Disclaimer : ATLUS...... Bukan Author.... Kecuali buat Hikari-chan and, in this fanfic... Nao-chan kujadiin cowok tulen ya.... Mohon maaph untuk ATLUS and readers yang gak setuju....
Malam yang indah itu merupakan malam terburuk bagi anak pertama dan ketiga keluarga Sanada… Terutama anak gadis , si anak ketiga.. Mereka berdua baru pulang berbelanja bahan makan malam untuk perayaan ulang tahun gadis berumur 16 tahun itu…. Saat mereka tengah berbincang tentang berbagai macam hal, gadis itu menyadari keanehan di depan rumah mereka. Pintu depan terbuka lebar….
"Shinji nii-chan….." Panggil gadis itu
"Ada apa, Hikari??" Tanya Shinji sang kakak.
"Kenapa Pintu depan terbuka lebar?" Tanya Hikari
"Minato mungkin. Dia bilang ingin pergi kan?" Balas Shinji enteng
"Tapi katanya Minato nii-chan pergi jam 8…. Sekarang baru jam 6…. Lagipula, hari ini kan ulang tahun ku….. Mana mungkin……
PRAAAANNNNGGGG!!!!
Suara itu sudah cukup untuk memotong perkataan Hikari dan membuat mereka berdua hampir melompat kaget.
"A-apa itu?!" Tanya Hikari
Perkataan itu tak dijawab oleh Shinji. Tanpa basa-basi, Shinji langsung memanjat pagar rumahnya, lalu membuka kuncinya agar Hikari bisa masuk. Setelah membuka gerbang, Shinji langsung berlari ke dalam rumah, diikuti oleh Hikari. Saat kaki Hikari melangkah masuk ke pintu depan, seseorang memegang pergelangan kakinya….
Seseorang dengan jaket biru kehijauan, berambut biru dengan style emo-nya, serta i-pod yang hancur didekatnya, membuat Hikari hampir berteriak jika ia tidak melihat mata berwarna abu-abu itu.
"Minato…. Nii-chan??"
Hikari tak dapat mempercayai apa yang dilihatnya. Rambut dan pakaian kakak keduanya itu bersimbah darah. Ia akan pingsan kapan pun kalau situasinya sesuai. Tapi seketika pegangan itu melemah, sebelum akhirnya terjatuh di genangan darah dekatnya. Hikari yang tersadar, langsung berlutut di samping kakaknya, mengguncangkan tubuhnya. Tapi tak ada respon. Yang ia dengar hanyalah helaan napas lemah dan rintihan kakaknya itu.
"Shinji nii-chaaann!!! T-tolong aku dan Minato nii-chan!!" Teriaknya keras sambil terisak ketakutan.
Tak ada respon dari kakak pertamanya. Panik, Hikari berdiri dan mencoba mencari kakaknya di ruang tengah. Tapi, bukannya menemukan kakaknya, malah mimpi buruk yang didapatnya…
Seseorang…. Dengan tatapan mata pembunuh berdarah dingin, sedang mengangkat kerah baju ayahnya yang sudah tak bernyawa. Dan ibunya, bersandar di tembok, bersimbah darah, membuat rambut merahnya menjadi kehitaman. Saat itu, hanya satu kata terlintas di kepala Hikari…..
Takut……
Kaki Hikari gemetar…. Dia tahu didepannya ini bukanlah Shinji…. Saat orang itu melangkah maju, Hikari melangkah mundur. Ke pinggir ruangan yang gelap. Hikari jatuh terduduk. Sementara orang itu makin mendekat. Air mata Hikari jatuh, membasahi pipinya.
"Siapa saja…… Kumohon, tolong aku…"
Orang itu menarik pisaunya yang tergantung di pinggangnya. Setitik cahaya dapat membuat Hikari melihat jelas kilatan pisau itu.
"Apa aku…… akan mati?" Hikari menutup matanya
BUAAKK!!!
Terdengar suara pukulan telak. Hikari perlahan membuka matanya. Dia mendapati Shinji yang baru saja memukul orang itu di wajahnya. Sekilas wajahnya terlihat, kulit pucat seperti zombie, sorot mata kejam, sekaligus menyimpan penyesalan dan kesedihan serta kesepian. Raut wajahnya sulit dibaca. Seakan dia tak mempunyai emosi. Tiba-tiba, terdengar suara sirine mobil polisi. Orang itu terlihat panik sebelum ia berlari ke lantai 2.
"Tunggu, brengsek!!" Teriak Shinji. Nada bicaranya menunjukkan amarahnya.
SHINJIRO'S POV
Aku mengejar pembunuh brengsek itu ke lantai 2. Dia berlari ke beranda belakang, di mana area itu tersambung ke pepohonan di belakang rumah. Dia terhenti di depan beranda. Melihat dia terpojok, aku mendekatinya.
"Sekarang kau mau kemana, pembunuh sialan??!!" Tanyaku setengah berteriak.
"Hah! Kau kira sudah memojokkanku, Sanada Shinjiro-kun?" Kata orang itu
"Sejak kapan kau tahu namaku?!" Aku kaget.
"Hmm… Sanada Shinjiro…. 19 tahun. Anak Pertama dari Sanada Akihiko dan Kirijo Mitsuru. Keahlianmu di bidang olah raga, tenaga superhuman. Agak keras kepala. Tapi punya hobi yang feminine.." Terang saja aku langsung panas ketika dia mengatakan seluruh rahasia diriku, terutama kata "feminine"…
"Diam, brengsek!!"
"Lalu Sanada Minato, 18 tahun. Anak kedua dari pasangan yang sama. Jenius, pintar olah raga dan kesenian. Hampir tak punya cacat sama sekali, kecuali untuk sifat pemalasnya. Populer di kalangan perempuan…" Dia melanjutkannya lagi. Kali ini, Minato yang dibicarakan.
"Dan terakhir, Sanada Hikari, 16 Tahun. Anak bungsu dari pasangan yang sama. Polos, ceria. Cukup pintar di sekolah, dan populer. Jago di bidang bela diri. Saat berumur 10 tahun, memenangkan juara kendo tingkat kota. Anak yang punya tatapan mata yang menunjukkan sifat pemberani tapi cengeng itu ya? Menarik…"
"Sampai kapan kau akan bicara, Hah?!" Aku menjadi panas.
Saat itu aku sudah siap menghajarnya, jika ia tidak melompat dari beranda yang tinggi itu.
"HAH??!!" Aku berteriak kaget saat dia melompat dari beranda.
"Sampai jumpa…. Sanada Shinjiro-kun….." Kata orang itu.
Aku tak mendengar suara berdebum. Saat aku melihat ke bawah, orang itu tak ada…. Seakan menghilang. Tak ada apapun di bawah. Malam itu kembali tenang. Tak lama, polisi datang ke lantai 2. Aku segera turun, khawatir akan keadaan Minato dan Hikari. Ternyata, Hikari baik-baik saja. Lain dengan Minato, dia mengalami luka parah di kepalanya dan beberapa luka tusukan. Untung saja tak membahayakan nyawanya. Hikari pergi ke rumah sakit bersama Minato, sementara aku pergi ke kantor polisi untuk di interogasi sebagai saksi.
TO BE CONTINUED……
Deleted scene……….
Saat kaki Hikari melangkah masuk ke pintu depan, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan..
"AAGGHH!!!"
"KYAAA!!!! Apa itu?!!"
"Hikari!!! Kau menginjak tangankuuu!!!" Itu Minato…. Tapi ternyata….. tangan Minato terinjak oleh Hikari….
"EHH??" Hikari melihat kebawah….
"Ada apa, Hikari??!" Shinji datang mendekati Hikari. Tapi….
"ADUOOOOOHHH!!!!!!!!!"
"Apa?! Kenapa?!" Shinji langsung menengok….
"Senpai….. t-tangankuuu!!!"
Semua langsung sweatdrops……
Author: GYAAAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAAA!!!!!!!!!!!!!
Minato: kurang ajar loe!! Masa tangan gue gepeng begini!!!
Hikari: yauw…. Maaf ya…. Gak sengaja…..
Minato: Oh, gak papa…. Yang salah juga si anak smp songong ini…..
Author: Oh?? Maksud loe, gue??
Shinji: Ya sapa lagi, dodoll!!
Akihiko: masa baru mulai kita dah mati??!! Gak adil!!
Mitsuru: Hmm…. Aku setuju dengan Akihiko….. Masa Aragaki jadi anakku??!! Gak pantes tau!!
Author: Kenapa??
Mitsuru: Udah jelas kalo muka Aragaki keliatan tuaaa bgt!!
Shinji: Apa loe bilang?! Dasar perempuan pengeksekusiii!!!!
Author: Ehh!!! Stoopppp!!!! Ni cerita dah selesai tahu, chap 1 nya!! Udah dong!!
Shinji 'n Mitsuru: Diem, author gila!!! *Ngejar-ngejar author*
Author: GYAAAAAA!!!! AMMPUUUUNNNN!!!!!
Hikari: *sweatdrop* ………. Ehh… maaph ya, pembaca….. Aku deh yang gantiin author…. Kasih review ya?? Kasian, author baru…. Sekalian…. Menurut author…. Judul kurang bagus…. Ada ide nggak?? Trus, karena fic pertama, menurut pembaca, dilanjutin apa nggak?? Plis kasih opini jujur yaa!!!
Minato: Hey, Hikari, kenapa kamu bantuin author nggak jelas itu??
Hikari: Abis dia yang bikin aku….
Minato: Terserah deh…
