A/N : Hai Minna! ^^ Ini adalah fanfic pertama yang saya publish disini . Ide cerita ini saya dapatkan setelah membaca komik 'Hajimete no Aku' chapter 137 dengan judul yang sama dengan judul fanfic ini.
Karena ini adalah pertama kalinya saya benar-benar menulis cerita fanfic jadi pasti masih banyak kesalahan yang saya buat jadi tolong maafkan bila Readers menemukannya. Silahkan membaca bagi yang berminat.
Disclaimer : Persona 4 adalah milik Atlus
Theme Song : Unhappy Refrain (Kagamine Rin and Len)
Chapter 1 : Demon Tag, Start!
Tahun ini Culture Festival berjalan dengan baik. Walaupun Teddie selalu membuat kesalahan di berbagai hal tetapi tetap membuat rasa ceria yang mungkin tidak akan pernah terlupakan. Culture Festival pun ditutup dengan api unggun di malam hari.
"Api unggun nya besar, kuma!" Teriak Teddie kegirangan. Ini adalah Culture Festival pertama Teddie dan terakhir untuk murid kelas 3.
"Pastinya… Bukan api unggun namanya kalau tidak besar." Jawab Yosuke sambil tersenyum ke arah Teddie. "Kamu tetap bersemangat juga walaupun sudah bekerja seharian ya."
"Tentu saja, kuma!" Teddie menunjukkan rasa antusiasnya, "Ini adalah Culture Festival pertama Teddie jadi harus dihadapi dengan semangat!"Lanjut Teddie dengan mata yang berapi-api.
"Tetapi.. Untunglah kamu berada di, partner! Tidak akan terasa seru jika tidak ada kamu." Yosuke mencoba mengalihkan pandangan dari Teddie (yang terus memperhatikannya) dan akhirnya memandang Souji sesaat.
"Ya.. Akhirnya orang tua ku memperbolehkan ku tetap melanjutkan sekolah di Inaba setelah berdebat panjang.." Souji sweatdrop membayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkannya agar orang tuanya setuju membiarkan Souji di Inaba.
"Pasti berat ya Souji-kun." Yukiko tersenyum simpul kepada Souji. "Lihat sisi baiknya! Kita masih bisa melewati Culture Festival bersama!" Chie memukul Souji dari belakang. "Ya!" Rise pun menambahkan.
Ada sesuatu yang kurang. Souji tahu itu. Tapi apa? Keadaan pun hening untuk beberapa lama.
"Oh ya! Ada yang melihat Naoto-kun?" Yukiko memecah keheningan diantara mereka. Souji pun teringat. Naoto! Dialah yang tidak terlihat sejak Culture Festival selesai! Rasa kurang yang dirasakan Souji pasti dari ketidak hadiran Naoto diantara mereka. Ia biasanya tidak akan melupakannya jika Ia tidak terlalu bersemangat dengan Culture Festival terakhirnya ini.
"Aku akan mencari nya sebentar.." Souji akhirnya angkat bicara dan berlari keluar kerumunan. Hanya satu tempat itu yang akan didatangi Naoto. Atap sekolah. Ya, itu adalah tempat tertinggi di daerah sekolah dan salah satu tempat kesukaan Naoto. Ia pun langsung berlari menuju atap.
Ternyata benar. Gadis berambut biru tua itu berada di sana! Tetapi Ia tidak seperti orang yang ingin menikmati suasana malam atau pun keberhasilan Culture Festival. Ia hanya terduduk lemas dan menyandarkan diri di pembatas pagar sambil memegangi dadanya dengan lemah.
"Naoto!" Souji langsung berlari ke arah Naoto. Wajah gadis itu sangat pucat. Nafas nya tidak teratur. Di sekitar tempat Naoto berada ada beberapa bercak darah dan di tangannya terdapat sebuah sapu tangan biru yang seperti baru saja di celupkan ke dalam darah. "Apa yang terjadi?"
"Ngg? Ah.. Sen.. Pai.." Naoto sepertinya baru menyadari kehadiran Souji itu menjawab dengan senyuman lemas. "Tidak perlu dipikirkan…" Ia kemudian mengambil sebuah botol kaca dari dalam saku jaket olahraga nya dan meminum sebutir pil.
Perlahan-lahan pucatnya mulai berkurang dan tampaknya tenaga nya sedikit kembali. Kemudian Ia kembali tersenyum lembut kearah Souji.
"A-!" Kata-kata Souji dipotong karena ada pemberitahuan dari arah gedung olahraga.
"Ehem.. Tes-Tes… Baiklah… Selamat malam kepada semua murid dan guru yang berada di area sekolah!" Suara yang tidak lain dan tidak bukan adalah milik Kashiwagi, yang sekarang menjabat sebagai wali kelas kelas 3-2. "Untuk lebih memeriahkan penutupan Culture Festival ini, guru-guru dan OSIS telah merancang sebuah kegiatan yaitu Demon Tag! Jadi diharap agar semua murid berpindah tempat ke Gedung Olahraga untuk mendengarkan cara bermain dan aturannya!"
Naoto bangkit dari duduknya dan berjalan menuju tangga turun. "Ayo Senpai, sebaiknya kita cepat." Walaupun suaranya masih terdengar lemah, Ia memberatkan suaranya agar terdengar lebih tegar. Sapu tangan yang tadi dipegangnya pun dimasukkannya ke dalam saku jaketnya.
Hanya dengan mendengarnya pun, Souji pasti menyadari kalau ada yang salah dengan Naoto. Tetapi Ia pun yakin bahwa Naoto tidak akan semudah itu menjawab semua pertanyaan nya. Tanpa berpikir lebih lama Ia menggenggam tangan Naoto dan berjalan cepat ke arah Gedung Sekolah.
"Baiklah, yang akan membacakan aturannya adalah saya sendiri… Miss Kashiwagi!" Suara Kashiwagi yang bahkan sampai menggema di seluruh area sekolah itu lah yang didengarkan pertama kali oleh Souji dan Naoto yang baru saja tiba.
"Tetapi pertama-tama…" Kashiwagi mengambil sebuah gelang yang baru saja diberikan oleh murid di sebelahnya, "Silahkan kalian memakai gelang yang baru saja diberikan kepada kalian!" Para murid pun memakai gelang berwarna kuning keemasan tersebut.
"Permainan ini sangatlah mudah! Kalian hanya perlu lari dari sang 'Demon' (memakai sarung tangan putih) selama 12 jam. Jika kalian disentuh oleh 'Demon', maka gelang kalian akan terlepas dan menandakan bahwa kalian didiskualifikasi! Tentu saja kalian dilarang keluar area sekolah, dan bila melanggarnya kalian juga akan didiskualifikasi! Bagi yang memenangkan permainan ini akan mendapatkan 100.000 yen! Dan yang akan mensponsori permainan ini adalah Kirijo Group.." Kashiwagi menjelaskan dengan nada seduktif nya. "Yang akan menjadi 'Demon' adalah anggota club S.E.E.S. dari Gekkoukan High School, dan selama waktu permainan, jumlah 'Demon' akan terus bertambah jadi berhati-hatilah!"
"Sekolah kita tidak mungkin mengadakan permainan dengan hadiah sebesar itu dan alat-alat secanggih ini tanpa sponsor seperti Kirijo Group." Souji tertawa kecil sambil memandangi Naoto yang bersandar di dinding dengan nafas tidak teratur. "Apa sebaiknya kita tidak ikut bermain dan pergi ke UKS saja?" Souji akhirnya menyerah menyemangati Naoto dan memeganginya pelan.
"Ti- Tidak apa-apa Senpai! Aku tidak apa-apa kok…" Naoto mengatur nafas nya dan mencoba untuk terdengar lebih tegar. "Lagipula kita sudah memakai gelang ini, jadi sayang kan kalau kita berhenti begitu saja…" Naoto melepaskan genggaman Souji dan terbatuk cukup keras.
"Naoto!" Souji mencoba menopang tubuh Gadis yang tubuh nya bisa dibilang kecil tersebut, tetapi langsung ditepis dan Gadis itu berjalan menjauh tanpa mengatakan apa pun.
"Siap…. MULAI!" Suara bel keras yang menandakan mulainya permainan pun berbunyi.
A/N : Maaf jika banyak kata-kata yang monoton dan tidak terlalu enak dibaca. Saya sedang berusaha untuk menulis dengan penyusunan kata yang baik jadi bila ada kritik dan saran, silahkan beritahu saya. (Tolong jangan flame *bow*)
Terakhir… Terima kasih bagi yang sudah membaca!
