Cerita tentang Hyungseob dan pria bernama Woojin/"Kak Woojin!"/[Romance—maybe—/A lil' bit cheesy/Produce 101 S2]
Hyungseob memainkan pensil mekanik di tangan kanannya. Sesekali netra serupa almond miliknya berkedip-kedip, membuat Jihoon—Park Jihoon, sahabatnya—ternganga di tempat.
Yeah, mahasiswa tingkat pertama jurusan Fashion Design itu saat ini tengah membahas tugas kelompok dari Miss Bekah Kim mengenai desain sebuah gaun malam yang rencananya akan beliau nilai sebagai tugas awal pertemuan. Hiruk pikuk pengunjung food court terkenal di kotanya itu tak jua mengganggu konsentrasi dua orang berwajah rupawan yang menjadi maskot Jurusan mereka tahun ini.
"Seob, apa kau tahu?" Jihoon memulai hobinya; bergosip. "Ada anak Fakultas Teknik dan Fakultas Seni yang akhir—akhir ini bentrok."
Hyungseob tersenyum kecil, berlanjut dengan menggeleng ringan dan melanjutkan aktifitasnya menggoreskan grafit di lembar A3 yang menampilkan sketsa kasar mannequin berbalut gaun yang indah. "Jangan bilang itu Kak Eunwoo sama Kak Chan deh."
Jihoon tertawa—tertahan—mendengar dua nama yang asal keluar dari bibir tipis sahabatnya. Jarinya dengan aktif meraih kentang goreng sementara tangan yang lain menggores isian pensil warna ke sketsa lain yang sudah mencapai tahap finishing. "Kamu ngaco deh, Seob." Lidahnya mulai terjulur, menghapus lelehan saus tomat yang ada di bibir merahnya. "Kalau Kak Chan bentrok dia nggak akan dipilih buat wakilin Universitas di event nanti. Kamu tahu sendiri Pak Jinyoung Senior gimana kalau murid kesayangan beliau terlibat masalah."
Hyungseob mengangguk, mengiyakan. Ia menghentikan kegiatannya ketika netranya menangkap sosok yang amat familiar baginya.
"Kak Woojin!"
Pria cantik itu melambaikan tangannya dengan semangat, sementara rona kemerahan hinggap di pipi chubby-nya.
.
.
.
二人の男
[Futari no otoko]
© Aaltonen Ryuunosuke—as known as— Caspian
Produce 101 S2/Wanna one x Yuehua's Project Fiction
Main Pair : JinSeob vs ChamSeob
Genre : Romance, a lil' bit cheesy, humor and friendship.
Alert : Boyxboy, bukan homophobic area. Cast diluar dugaan. Akan ada selipan harem!Hyungseob.
Slight pair Panwink. Yang bukan sekapal silahkan bisa meninggalkan lapak. Hehehe...
Bahasa sleng non-baku!
.
.
.
Keadaan food court yang ramai mendadak hening. Semuanya mengalihkan atensi pada pemilik suara dan pemilik nama. Bisik-bisik panas mulai terdengar. Sementara Jihoon merotasikan bola matanya dengan enggan.
Dua sosok dengan perbedaan yang mencolok menoleh bersamaan. Yang bertubuh tinggi besar tersenyum sumringah, sebelum akhirnya beranjak dari posisinya dan menghampiri pemanggil dengan berbagai berkas di tangan. Sementara sosok lain dengan tubuh agak ramping, berkulit tan hanya mampu mencibir, disambut gelak tawa meriah dari pria jangkung di seberangnya.
"Mampus, tengsin nggak Kak?" Si Jangkung berdimple bersuara. "Haduh, gebetan lebih respect sama rival ciee.."
"Diem, Lin. Kamu lama—lama bisa tukar posisi sama Jihoon tau, nggak?"
Jangkung itu kembali tertawa. Mahasiswa baru fakultas Ekonomi itu terus saja menertawakan penderitaan sang kakak tingkat.
"Lagian Kak Woojin nggak sadar diri ya. Nantangin Ketua Klub Kendo coba." Putra Mahkota Lai Corporation melanjutkan celoteh yang membuat Woojin yang lain kian naik pitam. " Jelaslah Kak Hyungseob lebih notis yang jelas eksistensinya dibandingkan yang invisible."
"Sekali lagi ngebacot, aku bunuh kamu, Lai Guanlin!" Woojin misuh. "Dasar anak akselerasi menyebalkan!"
Guanlin kian melambungkan tawa. Membuat beberapa orang yang ada di sekitar mereka menggeleng prihatin.
Disisi lain...
Hyungseob mulai merapikan beberapa peralatannya yang berceceran di meja. Sementara Jihoon memilih tenggelam dalam kegiatannya. Sosok berjuluk 'Kakak Beruang' selain Kang Daniel menempati kursi yang berseberangan dengan dua manusia menggemaskan itu. "Kalian nggak keberatan kan, kakak gabung?" Suaranya terdengar mendayu.
"Nggak lah, Kak." Jihoon bersuara, mewakili Hyungseob yang menurutnya tengah sibuk menetralkan debaran di rongga dadanya. "Lagian kan emang kita yang ngundang kakak buat duduk disini. Iya kan, Seob?" Sikutan kecil setelahnya ia daratkan di lengan mulus Hyungseob.
"Iya, Kak. Tadi juga kan aku yang manggil Kak Woojin kesini... Hehe.." Kekehan lucu mengakhiri pernyataan putra semata wayang Tuan Ahn. "Kak Woojin kayanya repot ya?"
Si Pria bergigi kelinci di hadapan Hyungseob dan Jihoon tertawa ringan. Dengan cekatan ia mulai menata folder yang ada di tangannya. "Lumayan, nih. Angkatan kalian yang daftar Klub Kendo banyak. Apalagi anak-anak Fakultas Ekonomi sama Seni. Yang Teknik juga banyak. Dan sejauh kakak liat.. Kebanyakan yang ikut anak cewek sama submisif." Ia mulai menunjukan bendel yang sudah tertata rapi berisi data diri para—calon—anggota baru. "Kalau kalian nggak sibuk, boleh nggak kakak minta bantuan buat milah data?" Lanjutnya sembari melontarkan tawa.
Jihoon dan Hyungseob bertatapan. Mereka memang sudah menyelesaikan tugas dari sang dosen pengampu, dan sejujurnya mereka merasa iba dengan mantan pembimbing mereka tatkala ospek tempo waktu. "Nggak kok, Kak. Kita nggak sibuk. Malah sebenarnya kita mau nawarin bantuan."
"Aduh, kakak jadi nggak enak sama kalian. Sebenarnya ini tugas anak-anak BEM, terutama klub kakak. Tapi, kakak kasian sama Jisung yang sekarang lagi sakit." Woojin menggaruk kepalanya pelan. "Bener nih nggak ngerepotin? Sumpah kakak nggak enak."
Jihoon tertawa. Ia merapikan sketsa yang telah ia selesaikan. "Gimana anak-anak nggak ngebet masuk klub, coba... Ketuanya gini ya, Seob." Ia mengambil tumpukan formulir dari Fakultas Ekonomi. "Kalau ini kan anak kelasnya Guanlin. Aku hafal nih kak kelakuan mereka."
Woojin terkekeh menanggapi. Ia mulai memilah-milah bendel lain, hingga kemudian menyerahkan bendel yang tidak terlalu tebal, yang ternyata formulir dari fakultas Hukum. "Hyungseob seleksi yang ini aja, ya? Kakak ingat kayanya kamu punya banyak teman anak Hukum." Woojin menyunggingkan senyum lagi. Surai pirangnya tergerak—melambai ringan—efek dari hembusan pendingin ruangan. "Jadi, pasti tau kan sifatnya anak-anak itu. Maksudnya.. Kakak nggak bermaksud berprasangka yang nggak-nggak ya.. Jadi, ya.. Kakak bisa nebak motif mereka masuk klub Kendo itu apa."
Hoh, Jihoon dan Hyungseob speechless. Rumor mengenai seleksi ketat Klub Kendo karena penerapan peraturan dari sang Ketua terbukti sudah. Tidak mengherankan Klub Kendo tempat mereka menuntut ilmu memang menjadi kebanggaan universitas selain Klub Basket dan juga klub Sains. Untuk klub yang lain memang sedang menyusul kok, karena selalu masuk babak final di setiap kompetisi.
"Kak Woojin..." Jihoon bingung, otaknya masih memproses; memilah sekiranya kalimat mana yang pas untuk diungkapkan pada sang senior."Aku nggak nyangka lho kakak segininya..."
Woojin tersenyum kecil. "Kakak nggak mau ngecewain pihak kampus yang udah ngasih kepercayaan ke kakak buat bimbing klub. Jadi, ya.. Kakak bikin peraturan ketat terutama seleksi buat pendaftaran anggota."
Duo Ahn dan Park mengangguk-anggukan kepala. Mereka jadi tahu betapa gigihnya seorang Kim Woojin mempertahankan klub yang dipimpin olehnya. "Jadi nggak heran sih anak-anak Kendo berkompeten.. Ketuanya gini ya.. Hebat.." Hyungseob melontarkan pujian dengan pipi yang memerah.
Woojin terkekeh, jemarinya terulur guna mengusak surai karamel pemuda Ahn. Jihoon yang sedari tadi memperhatikan tingkah keduanya diam-diam mengabadikan moment manis kedua anak adam itu melalui lensa ponselnya.
Dan tanpa ketiganya sadari, sorot mata seseorang yang merekam segala aktifitas tiga insan di tengah food court menajam. Telapak tangannya mengepal, dengan rahang mengeras.
"Sialan Kim Woojin!".
.
.
.
—Kkeut—
.
.
.
[Rambling's Area]
Coretan Unfaedah tentang betapa sugoi-nya nama Idol favorit Aal. Park Woojin, Kim Woojin 😂
Untuk Judul aku ambil dari bahasa Jepun he..
Yup, Kim Woojin disini maksudnya Kim Woojin—oldest member—Stray Kids. Kalau kalian ngeh pasti sudah langsung nebak begitu kalian menjumpai kata 'Kendo'.
HAHAHAHAHAHAHAHAH— /staph/
So?
Gimana lanjutannya? Delete or next?
.
.
.
Sign,
Orang—ngotot—Tampan.
