Akankah terdengar?

BoBoiBoy © Monsta a.k.a Animonsta Studios . Fanfiksi ini punya Fujimoriiin

Pendek. Twist(?). Death!Chara Dan berbagai warning mainstream lainnya.

Percobaan Fictogemino

Untuk #firstimpression yeay! /o/

.


"Akankah suara ini didengarnya?"

Sambil menurunkan biola dari pundaknya, pandangan Boboiboy menerawang langit-langit aula yang megah. Ia mendesah dalam keriuhan, berdiri sendiri di atas panggung usai menyajikan pertunjukan yang mengagumkan. Pertunjukan yang telah dimulai tanpa kehadiran seorang tamu yang berarti baginya.

Gedung telah dipenuhi oleh riuhnya tepuk tangan kekaguman seolah hendak menyamarkan rasa penasaran dari sang bintang utama. Begitu Boboiboy menggesek senarnya perlahan, semua napas tertahan.

Tak ada yang tahu satu rasa mengganjal dalam hati Boboiboy. Seseorang yang seharusnya datang untuknya, tak menduduki kursi yang ia siapkan untuknya sedari tadi. Fang. Hanyalah nama seorang teman baginya, sebenarnya. Namun kedatangannya sangat ia nantikan malam ini, seorang saingan yang sangat berharga baginya. Fang. Nama itu berputar-putar dalam otaknya, memenuhi benaknya. Memunculkan tanda tanya besar baginya.

"Fang, di mana kau?" Boboiboy berbisik sembari memeluk biolanya sendiri seolah berbagi harapan.

Hujan sudah turun membasahi bumi. Perlahan, melengkapi mendung yang sudah datang terlebih dahulu.

Waktu terus berjalan, di luar gedung perhelatan media sibuk memberitakan telah terjadi kecelakaan. Darah berceceran, rambut hitam-kebiruan ternodai merah. Lensa biru terlempar retak. Tubuh putus asa tergeletak di jalan, dihujam hujan.

Fang tadinya hanya berdiri menunggu lampu penyebrangan berubah merah di bawah naungan langit yang semakin kelabu. Jam tangan berkali diliriknya, lampu penyebrangan tak henti ia ratapi, selembar tiket tak puas ia pegangi. Begitu lampu yang ia nanti berubah merah, langkahnya tergerak. Namun tak ada yang menduga dewa maut akan menghampirinya. Biasan cahaya truk besar menyiraminya, suara klakson memekakkan telinga. Saat itu Fang merasa gravitasi tak menahan tubuhnya lagi.

"Maafkan aku." Fang berbisik tertahan.

Terbesit dalam benaknya penyesalan mendalam sebuah janji.

Saat mata nyaris tak mampu terbuka lagi, kilasan kenangan indah menghampiri.

"Ah.. Aku bisa mendengar suara biola."

.

Fin

(((Boleh dibaca dari paragraf terakhir hingga paragraf paling awal)))


A/N:

Fanfiksi super-duper-pendek sekali. Akhirnya kesampaian mencoba buat fictogemino. I am kinda freak with the biola biola thingy, sorry. Terima kasih sudah membaca. Aneh kah? ;w;)/

Sincerely,

Fujimoriiin