SLOW DANCING IN A BURNING ROOM

Chapter 1

Hermione Granger POV

Aku melihat jam tanganku, kenapa Malfoy lama sekali? Harusnya ia sudah datang lima belas menit yang lalu, tapi ia masih belum memunculkan batang hidungnya.

Aku duduk di salah satu ruang rapat kecil di gedung utama Malfoy Enterprise. Sebagai kepala bagian Muggle Relation aku terpaksa sering mengunjungi perusahaan Malfoy, terutama karena belakangan ini ia mulai meluaskan usahanya ke dunia Muggle.

"Miss Granger, apa kau yakin bisa menemui kita?" Lizzy salah satu bawahanku bertanya. Aku memutar mataku, Lizzy adalah salah satu karyawan baru yang menyebalkan. Ia tidak seharusnya ikut ke perusahaan Malfoy namun memaksa dan berkata ia ingin sekali bertemu dengan Draco Malfoy.

"Bukankah Draco Malfoy pria yang sangat sibuk? Aku tidak yakin ia bisa menemui karyawan kementrian tanpa janji sebelumnya." Lizzy berkata lagi.

Aku memutar mataku lagi. "Kalau kau tidak yakin, kembali saja ke kementrian." aku berkata ketus padanya.

Pintu ruangan terbuka dan Draco Malfoy dengan satu asistennya masuk.

"Granger…" Draco menyeringai seperti biasa.

"Malfoy…" Aku berdiri dan menyalam asistennya. Benar, aku menyalam asistennya Mark dan tidak menjabat tangan Malfoy karena pria bengsek di depanku itu sudah menyapa Lizzy dan menjabat tangannya.

Lizzy yang sepertinya benar-benar menyukai Malfoy mukanya langsung memerah

Aku dan Mark kemudian langsung bekerja seperti Professional sementara Draco Malfoy dan Lizzy sudah sibuk tebar pesona satu sama lain.

"Mr. Malfoy, senang sekali akhirnya bisa bertemu dengan anda."Lizzy tersenyum lebar.

Hermione bergidik mendengar nada suara Lizzy yang terdengar jelas sedang menggoda Malfoy. Ugh… Aku mempercepat pekerjaanku dan Mark, ingin cepat-cepat pergi dari sini.

"Granger… apa tekanan darahmu sedang tinggi?" Malfoy tiba-tiba bertanya meledekku.

"Diam sajalah Malfoy!" aku berkata ketus.

Aku dan Draco Malfoy menjadi cukup dekat setelah kami sama-sama mengulang kembali tahun ketujuh kami di Hogwarts, well sebenarnya kata dekat bukan kata yang tepat untuk menggambarkan hubungan kami.

Aku dan Malfoy menjadi Head-Boy dan Head-Girl dan tinggal di asrama yang sama selama satu tahun, dan selama satu tahun itu kami belajar untuk tidak menghina satu sama lain, dan bersikap normal satu sama lain.

Setelah lulus dari Hogwarts kami masih tetap berhubungan, Draco mulai mengurus perusahaan keluarga mereka dan aku bekerja di kementrian. Aku sudah lebih dari lima tahun bekerja di kementrian, dan sudah berkali-kali harus datang ke perusahaan Malfoy untuk mengurus hubungan perusahaannya dengan Muggle.

Draco punya banyak saham di perusahaan Muggle, ia punya saham di Apple, di Wal-Mart, di Volkswagen, di Sinopec , dan terakhir ia bahkan baru saja menjadi pemilik dari salah satu tim sepak bola terkenal di Inggris, Manchester United, entah apa maunya, seakan-akan uangnya masih kurang banyak. Untuk apa ia bekerja sama dengan perusahaan Amerika, Jerman, dan China, membuatku banyak pekerjaan saja.

Ugh, apa yang baru saja kulihat? Lizzy menulis nomor teleponnya diselembar kertas dan memberikannya pada Malfoy?Ugh, menyebalkan, sepertinya aku harus segera mentransfer anak baru ini ke departement lain, sebelum ia membuat kepalaku pecah dengan sikapnya yang seperti wanita murahan.

Aku melotot ke arah Malfoy yang sedang tertawa dengan Lizzy, Malfoy melihat ke arahku lalu mengedipkan sebelah matanya. Dasar brengsek.

Draco Abraxas Malfoy adalah pria paling menyebalkan di seluruh penjuru dunia sihir, kenapa ia harus lahir dan hidup dan membuat semuanya menjadi berantakan.

Malfoy dikenal sebagai Wizarding World Playboy, beberapa kekasihnya yang cukup terkenal karena berhasil menjalin hubungan dengannya lebih dari satu malam adalah Pansy Parkinson (2 bulan), Daphne Greengrass (2 Minggu), Astoria Greengrass (1 minggu), dan Jessica (Model, 4 hari).

Sisanya hanya kumpulan perempuan yang menjadi kekasihnya kurang lebih dari dua puluh empat jam, atau lebih tepat dikatakan one-night-stand.

Percayalah, Narcissa dan aku sudah berkali-kali menasihatinya dan memperingatkan agar berhenti bersikap seperti itu, tapi ia hanya tertawa, menggumamkan sesuatu seperti ia masih muda dan ingin bersenang-senang.

Rasanya aku ingin memecahkan kepalanya. Pria berumur 26 tahun itu harus ditampar dan dipukuli sampai babak belur agar bisa menjadi pria waras.

"Miss Granger, aku akan menyiapkan salinan kontrak kami dengan perusahaan Apple begitu kontraknya selesai dan memberitahu anda." Mark berkata setelah selesai membaca peraturan terbaru tentang peraturan hubungan kerja sama dengan perusahaan Muggle yang baru diresmikan minggu lalu.

Aku mengangguk. "Baiklah Mark, akan kutunggu." Aku lalu berdiri dan merapikan berkas-berkasku.

"Lizzy, kau ingin kembali ke kementrian atau mau mengajukan pengunduran diri dan melamar pekerjaan sebagai asisten pribadi Mr. Malfoy?" aku bertanya saat Lizzy belum juga bangkit dari kursinya.

Mark tersenyum mendengar sindiranku, Lizzy memerah dan segera bangkit dari tempat duduknya, sementara Draco Malfoy tertawa.

"Granger… Granger… apa kau sedang berencana mati muda karena tekanan darah tinggi?" Draco berdiri lalu tertawa. Aku tidak menjawab hanya meliriknya garang.

"Mark, Lizzy, bisa kalian tinggalkan kami sebentar?" Malfoy bertanya. Mark mengangguk dan keluar dari ruangan itu, Lizzy memberikan senyumnya yang paling manis pada Malfoy lalu keluar dari ruangan juga. Menyebalkan.

"Granger, kau tidak bilang kalau kau punya bawahan baru yang cantik." Malfoy duduk lagi dikursi yang lebih dekat dengan posisiku.

Aku menggelengkan kepalaku. Menyebalkan. "Kalau tidak ada yang penting aku harus kembali ke kementrian." Aku tidak ingin berurusan dengan Malfoy saat ini, moodku sedang jelek sekali.

"Granger, santailah sedikit." Malfoy memainkan ujung rok-ku yang bisa dicapainya. Aku memukul tangannya.

"Berhentilah bersikap brengsek!" aku berseru kesal.

Malfoy tertawa.

"Dan berhentilah tertawa seperti itu!"

"Granger, besok malam datanglah ke manor, ibuku baru kembali dan Prancis kemarin malam dan berkata ingin bertemu denganmu dan makan malam bersama." Malfoy memberitahu.

"Katakan pada Narcissa aku akan datang jika kau tidak datang." Aku lalu berjalan menuju ke pintu. Malfoy menarik tanganku.

"Granger, kita sudah tidak bertemu tiga minggu, apa kau akan langsung pergi begitu saja? Tidak ada makan siang bersama dengan kawan lamamu ini?" Malfoy bertanya, ia baru saja melakukan perjalan bisnis ke Jerman dan baru kembali tadi pagi, karena itu aku baru bisa mengurus berkas-berkas siang ini.

"Tidak." Aku menjawab ketus.

"Baiklah, Miss Granger karyawan teladan kementrian yang sibuk sekali, kalau begitu berikan aku ciuman!" Malfoy berdiri dan menyorongkan pipi kanannya padaku.

"Menyebalkan!" Aku mengecup pipinya pelan lalu berjalan keluar ruangan.

"Jangan lupa besok malam!" Malfoy berkata sebelum aku membanting pintu ruang rapatnya.

Dasar menyebalkan. Draco Malfoy adalah pria paling menyebalkan di seluruh penjuru dunia sihir, bukan hanya dunia sihir tapi juga dunia Muggle.

DRACO MALFOY ADALAH PRIA PALING MENYEBALKAN DI SELURUH JAGAT RAYA.

.

Aku duduk di mejaku dan merapikan beberapa berkas sebelum pulang. Akhir tahun berarti lembur, berarti banyak laporan yang harus diselesaikan dan berarti kurang tidur.

Aku menguap dan memasukkan berkas terakhir ke laci lalu keluar dari ruangan dan Blaise Zabini sudah menunggu di depan pintu.

"Hermione, kau tidak lupa janji kita kan?" Blaise bertanya.

"Astaga… Blaise aku lupa!" Aku berseru, kami berjanji akan makan malam bersama malam ini. "Sudah berapa lama kau menungguku diluar? Kenapa tidak masuk dan memanggilku?"

"Dan mengganggu Hermione Granger yang sedang asik lembur?" Blaise tersenyum. "Sudahlah, ayo kita makan." Blaise mengulurkan lengannya. Aku tersenyum lalu meraih tangannya, kami berjalan bergandengan keluar dari kementrian.

Apa?

Aku tidak berpacaran dengan Blaise Zabini. Tidak. Kami hanya rekan kerja yang belakangan ini mulai dekat. Blaise bekerja di bagian International Relationship, dan belakangan ini kami mulai dekat, ini kali kedua kami pergi makan malam bersama.

Tidak. Aku tidak dengan sengaja dekat dengan Blaise untuk membuat Draco cemburu. Sama sekali tidak. Lagipula untuk apa membuat pria sialan itu cemburu? Aku tidak menyukainya!

Apa?

Kalian pikir hubunganku dengan Oliver Wood juga sekedar untuk membuat Draco cemburu? Cormac McLaggen? Tidak, kalian salah paham denganku. Aku tidak menyukai Draco Malfoy. Aku punya selera yang lebih baik dari dia.

"Hermione, ada Draco disana." Blaise menunjuk salah satu meja di restoran yang mereka datangi. Aku melihat kepalanya yang dipenuhi rambut pirang itu duduk di restoran dengan perempuan yang kukenal.

Lizzy.

Ugh, hal pertama yang akan ku lakukan besok begitu sampai di kantor adalah mentrasnfernya ke departement lain.

"Draco…" Blaise menarik tanganku dan kami menghampiri meja Draco dan Lizzy.

"Blaise?" Malfoy terlihat kaget melihat kami berdua, aku bisa melihat bahwa ia kaget melihatku disamping Blaise. Aku mempererat tanganku di lengan Blaise.

"Kau sudah kembali?" Blaise bertanya.

"Iya, aku baru kembali tadi pagi." Draco menjawab, ekspresinya aneh. "Well, Blaise, ini Lizzy, ia bawahan baru Hermione." Draco menyeringai.

"Oh, benarkah?" Blaise bertanya padaku. Aku mengangguk mengiyakan. "Well, Draco, Lizzy, kalau begitu nikmati makan malam kalian." Blaise menarik tanganku menjauh dari meja itu.

Aku melirik Draco untuk terakhir kalinya sebelum beranjak ke meja kami. Draco menyipitkan matanya, aku tahu betul ekspresi wajahnya, ia kesal.

Apa peduliku? Ia bisa melakukan apapun yang ia mau, ia bisa pergi keluar dengan perempuan manapun yang ia mau, bahkan perempuan yang baru dikenalnya tadi pagi yang notabene bawahanku yang belum bekerja lebih dari dua minggu.

Jadi kenapa aku tidak bisa pergi makan malam dengan Blaise Zabini? Aku sudah mengenal Blaise lama, kami teman satu kantor, dan Blaise orang yang baik. Tidak ada alasan menolak ajakan makan malamnya, karena Blaise dan Draco teman baik? Apa peduliku? Aku tidak menyukai Draco! Aku tidak sengaja membuat Draco kesal.

-To Be Continued-

Hai…. I Know this is a lil bit weird, aku masih punya dua cerita WIP dan udah posting cerita lainnya, tapi aku udah punya draft cerita ini lebih dari dua bulan, dan dia udah minta-minta di post….

So here is it…. Kalau sesuai rencana ini akan jadi cerita singkat, mungkin sekitar 10k kata…

Judul cerita ini diambil dari judul lagu John Mayer… Slow Dancing In a Burning Room, ini lagu John Mayer favoritku…

Seperti biasa guys… Read and Review… I'd love to hear what you think…

-dramioneyoja