Bodoh

Mukanya memerah-total. Jantungnya berdegup cepat, dan seluruh tubuhnya terasa terbakar. Mereka hanya berdua, diatap yang biasanya tempat si bodoh itu duduk-duduk sendirian. Biasanya ia tidak merasakan debaran ini, biasanya ia selalu memukulnya, menindasnya, bahkan menyusahkannya.

"aku suka padamu"

Hening…

Hanya debaran jantungnya yang terus terdengar di telinganya. Debaran yang konstan dalam ritme tak menentu.

Lelaki itu hanya menatapnya dengan tatapan kosong. Bingung.

"ah.. sudahlah… aku sudah bicara hal yang bodoh."

Ia berlari. Meninggalkan si bodoh jenius itu bersama buku dan laptopnya. Meninggalkan si bodoh itu dalam dunianya yang sendirian…. Meninggalkan pernyataan cintanya yang barusan.

"tunggu mizuhara !" ia menarik tangannya, menghentikan gerakan kakinya. "a..aku tidak tahu apa yang harus kukatakan…"

Benar… mungkin ini pengalaman pertama si bodoh itu. Mungkin aku satu-satunya orang bodoh pula yang jatuh cinta padanya.

-----

7 tahun kemudian, aku tidak menyangka bahwa akan ada orang bodoh yang berdiri di sampingnya pula. Saling bertukar cincin, dan mengatakan aku bersedia, dan merasakan kehangatan bibirnya yang tak pernah kusangka itu.

Ya… hanya orang bodoh yang mau bersamanya.

---

Aku bodoh ? kurasa begitu. Aku terlalu mencintainya hingga tidak akan melepaskan so toma yang bodoh itu dari genggamanku…