Midnight Dinner

[ONESHOT]

Jaehyun x Taeyong

Non!AU. Boys Love. OOC. Typos

.


"Jaehyun-ah, aku lapar."

Kalimat itu hanya kau ucapkan sekali, dan sukses membuatku bangun di dini hari. Sekarang di sinilah aku, di counter dapur meracik makanan untuk memenuhi snack tengah malam-mu.

Suasana dorm tentu masih sunyi sepi. Baguslah. Aku juga tidak ingin membuat mereka bangun dan mengganggu waktu berduaku denganmu.

"Jaehyun-ah, apa masih belum?"

Aku menoleh dan melihatmu yang sedang terkulai di meja makan. Dasar. Padahal baru juga lima menit aku melakukan tugasku.

"Sebentar lagi, Hyung. Telur mata sapinya saja belum matang." Aku bisa mendengarmu yang mendengus kesal. Kalau sebuah sandwich saja bisa begitu menguras kesabaranmu, apa jadinya tadi jika aku menuruti membuatkanmu ramyun atau omurice?

"Baiklah, Hyung. Hyung ingin makan apa?"

"Hmm...ramyun."

"Tidak boleh. Terlalu pedas untuk dimakan di malam hari."

"Kalau begitu omurice."

"Jangan. Nanti hyung bisa kehilangan selera makan saat sarapan."

"Aagh...kalau begitu bibimbab!"

Aku tergelak mendengarmu frustasi karena aku menolak semua saranmu. "Hm...bagaimana kalau sandwich? Tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan pula. Pasti cukup untuk memenuhi perut kecilmu, Hyung." Aku tersenyum menawarkan. Kau tampakya kesulitan untuk tidak menerima yang satu ini.

"Tambahkan telur mata sapi."

"Okay." Jawabku sumringah.

"Dan sayuran. Juga keju."

Aku terkekeh mendengarmu yang merengek seperti anak kecil. "Baik, baik. Kau sangat menggemaskan ketika manja begini, Hyung. Kenapa tidak sering-sering saja, sih?"

"Sudah diam dan cepat buatkan." Kau memalingkan wajahmu yang memerah. Lihat? Kekasihku ini benar-benar adorable, kan? Jika kalian melihat ekspresinya yang malu-malu dengan membenamkan wajahnya di meja makan, kalian pasti sudah ingin membungkusnya ke rumah.

Aku menjadi tersenyum-senyum sendiri. Kadang aku tidak bisa menahan senyumku sampai-sampai aku juga ikut merona. Hahaha, jatuh cinta memang mampu membuat kita tampak bodoh, ya?

Baiklah, kembali ke makanan yang aku siapkan. Roti tawar yang aku bakar di toaster sudah muncul, telur mata sapi juga sudah matang, tidak lupa sayuran dan keju yang kau pinta. Aku susun dengan rapi dan memotongnya menjadi enam bagian agar kau mudah memakannya.

"Silakan sandwich-nya, Taeyong-hyung kesayanganku." Aku mengumbar senyum sembari menyajikan makananmu. Kau diam saja, yah, seperti biasa. Tapi aku tahu dari ekspresimu yang sok tsundere begitu, pastilah malu sekaligus berbunga-bunga juga dihatimu.

Kau makan sandwich buatanku dengan lahap. Aku lagi-lagi menebar senyum di hadapanmu, puas melihatmu tampak menyukainya.

"Bagaimana, Hyung? Enak?"

"Yah...tidak sepenuhnya tidak bisa dimakan."

Ugh. Kenapa kau harus mengeluarkan kalimat berbelit begitu untuk mengucapkan satu kata 'enak', sih? Ya, inilah spesialnya Taeyong-hyung untukku. Aku tidak pernah marah dengan kalimat ketusnya. Lebih tepatnya, aku tidak bisa marah. Kenapa? Hm...mungkin lagi-lagi karena cinta. Tuh, kan, aku tampak bodoh lagi?

Sandwich persegi empat itu habis dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Wah, aku tidak tahu kau selapar ini. Tapi, sepertinya kau menyisakan satu potongan di piringmu. Kau tidak kelihatan tidak ingin memakannya, lalu kenapa kau meninggalkannya?

"Untukmu, Jaehyun-ah."

"Huh?"

"Ini...buatmu. Kau dari tadi melihatku makan...aku pikir kalau kau juga ingin makan ini."

Ya ampun, kekasihku yang baik ini... Wajahku terenyak tidak percaya. Lihat? Meskipun ia ketus, sebenarnya ia adalah orang yang lebih peduli dan peka dari siapapun. Kalian pasti iri padaku, kan? Kalian pasti tidak menyangka kalau crossing antara ketus dan peduli itu rasanya semanis ini, kan? Baiklah, aku sudah melebihkan, jadi abaikan saja aku.

"Boleh. Aaaa..." Aku melebarkan mulutku.

"Kenapa kau?"

"Hm? Bukankah jelas? Suapi aku, Hyung," aku memasang senyum kuda. Dan dahimu hanya mengerut.

"A...aku sudah ngantuk. Mau tidur." Kau melengos begitu saja, mencoba berdiri untuk kabur. Hhhh...aku menghela napas panjang tidak puas. Hei...bukankah setidaknya kau juga harus memanjaiku sekali-sekali?

Sebelum kau lolos, aku raih dirimu ke dalam pelukanku. Bibirmu yang penuh remah roti sungguh menggoda aku tak bisa jika tak mencuri satu ciuman. Chu~

"Kalau Hyung mencoba kabur lagi, aku tidak akan segan menghukummu seperti ini." Aku dekatkan wajahku pada wajahmu dengan tatapan menggoda. Kau tentu saja—

"HAH?! Apa kau sudah gila, Jung Jaehyun?! Kau pikir kau siapa bicara seperti itu padaku?!" –marah.

Aku memutar bola mataku lelah. Sampai kapan hyung kesayanganku ini akan menolak kehadiranku sebagai kekasihya?!

Aku yang mendengarnya menjadi gemas sendiri dan tidak tahan untuk mencuri satu ciuman lagi, kali ini aku dalamkan ciumanku. "Nah, kalau Hyung bertanya seperti itu lagi, aku tidak akan ragu-ragu untuk menghukummu seperti ini juga." Aku berikan seringaian manis yang mengancam.

"Aaagghh...! Kenapa kau ini selalu membuatku susah, hah?! Ini! Ini! Masalah selesai setelah aku melakukan ini, kan?!" Kau segera mengambil potongan roti dan menyodorkannya padaku. Aku tersenyum puas. Segera saja aku lahap roti di tanganmu sebelum kau menjatuhkannya karena tanganmu yang bergetar gugup. Hmmm...Hyung, apa kau merasa deg-deg-an karena menyuapiku?

"Dasar bocah! Berani-beraninya kau..."

"Ssst." Aku letakkan telujukku di bibir manismu sebelum kau bisa melanjutkan kata-kata pedas untuk menyembunyikan rasa malumu itu. "Jangan keras-keras. Hyung tidak ingin membangunkan anak-anak, kan?"

Aku tahu kau marah, tapi akhirnya kau menyerah. Memahami kata-kataku ada benarnya. Melihatmu yang tenang layaknya anak kecil yang baru dibelikan es krim, membuatku ingin lebih mendekatimu. Telunjuk yang tadinya bertengger di bibirmu, kini sudah terganti oleh bibirku. Seperti biasa kau awalnya meronta, dan seperti biasa pula akhirnya kau diam. Kau mungkin bisa saja menolak memanjaiku, tapi...

Kau tidak mungkin bisa menolak ciuman dariku, kan, Hyung?


END


A/N: Okay, ini apa? Jadi, kemarin pas tengah malam juga, tiba-tiba saya merasa lapar dan langsung lari ke dapur untuk membuat mie rebus plus telor. Pas lagi makan, bayangan Jaeyong di pikiran, hahaha.

PS. kutunggu reviewnya, folks :* :* :*