re# :Rival
Ansatsu Kyoushitsu| Humor|Akabane Karma|Minami Okuda| Asano Gakushu|K|Yusei Matsui| Wachi-wa
:
#Forgetaboutrulefortitle
:
Happy Reading Minna!
:
"Asano Gakushu dan Akabane Karma adalah rival sejati dalam mapel matematika, rival ini terus berlanjut ke hal-hal yang lain…"
…
Break time,
Sebenarnya Karma bukanlah tipe yang ribet, bangun tidur dia langsung mandi, ganti baju, meskipun rambutnya ucek-ucekan, setiap siswi kelas lain akan menatapnya berbinar-binar. Ia juga anak yang percaya diri, terbukti dengan dirinya yang menjadi juara 2 saat UTS dibawah rival kambing jambunya itu -Asano Gakushu- Karma terlalu malas menyebut namanya, biarpun hanya huruf a-nya saja dia sudah lelah setengah mati. Lalu, Ia juga menjadi yang terkuat di kelas E, bagaimana ketika ia melukai tangan Koro-sensei, dialah yang pertama melakukannya.
Sedangkan Asano sendiri bukan juga tipe pembuat masalah, hanya saja sifat ayahnya yang kadang baik- kadang bengis itu juga ada padanya, dan membuatnya jadi cool dengan jiwa dingin ala Voldermort. Rambutnya cokelat dan pandangannya yang seakan-akan kalau matanya itu mata bor dari berlian, tajam dan keras. Soal tampang, Asano yakin dia juga lebih dari rival setan kampret dari kelas E itu – Karma Akabane- kalau tidak salah namanya, Asano malas untuk sekedar mengingatnya, bahkan setelah mengingatnya kepalanya pusing.
Coba bayangkan saja, baru bertemu ketika pengumuman penutupan event di ruang serbaguna, Karma dan Asano sudah saling pandang dengan tajam dan romantis, listrik berkilat-kilat saling menampakkan betapa banyaknya aura negative dari keduanya, apa mereka masih bisa disebut manusia? Isogai bahkan harus menarik tangan lelaki merah itu dari sana agar gedung tidak terbakar akibat aura panas Karma.
Dan hari-hari menuju ulangan semester satu semakin dekat, kelas E semakin sering belajar di perpustakaan di gedung utama. Setelah kemarin keempat bintang dibuat lari terbirit-birit oleh Isogai dkk, sekarang mereka tampak tenang belajar walaupun ada kelas E, mungkin karena ada Asano disana? Sedangkan kelas E, dengan tenang, belajar sekuat tenaga. Kebetulan Karma ada disana, dia hanya memikirkan rencana usil tanpa ada niat untuk belajar sedikitpun. Baru ketika ia ingat sesuatu dan segera mencarinya dengan tekun di buku kimia.
"Kenapa kau membiarkan kelas E belajar disini, Asano!?" Koyama Natsuhiko sedikit berbisik, apalagi melihat Karma disana dengan anteng membuatnya panas. "Oh, ya, bolehlah. Dengan begitu kelas A jadi lebih bersemangat…" kata lelaki dengan mata biru- abu itu dengan tenang dan penuh senyuman. Sebenarnya Karma dengan jelas mendengar apa yang mereka katakan, hanya saja ia terlalu malas untuk berpikir.
Asano beranjak, walau matanya masih berpusat pada rival setan kampretnya. Ia memasuki bagian rak-rak buku dan mengambil sebuah buku kimia, baru saja ingin beralih ia mendengar percakapan seseorang diseberang rak buku. "Kau memang hebat, Okuda-san…"
"T-Tidak, hanya saja aku menyukai hal ini…"
"Tidak-tidak, kau hebat, aku mendukungmu untuk meracik racun yang baru, nanti aku bantu…"
"M-Megu-san, terimakasih…"
Racun? Batin Asano dengan bingung, ia berjalan menuju ujung rak dan mengintip. Dan diseberang lain, didepannya, tanpa disadari Asano, Karma tengah mengintip sambil menyeringai lebar-lebar layaknya Koro-sensei.
Dibelakang Karmat, tepat 2 rak buku setelahnya, sosok Koro-sensei—dengan penyamarannya yang lebih mirip kaya gedongan itu— tengah mengintip muridnya dengan senyum selebar lapangan dan aura hitam yang dipenuhi tulisan 'usi, usil' membuat semua yang ada disana sweetdrop berjamaah.
"Oya, sebuah intipan yang bagus, ini adalah intip mengintip yang cemerlang, Nyuruhuhuhu…"
Entah ide mak comblang apalagi yang dipikirkan mahluk jejadian itu.
END.
…..
