Holla, Minna-san~ Saya udah balik dari hiatus yang puanjang itu, soalnya udah liburan sekolah, hehe... Fanfic baru kali ini temanya anak sekolahan lagi. Langsung aje, ye.
Genre :: Friendship/Romance/Humor
Rate :: T
Warning(s) :: Gaje, OOC, abal, aneh, gila
Pairing :: Bakal ketahuan di ch 2
Disclaimer :: GUE! *dibakar rame2 ma Tite Kubo beserta staf*
Oke, enjoooyy~
*CHAPTER 1*
~New Teacher~
"Aaahh! Gue bisa telaaaatt!"
Seorang cewek dengan rambut hitam sepundak tengah berlarian gaje sekarang. Kenapa bisa gitu? Akibatnya jelas karena bangun kesiangan. Kalau bukan karena sang adik berambut pink yang mengajaknya nonton serial kartun kesukaannya sampai tengah malam, kejadian ini mungkin gak bakal terjadi.
Saat sedang asyik-asyiknya berlari gaje ria (Apanya yang asyik?), tiba-tiba ada seseorang yang lewat di depan cewek itu. Karena remnya macet, ia pun langsung tereak.
"AWAAAASS!"
"HUWAAAAA!"
BRUAAAKK! Semua barang bawaan orang yang ditabrak itu pun jatuh berserakan. Sementara itu si cewek cuma bisa kabur secepat kilat.
"GOMEEENN!" teriaknya lagi yang udah ada di kejauhan. Sedangkan yang ditabrak itu mencak-mencak.
"Heh! Dasar cewek sialan!" umpatnya. Ia mengambil barang-barangnya dan merapikan rambut putihnya yang agak 'ancur' gara-gara insiden barusan. Ia bergumam pelan.
"Dari seragamnya, kayaknya sekolah cewek tadi sama dengan tempat gue ngajar, deh... Ah, nggak mungkin... Tempat gue ngajar ntuh kan muridnya pada alim-alim semua, gak kayak beruang kesentrum macam dia. Ah, daripada bengong, mending gue jalan lagi."
Setelah puas ngomong sama diri sendiri, cowok yang ditabrak itu pun kembali melanjutkan perjalanannya.
Oo*oO
Back to the girl. Kini dapat kita ketahui sang tokoh utama dengan mata violet ini bernama Kuchiki Rukia. Ia adalah salah satu murid di SMU Karakura yang duduk di kelas satu. Untuk anak seumurannya, ia tergolong pendek. Dan walau pun wajahnya cantik, tapi...
Ia terkenal sebagai pembuat ONAR! Soalnya, tiap tempat yang didatanginya terdapat sebuah kemungkinan kalau tempat itu akan berakhir seperti tempat yang baru dijatuhi bom seperti di Hiroshima dan Nagasaki.
"Aah, belum telat... Syukurlah..." ujarnya lega begitu sampai di gerbang sekolah. Ia melirik ke parkiran sepeda dan mendapati seorang cewek berambut orange-cokelat yang tengah memarkirkan sepedanya dengan seorang cewek tomboy di sebelahnya. Saat mengetahui dua cewek itu, Rukia pun lantas berteriak sedahsyat mungkin.
"INOUEEE! ARISAWAAA! OHAYOOOUU!"
"HEH, BERISIK!" damprat makhluk-makhluk terdekat sambil nutupin kuping mereka yang berdarah-darah. Rukia menutup mulutnya dengan innocent.
"Iye, iye. Sori, deh... Gak usah pake teriak segala kenapa," gumamnya yang tak menyadari kebodohan yang telah ia lakukan. Cewek berambut orange yang ia teriaki tadi pun tersenyum manis.
"Ohayou, Kuchiki-san!" balasnya ramah. Namanya Inoue Orihime, salah satu sahabat Rukia yang tidak mempan dengan keonarannya itu. Ia adalah idola di SMU Karakura karena kecantikan dan wajahnya yang manis. Tapi, masakannya sungguh berkebalikan dengan rupanya.
"Pagi, Kuchiki. Kayak biasanya, elo tetap heboh, ya," komen cewek berambut pendek jabrik di sebelah Orihime. Ia adalah Arisawa Tatsuki, sahabat Orihime dan Rukia yang juga nggak mempan sama tingkah jelek Rukia. Ia cukup terkenal karena sifatnya yang tomboy. Apabila ada yang macam-macam sama Orihime, maka tuh orang bakal berhadapan sama dia.
"Gaya ngomong elo kayak orang yang belum kenal sama gue aja..." cibir Rukia sambil menyandarkan punggungnya ke sepeda yang ada di belakangnya. Orihime terbelalak dan berniat mencegahnya.
"Ku-Kuchiki-san! Berhen—"
Terlambat. Semua sepeda itu pun berjatuhan layaknya domino dengan efek slow motion. Beginilah bunyinya.
Bruaakk! Praang! Bluaarr! Dor dor dor! BUAAAMM! (Buset, dah! Ini bunyi sepeda jatoh, piring pecah, atau perang dunia?)
"..." Rukia dan kedua temannya itu gak bisa komen apa-apa sampai Orihime menyeletuk.
"O-ow..."
"Woi! Apaan, nih!" bentak seseorang yang langsung menghampiri mereka. Namanya Aramaki Makizou, satpam di sekolah itu. Rukia, Orihime dan Tatsuki pun menjerit kompak.
"MAKIMAKI!" Makizou melotot seketika.
"SIAPA YANG NGASIH GUE NAMA JELEK KAYAK GITU, HAH! UDAHLAH NGANCURIN KERAPIAN PEMARKIRAN SEPEDA, MALAH NGINA GUE! CEPET BERESIN KEKACAUAN INI ATAU GUE GOROK KALIAN!" ancam Makizou sambil ngacungin golok colongan dari tukang sate di depan sekolah.
Orihime lantas mundur-mundur, berbeda dengan Tatsuki yang malah maju dengan pose harimau yang mau nerkam mangsanya. Nggak mau kalah, Makizou juga makin majuin goloknya. Sedangkan Rukia, dia malah ngorok...
Tapi disaat pertarungan antar Tatsuki dan Makizou belum sempat dimulai, tiba-tiba...
TENG TENG TENG~ Bel masuk telah berbunyi. Nggak mau buang waktu, RukiHimeTatsu pun langsung berlarian gaje menuju kelasnya. Makizou lagi-lagi melotot. Rukia menjawab tatapan itu dengan senyum iblis.
"Makimaki, kerja yang rajin, ya! Cepat beresin sepeda itu atau elo bakal dipecat! Huahaha!" Rukia tertawa sadis. Makizou mematahkan goloknya menjadi dua.
"Aargh! Dasar murid-murid sialan!" geramnya sambil nginjak-nginjak patahan golok itu. Tapi begitu mendengar suara langkah kaki seseorang dari arah gerbang sekolah, ia pun menoleh. Orang yang ia lihat itu balas menatapnya.
"Ini SMU Karakura, kan?" tanya orang itu. Makizou bengong.
"A-Anda..!"
Oo*oO
"Buseeett! Kenapa kelas kita musti ada di lantai tiga, sih!" kata Rukia kesal sambil tetap berlari. Tatsuki menyahutnya.
"Ini bisa jadi latihan untuk ajang lomba lari tujuh belasan nanti."
"Latihan mbahmu! Lagipula ini bukan di Indonesia! Mana ada acara tujuh belasan!" balas Rukia. Orihime yang dari tadi diam pun mulai angkat bicara.
"Umm... Kayaknya kita gak bakal terlambat. Biasanya guru-guru datang 3-5 menit setelah bel berbunyi..." ungkapnya. Mata Rukia berbinar seketika.
"Serius? Kalau gitu kita gak bakal kena hukuman yang sadis! Soalnya ini jam Zaraki-sensei!" harapnya. Tentu aja dia senang banget. Soalnya guru terbengis di dunia, Zaraki Kenpachi, bakal menghukum tiap siswa yang melakukan kesalahan di jamnya dengan sangat-teramat sadis.
Kini mereka udah berdiri di depan pintu kelas mereka. Rukia tersenyum penuh kemenangan. Tangannya mulai membuka pintu kelas dan menyapa seluruh makhluk di kelas mereka.
"Ohayo—"
Jeng jeng jeng! Situasi darurat! Ternyata Zaraki-sensei udah masuk dalam kelas! Rukia, Orihime dan Tatsuki pun membatu di ambang pintu.
"KALIAN TERLAMBAT!" bentak Zaraki-sensei. Rukia dan dua temannya itu pun menunduk. Walau terkenal tomboy dan bakal nonjok orang yang ia benci, Tatsuki masih kalah telak sama guru bengis layaknya Zaraki-sensei. Dia masih belum berani, euy!
Zaraki-sensei menatap ketiga cewek itu satu-persatu, kemudian berkata, "Arisawa dan Inoue, kalian gue izinin duduk."
Rukia melotot bersamaan dengan beranjaknya Tatsuki dan Orihime menuju bangku mereka. Rukia menatap mereka dengan tatapan yang jelas-jelas mengatakan 'HELP ME!'.
Mereka geleng-geleng, seakan gak tahu apa yang harus mereka lakukan. Rukia menatap Zaraki-sensei takut-takut. Dan benar saja, deathglare mateng udah disiapin untuknya. Nyalinya pun menciut seketika.
Zaraki-sensei kembali buka suara, "Elo gak bisa gue lepasin, Kuchiki! Sebagai hukumannya, cepet lari keliling lapangan duapuluh kali! SEKARANG!" perintahnya galak. Mata Rukia serasa copot.
"APA? DUAPULUH KELILING? SENSEI MAU NGEBUNUH SAYA, APA? KENAPA INOUE DAN ARISAWA BOLEH DUDUK SEDANGKAN SAYA NGGAK?" protesnya.
"Yaeyalah! Mereka kan baru terlambat sekali! Liat daftar keterlambatan siswa ini!"
Guru sadis itu melempar buku di tangannya tepat ke batang idung Rukia. Cewek itu membuka daftar tersebut dan rohnya serasa kecabut seketika. Bener aja, berlembar-lembar kertas di daftar itu udah tertera sama namanya dia.
"Haha! Itu ganjaran buat elo, Midget!" ledek seseorang tiba-tiba. Semua mata tertuju padanya, pada seorang cowok berkepala jeruk. Rukia mendelik.
"DASAR JERUK! ENAK AJA MANGGIL GUE PAKE 'MIDGET'!" omelnya. Orang yang diejek Rukia dengan sebutan 'jeruk' itu terkekeh.
"Cuma itu satu-satunya julukan yang cocok buat elo, Rukia!" balas orang itu lagi yang pastinya sudah readers ketahui bernama Kurosaki Ichigo. Ia adalah musuh bebuyutan Rukia sekaligus sahabat Tatsuki dari SD. Diam-diam Orihime naksir dia, lho! Yang tau hanya Rukia dan Tatsuki.
"Heh, Ichigo! Siapa yang suruh elo buat ngomong, hah! Elo mau gue libas?" omel Zaraki-sensei pada Ichigo. Ichigo buang muka.
"Iye, iye. Sori, Kenpachi," kata Ichigo cuek dengan kurang ajar. Zaraki-sensei melotot kesal.
"ICHIGO! LOE PIKIR LOE SIAPA, HAH! JANGAN LOE PIKIR KALO ELO BISA MANGGIL GUE SEENAKNYA MENTANG-MENTANG ELO KEPONAKAN GUE! CEPET LARI KELILING LAPANGAN DUAPULUH KALI BARENG KUCHIKI! SEKARAAAAANGG!"
Ichigo dan Rukia pun terlonjak kaget dan langsung berlarian gaje menuju lapangan dan memulai hukumannya. Semua murid di kelas itu hanya bisa sweatdrop ngeliat kegajean ketiga makhluk Tuhan itu.
"Yak, lupakan kejadian barusan! Kembali ke pelajaran! Buka halaman 194!" titah Zaraki-sensei. Semuanya kembali belajar kayak biasa.
Tatsuki yang bangkunya di dekat jendela iseng melirik keluar, tepatnya ke lapangan olah raga. Di sana terlihat Ichigo yang sepertinya menantang Rukia untuk lomba lari. Rukia pun kelihatan berapi-api. Tatsuki terkekeh geli saat melihat Ichigo dijambak cewek itu supaya bisa menang. Tatsuki bergumam pelan.
"Lomba lari part II." (Yang pertama pas hampir terlambat tadi.)
Orihime yang duduk di sebelahnya dapat mendengar itu dan ikut melirik ke luar jendela, setelah itu tersenyum kecut dan membuang muka. Tatsuki yang melihatnya pun tersenyum jahil.
"Orihime, kau cemburu?" selidiknya. Muka Orihime merah padam. "Sstt!" bisiknya.
Oo*oO
DRAP DRAP DRAP! Rukia dan Ichigo yang udah siap lomba lari keliling lapangan duapuluh kali kini kembali lomba lari menuju kelasnya. Buset, ni dua makhluk nggak punya rasa capek, ya?
"Jeruuukk! Minggir!" Rukia menendang muka Ichigo hingga cowok itu meringis kesakitan.
"Aaw! Apaan, sih! Dasar Midget!" Ichigo membalasnya dengan cara mendorong tubuh mungil Rukia hingga cewek itu nyaris jatuh. Rukia berdecak, kemudian mempercepat langkahnya dan berhasil menyentuh pegangan pintu kelasnya duluan dan membukanya kemudian berteriak, "ZARAKI-SENSEI! SAYA UDAH SIAP, NIIIH!"
"WOI, DIEM! ZARAKI-SENSEI UDAH KELUAR, TAUK! GAK USAH PAKE TEREAK SEGALA NAPA!?" Seluruh siswa di kelas itu balas meneriakinya. Rukia nyaris budeg sedangkan Ichigo yang baru nyampe ngakak habis-habisan.
"Huahahaha! Rasain lo, Midget!"
Telinga Rukia panas dan langsung menendang cowok malang itu hingga terbang dan mendarat di kursinya dengan tidak selamat.
"Itu hadiah karena elo udah kalah dalam lomba lari yang barusan, Ichigo!" sahut Rukia yang melangkah menuju kursinya yang berada di depan Tatsuki dan Orihime. Tapi, sebelumnya seorang cowok berambut biru yang mengenakan kacamata berpesan padanya.
"Kuchiki-san, pas jam istirahat nanti elo harus ngasih laporan ke Zaraki-sensei bareng Kurosaki untuk ngasih tau kalo hukuman kalian udah selesai!" pesan cowok yang bernama Ishida Uryuu yang merupakan ketua kelas itu. Rukia mengangguk dengan malas-malasan dan mulai berbaur lagi dengan kedua sahabatnya. Tatsuki yang pertama bicara.
"Kuchiki, tadi kayaknya gue liat elo sama Ichigo lomba lari, deh, di lapangan... Masa barusan kalian lomba lari lagi? Nggak capek?" tanyanya. Rukia agak kaget. "Kok tau?"
"Tadi gue liat Ichigo kayak nantang elo di lapangan. Yang kedua kan gue dengarnya dari mulut elo sendiri. Terus, tadi Orihime cemburu, lho..." goda Tatsuki sambil melirik Orihime. Mukanya lagi-lagi memerah.
"Tatsuki-chan, jangan bilang-bilang, dong!" katanya malu. Rukia menghela napas.
"Inoue, ngapain pake acara cemburu segala? Pertengkaran gue sama Ichigo itu bukan berarti cinta, kok!" ucap Rukia menenangkan. Orihime hanya tersenyum canggung.
"Ehehe, iya, Kuchiki-san..." sahutnya sambil cengengesan.
"Iya, nggak apa-apa. Eh, ngemeng-ngemeng Ise-sensei hari ini gak masuk, ya?" tanya Rukia mengganti topik. Tatsuki dan Orihime kaget luar biasa plus melotot.
"Waduh, Rukia-chan gak tau, ya?" tegur cewek berambut blonde yang memiliki sesuatu yang besar, Matsumoto Rangiku—orang yang juga gak mempan sama sifat aneh Rukia. Rukia menoleh. "Apanya?"
"Ise-sensei kan udah nggak ngajar di sekolah ini lagi!" jawab Rangiku. Kali ini Rukia yang kaget.
"EH?"
"Katanya, guru yang ngegantiin dia ntuh guru cowok yang guanteng banget!" tambah Rangiku. Rukia cengo.
"Dan dahsyatnya lagi, umur sensei itu cuma tua setahun dari kita-kita!" sambungnya. Rukia yang tadi kecapekan gara-gara lari dan meminum airnya pun sukses tersedak.
"Uhuk! Ehek! Kok bisa gi-ohok! Gitu?" tanya cewek bermata violet itu sambil batuk-batuk. Rangiku kembali menyambung ceritanya.
"Soalnya dia jenius banget! Dia tamat kuliah sebulan yang lalu, malah!"
Rukia yang mendengar hal itu serasa mau pingsan saking ngirinya.
"Rangiku-san, sampai kapan sih mau bicara sama cewek aneh itu?" panggil seorang cewek bermata hazel pada Rangiku, ia pun menoleh.
"Hinamori? Emang gue nggak boleh ngomong sama Rukia-chan?" Rangiku kebingungan. Orang yang dipanggilnya 'Hinamori' itu berdecak sebal.
"Rangiku-san nggak ngerti? Bicara sama orang pembuat onar kayak dia hanya bikin derajat elo rendah," ujarnya. Rangiku mengerutkan dahinya. "Kok gi—"
"Apa hubungannya derajat sama orang aneh?" timpal Tatsuki memotong perkataan Rangiku. Orihime terlihat sedikit panik. "Ta-Tatsuki-chan!"
Tatsuki menoleh dan berkata, "Jangan nyegah gue, Orihime. Orang sombong kayak dia perlu dilawan, bukan pake acara bengong doank." Cewek bercepol dengan mata hazel itu terlihat kesal dan langsung menarik tangan Rangiku.
"Rangiku-san, kita pergi!" geramnya sambil menyeret Rangiku. Yang diseret cuma cemberut. "Tatsuki, Orihime, Rukia-chan, maaf ya!" sesalnya.
Tatsuki menghela napas, "Hhh... Kenapa Rangiku bisa tahan sama orang sombong kayak gitu, sih?" pikirnya bingung. Sedangkan Orihime memperhatikan Rukia yang menunduk.
"Kuchiki-san gapapa?" tanyanya khawatir. Rukia mendongak dengan wajah bingung. "Apanya? Emang gue ada luka?"
GUBRAK! Tatsuki dan Orihime jatuh dari kursi dengan tidak elit. Mereka menatap Rukia dengan kaget sedangkan Rukia membalasnya dengan adegan garuk-garuk kepalanya yang barusan emang digigit nyamuk.
"Ku-Kuchiki-san gak dengar apa yang dia omongin tadi?" tanya Orihime. Rukia geleng-geleng.
"Gue nggak terlalu memperhatiin... Gue lagi main facebook, sih..." katanya mengakui sambil nunjuk handphone yang lagi dia mainin. Ternyata itu yang ngebuat dia kayak menunduk sedih dari tadi. Tatsuki nyaris melempar batu terdekat ke cewek itu tapi langsung nggak jadi karena nggak ada batu disana.
"Terus, siapa cewek tadi?" tambah Rukia.
"UAAPPAAA?" jerit Tatsuki dan Orihime yang membuat seisi kelas menoleh pada mereka. Semua terdiam selama sepuluh detik hingga Orihime cengengesan dan Tatsuki berkata, "Ng-nggak ada apa-apa, kok... Lanjut!" Seisi kelas pun kembali ribut.
"Psst! Elo bener-bener gak tau siapa cewek tadi? Dia itu Hinamori Momo! Idola nomor dua di sekolah ini setelah Orihime! Walau begitu, dia orang paling sombong sejagad raya! Dia bakal langsung ngomong sadis kalau bertemu dengan hal yang tidak disukainya!" terang Tatsuki panjang lebar. Rukia mangut-mangut paham.
"Oh, gitu. Udah ya, gue mau tidur, capek gara-gara lari tadi," katanya sambil menyandarkan kepalanya ke meja. Tatsuki dan Orihime hanya dapat geleng-geleng melihat tingkah sahabat mereka itu.
"Padahal dia udah lari dari tadi, tapi kenapa efeknya baru kerasa sekarang? Dan lagi, bisa-bisanya dia nggak kenal sama orang sombong kayak Hinamori..." Tatsuki menghela napas sedangkan Orihime tertawa pelan.
"Kalau bukan kayak itu, dia nggak bakal jadi Kuchiki-san, kan?" celetuknya. Kini mereka berdua tertawa sampai Uryuu yang tadinya keluar kelas untuk mencari si guru baru sekarang udah kembali masuk.
"Tenang, semuanya! Sebentar lagi guru baru kita akan datang kesini! Jadi, mohon jaga kelakuan kalian!" pesannya. Semua murid di kelas itu ber'wao' ria.
"Gue jadi gak sabar ngeliat kekerenan guru kita itu!" ucap Rangiku yang dengan cepat ditanggapi oleh Momo, "Pacar elo si Ichimaru-san ntuh mau elo kemanain?"
Sementara itu, Ichigo sedang berbincang dengan keempat teman dekatnya, yaitu Yasutora Sado yang biasa dipanggil 'Chad', Abarai Renji, Asano Keigo, dan Kojima Mizuiro.
"Cewek-cewek itu ribut banget, sih. Ada guru cowok yang keren aja langsung heboh. Itu kan baru gosip, mungkin aja aslinya guru baru ntuh jelek," bisik Ichigo. Renji ngakak, "Haha! Bener!"
"Huaaa! Ntar Inoue-san atau Matsumoto-san malah kesengsem sama orang itu dan nggak bisa nikah sama gue! HUAAAA!" tangis Keigo lebay.
"Inoue-san bukan orang yang kayak begitu, Asano-san. Kalau Rangiku-san sih gue masih bisa maklum," sahut Mizuiro datar sambil tetap memainkan handphone-nya, tepatnya lagi meng-SMS sang pacar yang tua beberapa tahun darinya. Keigo melotot mendengar pernyataan cowok itu.
"MIZUIRO! SEJAK KAPAN ELO MANGGIL GUE PAKE BAHASA FORMAL KAYAK GITU, HAH? GUE ADA SALAH APA SAMA ELO?" pekiknya dengan nista. Mizuiro cuek sedangkan Chad menepuk-nepuk punggung Keigo dengan simpati tapi tetap dengan prinsip no comment-nya.
Di ambang pintu, tiba-tiba Uryuu berseru, "Semuanya! Ini dia guru baru kita! Silakan masuk, Sensei!"
Kontan semuanya menatap pintu dengan mata nyaris keluar saking penasarannya. Begitu guru itu masuk, di dalam hati para cowok berseru, 'Pendek!' sedangkan yang cewek, 'Imutnyaa!'
Guru cowok itu melangkah menuju mejanya dengan cool-nya. Ia mulai memperkenalkan dirinya.
"Namaku Hitsugaya Toushiro, wali kelas kalian yang baru. Aku mengajar di bidang studi Matematika. Jika ada yang ingin bertanya, kupersilakan!" seru sang guru yang bernama Toushiro itu. Ichigo mengangkat tangannya.
"Ya, kamu!" Toushiro menunjuk ke muka Ichigo dan ia pun mulai menyatakan pendapatnya.
"Elo itu anak SD yang nyasar, ya? Cari orang tua lo sana. Kalau elo mau nyari pintu keluar tinggal belok kanan terus ke kiri dan pintu ntuh ada di ujung lor—"
BUAAAAKKHH ! ! ! Sebuah penghapus dengan efek doppler tiba-tiba menghantam Ichigo sehingga cowok itu terpelanting ke belakang. Keempat sahabat yang setia segera menggotongnya ke ruangan UKS.
Toushiro mencak-mencak kemudian berdehem keras, "EHEM! Maaf atas kesalahan teknis yang tadi. Apa ada pertanya...an...?"
Toushiro bengong karena setengah murid cewek di situ udah pada tepar. Ia kembali membuka suaranya.
"Ng... Siapa ketua kelas disini? Tolong bangunkan mereka semua," titahnya. Uryuu mengangguk.
"Baik, Hitsugaya-sensei. Saya Ishida Uryuu sebagai ketua kelas akan menjalankannya."
Uryuu mengambil sesuatu dari dalam bajunya kemudian berteriak kencang.
"WOI, BANGUN! DILARANG TIDUR SAAT PENGENALAN GURU BARUUUUUU!" tereaknya menggunakan toa. Walhasil semua cewek yang tadinya berguguran kembali bangun. Dan anehnya, teriakan yang super kencang itu nggak mempan sama sekali pada Rukia yang ternyata masih tidur.
"Ku-Kuchiki-san... Bangun! Ishida-kun bilang nggak boleh tidur dalam kelas!" bisik Orihime pada Rukia yang duduk di depannya.
"Jangan, Orihime. Biarin aja dia tidur, kasihan," larang Tatsuki.
Toushiro kembali ke topik utama. "Baiklah, apa masih ada yang mau bertanya?"
Rangiku mengangkat tangan.
"Yak, kamu!" Toushiro nunjuk dia.
"Nomer HP Sensei berapa?" tanya cewek itu tanpa malu. Sang guru pun melotot. "EGH?"
"Sensei tinggal dimana? Terus, tinggal sama siapa? Simpenannya, ya? Masih virgin gak? Terus—"
"CUKUP! Pertanyaanmu kurang ajar semua! Nggak bakal gue jawab! Yak, kamu!" Setelah memotong pertanyaan tak punya sopan santun by Rangiku, kini Toushiro menunjuk Tatsuki yang ikut angkat tangan.
"Umur sensei beneran tua setahun dari kita-kita? Kok bisa?" tanya Tatsuki. Hm, ini dia pertanyaan yang paling masuk akal dan ditunggu-tunggu oleh semuanya.
Toushiro menjawabnya, "Bukan bermaksud sombong, tapi akan kujelaskan. Pas SD, aku ikut kelas aksel dan masuk SMP saat masih berumur sebelas tahun. Di SMP, aku aksel lagi dan lulus saat berumur tigabelas tahun. Pas SMU gitu juga dan tamat sekolah saat masih berumur limabelas tahun. Kemudian kuliah selama dua tahun dan lulus jadi guru saat berumur tujuhbelas tahun," jelasnya puanjang lebar dengan sedikit sopan, nggak pake acara teriak-teriak seperti yang sebelumnya. Mendengar penjelasan itu, semuanya lantas terkagum-kagum.
"Sensei hebat banget!" puji Orihime.
"Baiklah, sampai disitu saja sesi pertanyaannya. Berikutnya, aku akan mengabsen kalian semua." Toushiro membuka daftar absensi siswa.
"Arisawa Tatsuki!"
"Hadir, Sensei!"
"Abarai Renji!"
"Selalu hadir...!"
"Kurosaki Ichigo!"
"Dia orang yang Anda lempari penghapus tadi, Sensei," terang Mizuiro. Toushiro mengangguk dan memberi keterangan dengan huruf 'A' di sebelah nama Ichigo. Ni guru pendendam banget, ya?
Guru muda itu kembali lanjut, "Matsumoto Rangiku!"
"Idih, Say... Udah lupa, ya?" Rangiku mengedip-ngedipkan matanya dengan genit. Toushiro jadi mual plus jijik. Tapi karena belum siap mengabsen, dia lebih memilih untuk menahan mualnya.
"Kuchiki Rukia!"
Krik krik krik
"KUCHIKI RUKIA!" panggil Toushiro lebih keras, tapi tetap nggak ada jawaban.
"Kuchiki! Sensei manggil elo, tuh!" Tatsuki mencolek-colek Rukia dari bawah, tapi tetap nggak direspon.
Toushiro nyaris merobek daftar di tangannya.
"KUCHIKI RUKIAAAA ! ! !"
"BUSET! ENYAK! EH, AYAM AYAM!" latah Rukia begitu bangun dari tidurnya akibat suara Toushiro yang dahsyatnya melebihi teriakan Uryuu dengan toa tadi. Saat pandangan mata kedua orang pendek tersebut bertemu, keduanya pun terbelalak kaget.
"E-elo!"
*TO BE CONTINUED*
Ai-chan: "..."
Readers: *nendang Ai-chan*
Ai-chan: *tepar*
Readers: "MANA FIC ELO YANG LAIN, HAH! KENAPA MALAH BIKIN FIC YANG BARU?" (nyekek2 Ai-chan) "SAMBUNG FIC ELO YANG LAIIIIINN!" (dibekuin Yukihana)
Yuki: "Ribut amat sih loe pade! Jangan pada protes dulu! Si author gila ini baru dibeliin laptop baru, jadi insyaallah dia bakal ngelanjutin fic dia yang lain selama liburan ini!"
Hitsu: (tiba2 nongol) "Disini ada nama gue, tapi peran gue kok dikit amat..."
Yuki: "Dia bilang, peran Taichou bakal banyak di sekitar ch 3 dan seterusnya."
Hitsu: (mangut2)
Yuki: "Yak, sekian dulu, ya. Jangan lupa...
REVIEW PLEASE~!"
