I CALL YOU 'MY DREAM'

(Sekai Story)

Cast: Sehun (Male), Kai (Female), Xiumin (Female), Lay (Male), Kyungsoo (Female), Chanyeol (Male), Baekhyun (Male), Suho (Male), Chen (Male)

Genre: Romance, drama

Tingkat: T


Dengan FF ini nandain debutnya aku di dunia perFFN-an ini, eaaaa... Berhubung aku suka SeKai, jadi cast nya aku buat sekai. Masih perlu banyak belajar dalam nulis FF. Kalau ada kritik dans saran tinggal tulis aja di review. *itupun kalo ada yg ngereview, eaaaa*

Selamat Baca ...


Aku duduk sendirian di tribun gedung olahraga sekolahku. Melihat dengan seksama teman-teman sekelasku yang sedang mengikuti kegiatan klub olahraga. Namun tidak denganku, aku tak mengikuti kegiatan klub olahraga ataupun klub lainnya. Mereka bilang aku tak pantas mengikuti kegiatan klub yang bisa mengangkat nama mereka dan membuat nama mereka terkenal. Lagi-lagi mereka mengatakan bahwa aku terlalu jelek untuk jadi terkenal. Kulitku yang kecoklatan, rambut hitamku yang bergelombang dan mata coklatku yang besar membuat aku terlihat tak sama dengan mereka. Mereka bilang gadis asia seharusnya seputih dan semulus mereka, bukan seperti aku yang terlihat seperti memiliki darah campuran. Padahal aku murni orang asia, ibu dan ayah orang asia, sama sekali bukan dari keturunan orang barat. Tapi lagi-lagi mereka mengatakan bahwa aku tak cocok seperti mereka. Hari-hari disekolah kuhabiskan hanya untuk belajar dan belajar tanpa bergaul dengan teman-teman sekelas atau satu klub. Aku selalu mendapat peringat satu dikelasku, aku berharap mereka mau berteman denganku karena aku pintar, tapi sayangnya mereka lagi-lagi menyebutku abnormal. Sungguh tak ada yang spesial dikehidupan sekolah menengah atasku. Aku tak punya apapun yang bisa kubanggakan kecuali jejeran nilai sempurna yang malah membuatku semakin buruk.

Aku masih menatap lekat teman-temanku yang mengikuti kegiatan klub, senyuman bahagia mereka terlihat jelas, namun sayang aku tak bisa merasakan bagaimana sensasi bahagia seperti itu.

"Kai !" Teriak Baekhyun dari kejauhanan.

"Hai !" Jawabku sambil melambaikan tangan kearah Baekhyun yang kini berjalan kearahku.

"Kau duduk sendirian lagi, apa tidak lelah selalu sendiri seperti itu hah?" Tanya Baekhyun.

Dia begitu perhatian padaku, dia adalah kakak sepupuku, dia laki-laki yang sangat manis, mungkin jika dia menjadi perempuan akan sangat cantik. Dia berada ditingkat tiga sedangkan aku berada di tingkat dua.

"Kalau ada kau aku tak sendirian lagi." Jawabku.

"Bodoh! Aku tak akan selamanya ada disampingmu. Kalau tahu kau akan dikucilkan seperti ini seharuskan aku masuk sekolah ditahun yang sama denganmu." Katanya.

"Kau yang bodoh! Jelas-jelas lebih tua kau, kenapa kau harus masuk ditahun yang sama denganku. Kau masih ingin jadi anak sekolah terus, hah?" Kataku.

"Tentu saja! Menyenangkan sekali menjadi anak sekolah seperti ini bukan? Kau hanya perlu meminta uang jajan kepada ayah dan ibumu. Jika kau pintar dan mendapat ranking terbaik disekolah maka mereka akan menututi apa yang kau mau. Mudah kan menjadi anak sekolah, sayangnya aku akan segera lulus." Katanya.

"Dan aku akan kehilangan satu-satunya teman disekolahku." Jawabku.

"Ayolah Kai, bergaul lah! Jangan pedulikan mulut-mulut sialan yang selalu mengataimu hitam. Kau tahu, kulitmu itu bukan hitam tapi eksotis. Banyak artis disana yang sengaja menghitamkan tubuhnya seperti mu agar terlihat seksi. Teman-temanmu saja yang bodoh mengataimu seperti itu." Baekhyun memberi semangat padaku.

"Hei kakak sepupu, seharusnya kau tahu. Sudah berapa kali aku melakukannya. Mendekati mereka, bersikap baik, memberi contekan kepada mereka, membantu piket mereka padahal bukan jadwalku, dan semua hal yang baik sudah kulakukan. Tapi lagi-lagi mereka tak mau memiliki teman sepertiku." Kataku pada Baekhyun.

"Masuk lah ke klub, Kai. Siapa tahu kau akan dapat teman disana." Kata Baekhyun.

"Aku akan semakin dibully jika aku masuk ke klub." Jawabku seadanya.

"Aku dengar minggu depan akan dibuka klub baru, klub dance. Aku yakin peminatnya masih sedikit. Karena kau tahu sendiri disekolah ini minim seni, lagi-lagi sport selalu diutamakan. Aku akan menemanimu mendaftar." Kata Baekhyun.

"Apa kau gila hah? Klub dance? Aku tak bisa."

"Tak bisa? Ayolah Kai, aku sering melihatmu mencover dance dari girlgrup / boygroup. Bukankah itu hobi mu? Aku yakin kau bisa." Baekhyun meyakinkanku.

"Tapi aku malu."

"Malu kenapa? Karena kau hitam? Kulitmu tak seperti gadis asia disini? Oh ya tuhan, apakah kau dulu pernah minta kepada Tuhan untuk diberi warna kulit seperti itu, hah? Ini bukan masalah fisik, Kai. Ini masalah bakatmu yang sudah lama kau pendam." Katanya semakin membuatku berpikir keras.

"Akan kupirkan lagi." Jawabku singkat.

"Kuanggap itu jawaban YA. Tenang, ketua klub itu berteman baik denganku. Aku yakin kau akan mudah masuk ke klub itu."

"Tapi bagaimana jika ada audisi?" Tanyaku padanya.

"Kalau begitu menari saja. Bukankah kau biasa seperti orang gila jika mendengarkan musik?" Tanyanya sarkastik.

"Sial kau senior!"

"Hahaha… Kalau kau bukan adik sepupuku, mungkin kau sudah kupukul." Kata Baekhyun sambil menarik pipiku.

"Uhhh… Teganya kau mau memukul perempuan." Kataku dengan suara manja.

"Oh dengarlah, adik sepupuku ini begitu imut dan seksi. Kenapa ada yang tega membully nya terus-terusan, hah? Ayo pulang, aku tak mau kau mati kesedihan ditribun ini hanya karena iri melihat teman-temanmu tertawa bahagia tanpamu." Katanya sambil menggandeng tanganku, lembut.

Aku berjalan disamping Baekhyun dengan santai, sesekali melihat langit berwarna jingga itu. Indah, pikirku. Dijalan aku melihat sepasang muda-mudi berseragam sekolah bergandengan tangan mesra. Mengumbar tawa dan bahagia mereka, seolah dunia hanya milik mereka saja tanpa mempedulikan orang lain yang terlalu lama sendiri. Aku. Meski Baekhyun ada disampingku kini, namun keadaannya bergitu berbeda dengan sepasang muda-mudi itu. Aku dan Baekhyun hanya saling diam sedangkan pasangan itu begitu membuatku iri karena mereka terlihat terus bercerita dijalan pulang.

"Kenapa? Kau ingin seperti mereka?" Tanya Baekhyun.

"Ah, tidak." Jawabku, kaget.

"Hahahaha… Kau sangat lucu. Bilang saja iya. Kau terlalu lama menjomblo, Kai. Carilah pacar." Katanya dengan begitu mudah.

"Cih, mudah sekali kau mengatakan itu."

"Lagipula kau juga jomblo, kenapa mengataiku jomblo? Dasar!" Lanjutku.

"Hahahah… Aku akan ujian sebentar lagi, Kai jadi aku menjomblo." Jawab Baekhyun.

"Hah? Alasan macam apa itu? Aku tak pernah tahu kau punya pacar dan memiliki teman kencan sedari dulu. Jangan mencoba membodohiku, senior!" Kataku dengan nada agak marah.

"Hahahaha ... Lihat ini, yaampun lucu sekali kau jika sedang marah seperti itu. Oh apakah ada cermin? Apa kau membawa cermin seperti teman perempuanmu? Kau mengatakan itu dengan ekspresi yang membuatku ingin terus tertawa." Katanya sambil terus tertawa.

"Apanya yang lucu? Kau menyebalkan!" Kataku,

"Tapi meski aku menyebalkan, kau akan tetap menjadi temanku, kan?" Tanya Baekhyun, menggodaku.

"Bodoh! Hanya kau temanku disekolah." Jawabku.

"Hahaha, baguslah kalau begitu. Jadi, mau balapan sampai kerumah?"

"Cih, kita bukan anak SD lagi. Hentikan permainan ini! Tentu saja aku yang akan sampai duluan. Hahahaha…" Kataku sambil mengambil langkah seribu tanpa bilang kepada Baekhyun.

"Kyaaaa ... Kau curang, Kai!" Teriaknya sambil berlari menyusulku.

Aku berlari sambil terus tertawa karena berhasil mendahului Baekhyun, namun sial,

BUGGGGG ...

Langkahku terhenti, aku seperti menabrak tiang listrik yang rasanya empuk. Oh tidak, tiang listrik tidak mungkin rasanya empuk, ini jelas bukan tiang listrik.

"Awwww…" Gumamku.

"Bisakah kau lebih berhati-hati noona?" Tanya laki-laki dengan suara beratnya itu.

Aku kemudian berdiri dan menatap seseorang yang ada didepanku ini. Kulit seputih susu, pundak yang lebar, tangan yang kokoh, serta wajah yang begitu tampan membuatku terdiam sejenak.

"Hei, Kai. Kau baik-baik saja?" Teriak Baekhyun dibelakang.

"Ah, Sehun!" Lanjut Baekhyun.

"Hai senior, pacarmu tadi menabrakku." Kata laki-laki yang dipanggil Sehun oleh Baekhyun itu.

"Woaa, dia sepupuku. Mana mungkin aku punya pacar dari kalangan juniorku sendiri. Hahaha…" Kata Baekhyun yang kemudian mendekatiku dan menarikku kedekatnya, sedangkan aku masih diam terpukau dengan apa yang ada dihadapanku ini.

"Iya aku mengerti kalau kau lebih menyukai perempuan lebih tua. Benar bukan? Yasudah, aku pulang dulu." Kata laki-laki itu.

"Dan kau noona, ah siapa namamu. Kita seperti belum pernah bertemu, padahal kita satu sekolah, sangat disayangkan bukan?" Lanjutnya.

"Kai, panggil saja Kai." Jawabku singkat.

"Sampai bertemu disekolah, Kai. Lain kali hati-hati." Katanya sambil meninggalkan ku dan Baekhyun.

Perlahan, tubuhnya menghilang ditelan keramaian kota. Tubuh tinggi dengan pundak yang lebar itu menghilang, namun menyisakan ingatan yang kuat diotakku. Bagaimana bisa ada orang sesempurna dia didunia ini? Oh Tuhan, kuharap aku tak menyukainya. Karena dia adalah ketidakmungkinan bagiku.

"Hei noona, bisakah kau berhenti melamun?" Tanya Baekhyun, membangunkanku dari lamunanku tentang Sehun.

"Kepala basket yang baru. Ia baru bergabung sebulan yang lalu tapi kemampuannya luar biasa. Dia sangat sempurna." Kata Baekhyun.

Ya! Tepat sekali ! Dia sangat sempurna, tak hanya fisik saja, namun dia ahli dilain hal. Oh Tuhan, benarkah ada manusia seindah dia? Melihatnya saja hampir membuatku mati berdiri karena jantung ini akan loncat dari tempatnya.

"Dia, dia setingkat denganku?" Tanyaku pada Baekhyun.

"Ya, tentu saja." Jawab Baekhyun.

"Aku tak tahu soal dia."

"Tentu saja kau tak tahu. Kau bahkan tak ikut klub apapun, mana mungkin kau mengetahui perkembangan klub lain yang sedang bersinar namanya. Maka dari itu, ikuti kata-kataku. Minggu depan kau harus ikut klub dance!" Kata Baekhyun.

"Ayo pulang, tak ada balapan kali ini. AKu takut kau akan menabrak orang lagi." Kata Baekhyun

H-3 Audisi Dance Klub

"Menurutmu kenapa dance klub ini mengadakan audisi heboh seperti itu? Bukannya itu hanya klub baru biasa." Kata seorang teman perempuan dibelakangku.

"Bodoh! Ini tak biasa, aku yakin selanjutnya dance klub ini akan mengikuti sebuah kompetisi yang besar. Makanya diadakan audisi seperti itu." Kata teman yang satunya.

"Eh kudengar si hitam Kai itu akan ikut audisi, ahahahah.. Kukira dia hanya bisa membakar kulitnya disiang hari dan menghitung dengan jajaran rumus matematika kuno itu." Kata seseorang dibelakangku. Namun aku tak mempedulikannya.

"Hoi wanita asia berkulit coklat! Apa kau bisa menari, hah? Atau kau hanya ingin membuat kelas kita malu? Ah menjijikan sekali." Kata seorang laki-laki dedekat gadis yang berkata barusan.

Lagi-lagi aku diam, lalu mengumpulkan tenagaku untuk keluar kelas. Melangkah perlahan dengan senyum terpatri dibibirku, menahan tangis sekuat tenaga dan percaya semua akan baik-baik saja. Akhirnya aku keluar kelas, berjalan terburu-buru menuju toilet. Sesekali mengapus airmata yang sudah terlanjut menetes. Sampai aku tak memperhatikan didepanku, dan

BUGGGGG ...

Sial! Aku menabrak orang lagi.

"M ... Maaf." Kataku, pelan.

"Kai." Kata orang yang kutabrak tadi. Dan ketika aku melihat seseorang yang ada didepanku, hadirlah seorang yang mampu membuat diriku beku seperti es kali ini.

"Sss…Sehun." Kataku.

"Kau hobi menabrak orang, ya? Haha… Lucu sekali, oh apa kau sakit? Kenapa kau menangi sambil berjalan?" Tanyanya.

"AKu tak apa, Hun. Maaf, permisi." Kataku sambil berjalan terburu-buru.

"Kai ! Baekhyun bilang kau akan ikut audisi dance?" Katanya yang sudah memutar tubuh menghadapku yang kini memunggunginya.

"Kenapa memangnya?" Tanyaku sambil menghentikan langkah.

"Kau harus lolos ya!" Teriaknya sambil memberikan senyum terindahnya yang lagi-lagi membuatku gila. Oh Tuhan, apa aku terpukau dengan orang yang baru beberapa kali kutemui? Dia begitu sempurna, Tuhan. Sungguh beruntung gadis yang memilikinya.

"Ya, terimakasih." Kataku tanpa membalas senyumnya.

Kenapa? Kenapa orang itu tiba-tiba memberiku semangat? Orang sesempurna itu, bisa mengatakan hal yang tak pernah kudengar dari orang lain selain Baekhyun. Kuharap ini akan baik-baik saja.

"Kaiiiiiii… Kau mau bersembunyi berapa lama lagi hah? AKu malu menunggumu didepan toilet wanita..!" Teriak Baekhyun diluar toilet wanita membuat orang-orang disekitar memandang Baekhyun aneh.

Akupun keluar kamar mandi menggunakan pakaian olahraga sambil terus menunduk.

"Jadi kau akan ikut audisi dance dengan baju olahraga itu, hah?" Tanya Baekhyun.

"Memangnya kenapa? Yang penting kan skill ku." Jawabku.

"Berjanjilah kau tak akan membuatku malu, Kai!" Kata-kata Baekhyun tiba-tiba membuatku menjadi sedikit takut.

"Baek, aku takut. Apalagi audisi diadakan di aula utama. Mereka semua akan menertawaiku." Kataku pada Baekhyun yang berjalan mendahuluiku.

"Kai, berhentilah berkata seperti itu. Kau mau aku meninggalkanmu karena kau terus mengeluh, hah?" Tanya Baekhyun, kali ini dia sukses membuatku bungkam.

Sekitar sepuluh menit aku dan baekhyun sampai di aula utama. Baekhyun menemui Lay yang diketahui menjadi ketua klub dance ini. Dia berbicara kepada Lay dan kemudian laki-laki imut berdimple itu memberikan nomor undi kepada Baekhyun. Oh Tuhan, ini audisi masuk klub atau audisi pencarian bakat. mengapa ada nomor undi seperti itu? Kemudian Baekhyun menghampiriku setelah ia mengambil nomor undi dari Lay.

"Kenakan ini. Kau akan tampil ke delapan. Tepat setelah Xiumin tampil." Kata Baekhyun.

"Apa? Xiumin? Dia ikut klub ini juga?" Tanyaku.

"Sepertinya dia tertarik dengan klub ini. Kurasa dia akan memukau kita semua dengan kecantikannya. Nanti kita lihat saja." Kata Baekhyun.

Aku terdiam, beberapa peserta audisi masuk ke klub baru ini malah gadis-gadis populer dan laki-laki tampan yang tak pernah kuketahui memiliki bakat dance. Lalu bagaimana denganku? Aku hanya gadis yang tak terkenal, penyendiri dan sering dibully. Apa aku mampu?

"Kau memikirkan apa, bodoh? Kau tidak cantik? Kau tidak seksi? Oh ya tuhan, kau tak pernah punya cermin dirumah? Kau itu menarik, percayalah. Kau sudah berjanji tak akan membuatku malu, Kai." Kata Baekhyun menatapku tajam.

"Kapan aku berjanji padamu? Tapi aku akan berusaha, Baek. Aku berjanji!" Kataku pada Baekhyun.

"Jika kau gagal, kau harus memanggilku Kakak Senior!" Kata Baekhyun sambil tersenyum.

"Cih, panggilan menggelikan apa itu? Itu tak akan pernah terjadi, Baek! Hahaha" Kataku sambil tertawa.

Audisi dimulai, peserta pertama adalah Kyungsoo gadis cantik sekaligus sekretaris osis yang begitu terkenal disekolah. Ia mulai bergerak seksi, kurasa dia memilih sexy dance untuk audisi ini. Tak dipungkiri gerakannya begitu bagus dan teriakan dukungan untuknya terdengar begitu jelas. Kyungsoo, sempurna.

Lalu bagaimana denganku? Apa aku bisa? Apa aku tak akan dibully lagi? Apa aku bisa punya teman setelah mengikuti klub ini. Dan apakah aku bisa dekat dengan Sehun setelah menjadi anggota klub yang terknal? Tuhan, apakah semuanya bisa kulakukan? Aku hampir saja membenci takdir yang kau pilihkan untukku, tentang kadaan fisikku, tentang cobaan yang kudapatkan dimasa remajaku ini. Sungguh aku benci keadaan ini, iri dengan apa yang dimiliki orang lain, bahkan ingin menjadi seperti orang lain. Kutahu seharusnya aku tak seperti ini. Bantu aku, kumohon Tuhan.

*TBC*