Semua tahu Bossun dan Tsubaki adalah saudara kembar dengan kepribadian berbeda. Namun apa jadinya ketika suatu saat mereka menyukai hal -orang yang sama? Bossun x Himeko or Tsubaki x Himeko? / alur lambat kek siput / ide pasaran, terlalu klise, adegan sinet; so dldr
.
Denting meniti waktu perlahan. Terindikasi aroma kebelingsatan di atas ranjang. Saksi bisu atas sprei yang kini berantakan.
Enggan menjelaskan, sepasang manik terbuka. Terbangun dari alam mimpi bak kisah putri kerajaan.
.
シルシ
Shinohara Kenta. Romance/Drama. T
.
.
.
Suara pantofel itu menggema dalam koridor, sang pelaku membawa setumpuk kertas untuk dikumpulkan di ruang guru.
Tsubaki Sasuke. Ketua OSIS Kaimei. Remaja kompeten meski kurang gaul ―miopi parah level dewa pula. Oya, tambahan lagi, sama sekali gak punya sense soal seni. Tapi itu sama sekali tak mengurangi ketampanan serta kewibawaannya. Jika dibandingkan dengan Agata, sih.
Disaat hendak berbelok, dari sebelah kanan muncul seseorang dengan kecepatan tinggi ―sepertinya lari.
BRUKK
Tabrakan tak terelakkan, meski hanya mengenai badan. Kertas tugas berceceran akibat oleng keseimbangan. Mereka berdua saling mengaduh kesakitan.
Tsubaki hendak protes begitu tahu siapa yang menabraknya. Onizuka Hime, salah satu anggota Sket Dance. Entah mengapa ia sedikit sensi dengan geng bentukan kakaknya itu.
"Onizuka-san, bisakah kau berhati-hati?" Sedikit direda menutup emosi. Setidaknya Tsubaki sadar diri sedang berbicara dengan siapa. Maksudku, kau tidak tahu latar belakang Himeko? Ah, sudahlah.
"Gomen na Tsubaki. Aku bantu membereskan."
Himeko mengumpulkan kertas dengan asal-asalan, sebelum sebuah suara menginterupsi tanpa diminta.
"HIMEKOOO! KEMBALIKAN KARTU POKEMONKU!"
Himeko terjengit, ia memberi senyum sejuta watt pada sang ketua osis sebagai salam perpisahan.
"Semoga harimu menyenangkan dan sampai jumpa, Tsubaki!"
"Oi!"
Bossun mengejar Himeko dengan riang. Ya, sebenarnya cuma Himeko yang tertawa keras. Mereka terlihat semakin menjauh. Ampun, kenapa semua anggota Sket Dance gak ada yang waras? Oke, mungkin Switch 'sedikit' waras. Meski sebenarnya gak waras juga. Loh, jadi waras apa enggak sih? Abaikan.
Tapi, mereka? Selalu saja bertingkah kekanakan tanpa menyadari berapa umur mereka kini.
Dengan kesal ia membereskan kertas yang berhamburan tadi.
Sialan.
Rapat sepulang sekolah membuat Tsubaki terpaksa mengecek laporan di ruang osis. Melihat hasil kerja bawahannya untuk Kaimei.
"Hm, bagus. Sejauh ini sepertinya tidak ada masalah. Bagaimana denganmu, Katou?"
"Semua kondusif." Jawab keturunan ninja itu.
Tsubaki mengangguk pelan. Sebelum menyadari Daisy dan Usami sedang berebut cokelat Darun. Sementara Unyuu sedang liburan ke Swiss.
Tsubaki pening. Diakhirinya rapat singkat karena ia harus mengerjakan pekerjaan rumah.
.
Tsubaki adalah yang terakhir keluar dari ruangan itu, ia menutup pintu ruang osis perlahan. Dimana suasana sekolah sudah senyap.
Kakinya melangkah menyusuri koridor dengan membawa tas di punggungnya. Ia hanya ingin cepat pulang dan beristirahat.
Mentari sore menemaninya sepanjang perjalanan, sedikit terkantuk ia berjalan. Hingga sebuah pemandangan mustahil tersaji di depannya.
"Eum, Bossun..jadi apa jawabanmu?"
Sumpah! Demi kolor polkadot miliknya, Tsubaki baru saja menyaksikan adegan drama langsung ala telenovela!
Bagaimana kau tidak merasa ingin mengacak rambutmu segera, melihat mantan berandalan tersangar dekade ini bersemu merah. Kuulangi, bersemu merah!
"Ya? Tentu saja aku juga menyukaimu. Kita kan teman."
Oh. Oh.
Tsubaki tak dianggap. Biar saja sih, tapi kok rasanya sakit, ya? Apa mereka berdua gak tahu ada penonton disini?
.
Himeko mengatupkan mulut. Susah memang berbicara mengenai hal ini dengan Bossun. Sudah seringkali ia mengucapkan kata suka pada pemuda bertopi merah itu, tapi Bossun selalu menjawabnya sama. Bossun itu anak-anak yang terperangkap dalam tubuh remajanya.
Dasar tidak peka. Dasar bodoh. Maki Himeko dalam hati.
Himeko sudah lelah.
Apa lebih baik ia menyerah saja?
Ah, lebih baik begitu.
Apalagi akhir-akhir ini, Bossun semakin dekat dengan Saaya.
Apa tidak apa-apa?
Apa semua akan baik-baik saja?
"Himeko?" Bossun menyentuh pipinya. "Kenapa kau menangis?" ―sambil mengusap air mata di pipi sahabatnya itu.
Entahlah. Himeko tidak mau tahu lagi. Ia menepis tangan Bossun dan berlari pergi sekencang mungkin.
"Bodoh!"
Bossun tidak mengerti. Bukankah ia sudah menjawab pertanyaan Himeko, lalu, kesalahan apalagi yang dilakukannya?
"Fujisaki."
Bossun menoleh. Didapati Tsubaki menatap tajam ke arahnya. Ah, bukankah Tsubaki selalu memandangnya begitu? Tapi, kenapa terasa ada yang berbeda? Apa itu? Bossun tidak tahu.
"Bodoh."
Dan Tsubaki berjalan melewati saudara kembarnya itu. Meninggalkan Bossun yang kebingungan disana sendiri, dibilang bodoh hingga dua kali.
Himeko berlari menuju ke halaman belakang dimana tak seorang pun berada disini. Ia ingin meluapkan perasaannya sendiri. Ia tidak mau menunjukkan sisi lemahnya ini pada temannya ―maksudku Switch; atau otaku itu akan terus mengatainya ―meski sebenarnya Himeko juga tidak yakin akan hal itu. Tapi..ia butuh sendiri. Hanya untuk saat ini.
Kenapa Bossun itu terlalu bodoh?! Kenapa?! Kenapa Bossun tidak bisa berpikir dewasa meski hanya sekali?!
Himeko tidak tahu harus menyalahkan siapa.
"Hiks..bodoh.."
Isakan meluncur dari bibirnya. Tangisnya enggan berhenti meski ia merutuk ulat merah itu ―atau dirinya sendiri?
"Onizuka.."
Sebuah panggilan membuat tubuh Himeko menegang. Menyadari siapa pemilik suara itu, tapi enggan berbalik. Oh, bagaimana ini? Seorang mantan berandalan menangis karena ditolak cintanya? Himeko yakin besok dirinya akan masuk headlines mading sekolah.
"Onizuka, aku tahu kau tidak tuli. Dan..maaf, aku melihat semuanya..maksudku..kau dan Fujisaki.."
Deg!
A-apa?
Hancurlah reputasi Himeko esok hari. Bahkan Himeko sampai menahan respirasi saking terkejutnya.
"Aku..ikut menyesal jika Fujisaki menyakitimu, kau tahu kan, jalan pikirannya seperti anak kecil.."
Iya. Himeko tahu.
"Karena itu, aku akan membantumu.. mendapatkan Fujisaki."
TBC
A/n : ga lanjut fik sebelah malah nambah bahan utang -anjai, belom dapet wangsit buat multichap sebelah. Btw pasaran banget idenya -_- hm ya udahlah~see you~
