BTS FIC! MINYOON! Boys Love!
[CHAPTER 1] FAITHFUL
.
.
.
Seorang namja tengah berjalan riang membawa bekalnya menuju tempat orang yang dicintainya, sesekali ia bersenandung, hingga tiba akhirnya dia di kelas seseorang yang dia cintai.
"Jimin, ayo makan bekal bersamaku" ucap riang namja berkacamata kuda dengan lensa tebal menghampiri sang pangeran sekolah, Park Jimin namanya.
Semua yang ada di kelas Jimin tiba-tiba diam dan saling tatap. Jimin yang tadinya duduk mesra bersama salah seorang hoobae manis langsung berdiri tepat di hadapan namja manis tadi.
"Cih. Masih berani juga kau kesini? Dasar tak tahu malu" ucapan Jimin membuat hati Yoongi ngilu. Yoongi menundukan kepalanya dan memeluk bekalnya.
"Hey, ingat yaa, kau itu sudah bukan siapa-siapa Jimin hyung lagi. Kau saja hanya dijadikan bahan taruhan. Haha miris sekali hidupmu Min Yoongi" ucap namja di sebelah Jimin, yang Yoongi tahu adalah kekasih Jimin sekarang, Jeon Jungkook. Yoongi semakin menundukan kepalanya.
"Sudahlah hyung, aku malas melihat mukanya yang bak mayat hidup itu, sekarang ayo ke kantin" ucap Jungkook. Ya Min Yoongi adalah namja dengan kulit terlewat putih dan pucat yang tidak wajar, sehingga banyak yang mengatakannya mayat hidup. Yoongi hanya bisa menahan airmatanya saat pasangan itu pergi.
.
Saat pulang sekolah, Yoongi menghampiri Jimin yang kebetulan tidak bersama kekasihnya.
"Jimin-ah" teriak Yoongi girang. Jimin menoleh, saat dia tahu itu kakak kelasnya, dia berbalik lagi dan berjalan menjauh.
"Hey Jimin tunggu" ucap Yoongi sambil berlari mengejar Jimin.
Hap!
"Dapat!" ucap Yoongi senang saat bisa menggapai lengan Jimin.
"Apa yang kau mau?" Ucap datar Jimin sambil menepis tangan Yoongi di lengannya
"Ayo pulang bersama"
"Kau ini tidak tahu malu atau murahan, eoh? Sudah jelas aku memutuskanmu dan menolakmu, apa kurang cukup pernyataanku di kelas waktu itu, hah!?" Bentak Jimin. Yoongi sedikit terkejut, karena memang suasana koridor sudah sepi. Akhirnya Jimin pergi meninggalkan Yoongi yang menahan air matanya -lagi-
.
.
Hari-hari Yoongi tetap sama, dibully, ditolak Jimin, dimarahi guru dan lainnya. Yoongi memang bukan termasuk orang yang pintar, malah bisa dikatakan bodoh. Hanya saja Yoongi tetap berusaha belajar sebisanya, walau sangat sedikit kemungkinan untuknya mengerti, karena memang keterbatasannya. Yoongi siswa yang kurang mampu, masuk ke sekolah elit karena bakatnya di bidang basket. Seberapa tak mampunya seorang Min Yoongi bisa kita kira-kira saat kacamatanya yang berlensa tebal itu pecah saat turnamen basket, akibatnya Yoongi harus rela tidak memiliki uang saku selama setahun demi membeli kacamata baru, selama setahun itulah Yoongi menderita akibat matanya. Walaupun Yoongi bodoh, dia memiliki hati bak malaikat, pekerjaan sampingannya adalah sebagai pengasuh di salah satu panti asuhan di Seoul, karena dia memang berasal dari panti asuhan.
Yoongi hanya butuh perhatian lebih dari orang yang dia cintai, tapi orang yang dia cintai justru membencinya. Yoongi sangat mencintai Jimin, karena bagaimanapun Jimin pernah membawanya terbang menuju langit kebahagiaan, walau akhirnya dia juga yang menjatuhkan Yoongi ke dalam jurang tak berdasar.
Saat jam istirahat berlangsung pada hari itu, Yoongi dipanggil oleh wali kelasnya.
"Min Yoongi" ucap wali kelasnya.
"Ya songsaengnim"
"Kau tahu, kau adalah murid beasiswa dari bidang olahraga?"
"Ya songsaengnim"
"Saat ini, kelas tingkat akhir sudah tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan apapun kecuali bimbingan belajar. Karena beasiswa-mu adalah di bidang olahraga, kami mohon maaf, pergantian semester nanti terpaksa beasiswa-mu kami tarik" ucapan wali kelasnya itu membuat Yoongi terkejut, bagai disambar petir, ingin menangis rasanya.
"Sekarang kau bisa keluar Min Yoongi" Sungguh Yoongi masih tak menyangka, apa hidupnya semenyedihkan ini.
.
.
Sore ini Yoongi termenung sendiri di taman, ucapan wali kelasnya masih terngiang jelas di benaknya. Dia bingung.
'Bagaimana aku bisa membayar sekolah, sedangkan gajiku saja hanya cukup untuk aku makan' batinnya.
'Ah benar, sekarang masih pertengahan semester ganjil, aku masih punya waktu mengumpulkan uang sekolah mulai hari ini' bantinnya senang sambil tersenyum. Dan dia pun memutuskan kembali ke apartemennya. Tetapi saat perjalanan keluar taman, dia mendengar suara bising yang sangat ketara. Dia menoleh ke samping. Yoongi terkejut dibuatnya. Jimin dan kekasihnya-
PLAK!
-bertengkar. Jimin ditampar oleh Jungkook. Yoongi langsung bersembunyi untuk mengetahui apa yang terjadi, mungkin ini salah, tapi apa boleh buat, Yoongi sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Jimin.
"Kau! Aku sudah muak denganmu." Ucap Jungkook penuh penekanan
"Apa salahku hah?! Aku memberimu apa yang kau mau, sekarang apa balasanku" jawab Jimin tak kalah sengit.
"Cih. Kau masih mengelak juga. Apa ini hah?!" Jungkook membuang foto Jimin yang tengah bermesraan dengan seorang wanita.
"Kau salah paham Kook, aku bisa jelaskan ini semua" ucap Jimin lirih.
"Tidak. Kau sudah mengulangi kesalahan ini berkali-kali. Sekarang ini yang terakhir. Terima kasih semuanya Jimin, kartu kreditmu aku kembalikan. Dan maaf aku sangat hina, aku sudah memiliki kekasih. Aku tak pantas memarahimu seperti tadi, karena aku pun sama. Kau boleh memukulku juga" Ucapan Jungkook membuat Jimin menatapnya tak percaya.
"Siapa Kook? SIAPA?!" Bentak Jimin
"Maaf hyung, selama ini aku membohongimu, aku berpacaran dengan Kim Taehyung. Maaf hyung maafkan aku, aku akan mengganti semua uangmu yang telah ku pakai. Sekarang aku pergi".
"Kenapa harus Taehyung?" Ucap Jimin lirih.
"Maaf hyung"
"Kenapa harus sahabat baikku kook?"
"Maaf hyu-" Tiba-tiba
CHU~
Jimin mencium Jungkook tepat di bibirnya, dan Yoongi yang melihatnya sangat ingin menangis, tapi ia berusaha tahan. Sakit rasanya melihat orang yang dicintainya berciuman.
"Kau boleh pergi, itu ciuman terakhir kita. Kau tak perlu mengganti uangku. Terakhir, aku mencintaimu Jeon Jungkook" Jungkook pun langsung pergi. Saat itu juga Jimin meneteskan air matanya. Yoongi yang melihat itu merasa iri, saat mereka berpacaran hanya yoongi yang berjuang, Jimin tidak. Ia iri dengan Jungkook, sangat iri. Dia juga ingin dicintai oleh Jimin seperti itu, tapi Jungkook dengan teganya mematahkan hati namja yang mencintainya.
.
Jimin sedang menangis dalam diamnya di salah satu bangku taman,menangisi kisah cintanya. Dia sangat mencintai namja Jeon itu. Tapi mengapa akhirnya seperti ini. Walau ayah Jimin memang tak menyetujui hubungan mereka, tetapi Jimin tetap menpertahankannya.
"Ini untukmu" Ucap lembut seseorang sambil menyodorkan minuman. Saat Jimin melihatnya, ternyata adalah kakak kelasnya, sang mantan kekasih, orang yang selama ini mengganggu hari-harinya. Min Yoongi.
"Untuk ap-"
"Tak usah sungkan. Ambilah. Ini sebagai tanda maafku karena sempat menguping pembicaraanmu dengan Jungkook tadi" ucap Yoongi sambil tersenyum hangat, walau di hatinya dia sedang merasa sakit.
Lama mereka dalam suasana keheningan.
"Cinta itu tak harus memiliki." Ucap Yoongi sambil tersenyum miris mengingat kisah cinta dia dan Jimin -dulu.
"Tau apa kau?" Tanya Jimin datar.
"Aku pernah merasakan apa yang kau rasakan sekarang Jimin-ah. Bahkan lebih parah" ucap Yoongi.
"Aku sangat mencintai namja itu Jim. Dia adalah cahayaku. Dia yang membawaku masuk dalam cintanya. Aku berusaha yang terbaik dalam hubungan kami. Walaupun hanya tujuh hari, itu sangat berkesan dalam hidupku. Dia selalu menolak apa yang ku berikan. Dia selalu menolak untuk ku gandeng tangannya. Dia selalu marah saat aku mendatangi kelasnya. Bahkan di hari ke-enam kami berpacaran, dia memarahiku di lapangan hanya karena aku mengikutinya, aku sangat malu disitu, tapi aku juga sangat mencintainya, hingga aku memaafkannya walau dia tak meminta."
cerita Yoongi membuat Jimin bungkam, dia tau siapa yang Yoongi ceritakan, dirinya. Sesaat Jimin melupakan masalahnya dengan Jungkook.
"Sore harinya kami tak sengaja berada dalam bus yang sama. Mobil mahalnya sedang di bengkel katanya.
Tapi aku sangat senang karena bisa pulang bersamanya, selama berpacaran dengannya, tak pernah sekalipun kami pulang bersama.
Saat di dalam bus, dia tiba-tiba memintaku menemuinya di kelasnya besok. Asal kau tau Jimin-ah, aku senang sekali mendengarnya.
Sampai-sampai aku ketiduran, hampir saja aku tertidur di bahunya, tapi aku tak tahu apa yang terjadi, kepalaku sudah membentur kaca jendela bus, perih sekali rasanya. Tapi saat aku menoleh, aku masih mendapatimu di sampingku, dengan earphone yang setia terpasang di telingamu."
Yoongi memberi jeda pada ceritanya. Jimin terdiam, dia ingat kenapa kepala Yoongi membentur kaca jendela bus sangat keras, itu adalah perbuatannya, dia yang mendorong kepala Yoongi dengan sekuat tenaga agar tak singgah di bahunya.
"Esoknya, aku benar menemuinya di kelas. Aku membawa bekal seperti biasa, tapi bedanya aku membuat yang lebih spesial. Saat aku sudah di kelasnya, yang aku lihat banyak teman-temannya, aku mengedarkan pandanganku lagi. Akhirnya aku menemukan dia, tapi... dia bermesraan dengan seorang hoobae, dan aku diputuskan saat itu juga. Bukan itu saja, dia dan teman-temannya menyiramku dengan air yang entah apa itu, aku di dorong-dorong, sampai kacamataku lepas dan berakhir dengan kacamataku patah dan lensanya pecah. Jujur, aku tak bisa melihat apapun lagi, semua buram. Walaupun begitu, aku masih mencintanya, sampai sekarang. Karena dia cinta pertamaku" Ucap Yoongi lirih. Dia menggoyangkan minumannya. Jimin masih bungkam.
.
.
"Hari sudah sore, mau pulang bersama?" Ajak Yoongi tanpa melepas senyum hangatnya. Jimin yang melihatnya sedikit terpana, dia baru menyadari bahwa kakak kelasnya ini manis, dan mirip mendiang ibunya.
"Jimin-ah?"
"..."
"Hei, kau tak apa?" Tanya Yoongi panik, masalahnya Jimin tiba-tiba saja diam sambil menatapnya. Apa ada yang salah?
"Ji-.." ucapan Yoongi terhenti karena Jimin sudah memeluknya erat.
DEG! DEG! DEG!
TBC!
Aaaaaaaaa maaf banget untuk kemaren NamSeok-nya gaada X'D maaf juga untuk sequel-nya masih aku pertimbangkan yaa :))
Daan untuk sugasmile kangen paraah sama kamuu ;; semangat DC-nya yaa xD
RnR?
