Jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Terdapat seorang namja mungil yang masih di dalam mimpi dengan senyum di bibir karena merasa tidurnya nyenyak, menambah kesan manis pada dirinya. Namja itu membuka matanya ketika sinar matahari masuk ke dalam kamarnya. Ia menggeliat dan kemudian melihat jam.

"Huaaah... APA?! Setengah tujuh?! Aku harus cepat - cepat"

Namja itu pun langsung ke kamar mandi dan memakai seragamnya. Lalu,memakan roti yang sudah disiapkan di meja dan berlari menuju ke halte bus.

"Kenapa bisnya lama sekali? Aku bisa telat jika begini"

Bis yang ditunggu tunggu pun tiba dan namja itu langsung naik ke bis. Setelah sampai di sekolah syukurlah gerbangnya belum ia berlari menuju ke kelasnya takut gurunya sudah masuk karena lima menit lagi pelajaran akan dimulai.

"Jihonie!"panggil seorang namja.

Merasa di panggil namja itu pun berhenti dan menoleh.

"Oh hai wonwoo~ya."jawab Jihoon.

"Kau bangun kesiangan?"tanya wonwoo heran.

"Yah kurang lebih seperti itu"

"Tidak seperti biasanya. Apa kau sudah mengerjakan tugas yang diberikan Kim Seonsaengnim?"tanya wonwoo.

"Ya ampun aku lupa! Aku baru mengerjakan lima soal. Aduh bagaimana ini wonwoo?"tanya Jihoon dengan panik.

Bel pun berbunyi. Mereka pun duduk di bangku masing masing. Lalu, Kim Seonsaengnim masuk.

"Selamat pagi anak anak"

"Selamat pagi seonsaengnim"

"Apa kalian sudah mengerjakan tugas? Jika ada yang belum dipersilahkan untuk ke luar kelas"ujar Kim Seonsaengnim.

Jihoon berjalan ke luar kelas dengan lesu. Kenapa ia bisa sampai lupa mengerjakannya? Dan mengapa bangunnya telat?

"Lee Jihoon tidak biasanya kau tidak mengerjakan tugas?"tanya Kim Seonsaengnim dengan heran saat Jihoon lewat di depannya.

Jihoon memilih diam dan tidak menjawab. Wonwoo,sahabatnya pun heran tidak biasanya Jihoon seperti ini. Pasalnya Jihoon adalah murid teladan di kelasnya. Jihon kemudian lebih memilih ke perpustakaan daripada menunggu di luar kelas dengan berdiri 'membosankan' pikirnya.

Ia sedang mencari novel yang kemarin ia baca. Ia melihat novel itu berada di rak yang paling atas dengan susah payah ia mengambilnya. Sampai sampai ia harus berjinjit tapi usahanya gagal. Tiba tiba sebuah tangan mengambil novel yang ia cari.

"Ini buku yang kau carikan?"tanya seorang namja yang mengambil novel sambil menyodorkan novel itu ke Jihoon.

Namja itu memang lebih tinggi dari Jihoon. Tapi, Jihoon merasa ia diremehkan. Jihoon langsung mengambil buku itu dan duduk di bangku perpustakaan di dekat sebuah jendela tanpa menghiraukan namja tadi.

"Kenapa kau langsung pergi tanpa berterima kasih eoh?"tanya namja itu berjalan ke arahnya dan duduk di samping Jihoon.

Jihoon mendengus kesal.

"Terima kasih dan jangan ganggu aku!"

"Oke oke aku tidak akan mengganggumu. Galak sekali"

Jihoon menoleh dan mendelik ke namja di sampingnya tanda ia sedang marah tapi sebisa mungkin ia menjawab dengan tidak berteriak karena ia sedang di perpustakaan sekarang.

"Kau tadi bilang apa?!"

"Tidak aku tidak bilang apa apa. Hm oke aku pergi dulu" ujar namja itu sambil berlalu dengan menunjukkan smirknya.

Jihoon bergumam"menyebalkan sekali!"

.

.

.

.

.

Saat bel istirahat Jihoon memutuskan untuk kembali ke kelas. Lalu,meminjam novel sampai di kelas Jihoon melihat wonwoo. Wonwoo terlihat cemas sekali.

"Jihoonie,kau habis dari mana?aku mencarimu kemana mana."tanya Wonwoo sambil menghampiri Jihoon.

"Aku habis dari perpustakaan wonwoo~ya. Memangnya ada apa?kau terlihat cemas sekali? "jawab Jihoon dan duduk dibangkunya.

"Bagaimana aku tidak cemas, adikmu Lee Chan. Dia pingsan tadi."

"Apa?!pingsan?! Kenapa bisa?"jawab Jihoon dengan terkejut.

"Kata temannya, ia tadi pagi belum sarapan dan sekarang ia ada di UKS."

"Baiklah, aku segera kesana."

"Tapi jangan terlalu lama 20 menit lagi bel."

"Iya"

Jihoon langsung melesat ke UKS dan menemukan adiknya yang sedang terbaring.

"Chanie?"

"Ya hyung?"

"Kenapa kau tidak sarapan dan membangunkan hyung tadi pagi?"

"Maaf hyung, tadi aku terburu buru jadi aku lupa makan dan membangunkan hyung."

"Ya sudah, tapi kau tidak boleh mengulanginya lagi ne?sudah lebih baikan?"Tanya Jihoon sambil memgelus lembut rambut adiknya dan dibalas anggukan.

"Eh,hyung ke kelas dulu ya?sebentar lagi bel. Lalu, kau pulangnya bagaimana?"tanya Jihoon. Tidak mungkinkan Jihoon menggendongnya sampai rumah? Lagipula ia dan adiknya lebih tinggi dan lebih besar adiknya daripada dia.

"Sepertinya nanti temanku yang akan mengantarku pulang."

"Oh baiklah,Hati hati saat pulang nanti. Aku pergi dulu."ujar Jihoon dengan tersenyum dan pergi.

.

.

.

.

.

Sekolah pun selesai dan semua murid berhamburan dari kelas mereka masing masing tak terkecuali Jihoon dan Wonwoo.

"Jihoonie,bagaimana dengan keadaan adikmu?"tanya wonwoo dan berjalan menuju ke pintu gerbang yang diikuti oleh Jihoon di sampingnya.

"Sudah lebih baikan. Maaf ya Wonwoo~ya,bisnya sudah datang."ujar Jihoon sambil melambaikan tangannya ke arah Wonwoo. Wonwoo pun membalas dengan melambaikan tangannya.

Jihoon tidak sadar bahwa ada seseorang yang ada di belakangnya menunjukkan duduk di dekat jendela dan mengambil novel tadi. kemudian mulai membacanya saat tiba tiba seseorang duduk di sampingnya. Jihoon menoleh dan terkejut melihat namja di sampingnya.

"Kau?"

Namja di sebelahnya menoleh dan tersenyum. Dia adalah namja yang tadi di perpustakaan.

Oke, Hari ini adalah hari sial bagi seorang Lee Jihoon.

.

.

.

Menjelang malam hari Jihoon memastikan bahwa ia tidak akan kesiangan lagi dan mengerjakan tugasnya. Kemudian, ia pergi ke dapur guna mencari adiknya dan memasak makan malam untuk mereka. Memang mereka sudah terbiasa belanja dan memasak sendiri makanan mereka karena ortu mereka bekerja di luar kota dan sesekali mentransfer uang bulanan mereka.

"Chanie, apa makanannya sudah matang semua?"tanya Jihoon sambil berjalan mendekat ke arah adiknya. Sekarang adiknya sudah mulai sehat dan beraktifitas seperti biasanya.

"Belum masih ada satu lagi"jawab Chan.

"Oh kalau begitu biar hyung saja yang memasaknya"

Chan pun mengangguk dan berjalan ke arah meja makan untuk mempersiapkan peralatan makan yang akan digunakan.

.

.

.

Keesokan harinya Jihoon bangun pagi pagi dan langsung ke kamar mandi lalu membuat sarapan sederhana yaitu sandwich untuk dia sendiri dan adiknya.

"Hyung, hari ini mau pulang bareng?"tanya Chan selesai memakai seragam.

"Sepertinya tidak. Hyung ada eskul klub musik hari ini"

"Oh ya sudah "

"Memangnya kenapa? Kau sakit lagi?"

"Ah... tidak ada hanya bertanya."

"Jika merasa tidak enak, lebih kau di rumah saja dulu. Jangan dipaksakan, nanti kau jatuh sakit lagi."

"Ne"

.

.

.

Jihoon saat ini sudah berada di dalam bis. Ia duduk di dekat jendela dan kebetulan disampingnya kosong. Tiba tiba ada seseorang yang duduk di sampingnya. Jihoon mengabaikannya. Ia masih berkutat dengan novel yang kemarin ia pinjam.

"Ekhem"deham seseorang yang ada di samping Jihoon.

Merasa terganggu Jihoon menoleh. Ia terkejut tatkala melihat namja yang ada di sampingnya dan memutar matanya.

"Hai.."ujar namja yang kemarin ada di perpus.

Jihoon buang muka dan kembali melanjutkan membacanya.

"Apa yang kau baca dari kemarin?"tanya namja itu.

Jihoon tidak menggubrisnya. Ia lebih memilih untuk membaca daripada meladeni namja yang ada di sampingnya.

"Lee Jihoon? Nama yang bagus"ujar namja yang ada di sampingnya membaca nametag Jihoon.

Merasa acara membacanya lagi lagi di ganggu ia menoleh ke namja yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Kau ini maunya apa sih? Dari kemarin kau selalu saja menggangguku"tanya Jihoon dengan kesal.

"Aku hanya ingin berkenalan denganmu"ujar namja itu.

"Bukankah kau sudah tau namaku tadi?"

"Tapi kau belum tau namaku kan? Perkenalkan namaku Kwon Soonyoung kau bisa memanggilku Soonyoung" ujar namja tadi sambil mengulurkan tangannya sambil bergumam dalam hati 'siapa yang mau tau coba?'Dengan berat hati Jihoon membalasnya.

"Lee Jihoon, Jihoon"jawab Jihoon singkat.

.

.

.

"Syukurlah kau datang ku kira kau akan kesiangan lagi."ujar Wonwoo

"Maaf aku tidak akan mengulangi hal yang sama."ujar Jihoon sambil duduk di bangkunya.

Wonwoo tertawa memang sahabatnya ini adalah orang yang paling tidak suka mengulangi hal buruk yang sama dan ingat bahwa dia adalah murid teladan di kelasnya.

"Wonwoo~ya?"

"Hm?"

"Kau kenal Kwon Soonyoung?"tanya Jihoon.

"Kwon Soonyoung? Soonyoung maksudmu?"

"Iya, kau mengenalnya?"tanya Jihoon mengerutkan keningnya.

"Dia adalah ketua klub dance. Memangnya ada apa? Jangan jangan kau menyukainya ya?"

"Cih, yang benar saja? Dia selalu menggangguku dari kemarin saat aku butuh ketenangan."gumam Jihoon dengan mengerucutkan bibirnya.

Wonwoo tertawa melihat sahabatnya itu. Bel berbunyi tanda bahwa pelajaran akan segera dimulai.

.

.

.

Bel pulang berbunyi setelah 2 menit yang lalu tapi keadaan sekolah sudah nampak sepi. Jihoon dan Wonwoo masih ada di kelas. Mereka tadi habis mengerjakan tugas yang di berikan guru mereka.

"Jihoonie, apa setelah ini kau akan pulang?"tanya Wonwoo.

"Tidak, hari ini ada eskul klub musik."jawab Jihoon.

"Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu"ujar Wonwoo dengan berlalu sambil melambaikan tangannya ke Jihoon. Jihoon membalasnya. Baru saja melangkahkan kaki keluar kelas tiba tiba Soonyoung lewat dan tersenyum ke Jihoon. Jihoon hanya memutar matanya jengah dan berjalan secepat mungkin ke ruang musik. Ia ingin menghindari si mata 10:10 agar moodnya tidak rusak hari ini.

.

.

.

Setelah selesai dari klub musiknya Jihoon pulang melewati gerbang depan dan menemukan Soonyoung di sana.

"Kau tidak pulang? Sedang apa kau di sini?"tanya Jihoon karena penasaran.

"Menunggumu"jawab Soonyoung datar.

"Menungguku? Untuk apa?"tanya Jihoon heran.

.

.

.

TBC

Anyeonghaseo...

Ini ff pertamaku lho, mian ya kalo ada typo atau kurang puas sama ff ku. Aku minta maaf banget. Kalo udah baca tolong review ya? Aku butuh kritik dan sarannya...

Baiknya gimana? Lanjut atau delete.