Halo., saya author baru, saya mau buat fanfic Boboiboy yang elemental sibling,dan ini juga merupakan songfic, dan saya mau ucapkan terima kasih pada Author Dark Calamity of princess, serta Im'Losing'gripGirl
Karena fanfic kalian sudah menginspirasi saya.. ^^
First song: Nobody's home
(Aku tak bisa katakan pada mu..,)
(Kenapa ia merasa seperti itu..,)
(Ia merasakan nya setiap hari..,)
Nothing Left to Fear..,
Seorang pemuda bersurai hitam dan beriris merah terang tampak sedang duduk di sebuah bangku di taman.
Ia kelihatan murung dan tidak mempedulikan hujan yang menimpanya dan membuat nya basah..,
Atau angin kencang yang menderu-deru membuat setiap orang kedinginan sampai ke tulang..,
(Aku tak bisa menolong nya..,)
Aku hanya bisa melihat nya..,)
( melakukan kesalahan yang sama lagi..,)
Pemuda itu mengangkat wajah nya, menatap kosong ke depan, lalu menunduk lagi.
Persis seperti orang yang kebingungan..,
Tiba-tiba ia rasa kan, dinginnya air hujan tidak menerpa nya lagi..,
"Kak Hali jangan disini terus, nanti sakit" Ujar seseorang dengan nada lembut.
Pemuda itu mendongak, ia melihat sosok yang sangat mirip dengan nya membawa payung untuk nya,
"Ayo pulang kak..,"
~OOOO~
"Wah, Kak Hali main hujan-hujanan lagi nih" Ujar Taufan, adik kembar pemuda itu yang diketahui bernama Halilintar,
setelah ia dan kembaran nya yang satu lagi, nama nya Gempa sampai di rumah, tapi Halilintar tak menggubris nya dan segera masuk ke kamar nya dengan baju yang masih basah.
Taufan tersenyum sedih. "Kasihan..," Gumam nya,
Sedangkan Gempa hanya termenung, "Kak Hali masih gak nerima semua ini" Ujar Gempa, Taufan mengangguk.
"Kalau masalah nerima gak nerima aku juga belum.." Kata Taufan lirih,
Gempa mendesah frustasi, "Ini cobaan yang berat.."
~OOOO~
(Apa yang salah, apa yang salah sekarang?)
(Terlalu banyak, terlalu banyak masalah,)
(Tak tahu dimana tempat nya berada..)
(Dimana tempat nya berada..,)
Halilintar memutuskan untuk meringkuk di bawah selimut nya yang tebal, karena berjam-jam di bawah hujan membuat tubuh nya mati rasa,
Ngomong-ngomong soal mati rasa..,
Bagaimana kah perasaan seseorang jika kehilangan saudara kembar nya sendiri ?
Sakit lahir dan sakit batin adalah penggambaran yang tepat..,
Satu lagi..,mati rasa..
Karena mata nya tak dapat terpejam, Halilintar memutus kan duduk saja di atas ranjang nya, di tangan nya terdapat dua foto yang memuat dua lagi sosok yang mirip dengan nya.
Api dan Air,, adik kembar nya yang lain.., yang sekarang..,
Halilintar merasakan mata nya memanas, seperti air mata nya ingin tumpah tapi ada yang menghalangi nya, ingin menangis..,kenapa tak bisa?
Tiba-tiba pintu kamar nya di buka..,
"Kak Halilintar gak apa-apa?" Tanya Gempa dengan nada khawatir, Taufan mengikuti dari belakang.
Halilintar tak menjawab, hanya mengangguk dan membaring kan diri nya kembali, membelakangi mereka.
Taufan mendekati nya dan menyentuh leher kakak nya itu,
"Aduh..,panas!" Seru nya sambil menjauh kan tangan nya, ia menatap Gempa.
Halilintar terbatuk-batuk sebelum menjawab. "Aku gak apa-apa"
Gempa mendecak, ini lah sifat Halilintar kalau sakit, ia seperti "Aku gak apa-apa" padahal ia ingin bilang "Rasa nya aku mau mati"
"Kayak nya kakak demam deh," Ujar Taufan sambil duduk di ranjang Halilintar, Halilintar mendelik tak suka.
"Uhh.., aku gak apa..," Ujar nya.
Taufan dan Gempa saling berpandangan.
"Ya udah, Kakak istirahat aja dulu,kami mau ke rumah sakit," Kata Gempa.
Halilintar melambaikan tangan nya ke atas, tanda ia dengar apa yang Gempa katakan.
Taufan dan Gempa pun turun ke bawah, meninggalkan Halilintar yang tanpa sadar sudah menangis.,
sekarang tak ada lagi yang menahan nya, sekarang ia tahu, alasan nya untuk menangis.
(Tak ada tempat untuk pergi..,)
(Untuk mengeringkan air mata nya..,)
(Untuk mengobati luka hati nya..,)
~OOOOOO~
Gempa dan Taufan memasuki rumah sakit, dan segera menuju tempat di mana adik-adik kembar nya berada,
"Kak Taufan., kapan ya mereka bangun..," Gumam Gempa lirih sambil membelai rambut Api
yang mata nya terpejam dan tak sadar kan diri, atau dalam kata lain.., koma.
Taufan terdiam, ia tak tahu harus menjawap apa dengan pertanyaan Gempa, mata nya sendiri hanya menatap sedih kearah kembaran yang paling bungsu, yang sedang koma juga.
Ia ingat dengan jelas.., teriakan itu..,
(Flash back mode:on)
"Kak Hali, kenapa sih dingin banget sama aku?" Tanya Api.
"Aduh,, kau itu baru sejengkal dari tanah, masa ingin mendikte perbuatan ku" Jawab Hailintar.
"Nak, jangan bertengkar terus, ayah jadi gak fokus nyetir nya" Ayah mereka yang sedang menyetir mobil mengingatkan.
"KAK HALI JAHAT!"
"BIARIN!"
"JAHAT!"
"BIARIN!"
"NAK!"
"AYAH! AWAS POHON!"
"AAAAA!"
"BRUKK!"
Dan secara tak langsung, kecelakaan itu karena Halilintar.
Yang menyebab kan Orang tua mereka berpulang pada tuhan, dan dua adik mereka koma di rumah sakit.
~OOOO~
(Kuat lah-Kuat lah sekarang,)
(Terlalu banyak, terlalu banyak masalah)
(Kau tahu dimana tempat mu berada.,)
(Dimana tempat mu berada..,)
SMP pulau rintis..,
Halilintar menundukkan kepala nya sepanjang perjalanan nya dari koridor sekolah menuju kelas. Karena ia tak ingin..,
"Eh, itu yang nama nya Halilintar kan?"
"Iya, dia yang keluarga nya ketabrak kan, seminggu yang lepas"
"Oh, kasihan banget ya.."
Ia tak bisa selama nya mengacuh kan, bisik-bisik tentang diri nya,
Jadi ia hanya mempercepat jalan nya meuju kelas, sesampai disana pun mata para siswa-siswi fokus kepada nya..,
Tapi Halilintar tak suka hal itu, ia tak suka,orang merasa bersimpati pada nya.
Ia pun melempar kan tas nya bangku dan menyembunyikan wajah nya dengan kedua telapak tangan nya,
"Halilintar kau sudah masuk, kelas ini sepi tanpa mu seminggu" Kata Yaya, ketua kelas Halilintar berbasa-basi,
Halilintar melihat kepada nya, mata nya menyipit, ia tahu gadis berkerudung merah muda itu hanya mau menghibur nya.
Padahal dalam keadaan nya, ia hampir tak pernah dianggap di kelas itu, karena sifat temperamental yang ia miliki membuat nya di takuti banyak orang.
Terkecuali Yaya dan para saudara nya.
Halilintar hanya mendengus dan kembali menutup wajah nya.
"Sebelum nya maaf ya Halilintar, aku sudah dengar berita nya, aku turut berduka" Ujar Yaya,
Halilintar diam.
"Kalau ada yang bisa kami bantu, kata kan saja, guru dan anggota OSIS siap membantu" Tawar Yaya.
Halilintar menggeleng. "Terima kasih, tapi aku bisa menjaga diri ku, dan adik-adik ku." Tolak nya.
"Baiklah, tapi kalau kau berubah pikiran, katakan saja padaku..,"
"Ya.,"
Yaya pun meninggal kan nya sendiri.
~OOOOO~
Halilintar menatap datar pusara orang tua nya, ia memilih pergi dulu ke pemakaman setelah pulang sekolah, karena baru kali ini dia bisa melihat nya, sebab dokter melarang nya.
Ia merasa betul-betul sesak di dada.
Tapi tak ada yang bisa ia lakukan bukan?
Garis hidup dan mati ada di tangan tuhan..,
Manusia hanya mampu menunggu kapan mati itu terjadi,
Semoga ia tak gila karena semua ini.
(Ia ingin pulang ke rumah,)
(Tapi tak ada seorang pun)
(Yang bisa mengobati nya..,)
To be continue..,
Itu dia fanfic pertama saya, maaf kalau gaje dan banyak typo, saya tahu fanfic saya masih banyak kekurangan, jadi saya meminta kritikan anda, flame juga boleh.,
