WARNING!
This story not recommended for SONE
Kubuka mataku, kulihat samar samar sesuatu yang besar bergerak turun menujuku, apa itu ya?
"JESSICA!"
tiba tiba seseorang berteriak memanggilku
'hah? Ada apa?" jawabku
"itu lemari!"
lemari? Mana lemari?
Ku usap usap mataku, tiba tiba..
BRUAKKK!
"Waaa! Benda ini menimpaku!" teriakku
"makannya! Sudah ku bilang, awas lemari!" kata hyoyeon sambil berusaha mengangkat lemari ini, dia emang Samson
aku berjalan di pinggir jalan sambil menunduk, aku masih mengantuk, apalagi tanganku lecet karena tertimpa lemari tadi, fuh..
"JESSICA!"
"huh? Ada apa?"
"awas taksi!"
"taksi? Mana taksi?"
aku menatap hyoyeon yang memasang tampang panik, mukanya ngelipet gitu
tiba tiba..
BRAAKKK!
Akkhhh~ punggungku sakit, kupikir punggungku patah..
"Jessica! Lo ga apa apa?" Tanya hyoyeon bego
"keliatannya?" kataku sewot
mukaku menempel ke tembok wartel yang retak, taksi sialan ini menabrakku hingga penyet ke tembok wartel ini
"ahhh! Kasian wartelnya…" kata orang orang di sekitarku
sekarang aku sedang duduk di ruang latihan
"kenapa lo nungging gitu?" Tanya Tiffany
oh, ternyata aku sedang nungging di ruang latihan
"gue duduk tau!" kataku
"lagian lo duduknya doyong ke depan gitu, udah osteoporosis ape lo, kayak nenek nenek tau!" katanya
"bodo" jawabku singkat
tiba tiba donghae datang, ah pangeranku, tolong aku…
"hai Jessica" sapanya sambil mendorong pundakku
KREK! PRTAK!
"WAAAAARGGHHH! PUNGGUNG GUEEE!" teriakku histeris
krik krik krik..
"OI! TOLONGIN! MALAH CENGA CENGO LO BERDUA!"
tapi mereka berdua malah tambah cengo, terus pergi
donghae berbisik pada tiffany "kayaknya gue ilfil sama dia"
aku berjalan di tengah jalan yang sepi, aspalnya masih basah
"ahh cape.."
aku tiduran di tengah jalan, lalu memejamkan mata, menikmati angin sepoi sepoi dan mendengarkan kicau burung, walaupun di atas aspal, aku bisa menikmatinya
aku mendengar suara mesin berderu, kedengarannya sangat "keren", suara itu semakin dekat dan semakin dekat, pendengaranku memang sangat tajam seperti serigala, hihi.
Kurasakan ada yang menekan kakiku, enak.. seperti sedang di pijat, tapi lama kelamaan tekanan itu semakin kuat, sakit..
Benda itu menggelinding ke betisku perlahan lahan, rasanya seperti di gilas, berat sekali..
Kubuka mataku.. dan kulihat sebuah mesin perata jalan sedang berjalan di atas betisku..
?
KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!
Itulah hari terakhir hidupku..
Bai bai, I luv you sone
Maafkan aku safer, mungkin hari kematianku merupakan kebahagiaan untuk kalian, dan kematianku merupakan pengabulan tuhan akan sumpah sumpah kalian padaku
