Senangnya Jia bisa balik lagi n ngasi epep baru buat seluruh Yunjae Shipper… :D

Jia ga tau kenapa, yang jelas Jia pengen banget post epep ini, kira-kira banyak yang suka ga yaa…

Okelah tanpa banyak bacot, mending kita cekidot… Yuhuuuu…. :D

.

.

No Bash!

.

.

No Flame!

.

.

Don't waste your time if u don't like YAOI or YUNJAE or ME...

.

.

Soo... just clik back...okay ^_^

.

.

BooJaejoongie is Mine Present

When Your Voice Takes Over

Disclaimer : Mereka milik Tuhan, keluarga mereka, fans, management masing-masing. Jia hanya pinjam nama mereka dan juga sedikit eksistensi mereka di dunia FF.

Rated: T-M – Tergantung Mood

Genre: Molla.. silahkan ditentukan sendiri..

Cast: Jung Yunho, Kim Jaejoong n others ( look it by your self )

Warning: Yaoi, Alur lambat (?) maybe, Absurd, Typo, OOC, EYD ngawur, etc

.

.

SUMMARY: Ketika Kim Jaejoong mendapatkan tawaran untuk merawat seorang namja yang menjadi pasien pertamanya di rumah sakit.. Akankah Jaejoong bisa mengemban tugas tersebut? Dan bagaimanakah hari-hari Kim Jaejoong setelahnya?

.

.

CHAPTER 1

.

.

-happy reading-

.

.

Seorang namja cantik dengan doe eyes yang menggunakan seragam berwarna serba putih terus berjalan menyusuri koridor dengan memperhatikan nomor di pintu-pintu bangsal sebuah rumah sakit.

Hingga kaki mungilnya terhenti, "kamar 616" ucapnya sambil memperhatikan nomor di daun pintu dengan kertas yang ia pegang secara bergantian.

"benar ini kamarnya" ucapnya girang dengan mata berbinar.

Namja cantik dengan kulit sehalus porselen itu menghembuskan nafasnya, "Jaejoong, hwaiting!" serunya pelan sambil mengepalkan tangannya untuk memberi semangat pada diri sendiri dan mulai memutar knop pintu untuk membukanya.

CKLEK,

KRIEEETTT,

Namja cantik itu melongokkan kepalanya ke dalam kamar tersebut dan mengedarkan pandangannya, "sepi sekali…" ucapnya kemudian perlahan masuk dan menutup kembali pintu kamar itu berusaha tidak menimbulkan suara sedikit pun.

Ia mendekati sebuah katil yang terdapat seorang namja yang sedang tertidur dengan lelapnya, namja cantik ini mengeluarkan 2 lembar kertas dari dalam saku seragam putihnya,

"oke, kita mulai dari lembar pertama, nama Jung Yunho, umur 23 tahun, alamat, Gangnam street no 121. Memiliki tinggi 182 dan berat badan 72, terakhir Jung Yunho adalah pasien terapi akibat kecelakaan yang terjadi satu bulan yang lalu"

Jaejoong melipat kembali kertas pertama dan membuka kertas kedua, "lembar kedua, menurut para perawat yang sudah menyerah untuk merawatnya, pasien yang bernama Jung Yunho ini adalah pewaris terakhir dari keluarga Jung yang masih hidup atau lebih tepatnya selamat dari kecelakaan maut yang menewaskan seluruh keluarga Jung kecuali Jung Yunho, namun menurut pengetahuan semua sumber yang pernah mengenalnya, Jung Yunho sangatlah egois dan memiliki tempramen yang sangat tinggi hingga tak memiliki batas ketinggian, serta selalu cerewet jika seorang perawat hendak melalukan tindakan perawat seperti menyuntik, mengganti impus, memberi obat, dan sebagainya. Ia juga selalu menolak memakan makanan yang diberikan oleh rumah sakit, ia lebih memilih memesan pizza, spaghetti , steak, serta makanan aneh lainnya"

Jaejoong menggaruk pipinya, "makanan jenis apa ini ?"

"Apa yang sedang kau lakukan ?" tanya seseorang yang membuyarkan semua pikirannya tentang suatu makanan yang tidak ia ketahui itu.

"eoh ?" Jaejoong menoleh dan melihat seorang namja tampan dengan badan atletis serta pandangan yang tajam tengah terbangun – sambil memandang tajam Jaejoong.

Jaejoong sesaat terkesima melihat namja yang ternyata adalah Yunho itu. Dalam hati namja cantik itu bertanya –Tanya, bagaimana bias namja setampan ini menjadi pasien rumah sakit cukup lama? Setelah sadar dari lamunannya, Jaejoong menunduk hormat sekilas, "anyeonghaseo ? Kim Jaejoong imnida, mulai hari ini saya yang akan menjadi perawat pribadi anda Tuan"

"geure ? kalau begitu ambilkan aku sekaleng soju" perintah Yunho sambil mencoba untuk bangkit dan menyenderkan tubuhnya pada kepala katil.

Jaejoong yang menyandang sebagai perawat pribadi dengan cepat mendekati dan membantu pasiennya untuk memiliki posisi senyaman mungkin, "biar saya bantu Tuan"

Namun belum sempat Jaejoong membantunya, pasien yang bernama Jung Yunho tersebut menepis kasar tangan Jaejoong, "Jangn pernah sentuh aku !" bentaknya membuat Jaejoong terdiam sejenak kemudian menunduk maaf.

"Choesonghamnida,,choesonghamnida,," ucap Jaejoong berkali-kali.

"sudahlah ! cepat ambilkan soju !"

"nee" jawab Jaejoong gugup lalu pergi, namun baru beberapa langkah Jaejoong kembali sambil menggaruk pipinya. "Choesonghamnida, Tuan tidak boleh meminum minuman yang mengandung alkohol"

Yunho menatap tajam tepat kedalam manik mata Jaejoong membuat pemilik doe eyes itu menundukkan kepalanya takut, "apa kau perawat baru disini ?"

"eoh ?"

"apa kau tak punya telinga ? hingga aku harus mengulang pertanyaanku ?" tanya Yunho dengan nada datar.

"eoh, cheosonghamnida"

Bug,

Yunho melempar bantal tepat mengenai wajah cantik Jaejoong, "sekali lagi kau mengatakan maaf, akan kutenggelamkan kau kedalam sungai han"

"N-nee ? ah, b-benar. Saya perawat baru dirumah sakit ini" jawab Jaejoong gugup sambil memandang bantal yang terjatuh di dekat kakinya.

Yunho mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian memejamkan matanya, "kurasa kau tidak akan bertahan lama seperti perawat sebelumnya" ucapnya lirih dengan diselingi senyuman sinis.

"nee ?" tanya Jaejoong ragu setelah mendengar samar ucapan Yunho.

"Sediakan aku air hangat, aku ingin mandi" perintahnya lagi dengan seenaknya.

"nee" setelah memungut bantal yang dilempar Yunho tadi, dengan cepat Jaejoong berjalan menuju kamar mandi yang terletak tak jauh dari katil tersebut karena memang ruangan pasien ini berada pada ruangan VIP yang memiliki segala fasilitas yang sangat lengkap.

.

*YunJae*

.

"hufh" entah sudah yang berapa kali Jaejoong menghembuskan nafas lelahnya ketika disuruh ini dan itu oleh pasien yang bernama Jung Yunho tersebut hingga akhirnya jam istirahat pun tiba.

"hey" seseorang menepuk pundak Jaejoong saat ia sedang mendudukkan tubuh lelahnya dikursi kantin.

Jaejoong menoleh, "Junsu~a ?" ucapnya memelas seakan ada beban berat yang telah menimpanya dan harus ia curahkan seluruhnya melalui cerita aka curhat #bah -_-

Seperti mengerti, seseorang yang Jaejoong sebut dengan Junsu itu tersenyum lembut dan memeluknya hangat, "bersabarlah, mungkin ini adalah cobaan terberat sebelum kau benar-benar menjadi seorang perawat"

"hikz..hikz...tapi kenapa cobaanmu tidak seberat cobaanku ? aku iri padamu" isak Jaejoong dalam pelukan Junsu.

Junsu melepaskan pelukannya sambil mengerucutkan bibirnya imut, "YAK ! kau ingin aku juga mendapatkan cobaan yang berat ? jahat sekali kau ?"

"huwaaa…kenapa kepala rumah sakit tak adil, dia memberimu pasien yang tenang sedangkan aku ? bukankah kita sahabat ? seharusnya kita mendapatkan pasien yang setara" ucap Jaejoong semakin terisak.

Junsu tertawa keras, "itu artinya Siwon Hyung menyuruhmu belajar bersabar. Salahmu sendiri selalu cerewet, maka dari itu kau diberi pasien yang lebih cerewet darimu"

"aku benci pada Siwon Hyung ! kenapa harus dia yang menjadi kepala rumah sakit ! aku menyesal menjadi perawat di rumah sakit ini !"

Junsu cekikikan, "tapi jika bukan karena Siwon Hyung yang membiayaimu, mana bisa kau menjadi seperti ini. Ingatlah dia yang selalu merawatmu sejak kecil. Lagipula bukankah Siwon hyung mengimingimu dengan tawaran jalan-jalan gratis di pulau Jeju selama dua minggu penuh jika kau berhasil dalam tugasmu kali ini. Jadi bersabarlah ne…" lanjut Junsu sok menasehati.

"hikz..sebenarnya kau sahabatku atau sahabat Siwon Hyung ? kenapa kau selalu membelanya ? kau menyebalkan ! hikz…hikz…eommaaaa mereka menyebalkan…." Teriak Jaejoong sambil menyembunyikan wajahnya di atas meja, Air mata Jaejoong benar-benar banjir saat ini, tapi Junsu bukannya menenangkan Jaejoong, malah semakin menertawainya.

"aku lapar, apa kau tak lapar ?" tanya Junsu sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan.

Jaejoong mengangkat kepalanya, "aku sedang terkena musibah, bagaimana bisa kau berkata bahwa kau lapar ?" bentaknya.

"orang koma saja masih harus diberi makan, kenapa aku yang hanya teman dari orang yang terkena musibah tidak boleh makan ?"

"MWO ? TEMAN ? HANYA TEMAN ?"

"eoh ? sahabat...kita sahabat" jawab Junsu setelah itu ia langsung lari untuk memesan makanan sebelum ia digoreng hidup-hidup oleh Jaejoong.

.

*YunJae*

.

Keesokan harinya,

Jaejoong berjalan gontai memasuki kamar bertuliskan 616 dengan membawa sebungkus makanan.

"kenapa kau lama sekali ?" tanya Yunho yang sedang asik menonton TV sambil berbaring santai di katil yang lumayan luas untuk ukuran sebuah katil, bahkan hampir menyamai luas sebuah ranjang king size.

Jaejoong membungkuk hormat, "Choesonghamnida, mini market lumayan jauh dari rumah sakit"

"siapa yang menyuruhmu pergi kemini market ?"

"eoh ? bukankah Tuan menyuruhku membeli kentang goreng ? itu hanya ada di mini market"

"tidak jadi, aku ingin memakan Sweet Potato. Kurasa itu ada di kedai kecil di samping rumah sakit ini" ucap Yunho dengan santainya.

"Mwo ? lalu bagaimana dengan kentang ini ?"

"Buang saja !"

"MWO ?"

"kau terlalu lama, membuatku tak ingin lagi memakannya. Tapi jika kau mau, kau boleh memakannya"

Lama Jaejoong terdiam di tempatnya dengan mata yang menyimpan begitu besar amarah hingga Yunho merasa dirinya tengah diperhatikan.

"katakan saja jika kau ingin mengundurkan diri. Aku tak butuh perawat sepertimu" ucap Yunho tanpa menoleh membuat Jaejoong tersadar dari semua pikiran yang ada di kepalanya.

BRUG,,

Jaejoong membuang bungkusan yang sejak tadi ia pegang ke dalam tong sampah yang terletak tak jauh dari tempat ia berdiri.

"mengundurkan diri ? itu takkan terjadi" gumam Jaejoong.

"Mwo ?" tanya Yunho yang mendengar samar ucapan Jaejoong.

Jaejoong menatap tajam kearah Yunho membuat mereka saling menatap satu sama lain hingga beberapa saat, setelah itu Jaejoong tersenyum cantik untuk mencairkan suasana membuat Yunho mengernyitkan keningnya bingung, "Choesonghamnida, aku akan segera kembali dengan membawa Sweet Potato yang Tuan pesan" ucap Jaejoong sesopan mungkin membuat Yunho bertambah bingung, setelah itu ia pergi begitu saja.

.

*YunJae*

.

"Jaejoong ~ah…?" panggil seseorang saat Jaejoong keluar dari pintu rumah sakit membuatnya kembali menoleh kebelakang.

"eoh ? Chulie-ah…."

"bagaimana kerjamu ? apakah sukses ?" tanyanya setelah berada tepat di hadapan Jaejoong.

"sukses apanya ? Sepertinya Siwon Hyung ingin menghukumku" suara Jaejoong semakin terdengar lirih.

"kurasa kau tidak akan berhasil"

"berhasil ?" ulang Jaejoong bingung.

"aku sudah mendengarnya"

Jaejoong berfikir sejenak, "ah, geure ?"

"aku saja baru 3 hari sudah mengundurkan diri" ucap Heechul terang-terangan.

"Mwo ? jadi kau pernah merawatnya juga ?"

"nee, tapi aku meminta pada Siwon hyung untuk memindahkan tugasku ke kamar lain karena aku rasa aku akan menjadi seorang pembantu jika terus berada di kamar itu, benar-benar sangat merepotkan"

"ckckckck, kau saja yang termasuk orang yang penyabar tidak betah berada di sampingnya"

"maka dari itu aku mengatakan kau tidak akan berhasil, tapi aku cukup bangga padamu karena aku belum mendengar kau bertengkar dengannya"

"bertengkar ? kenapa harus bertengkar ?"

"kau dengan Siwon hyung saja sering bertengkar, apalagi kau denganya yang sama cerewetnya…" ucap Heechul sambil geleng-geleng.

"kau menyindirku ?"

"ani"

"iissshh, kau sama menyebalkannya dengan mereka"

"mereka siapa ?"

"Junsu dan Siwon hyung. Geunde ? bukankah pasien dikamar 616 itu sudah sembuh ? kenapa dia masih dirawat disini ? menyusahkan saja"

Heechul tertawa, "dia memang sudah sembuh tapi dia masih butuh terapi"

"wae ?"

"setelah mengalami kecelakaan, dia sempat koma selama 4 hari. Semua dokter sudah menyerah tapi saat para perawat hendak melepas semua alat-alat, salah satu tangannya bergerak, dan mulai sejak itu keadaannya mulai membaik"

"waaahhh…apa kau ada pada saat itu ?"

"nee, tapi saat itu aku belum menjadi perawat pribadinya"

Jaejoong menghembuskan nafannya, "akan lebih baik jika aku menjadi perawatnya saat dia masih koma, kurasa aku tidak akan serepot ini"

"Wae ? apa kau akan menyerah ?" tanya suara lain dari arah belakang mereka.

"Siwon Hyung" sapa Heechul sambil membungkukkan badannya hormat.

"siapa bilang ? aku masih bertahan sampai batas waktu yang Hyung tentukan" ucap Jaejoong sambil mengepalkan satu tangannya.

"geure ? baguslah jika seperti itu, aku tidak akan susah payah mencari perawat lain yang mau merawatnya"

"tapi Siwon Hyung juga tidak boleh lupa, selain meluluskanku dalam ujian terakhir ini, Hyung juga harus membiarkanku berlibur ke pulau jeju bersama teman-temanku"

"itu tidak akan jadi masalah selama kau juga tidak menimbulkan masalah"

"baiklah." Ucap Jaejoong menyetujui dan diterima anggukan oleh Siwon – hyung kandungnya.

Heechul hanya cekikikan mendengar kakak beradik itu bertengkar, "oya, kau ingin kemana Jae-ah ? aku ingin mencari cemilan" tanya Heechul.

"aku ?" Jaejoong menunjuk dirinya sendiri, kemudian menepuk keningnya sendiri "astaga ! aku lupa ! aku ingin membeli Sweet Potato ! aarrggg" pekik Jaejoong lalu berlari meninggalkan Heechul dan Siwon yang bingung akan sikapnya.

.

*YunJae*

.

Kriieett..

"Hosh…Hosh…" Jaejoong masuk dengan sedikit terengah-engah karena harus berlari dari kedai sebelah rumah sakit hingga lantai 6 rumah sakit.

"apa kedainya pindah kenegara sebelah ?" tanya Yunho yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan satu tangannya memegang botol impus saat melihat Jaejoong.

"hosh…choesonghamnida..hosh..hosh…joungmal choesonghamnida"

Tok,,tok,,tok,,

Mendengar itu Jaejoong langsung membuka pintu, "nuguseyo ?"

"permisi, saya pengawal pribadi keluarga Jung. Saya datang atas perintah Tuan muda Jung untuk membawa pizza pesanannya" ucap seorang namja paruh baya.

"pizza ?" ulang Jaejoong ragu.

"biarkan dia masuk" perintah Yunho yang sudah mendudukkan dirinya di atas katil.

Namja paruh baya itu masuk melewati Jaejoong sambil menyerahkan sekotak pizza pada Yunho, "chakkaman !" pekik Jaejoong membuat Yunho dan namja paruh baya itu menoleh padanya.

"lalu bagaimana dengan Sweet Potato ini ?" tanya Jaejoong sambil mengangkat satu tangannya yang sedang menenteng pesanan Yunho.

"Buang saja !" jawab Yunho seenaknya.

Jaejoong mendekat dan merebut sekotak pizza itu dari tangan Yunho, kemudian dengan wajah santai Jaejoong membuangnya ke dalam tong sampah.

"YAK ! APA YANG KAU LAKUKAN ?"

Jaejoong berbalik menatap Yunho yang menatapnya tajam, "Choesonghamnida, dengan sangat menyesal saya harus mengatakan bahwa anda belum boleh memakan makanan dari luar Tuan" ucap Jaejoong sopan namun tak ada wajah menyesal disana, menandakan bahwa ia sangatlah serius.

"ciih, tidak boleh makan makanan dari luar ? lalu apa yang kau bawa ? bukankah itu dari luar ?" sindir Yunho.

Jaejoong tersenyum ramah, "ini makan siang saya karena saya terlalu sibuk mengurus pasien pribadi saya sehingga tidak sempat istirahat untuk makan siang"

"MWO ? bukankah kau membelikannya untukku ?"

Jaejoong membungkuk hormat masih dengan senyumannya, "sekali lagi saya minta maaf Tuan"

"YAK ! Kim Jaejoong ! jangan mempermainkanku ! atau kau_"

Tok,,tok,,tok,,

"maaf, saya akan membuka pintu" ucap Jaejoong lalu berjalan menuju pintu dan membukanya.

"permisi, saya ingin mengantarkan makanan"

"apa ini diberikan dari rumah sakit ?"

"benar"

"oh, terima kasih" setelah itu Jaejoong kembali menutup pintu dan berjalan mendekati Yunho yang masih menatapnya dengan tatapan marah. "ini jatah makananmu hari ini !" ucap Jaejoong sambil menyodorkan nampan berisi sepiring nasi, semangkuk sayuran, lauk-pauk, dan lengkap dengan minumannya.

"kau pikir aku tahanan yang harus diberi jatah makanan setiap hari ?"

"nee ! mulai sekarang kau tahananku, kau mengerti ?"

"MWO ?"

"Choesonghamnida, bisakah anda ikut dengan ku ?" tanya namja paruh baya pada Jaejoong yang sejak tadi hanya menyaksikan pertengkaran mereka.

Jaejoong menatapnya sejenak kemudian menghembuskan nafas kesalnya, setelah itu ia meletakkan makanan yang ia bawa di atas katil dan menatap tajam kearah Yunho, "kau harus menghabiskannya sebelum aku kembali, jika tidak ! tidak ada jatah makan selama 2 hari" ucapnya lalu pergi keluar mengikuti namja paruh baya yang tadi mengaku sebagai pengawal keluarga Jung.

"SHIT !" maki Yunho saat semuanya pergi dan hanya tinggal ia sendiri.

.

*YunJae*

.

"anda ingin bicara apa ?" tanya Jaejoong saat ia dan namja paruh baya itu berada di lobi rumah sakit.

"sebelumnya saya ingin meminta maaf atas semua sifat buruk Tuan muda Jung Yunho, tapi saya mohon dengan sangat, tolong jaga dia dengan baik, rawat dia dengan tulus"

"hey…kenapa kau bicara seperti itu ? dia tidak akan mati, dia baik-baik saja"

"fisiknya memang terlihat baik-baik saja, tapi aku tidak yakin dengan jiwanya"

"jiwanya ?" Jaejoong tampak berfikir, tiba-tiba matanya membulat sempurna "apa dia sudah gila ?"

Namja paruh baya itu tersenyum tipis, "Ani !" namja itu menghembuskan nafasnya "Ia hanya anak polos yang butuh kasih sayang. Aku rasa ia belum bisa menerima kenyataan"

"nee ?"

"Ia kesepian sejak semua keluarganya meninggalkannya dengan cara seperti itu. Ini terlalu tiba-tiba untuknya"

"kesepian ?"

"mungkin seperti itu"

Jaejoong menempelkan satu jarinya pada dagunya, "apa dia tidak punya teman ?"

"kalo sekedar teman banyak, tapi yang betul-betul dekat dengannya sepertinya tidak ada selain Hyung nya"

"tenyata dia tidak pandai bergaul"

"bukan seperti itu, tapi terlalu memanjakannya sehingga ia hanya bisa berteman dengan orang-orang pilihan eomma~nya"

"n-nee ? segitu sayangkah ?"

"nee"

"mungkin karena itu juga sifatnya jadi begitu kekanakan"

"sekali lagi saya minta maaf telah merepotkan pihak rumah sakit" ucap namja paruh baya itu sambil membungkuk hormat.

"ah, Gwenchanayo. Aku pikir ajjussi ingin memarahiku karena membantah perintahnya dan ingin memindahkannya kerumah sakit lain" ucap Jaejoong sambil menggaruk tengkuknya tak enak.

"ajjussi ?" tanya namja paruh baya itu bingung.

"nee, mulai sekarang aku akan memanggilmu ajjussi dan ajjussi boleh memanggilku Jaejoong. Selama beberapa hari kedepan ayo kita bekerja sama" Jaejoong menyodorkan tangannya.

Namja paruh baya itu tersenyum ramah dan membalas menjabat uluran tangan Jaejoong.

.

*YunJae*

.

Jaejoong kembali dengan senyuman yang mengembang menghiasi bibir plum nya. Setelah sampai di depan pintu, Jaejoong mengingat pertengkaran sebelum ia pergi dan membuka pintu secara perlahan karena takut mendapat serangan tiba-tiba.

Namun dugaannya salah, ruangan tampak sepi. Dengan sedikit ragu Jaejoong melongokkan kepalanya, ia melihat Yunho sedang tertidur dengan pulasnya dan itu membuatnya sedikit lega.

Jaejoong mendekati katil dan mencari nampan yang tadi ia letakkan di atasnya, tapi ia tidak menemukannya hingga doe eyes nya melihat nampan dengan piring, mangkuk, serta gelas yang kosong di atas nakas sebelah katil. Itu tandanya Yunho menghabiskan semua makanannya hari ini.

"wah, tenyata ia menghabiskannya. Apa ia takut jika besok tidak diberi makan ?" tanya Jaejoong pada diri sendiri.

"enghh…" Yunho mengeliat tak nyaman. Pergerakannya membuat satu tangannya yang sedang di impus sedikit terhimpit tubuhnya sendiri.

Melihat itu dengan cekatan Jaejoong membenarkan tangannya agar tak terhimpit lagi, tapi naas, entah ia sedang beruntung atau ketimpa musibah. Yunho menarik tangannya dan mendekapnya erat, sangat erat membuat Jaejoong tak bisa bergerak dan hanya terdiam dengan doe eyes yang semakin membulat.

"gajimma…eomma gajimma…" igau Yunho dalam tidurnya.

Mendengar itu hati Jaejoong merasa iba, hingga matanya tak sengaja melihat buliran air bening jatuh dari mata yang masih terpejam itu. Benar-benar membuat Jaejoong merasa sesak, sesak bukan karena dekapan Yunho yang sangat erat, tapi sesak karena air mata itu tak henti-hentinya mengalir.

Dengan sangat perlahan Jaejoong menggerakkan satu tangannya, menghapus aliran sungai kecil yang terus mengalir. Entah karena alasan apa, mata Jaejoong tiba-tiba ikut mengalirkan buliran air bening itu juga.

Tiba-tiba,

Cklek,

"permisi"

.

.

-To Be Continue-

.

.

Olalaaa… siapakah gerangan yang mengganggu adegan Yunjae moment tersebut…?

Jia beri bocoran, next chap another cast muncul.. hehe.. bisakah readers menebaknya…?

Jika respon yang Jia terima memuaskan, dan Jia merasa readers semua menghargai epep ini, maka epep ini bakal Jia update lagi.. soon…

Karena sebenarnya epep ini hanya epep uji coba…

Ditunggu Ripiunya ne readers yang baik hati... agar Jia bisa lebih cepet update... cup cup... ^_^

Jadi mari kita saling menghargai...^_^

Deep Bow... ^_^

.

.

Xx Hug & KisS xX