Disclaimer: Harry Potter © J.K. Rowling. I gain no financial advantages by writing this fanfiction.
Characters: [Bab 1] Harry Potter, Ginny Weasley
Warning: Multichapter. Setting: Canon; (corethatihatiabsurdcoret.)
Enjoy!
.
.oOo.
.
.:. Rampai Puisi .:.
© qunnyv19
Bab 1:
puisi keempat; LILY or LUCKY
.
.oOo.
.
"Kau sudah baca buku kumpulan puisi yang katanya lagi marak itu?"
Harry meletakkan kembali Daily Prophet yang berada di kedua tangannya di atas meja. Ia menoleh ke arah Ginny yang berada di dapur, mencuci piring-piring kotor sehabis sarapan. Wanita tersebut melirik Harry sebelum kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Kumpulan puisi apa? Kalau kau mau menanyakan soal buku, sebaiknya tanya Hermione."
Ginny mendengus. "Kau tidak tahu apa isinya?"
"Puisi, 'kan?"
"Ah, sudahlah." Ginny mendesah dramatis dan mengeringkan piring-piring itu dengan sekali lambaian tongkat. Kemudian dia melangkahkan kaki ke tempat Harry berada.
Belum sampai satu bulan mereka menikah, Harry dan Ginny memutuskan untuk memisahkan diri dari The Burrow dan membeli rumah sederhana di desa tempat tinggal Harry, Godric's Hollow. Itulah yang menjelaskan situasi di mana Harry sedang cukup santai di rumahnya karena belum ada panggilan apa pun—dia Auror, omong-omong, dan cukup sulit untuk menemukan penjahat di dunia sihir yang bisa diringkus saat ini—sementara Ginny sebentar lagi akan berangkat dengan Hermione untuk … katakanlah, jalan-jalan.
Setelah memastikan tampilannya oke dengan menanyai Harry, Ginny melemparkan satu buku tipis ke pangkuan Harry. Warnanya biru tua campuran perak, kombinasi yang mengingatkan Harry akan asrama Ravenclaw dan Slytherin. Di tengah-tengah kover, terdapat kumpulan binatang yang tak Harry kenali, serta tulisan-tulisan aneh yang berterbangan. Burung-burung di dalam gambar menyatukan tulisan yang melayang tak tentu arah tersebut: MY MIND: POEMS. Tulisannya kembali bubar. Tak sampai beberapa detik, tulisan baru dideretkan lagi: DOOGEVOL.
"Doogevol?" Harry mengernyit heran.
"Itu nama penulisnya. Aku pergi dulu." Ginny mengecup bibir Harry sekilas dan membuka daun pintu rumah mereka, sebelum akhirnya terdengar bunyi POP pelan dan Ginny menghilang.
Harry mengangkat bahu acuh tak acuh. Dia tak pernah menyukai puisi. Ia menghela napas, memperhatikan kover yang menampilkan tulisan MY MIND: POEMS kemudian kembali melayang, dan tulisan DOOGEVOL kembali dideretkan. Dia tak suka puisi, dia bukan penikmat sastra seperti Hermione.
Dia membuka buku tersebut secara acak. Di tengah halaman atas tertulis 13, mungkin halamannya.
Ditandai nomor 4 di setiap sudut halaman, Harry mengasumsikan puisi ini adalah puisi keempat dari semua puisi yang ada di buku ini. Puisi tersebut berjudul: Lily or Lucky.
Kerutan di dahinya semakin dalam ketika dia mulai membaca.
.
{page 13}
LILY or LUCKY
Lihat, lihat!
Kepalanya tersambar petir,
Lihat, lihat!
Di ujung kepalanya ada langit malam,
Lihat, lihat!
Bintang ganda berwarna hijau,
Lihat, lihat!
Ada teropong bulat transparan yang menghalangi bintangnya.
Fenomena itu aneh, aneh, aneh!
Petus menyambar,
tapi warnanya hijau!
Hijau, seperti patera dan suket
Hijau, seperti acar kodok
Hijau, seperti warna dua bintang kembar
Hijau, seperti bunga lily
Memangnya ada bunga lily berwarna hijau?
Semuanya karena bunga lily atau mujur?
Jangan-jangan bukan karena dua-duanya!
Tapi dia punya hubungan darah dengan bunga lily,
apa berarti dia bukan manusia?
Tapi dia bisa selamat dari kutukan mair,
apa berarti dia bukan manusia?
Bukan dengan bunga lily, bodoh!
{page 14}
[ Ilustrasi bunga bakung berwarna hijau sedang bermain-main dengan langit malam, dengan dua bintang warna hijau menerangi, ditambah teropong 'bulat' yang menghubungi dua bintang tersebut. Ada petir yang sedang menerangi si bunga bakung. ]
{page 15}
Tapi dengan manusia!
Namanya Lily.
L I L Y.
Bukan karena dia hoki,
tapi karena LILY yang melindungi.
Jadi sebenarnya dia itu,
manusia yang menjelma jadi bunga lily,
atau bunga lily yang menjelma menjadi manusia?
Lihat langit yang diselamatkan si bunga lily!
Ia murka karena si bunga lily binasa.
Angkasa menyerang petir.
Lalu siapa yang terjerahak?
Namanya hoki.
Dia tak berguna,
dan tak ada hubungannya dengan bumantara gelap yang redut.
Langit malam tidak membutuhkan keberuntungan karena dia istimewa,
berkat si bunga lily!
Lihat, petirnya sudah menghilang ….
Cakrawala menang,
bunga lily mati,
petir mati,
banyak yang mati,
tapi marcapada sentosa!
{page 16}
[ Ilustrasi langit malam, masih dengan dua bintang berwarna hijau, teropong bulat besar tembus pandang yang menutupi bintang, namun tidak ada petir, tidak ada bunga bakung. ]
.
Butuh tiga kali membaca bagi Harry untuk mengerti makna puisi yang bagi Harry tidak ada maknanya ini.
Entah kenapa dia merasa familiar dengan bunga lily, dua 'bintang' warna hijau, dan petir yang disebut-sebut di dalam puisi Lily or Lucky.
Harry melihat lagi sampul depan dengan aksara yang mengudara.
Saat Ginny pulang, Harry ingin memastikan apakah konklusinya benar. Tentang penulis buku puisi ini, tentu saja.
.
.
.
to be continue
.
notes:
kedua kalinya menulis genre Poetry di FFn. yay. itu perumpamaannya … mudah kok XD
ada yang bisa menebak siapa penulisnya? owo
terima kasih sudah membaca!
love,
qunnyv19
