Murasakibara & Midorima
Entah kenapa tiba-tiba ada rasa tertarik dengan pair ini.
Karakter hanya milik property Fujimaki Tadatoshi-sensei semata.
Genre dari chap 1-3 : Romance,Humor,dan Yaoi.
Rate : T (16+).
Pair : MurasakibaraxMidorima (MuraMido/PurpleGreen/UnguHijau ).
Typo(s) dan semua kesalahan tulisan yang ada disini (lol).Ngga suka,jangan dibaca!Just enjoy~
…
Di depan sebuah minimarket,anak-anak sekolah yang habis pulang dari sekolah berkumpul bersama sambil memakan dan minum yang mereka beli dari pun juga dengan Kiseki no Sedai yang habis dari latihan mereka menghabiskan waktu mereka di minimarket itu.
Kuroko,Aomine,Momoi membeli es krim batang,Kise pun menangis karena uang jajanya terkuras karena telah dipaksa membayar belanjaan teman-temannya tersebut,Midorima yang biasanya meminum sup kacang merah tiba-tiba membeli satu teh hijau botol juga seperti biasa Murasakibara membeli satu pack Maibou dan dimana kapten mereka,Akashi?!
Dia tipe orang yang jarang nongkrong jadi sehabis pulang dari sekolah atau latihan,dia langsung pulang ke rumah dan bermain shogi (mungkin).
"Ahh…Mukkun kau meminum bekasnya Midorin!"ucap Momoi begitu melihat Murasakibara meminum teh botol yang sebenarnya milik Midorima.
"Eh,memangnya kenapa?!Aku kan haus,Sachin."balas Murasakibara dan melanjutkan meneguk teh milik Midorima.
"Duh,kamu tidak tahu -jelas kamu dan Midorin sedang melakukan indirect kiss,bibir kalian secara tidak langsung saling menempel seperti orang yang melakukan ciuman."jelas Momoi.
" kau, hal yang konyol yang pernah kudengar,lagipula Murasakibara kan cuma minta minuman dari Midorima."ejek Aomine dan Momoi pun langsung menyikut Aomine tepat di perutnya. "Ugghh!"jeritnya.
Begitu mendengar penjelasan dari manager Tim Basket Teiko itu,dengan polosnya Murasakibara pun berkata, "Jaa…Kalau begitu,Midochin akan menjadi pengantinku di masa depan dong." Sontak,ini membuat yang lainnya terkejut kecuali Midorima,dia terlihat tenang sambil menaikkan kacamatanya seakan cuek dengan semuanya.
"Ke-kenapa kamu berkata begitu,Mukkun?!A-aku tidak bilang kamu untuk menikahi Midorin…."tanya Momoi dengan heran.
"Lagipula kalian berdua kan ngga mungkin dia jadi pengantinmu,Murasakibaracchi."ucap Kise.
"Ehh…tapi ibuku pernah berkata kalau kita sudah berciuman dengan seseorang maka kelak akan menjadi pengantin kita di masa depan."jawab Murasakibara dengan polos lainnya pun hanya bisa terbengong-bengong dengan mulut terbuka (kecuali Kuroko dan Midorima)dan tidak tahu harus berkata apa.
" tuh,Murasakibara?Ibumu berkata seperti itu padamu?!Wahahaha pasti dia hanya bercanda saja,ngga mungkin kamu bakal menikah dengan kan,Satsuki?!"Tanya Aomine ke teman sepermainannya itu dan Momoi hanya bisa mengangkat bahunya dan menggeleng-geleng kepalanya seakan tidak Aomine pun langsung berhenti berbicara karena harus mesti jawab apa ke Murasakibara karena dia juga ngga mau cari gara-gara sama si tinggi itu.
"Nih,Midochin."Murasakibara pun member sebuah uang ke Midorima. "Maaf aku menghabiskan minumanmu jadi sebagai gantinya kuberikan uang jadi kau bisa membeli yang baru."ucap Murasakibara dan Midorima menerimanya tanpa berkata apa-apa.
"Oh iya,sesuai yang dikatakan Sachin tadi,Midochin apa akan menjadi pengantinku suatu hari nanti?!"tanya Murasakibara dan Tim Teiko lainnya yang mendengar kembali shock akan pertanyaan Murasakibara.
Midorima yang terlihat begitu santai juga tenang menjawab pertanyaan Murasakibara, "Bodoh!Itu cuma bualan yang digunakan oleh anak-anak baik kau jangan mudah percaya,Murasakibara."sambil menaikkan kacamatanya,Midorima pun melihat waktu di jam tangannya. "Ahh sudah mau juga pulanglah dan kerjakan PR di rumah."ucap Midorima sambil berjalan meninggalkan Tim Teiko lainnya.
"Cih dasar sok cool!"kesal Aomine. "Tapi dia ada benarnya,ayo kita pulang sudah capek."ucap Aomine sambil menguap.
"Aomine-kun,setidaknya kamu kerjakan PRmu juga dong begitu sudah sampai di rumah."kata Momoi.
"Berisik ah, kamu ingin aku kerjakan PR,setidaknya bantu aku ."ejek Aomine dan Momoi hanya bisa menghela nafas.
"Are…Murasakibaracchi,kau tidak pulang?!"tanya Kise.
"Ahh…gomen, mau mengantar Midochin jadi kau duluan saja."jawab Murasakibara sambil berjalan menyusul Midorima.
"Ohh oke…"Kise pun memandang Murasakibara yang hari ini mengantar Midorima pulang (lagi).Bukannya hari ini saja,dari kemarin juga begitu,akhir-akhir ini mereka begitu akrab dan dekatnya tidak akan pernah lepas ngga di dalam sekolah maupun di luar pun jadi ingat kejadian beberapa hari yang lalu,waktu itu sedang istirahat latihan basket dan seperti biasa Murasakibara jajan maiubo-nya dan dia tidak sadar kalau cemilan kesukaannya itu habis (dalam satu kotak).Dia pun merengek dan begitu melihat Midorima juga memakan maiubo yang dia kasih sebelumnya,datang menghampiri Midorima dan menjilat pipinya yang ada bekas remah-remah maiubo yang ia itu membuat Kise terkejut dan mengucek-ngucek matanya berkali-kali karena yang dilihatnya itu tidak tahu mereka akrab tapi keakraban mereka itu seperti pasangan kekasih saja. …
Kembali ke Murasakibara dan Midorima,mereka masih berjalan rumah mereka berdua berlawanan tapi Murasakibara ingin mengantar lelaki rambut hijau sampai ke yang tidak berkomentar apa-apa terus berjalan juga tanpa berbicara apapun ke Murasakibara.
"Ne,Midochin."panggil Murasakibara.
"Hm?"Midorima menolah ke lelaki ungu itu dan Murasakibara mendekatkan wajahnya ke Midorima,semakin lama semakin dekat,bibir mereka pada akhirnya saling ,Murasakibara mencium Midori tepat di yang dicium oleh lelaki ungu itu,dia bahkan bisa merasakan manisnya minuman teh yang diminumnya barusan padahal Midorima baru minum sekali teguk saja dia bisa merasakannya lebih manis dari teh itu.
Karena merasa di tempat umum,Midorima pun mendorong Murasakibara untuk melepaskan ciumannya. "Midochin?!"Murasakibara yang bingung begitu Midorima melepaskan ciuman darinya.
"Apa kau bodoh?!Kita sedang berada di luar umum!"ucap Midorima sambil mengelap bibirnya dengan jari telunjuk kirinya dengan wajahnya yang mulai memerah.
Melihat wajah pemuda hijau itu sedang blushing,Murasakibara pun memeluknya dengan erat dan Midorima pun kaget sekaligus berusaha meronta untuk lepas. "M-Murasakibara?!Baka,apa yang kau lakukan?!Lepaskan!"perintah Midorima.
"Ngga mau!Biarkan aku memeluk Midochin untuk sementara!Habisnya Midochin terlihat manis sekali."Murasakibara semakin mengeratkan pelukannya dan Midorima tidak berkata apa-apa lagi dan hanya bisa membiarkan kekasihnya itu untuk ,Murasakibara dan Midorima sebenarnya mereka berdua sedang menjalin hubungan inilah yang menjawab kedekatan mereka yang membuat teman-teman mereka terheran-heran karena kedekatan mereka ini sangatlah tidak dari berbagi makan dengan saling suap,berbagi minuman dengan minum secara bergantian,pulang bareng padahal arah rumah berlawanan,dan kalau sedang ganti baju pasti Murasakibara memeluk tubuh Midorima begitu sedang melepas itu semua wajar untuk pasangan kekasih (kecuali yang terakhir) tapi tidak untuk mereka berdua karena mereka laki-laki.
"Midochin…."panggil Murasakibara yang masih memeluk kekasihnya.
"Hm?Ada apa,Murasakibara?!"tanya Midorima.
"Yang dikatakan Sachin tadi,jika itu benar kita melakukan ciuman meskipun ngga langsung tapi Midochin akan tetap jadi pengantinku,kan?!"tanya Murasakibara.
"Entahlah karena aku tidak ingin mempercayai itu. Tapi tadi pas aku lihat di Oha-Asa kalau Libra yang sedang beruntung hari ini,barang keberuntungan adalah sebuah teh botol dan warna keberuntungan hijau."jawab Midorima sambil mengelus kepala Murasakibara.
"Benarkah?Kalau begitu aku senang karena hari ini menjadi laki-laki yang beruntung !"teriak Murasakibara dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Ugghh…Itai,Murasakibara…kamu itu lebih besar dariku jadi setidaknya jangan buat badanku hancur,Baka!Ahh kamu memanggilku tiga kali dan jangan teriak malam-malam begini,bisa-bisa menganggu tetangga."omel Midorima.
"Haik, !Itu baru Midochin-ku."Murasakibara mencium kening pemuda hijau itu lalu mengulurkan tangannya, "Midochin,boleh jalan sambil pegangan tangan?!"
Midorima menatap sebentar kekasihnya yang tinggi 2 meter itu,tanpa berpikir panjang Midorima menerima uluran tangan Murasakibara dan menggenggam tangannya dengan erat.
"Midochin,daisuki!"ucap Murasakibara sambil mencium tangan Midorima.
"Ba-baka,sudah kubilang jangan lakukan itu disini!"kata Midorima dengan kesal dan wajahnya mulai memerah kembali.
"Eehh,tapi kan aku cuma mencium tangannya,Midochin."kata Murasakibara dengan polos lalu Midorima sambil menaikkan kacamatanya dan tanpa membalas perkataan Murasakibara,mereka berdua pun melanjutkan perjalanan pulang sambil berpegangan tangan.
Bersambung ke Chapter 2.
