingatlah Cathy, Pak." Aku mencoba sekali lagi. "Dia masih membutuhkanmu. Kau adalah satu-satunya keluarga yang dia punya. Jangan buat dia kesepian."
Pak King tersenyum padaku. Aku merasa sedikit lega, mungkin setelah memikirkan nasib Cathy ia mengurungkan niatnya. Berhasil, pikirku.

"Selamat tinggal, Inspektur Mika. Sungguh suatu kehormatan dapat bekerja denganmu."

"Apa?!" Rasa lega itu tiba-tiba menghilang, "Pak King, jangan—"

DOR!

Setelah itu, hening.

Sosok yang dulunya tegap itu terbujur kaku, beralaskan genangan merah padam yang mulai melebar. Wajahku basah, tapi bukan oleh air mata. Percikan merah terlihat kontras di kemeja biruku, seolah mengejek.

Aku jatuh berlutut, tak henti-hentinya memandang genangan darah itu. Aku gagal menyelamatkannya.

—flashback end—

"Mika?"

Sahutan Jones sukses mengembalikan kesadaranku, setelah sebelumnya aku tersesat dalam lamunan. "Ada apa?" Aku berbalik dan menatapnya.
"Bukankah kita akan mengunjungi Nyonya Johnson sekarang?" ujarnya, "Dan tadi Cathy meminta bantuan kita untuk mencari medali milik Pak Kepala ... jangan buat dia menunggu."
"Kau benar ..." Aku teringat akan janjiku pada Cathy. Tidak seharusnya aku membuatnya semakin sedih. "Kita berangkat sekarang."
"Ayo."

Aku meninggalkan pemakaman dengan langkah gontai. Plot twist ini benar-benar membuat semangatku hancur. Apa boleh buat, ini adalah takdirku. Walau begitu, aku harus mencari tahu kebenaran di balik semua itu. Aku harus mencari kepingan yang hilang dari perkara ini.

Kenangan indah, kedamaian, dan masa pemulaku di Kepolisian Grimsborough ... semua berakhir di sini.

End.

Dan selesai! Pendek memang, tapi semoga penpik ini dapat menyakiti kokoro kalian semua dan membuat kalian nangis *evil laugh* /digampar

Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.

With love, Mika.