Soul Guide

Chapter one- the horrendous hide and seek

" AARGGH ! APA YANG TELAH KAU PERBUAT, KOLONEEEEL !" teriak Lieutenant Hawkeye padanya, seraya mencari senapan di kantung bajunya, namun sayang sekali tidak menemukannya. Roy menarik nafas lega, menyadari dirinya yang tidak setelaten Lieutenantnya yang selalu membawa senapan ke mana-mana.

"tenang, Hawkeye… tenang !" ujarnya buru-buru sebelum Lieutenantnya ngamuk lagi. "sekarang, hitung satu…. Dua… tiga… empat… lima….Bagaimana, sudah lebih enak ?"

"APANYA YANG LEBIH ENAK, SIR ?" teriaknya lagi, dan Roy perlu menutup erat-erat kedua lubang pendengarannya karena ia masih sayang pada gendang telinganya. "ANDA HARUS BERTANGGUNG JAWAB KARENA MELIBATKAN SAYA DALAM KEJADIAN GILA INI !"

"iya..iya… nanti kupikirkan…"

Ahhh… berisik sekali kedua orang ini. Pagi-pagi saja sudah terjadi keributan hebat di kantornya. Hm ? Binggung ? uups ! aku belum memberitahu awalnya, ya…. Sebenarnya sih kejadian ini hanya diawali dari…. Sebuah kecelakaan kecil Roy dan berdampak amat besar bagi keduanya….

Begini ceritanya..

---

Pagi-pagi itu Roy Mustang sambil menguap lebar-lebar seperti anak kuda nil, berjalan dengan enggannya ke kantornya. Dilihatnya di atas meja, terpampang paperwork bertumpuk nan indah yang melihatnya saja membuatnya lebih baik mati daripada mengerjakan itu semua. Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke sekeliling kantor. Semua orang sudah datang, kecuali dirinya yang lagi-lagi dan lagi-lagi terlambat ke kantor. Ini gara-gara kencanku semalam.. begitu selalu caranya mengelak dari protes-protes bawahannya, dan justru itu membuat mereka bukannya menerima alasannya, malah membuat iri saja.

Setelah mengamati semua orang yang sepertinya sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, ia memberikan sebuah selamat pagi cepat pada semua orang. Ya… dimulailah hari-hari dan jam-jam beTe Roy Mustang…

Tidak. Ia tidak akan membiarkan waktu mudanya dihabiskan hanya di depan paperwork dan mengurusi kasus-kasus yang membuatnya naik menjadi fuhrer. Memang sih… ia ingin sekali menjadi fuhrer, dan sebenarnya ia juga menghabiskan masa mudanya dengan bersenang-senang dengan gadis-gadis yang berbeda setiap malamnya (baca : player !) dan juga minum minuman keras di bar kalau sedang stress (biasanya ia akan menyuruh Hughes – ia belum mati dan tidak akan mati, lho ! – atau Havoc, dan bawahan lainnya untuk menemaninya)

Bukan begitu. Ia ingin hiburan yang lebih di military. Menurut lelaki itu, kantor ini sudah terlalu suram… membosankan…. Seperti kuburan ! Satu-satunya hal yang menyenangkan di military ialah mengejek tinggi fullmetal, itu pun kalau dia ada di East untuk menyerahkan laporan. Kalau tidak ada ? kembalilah ia menjadi salah satu hantu di kuburan yang sunyi senyap ini... dan, fullmetal kebetulan sedang pergi dalam mission yang diberikannya. Sial ! bosaaan !

"aah.. benar. Semuanya, berkumpul di depan mejaku, sekarang juga !"

"buat apa, sih colonel ? Kerjaanku masih banyak nih…" keluh Havoc, sambil berjalan ke mejanya. Beberapa yang lain juga mengeluhkan hal yang sama… tapi tidak berani menentang, mengingat bahwa ia adalah atasan mereka.

"Begini, semuanya. Aku mau kalian mengikuti perintahku…" sengiran di wajahnya sudah menunjukkan kalau ia punya ide gila, atau otakknya itu sedang mengatur naskah untuk menjerumuskan mereka. "kalian… harus ikut main petak umpet di sini- SEKARANG !"

…. Ziiinnngggg.

Satu detik….dua detik… tidak ada tanggapan.

"BAGAIMANA BISA BEGITU KOLONELLL ?" teriak semuanya setelah beberapa saat, menyadari apa yang diperintahkan pada mereka. "KAMI KAN BUKAN ANAK KECIL !"

Roy hanya tersenyum, sambil berputar-putar di kursinya. "Ya.. aku tahu. Lagi pula ini kan buat kalian juga. Aku tahu kalian semua sudah stress dengan seluruh pekerjaan yang banyak ini… makanya untuk itu, kita main petak umpet dan setelah itu kita bekerja lagi dengan tenaga yang baru !"

Seorang pernah berkata bahwa untuk meyakinkan orang lain berbuat hal yang kau inginkan, yang jelek sekalipun, bicaralah dengan cepat, nada yang meyakinkan, berilah alasan yang logis -dalam opinimu-, dan tirulah cara penjual yang ada di Tv itu.

"itu bukan alasan yang baik, sir.. anda tidak akan pernah mungkin (double underline malahan ) membuat orang percaya dengan cara seperti itu !" bantah lieutenantnya. "sungguh.. anda perlu banyak belajar untuk berbohong dan meyakinkan orang. Alasan itu terlalu kekanak-kanakan sekali, sir."

"aaah.. Hawkeye, buang sifatmu yang terlalu serius itu ! hidup hanya sekali, dan kita harus have fun ! lagipula… " kembali ia menyengir. "sebagai atasan kalian, aku memerintahkan semuanya untuk ikut bermain…"

Dengan berat hati, dan mau tidak mau membuang segala harga diri seluruh bawahan Roy ikut main petak umpet (sungguh kekanak-kanakan memang…) Mereka mentukan dengan hom-pim-pah, dan Havoc kalah, sehingga dia yang harus menghitung sampai seratus.

"Gila, ah ! sampai seratus ! Jangkauannya di seluruh kantor di East HQ ini ! Kapan menangnya ?" Havoc menggerutu sambil bersiap-siap menyilangkan tangannya sambil menutup matanya, berbalik menghadap tembok dan mulai menghitung. Satu… dua…tiga..

Semua lari. Roy mulai merasakan ketegangan yang lama ia tidak rasakan. Menyenangkan sekali bisa berlari-larian di HQ walau hal ini menarik perhatian orang banyak. Setidaknya ia bisa keluar dari boredom yang sudah mengekangnya dari zaman Amestris belum ditemukan.

Roy berlari ke arah kantin, hendak bersembunyi di dalam oven, tapi fuerry sudah ada duluan di sana. Lagipula badannya yang seperti itu tidak dapat dibandingkan dengan fuerry yang kecil sehingga lebih leluasa di dalam oven. Baiklah.. lagipula bersembunyi dalam oven bukan ide yang baik…. Ia mencari lagi tepat persembunyian yang baik – ruang ganti pria ! Dengan semangat ia berlari ke ruang ganti, namun di saat ia membuka hendak membuka pintu loker, ia melihat Farman yang bersembunyi di sana.

"Farman di situ, ya ?" tanyanya dari luar, tidak yakin itu Farman atau bukan. Tapi ia cukup yakin dari postur tubuh yang cocok hanya Farman yang muat masuk dalam lemari, berhubung Brenda yang tidak mungkin, dan Hawkeye yang pasti tidak mungkin pula di ruang ganti pria.

Lelaki itu perlahan membuka pintu loker, tangannya tegap disamping seperti mumi "aah ! ternyata colonel ! Kukira aku sudah ketahuan…"

Loker.. bukan tempat yang baik pula… Roy berlari lagi ke taman, dan menemukan Brenda yang bersembunyi diatas pohon. Di mana ia akan bersembunyi sekarang ? Sebentar lagi pasti Havoc selesai menghitung ! teriak batinnya. Kalau tahu begini – di setiap tempat yang dikunjunginya, di situ bawahnnya berada- lebih baik tadi ia yang menghitung saja ! Pasti dijamin 100 persen menang !

Roy tidak mau kalah. Ia masuk lagi ke gedung, berlari di Hall sambil mencari tempat bersembunyi yang bagus. Dalam tong sampah ? dibalik kotak telepon ? tidak ! Ia berlari terus dan sampai di belokan…

BRRRRAKK !

Bunyi jatuh dua benda keras sekali ke tanah. Tidak jelas apa yang terjadi sebelumnya. Mari kita putar ulang dan perlambat. Roy mustang –dengan slow motion- berlari hendak berbelok, dan dari arah sebaliknya, hal yang sama dilakukan oleh Riza Hawkeye. Roy yang terbiasa berperang mengira itu adalah musuh… dan… yap ! hanya dalam sepersejuta detik ia tahu ia tidak memakai sarung tangan. Dalam seperseribu detik kemudian, ia dengan cepat mengambil apa saja yang ada di dekatnya untuk membuat lingkaran transmutasi, namun terlambat, keduanya berlari terlalu cepat dan….

Keduanya tertabrak dengan kencang, keduanya terpelanting jauh dalam radius 5 meter.

Roy mustang terdiam. Auuu.. kepalanya sakit sekali. Bisa-bisanya ia terlalu ceroboh saking semangatnya berlari…. Sekarang ia bisa merasakan adanya benjol yang lebih besar dari telur unta yang akan menghiasi kepalanya.

Riza Hawkeye yang tadi juga terjatuh mengusap-usapkan jidatnya yang terasa merah dan sakit. Ia bangkit berdiri, mengibas-ngibaskan bajunya, lalu hendak berlari lagi mencari tempat persembunyian, ketika detik itu baru ia sadar siapa yang ia tabrak.

"maaf colonel ! tadi sungguh, saya tidak melihat !"

"tidak apa-apa lieutenant ! toh sama-sama kita belum dapat tempat bersembunyi…." Roy berbicara tetap dalam Coolnya. Ia juga mengibas-ngibaskan bajunya yang kotor itu… baru ia sadari sesuatu yang aneh yang terjadi…

"LHO !" teriak Riza. "itu kan badanku !"

"LHO !" teriak Roy. "itu kan badanku !"

"KOQ BISA SIH !" keduanya berteriak bersamaan dalam suatu paduan suara melengking yang mengkagetkan orang-orang di sekelilingnya. Keduanya baru sadar, lalu meminta maaf pada mereka dan cepat-cepat ke tempat yang lebih sepi.

"Sir ! itu badanku !" teriak Riza. Ia baru sadar suaranya jadi lebih berat. Postur tubuhnya rata, tegap, ia lebih tinggi satu kepala dari tinggi normalnya, dan yang paling penting.. rasanya ia lebih gendut dari seharusnya !

"itu juga badanku, Lieutenant !" balasnya lagi sambil memperhatikan tubuhnya yang tadinya macho, disenangi para gadis, sekarang tubuhnya jadi berbodi indah dan disenangi para pria… Gleg ! apa enaknya disenangi oleh orang sesama jenis… itu sih yang gak normal yang seneng atuuh !

Roy dan Riza terdiam, memikirkan kira-kira penyebabnya... dan…. TINGG !

"Jangan-jangan waktu tadi kita tertabrak !" teriak keduanya bersamaan lagi.

"benar ! banyak cerita di komik yang suka memberitahu kalau dua orang tertabrak, biasanya jiwa mereka suka tertukar seperti ini… !" Riza mulai ketakutan. Masak ia harus hidup membujang sebagai Roy Mustang, sih ! Belum lagi kemana-mana pasti ia harus tebar pesona, dan gadis-gadis datang mengajaknya kencan.. dan aiiih ! amit-amit mikirinnya ! Pokoknya ia harus kembali ke semula.

"bukan, Lieutenant… itu hanya cerita di komik saja…" Roy menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak menyangka kalau Lieutenantnya rupanya mudah sekali terpedaya komik… sebentar… mengingat-ingat soal itu…"AAHHH IYA ! tadi aku sempat buat lingkaran transmutasi karena terbiasa di perang dan.. uh… eh.." Roy bingung, sehingga jadi salah tingkah. Sepertinya kali ini 90 persennya ialah kesalahannya, dan 10 persen keselahan Riza untuk berlari kencang di arah sebaliknya. Siapa kira ada orang lain yang juga belum dapat tempat bersembunyi, kan ?

" AARGGH ! APA YANG TELAH KAU PERBUAT, KOLONEEEEL !" teriak Riza, yang membawa kita ke awal cerita semula. "pokoknya anda harus mengembalikan saya seperti semula ! saya gak mau tahu ! TITIK !"

Roy hendak membuka mulutnya lagi, ketika Havoc menangkap mereka berdua. "Katanya mau main, colonel ? bukannya bersembunyi…"

"siapa yang tadi mengajak main ?" ucap Riza ketus, tidak menyadari bahwa dirinya sekarang adalah Colonel Roy Mustang. Havoc hendak bertanya, namun telah disela Roy (dalam bentuk Riza) duluan. "AHEM ! benar, colonel. Tadi kan anda yang mengajak main… sekarang malah anda tidak bersembunyi… bagaimana sih anda ? sudah, cepat selesaikan paperwork anda sekarang juga ! Havoc, panggil anggota lainnya dengan radio dan suruh mereka balik ke kantor !"

"si..siap Ma'am !" tentu saja dalam hati Havoc menggerutu. Tapi siapa lagi sih yang mau membantah Lieutenant Hawkeye ? Mau mati, ya ? Havoc berjalan dengan kesal ke ruang broadcasting, sementara Roy tak kuasa menahan tawanya. Asyik juga jadi Lieutenant Hawkeye, apa lagi melihat wajah gondok Riza sebagai dirinya yang ia maki habis-habisan untuk mengerjakan paperwork, lalu menyalahkannya yang mengajak main. Hehehe… kehidupan di kantor akan semakin menyenangkan… asyikk !

---

a/n : Bagaimana ? suka ? lucu ? cute ? – jawab iya, kalau tidak akan ditembak riza, dibakar Roy, digigit Black Hayate, dilempar kunci Inggris Winry, disambit automail Ed, dicakar kucing Al, dipotong pedang Bradley, um… diapain lagi, ya ? Lol. becanda kok…-aku janji, chapter-chapter berikutnya bakal lebih kocak dari chapter ini (berhubung mereka ada di badan lain-lain, aku enak, nih menyiksa keduanya. Roy : "SADISSS !" Riza :"Biar saya yang tangani, sir.." – DOR !DOR ! DOr! Toma Q.E.D. - rest in horrified.. -.-!)

kayaknya di cerita kali ini unsur romancenya cuma sedikit. Tapi yang pasti HARUS ada… dan pasti Royai… tenang aja. Aku enggak bakal lupa kok. Lucu, jayus, beTe-in, biasa aja, apaan nih cerita, bosen, semuanya uneq-uneq, tinggal pencet dibawah, Reviews, ok, ketik deehh ! diterima dengan lapang dada !

TQED