Desclaimer

For Naruto's character all belongs to Mr Masashi Kishimoto

For neutral elements all belongs to Mr Bonmedo Tambunan

Selamat pagi, siang, sore dan malam minna-san! Cerita ini lahir dari khalayan liarku yang tiba-tiba aja terbangun dari tidur karena dapet mimpi ketemu Shikamaru-Temari dan mereka lagi nikah di London, dan tiba-tiba ada monster dan mereka ngeluarin kekuatan dan bam! Eaaa~

Cerita ini mungkin pasaran, but as can I say that this story pure from my wildest delusion.

Enjoy.

Chapter ONE

Gaun indahnya berkibar dihempas sang angin senja. Surai semi-long berwarna cokelat pasir yang terkena sinar mentri senja tertiup melambai dan sepasang mata indah berwarna hijau tua nan bening itu tak berkedip menatap sang cahaya perlahan tenggelam di ufuk barat. Berdiri di balkon kastil, adalah kebiasaannya setiap sore. Entah apa yang dipikirkannya. Perlahan senyum mengembang dari bibirnya yang kecil namun berisi, menyunggingkan sebuah senyuman yang amat sangat anggun.

"melamun lagi, Temari?" Ujar pemuda berambut merah crimson tersebut ikut memandang kearah matahari. Ditorehkannya wajah kearah sang kakak.

Temari berdecak, tetap menatap lembayung senja tak bergeming.

"ada apa?" Tanyanya lagi.

"aku rasa sudah saatnya, Gaara. Cahaya lembayung senja tidak akan pernah berbohong. Kita harus bergerak cepat."

"tidak secepat itu, Temari. Beberapa teman kita akan membantu. Mereka sebentar lagi akan datang" ucap pemuda tampan bersurai cokelat tua kemerahan berjalan kearah kakak dan adiknya.

"maksudmu?" Temari terlonjak kaget

"maaf mengganggu kalian, tuan muda. Rombongan bangsawan kawan kalian sudah memasuki gerbang kastil" ujar seorang pelayan laki-laki yang sudah berumur sekitar empat puluhan tahun. Dilihat dari penampilannya, kemeja berwarna hitam lengkap dengan saputangan yang disampirkan di lengannya semua orang pasti tahu, bahwa dia adalah kepala pelayan rumah tangga di kastil tempat mereka tinggal.

"ah, baik baki. Terimakasih. Kami akan menyambutnya di pintu masuk utama" ujar gaara. Kembali gaara berbalik melihat kearah matahari terbenam lagi. Tangannya dengan lembut merain tangan temari. Begitu pula hal yang dilakukan Kankuro.

Kankuro mempererat genggaman tangannya pada temari. Menoleh kearah kakak perempuan yang sangat ia cintai itu. Menatap jauh kedalam iris hijau tua bening milik temari. "kau tahu, dan kau paham. Kami tidak akan melepasmu begitu saja"

Kereta kuda beriringan memasuki wilayah kastil indah nan megah tersebut, dilihat dari desain kereta kuda tersebut yang terdapat ukiran yang lumayan rumit dan dicat dengan cqt berwarna emas, maka hal itu dapat kita ketahui bahwa kereta kuda tersebut bukan milik orang sembarangan. Dan di dalamnya pastilah orang-orang yang sangat penting. Entah itu bangsawan, perdana mentri atau kerabat para raja.

Sekitar lima kereta kuda mewah tersebut bergerak memasuki daerah kastil lebih dalam. Jarak dari gerbang utama menuju pintu utama kasti lumayan jauh, sekitar tiga sampai empat ratus meter kedepan.

"ki..kita sudah sampai, kak?" Ujar seorang wanita berambut indigo melongok keluar jendela kereta kuda.

"hm, sebentar lagi kitaakan keluar" jawab seorang pemuda yang berada didalam satu kereta kudanya. Terdapat kesamaan antara wanita tersebut dengan pemuda itu. Mereka masing-masing mempunyai iris mata yang berwarna ungu lavender pucat.

Sementara di depan pintu utama kasti, susah berdiri tiga orang dengan pakaian yang sangat anggun. Menanti para kereta kuda tersebut tiba dihadapan mereka di temani dengan angin yang bertiup membawa hawa sejuk dan aroma pepohonan. Tiga orang tersebut adalah Temari, Kankuro dan Gaara.

"mereka sudah tiba, temari"

"kankuro, kau tidak usah sampai repot begini"

"aku sudah bilang 'kan? Kami tidak semudah itu melepaskanmu" ujar kankuro datar, wajah nya tak bergeming dan tak meninggalkan tatapan dari kereta kuda tersebut.

Rombongan kereta kuda tersebut sudah dekat dan temari pun akhirnya menyadari siapa yang kankuro maksud dengan teman. Terlihat dari masing-masing kereta kuda terdapat sebuah bendera berlambangkan klan mereka. Teman-teman mereka.

Kereta tersebut akhirnya sampai didepan hadapan ketiga bersaudara tersebut. Tak butuh waktu lama, pintu demi pintu pun terbuka dan memperlihatkan wajah yang di bawa kereta kuda tersebut.

Pintu pertama kereta kuda tersebut terbuka dari kereta kuda yang berlambangkan lingkaran merah dengan swirl di dalamnya. Dan muncullah seorang pemuda berambut pirang bermata biru saphire menyunggingkan cemgirannya.

pintu kedua yang terbuka adalah bersasal dari kereta kuda berwarna merah maroon dengan lambang kalajengking merah dibenderanya. Keluarlah dua orang muda dan mudi. Berambut merah crimson dan soft pink.

Pintu ketiga terbuka berbarengan, dan keluarlah seorang pemuda dari kereta yang berwarna hijau lumut tersebut, wajah tampan nya tertutup dengan ekspresi mengantuknya, disusul dengan kedua kakak beradik bermata lavender pucat. Dan terakhir keluarlah seorang pemuda dari kereta kuda berlambang kipas merah.

"terimakasih sudah datang, ke kastil kami" ujar Kankuro selaku putra tertua memberi salah hormat dengan membungkuk dan di ikuti oleh temari dan gaara tentunya.

Alih-alih membalas hormat ketiga saudara ini, perempuan muda yang berambut softpink tersebut malah berlari menuju ketiganya dan memeluk mereka erat. "kakaaak! Aku sangat merindukan kalian bertiga!"

"kami juga merindukanmu, Sakura" ujar temari membalas pelukannya.

"tak perlu sungkan begitu, kankuro. Kami memang mau datang sebelum kau memberi tahu kami" ujar pemuda bersurai hitam pekat dan di kuncir keatas yang berpakaian baju formal berwarna hijau dengan jubah berwarna senada.

"ya! Shikamaru benar. Kami memang sudah mau kesini sebelumnya." Tambah pemuda berambut pirang yang bernama naruto.

"tetaplah kami sangat berterimakasih atas kunjungan kalian." Ucap gaara melangkah sejajar dengan kankuro yang ada di depannya.

"sudah. Tenang saja" jawab pemuda berambut raven yang sesari tadi hanya diam memperhatikan teman-temannya tersebut

"aku rasa lebih baik kita lanjutkan di dalam, hari sudah mulai gelap" ujar temari memecah keheningan. Di tariknya tangan sakura dan hinata, perempuan bersurai indigo tersebut. "disini dingin, 'tau" tambahnya sambil melempar senyum cerianya

"baki, tolong siapkan makan malam dan kamar untuk para tamu kita. Kamar biasa yang mereka tempati ya. Setelah ini kami akan makan bersama dan tolong para pelayan jangan ada ikut." Jelas kankuro

"baik tuan. Segera dilaksakan"

"nah ayo, kita kedalam" tutup gaara yang sudah berbaur mengobrol dengan teman-temannya shikamaru, sasuke, neji dan naruti tepatnya. Mereka berjalan di depan dan meninggalkan kankuro dan pemuda berambut yang berwarna sama dengan gaara bedua.

"sudah merasakannya, kak?" Tanya kankuro kepada sasori, pemuda berambut crimson seperti gaara. Mereka merupaka sepupu dekat dari tiga bersaudara. Sasori merupakan kakak dari sakura. Ayah mereka merupakan kakak dari ibu kankuro, temari dan gaara. Menjadikan mereka sepupu yang sangat dekat.

"hm." Sasori memgangguk dalam. "Aku tidak menyangka akan secepat ini, kankuro. Temari—"

Belum sasori menyelesaikan kalimatnya, sudah di potong dengan teriakan cempreng sakura. "kak sasori! Ayo masuk kedalam! Bereskan kamar kita. Barang-barang mu banyak sekali sih!"

Sasori menggelengkan kepala sembari tersenyum memandang adik kesayangannya.

"tidak berubah, eh?" Ujar kankuro memyeringai menatap sasori yang di jawab hanya gelengan kepala.

Ruang makan kastil

Makanan yang berlimpah sudah siap tertata rapi di meja makan panjang di tengah ruangan tersebut. Asao mengepul menebarkan aroma masakan yang semerbak mengundang siapapun untuk duduk dan memyantapnya. Selesai baki menata semua peralatan makan di meja itu, langsung membuka pintu besar dari kayu ek untuk mempersilahkan para tamu masuk keruang makan.

Para tamu tersebut susah berganti baju yang lebih santai, tidak dipakainya jubah yang menutupi bagian tubuh mereka.

Perlahan masuklah temari, sakura dan hinata bersamaan. Ketiganya terlihat sangat anggun. Temari menggunakan gaun satinsilk berlengan tiga seperempat bewarna ungu pucat cenderung putih. Tidak jauh berbeda dengan sakura dan hinata, mereka juga mengenakan pakaian yang serupa. Gaun sederhana polos dengan warna pastel pink untuk sakura dan biru indigo untuk hinata. Ketiga nya berjalan mendekati meja makan dam segera duduk berdampingan.

Tak lama, muncul shikamaru sendirian. Masih dengan tatapan memgantuknya, kini ia berpakaian jauh lebih santai dengan baju kebangsawanan berwarna hijau rumput. Dibelakangnya menyusul tiga orang pemuda berpakaian merah maroon, jingga dan putih coklat berjalan di belakang shikamaru. Merekapun duduk menempati bangku meja makan.

"kak temari, sepertinya shikamaru memperhatikanmu" bisik sakura diiringi dengan senyuman jahilnya

"bicara apa kau ini, sakura. Jangan mengada-ada" tukas temari

"aku serius kak!"

Tepat setelah sakura menghentikan ucapannya, muncul lah Sasori dan kankuro berjalan berdampingan.

"maaf membuat kalian menunggu" ujar sasori. Sambil berjalan ke bangku paling ujung meja. "baki, kami sudah mau makan. Tolong tutup pintunya dan suruh paara pelayan untuk meninggalkan kami" tambahnya.

"baik, tuan besar"

"eeeh, kenapa sasori di panggil tuan besar dan kau bertiga tuan muda?" Tanya naruto bingung me atap sasor, lalu kankuro bergantian.

Shikamaru memutar kedua bolamatanya, menatap heran kepada sahabatnya yang melontarkanpertanyaan konyol. "kau lupa ya naruto, sasori 'kan kakak sepupu mereka. Yaa otomatis kedudukannya lebih tinggi sasori. Dan juga ayah sasori merupakan kakak dari ibu gaara" jelasnya.

"hahaha aku lupa"

"merepotkan"

Makan malam berlangsung hangat dengan semua para sahabat itu bersendagurau l. Saling mengobrol, mendengarkan cerita msing-masing dan menanggapinya. Sasori, selaku pemuda paling tua ya walaupun hanya beda setahun dari temari, yaitu dua puluh lima tahun, memperhatikan sahabat dan saudaranya ini sambil menyunggingkan seutas senyum tipis. Senyuman yang tidak palsu dan terkesan hangat. Senyuman yang hanya diberikan pada orang terdekatnya saja. Ditengah lamunannya, secara tiba-tiba naruto bertanya.

"sasori, apa laporan itu benar?" Pertanyaan naruto sontak membuat semua yang ada di ruangan itu langsung terdiam, menunggu jawaban dari sasori. Sasori yang menjadi trget pertanyaan maruto hanya menatap mereka satu persatu dalam dan berhenti di temari. Temari yang melihatnya langsung menunduk, meremas gaun satinsilknga dan menggigit bibir bawahnya. Melihatnya seperti itu, kankuro yang duduk persis di sampingnya langsung menggengam erat tangan kakak perempuannya.

"sebelum itu... Aku ingin bertanya kepada kalian. Kalian, sudah menerima takdir kalian 'kan?"

Takdir. Takdir yang mempersatukan mereka semua. Bukan karena kebetulan. Takdir yang menentukan dan alamlah yang memilih. Mereka semua, merupakan perwujudan penjaga dunia.

The guardians.

"kami paham. Dan kami sudah menerimanya" jewab neji menjawab pertanyaan sasori.

"berat untuk mengtakannya, tapi ya. Rumor itu benar. Sepertinya Keseimbangan dunia mulai goyah. Dan-" sasori tercekat. Tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Melirik kearah temari yang sekarang makin merunduk.

"sebenarnya apa yang terjadi?" Sasuke yang melihat nada bicara sasori angkat bicara

"mereka... Mengambil kekuatanku" jawab temari.

Secara bersamaan hampir seluruh orang yang ada di ruangan itu terkejut. Kecuali gaara, kankuro dan sasori.

"tidak.. Tidak mungkin. Kuta penjaga yang paling kuat. Orang macam apa yang bisa mengambil paksa kekuatanmu temari?"

"aku tidak merasakannya"

"ini tidak mungkin"

"demi waktu, benarkah ini kak temari?"

Pertanyaan bertubi-tubi menghujam temari. Temari hanya bisa menunduk dan kembali meremas dengan kuat gaun satinsilknya.

TBC

:3

Kritik dan saran sangat author harapkan untuk memperbaiki karya ini.

di tunggu reviewnyaaaaa~

v