The Girl In Night
By
Ashura
.
Disclaimer
Naruto by Masashi Kishimoto
.
.
Character : Uchiha Itachi, Hyuuga Hinata
Gendre : Sufranatural, Romance, Hurt Comfort, Drama
Rated :M ( For Save )
.
.
Warning!
AU, OOC, Crack PAIRING, Banyak Typo (Author malas ngedit) Gaje, kagak cocok dengan KKBI, Dan ketentuan – ketentuan yang tidak dipakai oleh author Gaje
.
#Spesial Two Chapter#
.
DON'T LIKE? DON'T READ!
PRESS EXIT
.
.
Summary
Tentang kisah yang sama sekali tidak lazim untuk didengar
Kisah dimana seorang vampire yang terjatuh pada pesona seorang pembawa kematiannya
Seorang vampire dan malaikat kematiannya sang pemburu vampire
Hanya saja tentu perasaan hatinya pada gadis pembawa bunga rose hitam sebagai peringatan kematian untuk kaumnya para vampir jelas tak bisa ia abaikan begitu saja
.
.
Happy Reading Mina!.
.
.
Jalan Setapak penuh genangan air tak memudahkannya untuk bisa berjalan lebih cepat lagi, meskipun kecepatannya sudah diatas rata-rata sekalipun. Aku cukup takjub dengan semangat yang dimilikinya. Nampaknya memperhatikan gadis yang nampak ketakutan itu tidak ada salahnya juga, jikalau pun tidak aku akan menghisap darahnya dengan perlahan tidak peduli seberapa nikmatnya cairan panas yang meleleh didalam tenggorokanku. Kh, kupikir jika aku menyiksanya lebih dulu akan memberikan kepuasan tersendiri untukku. Namun entah kenapa kulitnya yang mulus seakan sayang untuk ku rusak, yah setidaknya beberapa asset yang dimiliki olehnya memang sangat menggiurkan menurutku. Dalam masa keabadianku bukanlah suatu yang asing tentang apa yang dimiliki oleh bangsa manusia dan segala kemanfaatnnya untuk kami para vampire. Hanya saja mereka para manusia sama sekali tak bisa menyembunyikan apa yang membuat makhluk lain tertarik untuk menyentuhnya dan...
Memakannya.
Aku berdiri tepat diatas tiang listrik yang membatasi jalan setapak dengan gank rumah kumuh pinggiran kota. Ia berhenti hanya sekedar untuk mengatur napasnya. Pakaiannya sedikit terkoyak dibagian lengan dan pundaknnya membuat leher jenjang terekspos sempurna dan aku cukup senang atas perbuatanku tadi. Siapa pula yang berani menantang seorang vampire untuk melakukan sex, namun cukup membuatku kaget saat ternyata itu hanya taktik untuk membunuhku. Benar sekali gadis itu adalah seorang pemburu vampire dan tak menyadari seberapa berbahanya vampire berumur setengah abad sepertiku. Namun jelas aku cukup tertarik kepada gadis itu. Tak terasa hal itu membuat kedua taringku muncul tanpa bisa ku tahan lagi. Melirik kebelakang untuk memastikan memang tidak ada siapa-siapa dibelakangnya. Aku menarik ujur bibirku sedikit saat menyadari gadis berkimono hitam itu mulai lengah lagi. Bagaimana jika aku memainkan permainannya lagi.
Dalam hitungan detik aku sudah berada dibelakang gadis yang baru kusadari rambutnya berwarna indigo gelap dengan aroma tubuh seharum bunga lavender lembut. Membuatku benar – benar ingin segera memangsanya dengan brutal.
"Apa kau mencariku?" Bisikku tepat ditelinganya.
Ia terkejut sedikit pekikan kecil terdengar dari bibir sensualnya. Aku menyeringai dan tanpa bisa ku kontrol kedua tanganku sudah mencengkram kedua lengannya hingga menimbulkan ruam kemerahan disana.
Braakh!
Aku sudah tak sabar untuk mendorongnya kuat membentur dinding dibelakangnya. Aku langsung menghimpitnya mendempetnya hingga ia tak bisa berkutik lagi.
"Kh."
Aku kembali menyeringai saat matanya menatap mataku terkejut. Aku tak tahu jika iris warna matanya sangat indah kala sinar lampu temaram menyorotnya hingga aku bisa melihat warna keperakan dan ungu pucat. Indah sungguh indah. Tingginya hanya sebatas bahuku membuatnya terlihat mungil Tapi, berisi dan sexy.
"K kau.. Hmmph." Aku tak ingin mendengarkan protesannya akupun membungkam mulutnya dengan mulutku. Aku menciumnya penuh semangat. Aku tak menghiraukan pukulan-pukulan kecilnya yang terasa seperti angin pantai ditubuhku.
"Apa ya..Hmmmphh.." Aku hanya memberikan jeda kurang dari 5 detik hanya untuk memperdalam ciumanku. Napasnya yang pendek membuatku harus sering memberikan jeda hanya untuk membuatnya membuka mulut untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Yah... Meskipun kumanfaatkan hanya untuk memasukan lidahku kedalam mulutnya dan ini sangat menggairahkan tapi, aku bukanlah seorang yang penyabar.
Sreeet..
Aku merobek kimononya meskipun pakaian ini tidak telalu rumit untuk melepasnya. Namun sekali lagi aku bukanlah seorang yang penyabar. Aku terus menciumnya beralih kearea leher jenjangnya saat gadis ini mulai terlena akan semua sentuhanku. Gadis ini sudah mulai menikmatinya terbukti dengan kedua tangannya yang mulai melingkari leherku.
"Ughh.." Bahkan suara lenguhannya jelas sangat merdu di indra pendengaranku yang sensitive.
Aku mengangkat tubuhnya hingga sejajar dan dengan tubuhku. Sangat menarik sekali dinding tembok dibelakangnya untuk kuhimpit tubuh sintal gadis ini. Aku menekan pinggangnya menahan agar tidak jatuh.
Aku menciumnya lagi dan lagi. Entah itu bibirnya yang sudah membengkak atau disekitar leher dan dadanya yang besar telah bertebaran tanda kissmark buatanku, aku benar-benar bergairah. Aku sangat menikmatinya. Tubuhku benar–benar terasa panas oleh gairah meskipun tetap sejuk saat kau menyentuhnya. aku melepaskan lapisan terakhir kain yang melapisi tubuhnya.
Dengan tergesa–gesa aku menurunkan celana dan mengeluarkan milikku. Aku sudah tahu gadis ini sudah basah sejak aku menciumnya. Air liur seorang vampire memiliki zat adiktif semacam 'Afrodisiak' yang bisa membuat seseorang bergairah.
Aku membuka kedua pahanya dan sebelah kakinya aku naikam kepundakku. Gadis ini meringis saat aku mulai memasukinya. Aku baru menyadari jika gadis ini masih virgin saat ada sesuatu yang menghalangi jalan masukku. Ada rasa bangga saat menerobosnya dengan paksa. Ada cairan hangat mengalir pada kejantananku, kuyakini darah virginnya. Ingin sekali aku mencicipinya namun, fajar akan segera menyingsing dan aku tidak bisa menundanya hingga matahari mulai terbit.
Sedikit ku perbaiki posisi kami hingga sedimikian nyaman untukku yang mulai menggerakan tubuhku dengan perlahan.
Aku merasa miliknya benar-benar menjepitku dengan erat. Semakin menambah rasa nikmat untukku. Ugh. Menekannya dan memasukannya lebih dalam lagi. Ia mendesah mencengkram lengan dan pundakku. Ia sungguh cantik apalagi saat – saat gadis ini bergairah seperti ini.
"Ughh..ahhh.."
Aku terus melakukan hal yang sama dengan tempo yang semakin lama semakin cepat. Ia menggelinjang dan aku sangat menikamati pemandangan itu namun ada sesuatu yang mengganjal disini dan itu cukup menggangguku.
"Sebut namaku." Bisikku tegas ketelinga kirinya. Aku tahu ini adalah hal yang gila namun siapa yang peduli.
"..A aku tidak tahu siapa na...nama .."
"Itachi. Uchiha Itachi. Panggil namaku."
"Ughh.."
"Panggil namaku, sialan!" Aku geram dan mulai menghentak sedikit kasar. Dan gadis yang telah ku ubah menjadi wanita ini makin menggelinjang hebat dalam himpitanku.
"Aghh.. I Itachi.. ugh.." Namaku terasa berbeda saat ia mengatakannya.
Aku semakin bersemangat saat wanita ini makin intens dalam memanggil namaku. Kedua tanganku sudah berada di pinggulnya yang montok. menahannya untuk segera memperdalam hujamanku pada tubuhnya. Aku bahkan bisa mendengar suara decakan akibat sodokanku didalam sana.
"Ughhh.."
"Ahhh.."
"Itaa..Ughh..uhh..Itach.. Itachi..ah..ahh.."
"Ugkhh.." Aku menggeram saat aku sudah hampir tiba pada klimaks.
Akhirnya kami bisa mencapai klimaks secara bersama-sama.
Dengan perlahan aku meneurunkan tubuhnya hingga kakinya kembali memijak tanah. Pergulatan yang sangat menyenangkan dan menggairahkan. Rasanya aku sangat menginginkannya lagi. Tapi, aku merasa sedikit berbeda, kepalaku mendadak pusing. Apa yang telah terjadi padaku. Tubuhku lemas seolah-olah tubuhku tak bertulang.
Bruukh
Aku sudah tak memilki tenaga lagi hingga aku pun terduduk. Aku melihat wanita ini memperbaiki kimononya dan dapat kulihat sesuatu yang berkilau ditangannya. Sebuah jarum suntik berbentuk kecil.
Sial.
Terus terang aku terkejut namun aku tetap menampilkan wajah setenang mungkin. Aku berusaha untuk tetap sadar hanya untuk memberikan kalimat singkat kepada wanita Indigo.
"Kh. Kau akan menyesal telah membuat ikatan ini denganku Lavender." Aku dapat melihat ekspresi terkejutnya, entah karna apa. Apakah karna ucapanku barusan? Cih betapa bodohnya manusia ini tapi pada akhirnya aku pun merasakan kegelapan yang membuatku tak bisa menahan untuk menutup mataku.
.
Sangat menyenangkan sekali rasanya saat tekstur lembut menyentuh tubuhku. Terkadang sapuan kasar juga turut dalam sentuhannya. Namun indra penciumanku membau rasa yang familiar sehinggga aku tak tahan untuk melihat apa yang terjadi padaku.
"Diamlah. Kau benar-benar menyulitkanku."
Suaranya terdengar kesal dan yang kulihat adalah wajah manis yang telah menatap serius. Aku tak tahu jika gadis yang semalam ini ternyata sangat cantik saat pencahayaan ruangan yang terang hingga aku bisa melihat wajahnya yang begitu jelas dari tempatku berbaring.
Tapi, ada sesuatu yang aku lewatkan. Ruangan yang sama sekali tak ku kenali. Aku mengedarkan pandanganku pada seluruh ruangan. Warna dinding yang dicat putih dengan beber beberapa benda yang disinyalir adalah barang-barang milik perempuan. Lalu aku menatap gadis yang telah selesai dengan kegiatannya yang entah kusadari ternyata dia memakaikan baju pada tubuhku. Sebuah kaus berwarna putih yang sedikit kekecilan memperlihatkan lekukan tubuhku yang proporsional dan apa ini celana jins biru yang hanya sebatas lulut meskipun dengan ukuran pingganya cukup.
"Apa yang kau lakukan?"
"Hm. Kenapa? Bajunya kesempitan?" Bukan itu yang kutanyakan, sialan.
"Bagaimana aku bisa berada disini?" Aku bertanya menatapnya datar. Aku kira aku akan dibunuhnya. Bukannya aku berada disebuah kamar permpuan.
"Semalam kau pingsan di tempat becek membuatmu sangat-sangat kotor. Ugh.. bahkan aku sendiri tidak mau menciumnya. Jadi kuputuskan untuk membawamu dan membersihkan badanmu." Hinata menjawab enteng tanpa memperhatikan wajahku yang sedikit terkejut.
"Kenapa kau tidak membunuhku?" Tanyaku lagi, tapi dia hanya mengedikan bahunya cuek dan sangat ambigu. Sungguh membuatku kesal karna wanita ini tak mengatakan secara jelas.
"Katakan yang jelas!"
"Apa yang ingin kau dengar atas jawabanku?" Wanita ini menatapku bosan dan aku sedang tak ingin untuk berbasa-basi. Aku tak akan menjelaskan secara gamblang apa yang aku inginkan. Wanita ini harus mengerti apa yang aku inginkan. Dan ku rasa dia cukup pintar untuk bisa menebaknya. Terlihat dia menghela napas sebelum akhirnya dia berdiri membereskan barang-barang yang digunakannya untuk membersihkan tubuhku.
"Aku tidak mengatakan padamu jika aku tidak akan membunuhmu. Hanya saja untuk saat ini aku sama sekali tidak berniat untuk membunuhmu. Ada sesuatu yang harus aku pastikan. Dan sebelum saatnya terjadi aku akan menahanmu selama beberapa waktu sebelum aku benar-benar akan membunuhmu." Ia menatapku dengan tatapan menyebalkannya. Cih dia pikir dia seberani itu mengancamku. Kh. Aku bahkan tidak melupakan seberapa tak berdayanya dia saat aku memasukinya.
Aku menatapnya curiga saat ia menggigit ibu jarinya dan menggoreskannya pada lantai tidak jauh dari tempat tidur yang aku tempati. Seketika sebuah cahaya tipis warna ungu berpendar membentuk sebuah lingkaran mengelilingiku.
"Jangan coba-coba untuk keluar dari lingkaran jika kau ingin tubuhmu mulus atau kau ingin berjalan hanya dengan menggunkan organ tubuhmu dan... lumpuh."
Sialan benar wanita ini tapi, tentu aku saja aku tahu akan mantra apa yang digunakan wanita pemburu ini. Cih. Sepertinya wanita ini memang melupakan fakta berhadapan dengan vampir berusia ratusan tahun. Tidak sulit bagiku untuk keluar dari sini hanya saja tentu aku harus dibantu oleh seseorang. Aku hanya tinggal memanggil adikku dan selesai. Tapi, sepertinya akan sedikit menarik jika aku mengikuti permainannya dulu.
"Ngomong-ngomong namaku Itachi, Uchiha Itachi. Siapa namamu?"
Tok Tok Tok.
"Hinata, segeralah turun Aku sudah menyiapkan sarapan dibawah!"
"Ha'i."
Teriakan seorang pria yang membuatku tak suka. Apalagi panggilannya yang terdengar lembut pada wanita yang ku tahu bernama 'Hinata'. Hm.. nama yang bagus untuk sesuatu yang membuat hatiku sedikit... hangat? Astaga sepertinya aku harus menyuruh Sasuke untuk mengubah rambutnya menjadi warna merah. Sial bahkan aku tak bisa melepaskan tatapanku hingga pintu kamarnya tertutup.
Aku mengusap wajahku. Sepertinya aku butuh sesuatu yang dingin untuk bisa menjernihkan pikiranku. Aku membutuhkan pengalihan dan aku hanya mengamati kamar yang baru kusadari ternyata milik Hinata. Aku melirik sebuah pigura poto memperlihatkan Hinata yang sepertinya masih berusia sekitar 12 tahun dengan 2 orang manusia yang ku tebak adalah orang tua Hinata dan seorang lelaki yang 2 tahun lebih tua dari Hinata yang ku tebak adalah kakak Hinata. Namun lirikanku beralih pada sebuah pigura poto yang menampilkan poto Hinata dengan seorang pemuda yang dilatar belakangi pemandangan langit senja. Sepertinya diambil belum lama. Tapi, perhatianku terpaku pada poto lelaki yang merangkul pundak Hinata. Rambutnya berwarna hitam. Sekilas dia mirip Sasuke. Tapi gaya rambutnya tertata rapi dan senyuman tulusnya saat dicium Hinata. Sial. Dadaku panas melihat poto itu. Spontan aku mengulurkan tanganku untuk mengambil poto itu dan menghancurakannya tapi, hanya rasa panas yang terasa membakar tanganku.
"Sialan. Kekai brengsek!" Aku mengumpat saat melupakan kondisiku sekarang. Sebuah kekai pengurung. Cih. Kukira pemilik kekuatan ini sudah lenyap dari dunia ini.
Baikalah, ini sudah diluar perhitunganku. Aku kembali menatap pigura sialan yang untungnya hanya satu-satunya poto itu yang paling membuat mataku panas ingin membakarnya. Cih. Akan aku berikan seribu pertanyaan dan hukuman saat wanita Indigo itu kembali. Tak perduli jika aku sudah diluar karakter. Aku juga tidak ingin mengakui apa-apa akan apa yang terjadi dalam pada diriku.
.
.
To be Continued
.
.
Hallo minaaaa.. oke ini Ffku yang baru. Ini sebagai pelampiasanku terhadap otakku yang buntu dengan Ffku yang 'TLTF' dan 'BHD'.
Hahaha.. silahakan untuk mengelaurkan uneg-unegnya jika kalian berminat.
.
.
See you next Chap.
.
Please To Review
.
