Hai haiā¦. Ini fict pertama saya dengan mengambil beberapa part dari komik dan anime.
Maaf kalau aneh
m(_ _)m
Chapter 01
Malam ini udara di pantai terasa lumayan dingin. Pemandangan yang sunyi. Hanya ada suara deburan ombak dan langit malam yang dihiasi oleh ribuan bintang. Tidak ada suara orang - orang lagi karena hari sudah sangat larut. Namun ada satu orang di pantai itu. Ia duduk hanya beralaskan pasir pantai yang lembut sambil mengamati bintang - bintang. Orang itu hanya memakai celana panjang dan kemeja putih polos tipis meski udara saat itu dingin. Orang itu adalah Tao Ren. Ia sedang tidak bisa tidur karena terus memikirkan masa lalunya sedangkan teman - temannya yang lain sudah tidur dengan pulas. Tak lama kemudian, terdengar suara yang memecahkan keheningan malam tersebut.
"Apa yang sedang kau pikirkan?", tanya seorang gadis mungil dengan baju tidur yang dihiasi renda - renda dan pita yang sederhana.
"Bukan urusanmu. Lagipula apa yang kau lakukan sendirian di sini, Maiden?", sahut Ren dengan nada datar.
"Tidak ada. Aku hanya tak bisa tidur. Boleh aku duduk disampingmu?", tanya Jeanne sambil tersenyum.
"Terserah kau saja.", jawab Ren singkat.
Jeanne duduk disamping Ren. Keduanya diam untuk beberapa saat sampai akhirnya Maiden memulai pembicaraan.
"Aku... Terus memikirkan masa laluku"
Ren sempat menoleh ke arah Jeanne karena mendengar kata 'masa lalu', lalu kembali menatap langit.
"Orang - orang yang kubunuh dulu, pasti memiliki orang - orang yang disayanginya. Apa yang sebenarnya kulakukan dulu? Apa mereka mau memaafkanku?", tanya Jeanne pada Ren.
Ren hanya terdiam sambil terus menatap langit. Namun bukan berarti dia tidak mendengarkan cerita Jeanne. Ren menjadi ingat akan masa lalu nya sebelum ia bertemu dengan Yoh. "Kau sama denganku.", gumam Ren pelan.
"Ren? Tadi kau bilang apa?", tanya Jeanne.
"Ayahku telah menanamkan kebencian padaku sejak aku kecil. Aku hidup untuk menghancurkan segalanya. Hanya itu yang diajarkan oleh ayahku.", jelas Ren dengan tatapan kosong lalu mengalihkan pandangannya ke arah lautan. "Asakura Yoh. Aku bersyukur bertemu dengannya.", lanjut Ren. Kali ini, tatapannya berubah menjadi lembut.
Keduanya kembali terdiam untuk beberapa saat.
"Aku iri padamu. Kau menemukan orang yang bisa mengerti dirimu. Kau juga bisa merubah masa lalumu.", ujar Jeanne
"Masa lalu tidak bisa diubah. Sampai sekarangpun aku masih terbayang akan semua perbuatanku."
"Apa kau pernah diselimuti perasaan berasalah?", tanya Jeanne lagi.
"Ya. Salah satunya pada Nichrome.", jawab Ren singkat.
"Anatel yang kubunuh pun, pasti disayangi oleh orang - orang disekelilingnya.", ucap Jeanne dengan tatapan sedih.
Ren hanya melihat Jeanne yang duduk sambil mengumpatkan wajahnya di atas lutut.
"Tentu saja! Dan kau telah merebut orang yang paling berharga bagiku!", seru seseorang yg tidak mereka kenal. Ren dan Jeanne pun langsung bangkit dari tempatnya.
"Siapa kau?", tanya Ren
"Aku Anahol. Adik dari Anatel, lelaki yang pernah dibunuh oleh gadis ini!", jawabnya sambil menatap tajam ke arah Jeanne.
"Maaf.. Maafkan aku.", gumam Jeanne sambil terus menundukkan kepalanya.
Ren melihat Jeanne sesaat lalu kembali menatap Anahol. "Lalu sekarang apa yang kau mau?", tanya Ren sambil mengacungkan Houraiken milikknya.
"Aku kemari untuk mengambil nyawa gadis itu.", jawab Anahol sambil menyerang Jeanne yang masih terdiam secara tiba - tiba.
DHUAR!! Terdengar suara benturan yang sangat keras.
"Jangan menggangguku, bocah.", kata Anahol saat mengetahui serangannya tidak mengenai Jeanne.
Gerakan Ren yang cepat berhasil menyelamatkan Ren dari serangan cambuk Anahol.
"Apa yang kau lakukan dasar bodoh?! Kalau kau ingin mati, jangan lakukan itu di depan mataku!", seru Ren pada Jeanne dengan nada yang sedikit membentak.
"Maaf.. Maafkan aku.", Jeanne masih terus bergumam.
"Cih! Kalau begitu biar aku yang menjadi lawanmu.", Kata Ren pada Anahol.
"Gadis itu tidak ada hubungannya denganmu!"
"Tentu saja ada!", jawab Ren sambil maju menyerang Anahol.
"Apa pedulimu terhadap gadis pembunuh itu?! Dia pun bisa saja membunuhmu kapan saja!"
"Maiden tidak akan berbuat seperti itu."
"Apa yang membuatmu berani mengatakan hal itu?!"
"Karena dia telah berubah! Dan dia adalah teman kami!"
"Ren...", ucap Jeanne sambil melihat ke arah mereka berdua. Air matanya tumpah karena terharu mendengar ucapan Ren.
"Rasakan ini, bocah!!", seru Anahol sambil menyerang Ren dengan bengis. Menyebabkan Houraiken milik Ren terpental jauh.
"Ren!", seru Jeanne.
"Cih. Bukan berarti aku akan kalah tanpa Houraiken milikku.", ujar Ren sambil menatap tajam Anahol.
Anahol melirik ke arah Jeanne lalu tersenyum. "Kau lengah!", teriak Anahol sambil mengarahkan cambuknya ke arah Jeanne.
"Maiden!!", teriak Ren.
Jeanne tetap terdiam. Ia tidak ingin menyerang balik Anahol karena telah membunuh kakaknya. Bahkan terbesit dipikirannya untuk membiarkan Anahol membunuhnya.
"Kena kau, Iron Maiden Jeanne.", ujar Anahol sambil menyunggingkan senyum kemenangannya.
Jeanne terus menutup matanya.
Mohon review nya
:D
