x
Chapter 1:
— Younger Sister —
.
.
.
"Nanti sore, aku tidak ikut latihan bersama kalian. Aku sudah ada janji bertemu adikku di depan kelasnya."
Kata-kata Light pagi ini membuat teman-teman klub basketnya kaget. Ini baru hari kedua semenjak tahun ajaran baru dimulai. Mereka memang belum membuat jadwal latihan basket untuk semester ini. Tapi biasanya, mereka akan tetap main basket usai sekolah nanti.
Adalah sangat di luar kebiasaan jika Light Yagami (yang sekarang mulai menginjak tahun terakhir sebagai siswa SMA Wammy's) tiba-tiba absen. Apalagi karena hal selain belajar. Apa alasan Light tadi? Janji bertemu adik?
"Kau punya adik? Adikmu itu murid baru yang masuk tahun ajaran ini?" tanya Mello terheran-heran. Small Forward berambut pirang itu mewakili teman-temannya.
Light mengangguk.
"Ini sungguhan?" Matt, si Shooting Guard penggemar video game, menyambung tak percaya.
Light mengangkat bahunya santai seolah mengatakan kenapa-aku-harus-berbohong.
Teman-teman Light pun berseru heboh. Mereka menyoraki Light. Secara bercanda, mereka menyesalkan kenapa adik Light harus masuk juga ke SMA mereka. Bisa-bisa, saingan mereka dalam menarik perhatian cewek (terutama anak-anak baru) bakal semakin bertambah.
Light menertawakan teman-temannya. "Apa maksud kalian? Adikku itu cewek. Sore ini aku janji mengantar dia mendaftar Klub Cheerleaders. Dia selalu bergabung dengan tim cheers sedari dulu, just like me with my sport club."
HAH?
Detik pertama, teman-teman Light terperanjat. Detik kedua, mereka mencerna informasi barusan. Detik ketiga, mereka tersadar dan langsung berebut minta dikenalkan pada adik Light.
"Serius kau punya adik cewek?"
"Ini masih nggak bohong, kan?"
"Kaubilang, dia mau mendaftar cheerleaders? Astaga, kenalkan aku padanya, Light! Biar aku saja yang mengantarnya ke Klub si Takada!"
Light tertawa lagi. "Sori, aku nggak bakal menyerahkan adikku pada serigala-serigala kelaparan."
-xXx-
Teman-teman Light geger. Mereka nggak pernah dengar dan nggak pernah menyangka kalau Light punya adik cewek yang tahun ini juga mendaftar di sekolah yang sama.
Come on! Ini Light Yagami, kan? Si ganteng dari kelas 3 yang serba sempurna itu? Bisa kebayang nggak kalau seorang Light yang luar biasa tampan itu punya adik cewek? Pasti adiknya juga luar biasa cantik! Apalagi sebagaimana kata Light, dia mau mendaftar ekskul cheers. Pasti body-nya bagus!
Begitu yang ada di pikiran teman-teman Light.
Karena itulah, saat mereka dengan sengaja melewati kerumunan cewek-cewek kelas satu, mereka pun langsung bisa menebak yang mana kira-kira adik dari Light.
"Gila! Aku sudah tahu dia bakalan sangat cantik! Tapi aku nggak nyangka kalau adiknya Light itu ternyata beneran luar biasa cantik!"
"Yang rambut pirang itu, kan? Dia seperti boneka barbie betulan."
"Kulitnya mulus, rambutnya juga halus... Kakinya mungil, tapi ukuran dadanya cukup besar..."
"Dia cantik jelita."
"Sangat sempurna!"
Decak-decak kekaguman keluar dari mulut mereka. Hingga beberapa saat lamanya mereka masih terkagum-kagum dengan kecantikan siswi berambut pirang dan bermata biru cerah itu.
Eh? Tunggu! Rambut pirang dan mata biru? Apa cewek itu memakai lensa kontak dan mewarnai rambutnya? Bukannya sekolah mereka nggak memperbolehkan hal seekstrim itu? Masa itu warna rambut asli sih? Walaupun Light juga berambut cokelat, tapi cokelat kan tidak seterang pirang.
"Ekhm, sepertinya ada yang janggal."
"Kau benar. Cewek itu memang cantik banget. Tapi dia nggak kelihatan mirip dengan Light. Terus terang, aku meragukan kalau mereka bersaudara."
"Kau benar. Bisa jadi kita memang belum bertemu dengan adik Light, mungkin saja cewek cantik itu adalah orang lain."
"Ah, tak apa-apa jika dia orang lain. Aku justru senang. Dengan begitu, stok cewek cantik di sekolah kita bertambah banyak, kan?"
Teman-temannya tertawa.
Benar, selama ini julukan "Cewek Cantik" di sekolah mereka seolah hanya dimonopoli oleh satu orang, yaitu Kiyomi Takada, siswi kelas dua yang juga ketua Tim Cheerleaders saat ini. Jika adik Light itu benar-benar akan mendaftar cheers berarti Klub Cheerleaders nanti betul-betul menjadi sarangnya cewek-cewek cantik dan populer.
-xXx-
"Aku sudah ketemu adikmu. Gila ya, orang tuamu dulu makan apa sampai-sampai bisa melahirkan anak secakep dan secantik kalian?"
Light hanya mengedik santai. Saat ini sudah lewat siang. Beberapa kelas sudah ada yang selesai, termasuk kelas Light dan teman-temannya. Mereka berkumpul seperti biasa di ruang markas Klub Basket.
"Hei, memangnya kau sudah ketemu adiknya Light? Sudah lihat dia beneran?" timpal yang lain.
"Sudah dong. Dia cantik banget! Cewek paling cantik yang pernah kulihat! Yah, walaupun nggak terlalu mirip Light sih."
"Lho, kalian berdua nggak mirip?" teman-teman lainnya balik bertanya pada Light dengan raut penasaran.
"Bodoh, kalau nggak mirip, berarti cewek itu bukan adiknya!" sela yang lain.
Sontak pandangan mereka semua tertuju pada Light meminta penjelasan.
"Yah, kami memang nggak begitu mirip sih. Adikku lebih mirip Ibu, sedangkan aku lebih mirip ayahku," kata Light sambil melipat tangan.
Teman-teman Light saling berpandangan. Mereka saling sikut. Berarti si cewek pirang yang luar biasa cantik tadi itu memang adik Light.
"Wah, jadi begitu? Ternyata kau dan adikmu memang nggak mirip?"
Light mengangguk. "Begitulah. Malahan jarang sekali ada yang bilang kami mirip."
"Aku nggak menyangka ibumu seorang bule. Kau keturunan bule dong. Nggak heran sih tampangmu cakep."
Light tertawa. "Bule apanya?"
"Hahaha. Memang sungguhan bule, kan? Coba sebutkan, negara mana saja yang ceweknya berambut pirang dan bermata biru?"
Tawa Light terhenti. Keningnya berkerut. "Kau sedang membicarakan siapa? Ibuku orang Jepang asli. Rambutnya gelap dan matanya gelap. Adikku juga demikian."
"APAAAAA?" kerumunan itu terbeliak.
Kalau begitu, siapa cewek cantik berambut pirang itu?
Keterkejutan mereka dipecahkan oleh suara teman Light yang memanggilnya dari luar ruangan. "Hoi, Light. Ada yang mencarimu nih!"
Mengabaikan teman-temannya yang masih terbingung dan terheran-heran, Light bangkit. Ia terkejut mendapati sosok yang dikatakan mencarinya tersebut.
"Sayu?"
"Aku mencarimu ke mana-mana. Nomormu nggak bisa kuhubungi, padahal aku mau mengabari kalau kelasku sudah selesai. Gimana kalau mendaftar klub cheers-nya sekarang saja, Kak?"
APAAAAAA?
Sekali lagi, teman-teman Light terperangah.
-xXx-
I-itu adik Light?!
Yang berdiri di depan pintu tadi itu beneran adiknya Light? Apa dia sungguhan adik kandungnya atau seseorang yang ditemui di pinggir jalan?
Teman-teman Light ribut membahasnya. Light sendiri sudah pergi dengan adiknya setelah berpamitan pada mereka. Light benar-benar mau mengantar adiknya itu mendaftar klub Cheerleaders dan meninggalkan teman-temannya yang masih bertanya-tanya.
Yah. Walaupun tadi Light sudah bilang kalau dia nggak mirip adiknya, tapi ... rasa-rasanya ini terlalu sulit untuk dipercaya.
YANG BENAR SAJA CEWEK ITU ADIK LIGHT?!
"Kurasa, lebih masuk akal kalau si cewek pirang tadi yang jadi adiknya Light..."
"Aku setuju. Bukan berarti adiknya Light ini jelek—"
"Dia nggak jelek," sergah yang lain.
"Ya, memang nggak jelek. Hanya saja, gimana mengatakannya ya...?"
"Mereka berdua terlalu berbeda. Seperti bukan saudara kandung."
Nah, itu dia. Persis sekali. Saat pertama kali melihat Sayu Yagami, alias adiknya Light, mereka semua terkaget. Amat sangat jauh dari bayangan mereka tentang segala hal yang dimiliki cewek populer. Sayu sama sekali nggak memiliki image seperti itu.
Tubuh dan tinggi Sayu termasuk rata-rata. Nggak pendek, juga nggak tinggi. Dia juga nggak langsing seperti Takada, dan bukan juga tipe yang bertubuh curvy. Wajahnya agak pucat, tanpa polesan make up sama sekali. Rambut cokelat gelapnya lurus sebahu dan dikuncir satu. Tipe cewek yang sulit meninggalkan kesan ketika pertama kali mengenalnya.
Ini berbanding langit dan bumi sekali dengan Light! Hanya dengan melihat Light satu kali dari jauh saja, orang pasti sudah terkesan dan bakalan sulit melupakannya.
Kok mereka bisa bersaudara sih?
Ah, bukan begitu pertanyaannya. Kok mereka bisa sangat jauh berbeda?
Teman-teman Light sangat penasaran. Tapi karena kelihatannya Light sayang banget pada adiknya, teman-teman Light jadi agak segan juga membahasnya.
"Sudahlah, selama ini kalian terlalu berangan-angan. Sayu itu cukup manis kok. Aku justru lebih suka kalau adik Light seperti itu orangnya."
"Huuuuuuu! Apa-apaan kata-katamu?" Koor spontan menghujani Mello yang bicara barusan.
.
.
.
Author's note:
This story was pretty much inspired by "Home run - Demonic Mello". All credit goes to her beautiful work.
Tentang Light bermain basket, aku terinspirasi dari adegan film Death Note LA (2006) ketika Light bermain basket di kampusnya dan membuat taruhan dengan teman-temannya.
Tentang Misa menjadi anggota cheers di sekolah yang sama dengan Light, aku terinspirasi dari Death Note versi netflix (2017).
Sisanya hanya mengikuti imajinasi.
