Title :

Melody About You

Author :

Myeoni1120

Genre :

Romance, sad, drama, etc.../?

Rate :

T (will be M if u want lol)

Words :

2k+

Casts :

-Kim Jongin (Kai)

-Do Kyungsoo

-Kim Junmyeon (Suho)

Pairing :

KaiSoo3

Warning :

Yaoi, awful words, typo(s), im sorry if you're gonna vomit after read this^^v

A/N :

Annyeong~myeoni here~ one of new author in ffn~ udah lama hiatus bikin ffn, tapi tiba-tiba dapet hidayah untuk nulis/? semoga ada yang baca *amin. Btw ini ff asli buatanku, no plagiat ya. Mianhae juga kalo ngerasa pernah baca ff seperti ini, mungkin itu hanya kebetulan semata~hiks_ Berhubung myeoni sedang gila kaisoo nih, hihihi Oh yeah they're fhahahking REAL TTwTT just check this ff out, and give me ur comment! No siders owkai? Thankseu!Chu~:*

(btw I got inspirations from Jin's MV and my lesson's book hihi)

======Part 1 : Melody in Silence

Langit berkabut, udara dingin bulan November mulai menusuk kulit, sunyi, dan sepi sekali. Pepohonan pun terlihat tidak bergerak. Angin membawa kristal-kristal putih, menyebar di sepanjang halaman. Terdengar sayup-sayup dari radio nyanyian Mozart Night mengalun lambat beriba-riba. Pelan-pelan air mata meluncur membasahi pipinya. Mengusapnya perlahan dengan pangkal jari agar tak terlihat oleh kenyataan yang sedang menatapnya sendu. Semua rasa sepi dan menyakitkan itu kembali merasuki alam bawah sadarnya. Pahit. Hanya itu yang Kyungsoo rasakan. Seorang namja polos yang menganggap dirinya bodoh. Si bodoh yang hanya memikirkan Kai. Kai. Kai. Setiap hari nama itu berenang diantara syaraf-syaraf otaknya. Membawa sengatan kecil bila Kyungsoo mendalami nama itu dalam lamunannya.

"Pikirkanlah lagi, ini semua demi kebaikanmu", Kyungsoo tercekat dalam diam. Tak ingin barang sedikitpun ia menoleh ke arah Suho, kakak laki-lakinya. Ia tahu, obrolan akan semakin tidak enak jika ia menanggapi Suho. Kyungsoo memutar otaknya untuk menjauhkan Suho dari dekatnya sementara ini.

"terima kasih, hyung. Biarkan aku sendiri sekarang", laki-laki itu tersenyum lemah lalu mengangguk dengan pasrah. Pergi menjauh dari sisi Kyungsoo. Kyungsoo kembali menatap sesuatu. Jendela dengan hujan rintik-rintik yang membasahinya. Hal yang sangat Kyungsoo sukai. Itu menenangkan pikiran menurutnya.

Dari balik jendela Kyungsoo menyaksikan kunang-kunang melirik di atas setangkai bunga yang layu. Malam melempar pesan dengan jemarinya yang dingin. Sebuah musim telah menandai setiap perubahan yang diawali dengan pergantian matahari dan rembulan. Waktu terus berputar dalam rotasinya mengelilingi lintasan tata surya yang sengaja diciptakan untuk menandai setiap pertemuan dan perpisahan. Kyungsoo sadar ia akan mengalami itu. Perpisahan. Sungguh, bahkan sejak dulu, hal yang pertama ia benci ialah perpisahan. Hal yang wajar bila mengingat nyawa Ibunya terenggut saat Kyungsoo baru mengeluarkan tangisan kecilnya untuk pertama kali.

"Ibu, aku ingin pergi dengan ibu", guraunya dengan sekotak bingkai kecil berisi wajah seorang yeoja paruh baya dengan senyum malaikat. Ia hanya bisa menahan tangis diantara rongga tenggorokannya. Suara lirih Kyungsoo menutup malam itu dengan suasana mencekik. Sesak. Namun sayang, tak ada yang mendengarnya. Bahkan bayangannya sendiri mulai meredup diikuti hujan yang semakin deras. Deru nafasnya kian cepat, merasakan sakit di bagian kiri kepalanya. Segera ia mengambil beberapa obat dari meja, dan meminumnya dengan kalap. Kyungsoo tengah sekarat. Itulah hal yang ingin dia sembunyikan dari dunia ini.

====The Next Day====

"Hyung, ayolah~", rengek Kai pada namja bermata bulat yang sedang -berlagak- sibuk menonton TV. Merasa tak didengar, Kai menghampiri namja kecil itu dan duduk disebelahnya seperti anak kecil. Menghentak-hentakan kakinya dan bersikap manja pada Kyungsoo. Oh ayolah Kai, kau sudah berusia 21 tahun.

"Hyung, aku akan pulang kalau kau tidak mau menemaniku makan jjajjangmyeon", Kyungsoo diam.

"Hyung, aku akan membelikanmu ddeokbokki juga disana",

"Hyung, jjajjangmyeon akan membuatmu tambah tinggi, lho", kali ini perkataan Kai sukses membuat Kyungsoo merespon. Sayangnya, direspon dengan tatapan matanya yang bertambah besar itu. Kai diam dan mengerucutkan bibirnya. Ia sama sekali tidak tau bahwa Kyungsoo tidak bisa menerima udara di musim ini sedikitpun. Kyungsoo sadar ia tidak mau memperburuk keadaannya sendiri. Ia masih ingin hidup sedikit lebih lama karna -sebenarnya- ia sangat menyanyangi Kai dan tentu saja Suho, hyung-nya.

Kai beranjak meninggalkannya, menuju ruang sebelah dan mengeksplor ke sekitarnya. Merasa bosan, ia mengalihkan pandangannya ke arah piano di sudut ruangan itu. Menerka-nerka apa yang ingin ia lakukan dengan benda itu. Seperti anak kecil.

"Hyung, pinjam pianonya ya", Kyungsoo hanya mengangguk dan tetap fokus pada TV-nya. Piano tersebut memang tak jauh dari ruangan tempat Kyungsoo berada. Sialnya, Kai malah memainkan lagu yang amat sangat disukai Kyungsoo, Na Yoon Kwon-Expectation. Kyungsoo tau kai sedang mencoba menggodanya. Bahkan dengan gigih, Kai memainkan seluruh lagu dari awal sampai akhir. Kai melanjutkan permainan indahnya dengan Reflection no.I. Melodi yang menyayat hati bagi siapapun yang mendengarnya. Tanpa Kai ketahui, setitik air bening hampir mengalir dari mata Kyungsoo. Cepat-cepat ia mengusapnya dan melipat kakinya mendekati dada.

"kau sangat dingin padaku hari ini, Hyung. Aku tau diluar memang dingin, kenapa kau juga ikut-ikutan, hyung? Ada apa sebenarnya?", ujar Kai panjang lebar setelah menyelesaikan permainan pianonya.

"Aku sakit perut", ucap Kyungsoo beralasan, lalu menenggelamkan kepalanya diantara kedua lututnya. Hal itu disambut tawa keras dari Kai. Berhenti sesekali lalu kembali terbahak-bahak. Kyungsoo pun mencubit pinggang Kai. Setelah 3 menit, ia berhenti sendiri karna terbatuk-batuk. Kali ini Kyungsoo yang tertawa kecil. Sungguh, momen-momen kecil seperti inilah yang sangat Kyungsoo sukai. Melihat Kai tertawa, bermanja-manja, dan menggodanya. Ia tak yakin apakah ia akan terus merasakan ini bersama Kai. Hanya waktu yang akan menentukan arah kehidupannya.

"aku akan datang lagi besok, hyung. Sampai jumpa", hampir 6 jam sudah Kai berkunjung kerumah Kyungsoo, dan memutuskan untuk pulang setelahnya. Oh, apakah sudah kukatakan bahwa hubungan mereka hanya sunbae-hoobae semata? Bukan kekasih apalagi keluarga. Kebetulan menjadi teman dekat hanya karna sejak SMP sampai sekarang -SMA- selalu bersekolah di sekolah yang sama. Kyungsoo memang sangat menginginkan Kai. Tapi tak ingin mengharapkan lebih. Ia tahu diri, orang 'sepertinya' yang bahkan sudah 'tidak peduli' akan masa depannya yang bisa dibilang hanya angan-memang. Tentu kyungsoo tidak mau mengajak Kai bersusah-susah masuk dalam lingkaran hidupnya yang telah menjadi kelam. Bisa repot nanti jika Kyungsoo kambuh, dan Kai-lah yang harus menolongnya. Kyungsoo tidak mau. Itu menyedihkan baginya. Cukup berteman, dan semua akan baik-baik saja. Pikirnya.

"Kai, pakai penutup telinga. Itu akan menghangatkan", seru Kyungsoo saat Kai sudah beranjak menuju sepedanya yang terparkir diluar. Kai hanya tersenyum dan melambai ke arahnya. Kyungsoo membalasnya dengan lambaian kecil dan lemah. Menutup pintunya perlahan lalu menghilang.

'That place where the memories were, the warmth left at the end of my hand. You are there, your smell, your face'

(Jin - Gone)

Disinilah Kyungsoo, berbaring mencoba memejamkan matanya beberapa kali dan tersadar hanya karna mendengar deru nafasnya sendiri.

"Sampai kapan kau akan seperti ini, Kyung? Jangan kau pikir aku takan diam saja jika kau bersikap begini terus", ujar Suho yang langsung menghilangkan kabut-kabut imajinasi Kyungsoo. Hanya tatapan nanar yang Kyungsoo berikan. Kembali menunduk dan tersenyum miris kemudian.

"3 bulan. Ya. Mungkin 3 bulan lagi aku akan mati, hyung. Bisa lebih cepat jika Tuhan menghendaki", Suho terdiam mendengar perkataan Kyungsoo yang -menurutnya- sangat sinis itu. Hyung-nya itu kembali menghela nafas berat dan meraih bahu Kyungsoo. Mengguncangnya sesekali. Seakan ingin menyadarkan Kyungsoo dari sesuatu.

"Aku benci saat kau tidak peduli pada dirimu sendiri, Kyung. Kau mau melihat aku kesepian?",

"...",

"Aku tau siapa kau, Kyung. Ini bukan dirimu. Dirimu yang sebenarnya sedang bersembunyi karna rasa takut yang meluap. Disini. Kyungsoo yang asli sedang bersembunyi disini", ujar Suho pelan sambil menunjuk dada Kyungsoo. Kyungsoo menatap lurus namja disampingnya. Menyalurkan semua kesedihan melalui mata indahnya. Ia tertawa kecil dan terkesan dibuat-buat.

"Kau benar, hyung. Kyungsoo yang asli sedang ketakutan. Sangat takut pergi dari dunia-nya", sela Kyungsoo saat Suho mencoba mengusap pipi adiknya yang mulai basah. Kyungsoo menghambur ke pelukan hyung-nya, sedikit bermanja disaat-saat tersakitnya itu. Dengan sigap Suho membalas dekapannya dan terkadang mengelus rambut Kyungsoo dengan sayang. Lagi. Air mata Kyungsoo meleleh lagi. Mengalir merasakan haru karna terlalu banyak kasih sayang yang ia dapatkan. Sedetik kemudian air mata itu akan berubah menjadi cairan-cairan dingin yang mengatakan bahwa Kyungsoo tidak bisa beranjak dari kenyataan. Ia sangat ingin hidup tenang bersama hyung-nya, dan Kai tentu saja. Semua tentang Kai. Sesosok bunga matahari diantara rumput-rumput keraguan yang menjulang tinggi. Setidaknya-begitulah Kyungsoo menganggap Kai.

====another day in November, Dongsan Senior High School====

Peluh Kyungsoo berjatuhan merasakan nyeri yang teramat dalam di kepalanya. Sangat terasa sampai mencekik seluruh nadi-nya. Ia berjalan terseok-seok menuju UKS, sembari menyembunyikan wajahnya dengan masker. Jaga-jaga jika Kai masih di sekolah dan akan menemukannya dalam keadaan seperti ini. Namun, terima kasih kepada Sehun-sahabat Kai yang mengajak Kai pergi ke Namdaemun sepulang sekolah tadi. Sungguh terima kasih.

"Ah, Kyungsoo-ya. Kau rupanya. Aigoo, sini pelan-pelan", ujar Lay yang notabene-nya seorang perawat sekaligus mantan kekasih hyung-nya. Lay sudah terbiasa bertemu Kyungsoo dengan kondisi begini. Tentu ia akan langsung menyuruh Kyungsoo untuk berbaring perlahan di ranjang.

"sudah kubilang, kau harus ke rumah sakit. Tapi tetap saja nakal begini huh", seru namja ber-dimple itu sambil menyiapkan minuman hangat dan obat untuk Kyungsoo. Kyungsoo hanya tertawa remeh dan menggelengkan kepalanya. Sungguh Lay tidak tahu apapun mengenai penyakit Kyungsoo. Hanya anemia biasa pikirnya.

"tidak perlu, Lay hyung kan jago mengobati orang. Gratis pula",

"aku akan menendangmu keluar kalau kau bicara seperti itu lagi, Kyung babo", Lay mengukur suhu tubuh Kyungsoo perlahan. Mengecek tekanan darahnya seperti biasa. Entah kenapa, 5 menit kemudian keadaan Kyungsoo akan lebih tenang. Setelah itu Lay pasti mengizinkannya pulang setelah meminum tablet penambah darah dan Kyungsoo akan meminta beberapa vitamin C. Pemandangan seperti itu sudah biasa terjadi. Kira-kira setiap minggu. Atau jika Kyungsoo sangat kelelahan, bisa setiap hari ia kesana dan minta perawatan Lay. Lay selalu berjanji akan tutup mulut pada Kai mengenai keadaan Kyungsoo. Lebih tepatnya diancam oleh Kyungsoo. Ya begitulah sifat lucu namja kecil ini. Tak salah jika Lay masih bingung mengapa 'anemia' Kyungsoo harus disembunyikan. Toh itu hanya anemia 'kan? Percayalah, Lay. Kau tak akan mau tahu apa penyakit Kyungsoo.

Sudah hampir 1 tahun Do Kyungsoo mengidap Multiple Sclerosis. Ini merupakan keadaan kronis penyakit sistem syaraf pusat yang biasa ditandai oleh adanya bercak kecil pada otak dan sumsum tulang belakang. Kelenjar mielin menunjukkan kerusakan materi pelindung syaraf yang menandakan adanya material lunak dan protein di sekitar serabut-serabut syaraf otak dan sumsum tulang belakang, yang menghasilkan gangguan penghantaran impuls syaraf. Pada dasarnya penyakit ini akan secara perlahan menyerang kekebalan tubuh penderitanya. Sehingga akan terjadi komplikasi. Tak hanya menyerang bagian otak, penyakit ini akan menyebabkan disfungsi pernafasan, pneumonia, kelumpuhan, dan yang terburuk, kematian.

Kyungsoo menyadari bahwa tak ada gunanya ke rumah sakit jika pada akhirnya ia akan mati. Tak ada gunanya sama sekali. Kyungsoo mengakui bahwa dirinya memang sedikit pesimis, sungguh apalah itu ia tak akan peduli. Ia sangat menyayangi hyung-nya. Namun, jika namja yang 2 tahun lebih tua darinya itu sudah mulai cerewet dengan kesehatannya, ia akan menganggap perkataannya bagai angin kecil yang berhembus dari celah jendela. Tak dianggap, tak terdengar desirannya sedikitpun. Kyungsoo hanya tidak mau hyung-nya terus khawatir seperti itu. Sederhana.

"Kyung, kenapa baru pulang? Apa kau ke UKS lagi?", keluh Suho pada adiknya yang baru saja meletakkan sepatunya di rak. Bibirnya masih terlihat membeku sampai ia kesulitan menjawab apapun. Ia berlari menuju sofa dan langsung memeluk bantal besar yang ada disana. Menyalurkan semua rasa beku dari sendi-sendi lemahnya.

"eung, sedikit pusing tadi", tanggap Kyungsoo setelahnya. Suho memberikan segelas susu stroberi hangat pada adiknya lalu mendudukkan dirinya di depan Kyungsoo. Menyalakan TV lalu melipat kakinya naik ke sofa.

"aku sudah memanggil dokter kesini untuk merawatmu besok, tidak ada penolakan", ujar Suho sambil menyesap teh panasnya dan menatap lurus ke arah TV. Mendengar hal tersebut, Kyungsoo sedikit bergidik. Entah karna dingin atau apa. Ia tak membalas perkataan Suho dan memilih meninggalkan namja itu sendirian menuju kamar kesayangannya. Ia terduduk di kursi belajarnya lalu menggapai handphone-nya. Ingin sekali ia menghubungi Kai untuk sekedar mengadukan keluh kesahnya. Namun, kyungsoo sadar ia hanya membuang waktu jika memikirkan hal bodoh itu. Foto ibu-nya lah yang menjadi pelampiasan semua perasaanya, semua curahan hatinya selalu ia tumpahkan kepada 'ibu-nya'. Tak ada yang lebih baik menurutnya.

'Breathing, opening up my eyes every morning, living everyday is harder than dying, I couldn't tell you that. Because you might worry. I just sigh like a fool'

(Taeyeon & Jonghyun – Breath)

====A freezing day, almost December====

Kyungsoo sedang berkunjung kerumah Kai, hanya dengan menggunakan sweater biasa dan syal yang dipakai sekenanya. Kai sudah protes padanya sejak tadi, Kyungsoo hanya menutup telinganya dan tertawa renyah. Kyungsoo sedang duduk di sofa ruang tengah Kai. Tak bosan ia selalu memandangi ruangan berwarna putih tulang itu.

"Jadi, kenapa kau kabur dari rumah, hyung?", ucap Kai membuka percakapan mereka. Kyungsoo terlonjak kaget. Ekspresi bagaimana Kai bisa tahu? Tergambar jelas di wajah imutnya. Kyungsoo tak menjawab dan malah menggembungkan pipinya-sebal.

"Suho hyung memanggil dokter tanpa bertanya padaku dulu, aku kesal! la..lagipula aku tidak kabur, hanya sedang malas dengan Suho hyung", balasnya masih cemberut. Oh, terkutuklah iblis yang kini membuat Kai tengah memeluk leher Kyungsoo dari belakang. Namja itu tertawa kecil di telinga Kyungsoo. Kyungsoo merasa ingin meledak saat itu juga. Beruntung Kai segera melepaskannya, kalau tidak Kyungsoo bisa pecah berkeping-keping disana.

Kali ini Kai sedang mendengarkan lantunan melodi indah dari bibir Kyungsoo. Dibantu permainan gitar yang indah dari dirinya sendiri. Terkadang akan ada tawa jika Kai salah memainkan kunci atau Kyungsoo yang salah mengucapkan lirik. Sudah sejak dulu mereka dipersatukan oleh musik. Berawal dari sebuah klub musik kecil di SMP, dan persahabatan itu terjalin hingga kini. Sejak saat itu pula Kyungsoo menyadari bahwa ia menyiratkan rasa yang lebih terhadap Kai.

"nanti aku akan membuatkan lagu untukmu, Kai", ucap Kyungsoo semangat. Kai hanya tertawa mendengar tingkah namja itu. Ia lebih tua satu tahun, mengapa seakan Kai-lah yang lebih tua lima tahun darinya?

"Baiklah...janji, hyung?",

"Ne, lihat saja nanti"

"oke, aku tunggu", kai kembali sibuk memetik gitar kesayangannya. Menggumamkan beberapa lagu, kemudian beranjak ke dapur.

"Kai, boleh aku mengatakan sesuatu?", ujar Kyungsoo yang kini tengah meminum teh hangat buatan Kai. Sedikit beringsut dari posisi duduknya dan membetulkan kerah sweaternya. Menatap Kai sangat dalam lalu menyelam ke bagian tergelap kedua mata indah itu. Kyungsoo mulai berenang di dalamnya, dan ia merasakan kaku di tubuhnya.

"bicaralah hyung, ada apa?", balasnya sembari tersenyum pada Kyungsoo. Senyuman lembut nan sederhana yang sangat Kyungsoo sukai. Sungguh siapapun akan menggilai senyuman itu. Terutama Kyungsoo yang kini mulai mencair.

"Aku pikir...aku..sudah lama menyukaimu, Kai..",

Hening. Tak satupun membuka mulutnya. Bahkan udara disekeliling mereka seakan berhenti berdesir dan mulai menyaksikan kejadian itu.

"Hyung..aku..",

"A..ah..lupakan saja! Aku pulang dulu, oke?",

Sret.

Kyungsoo menarik diri dari posisinya sekarang, memakai syalnya lalu mulai berjalan ke pintu keluar. Kai menahan Kyungsoo dengan cepat saat ia sudah setengah membuka pintu. Kyungsoo terkaget dan tak berani menatap mata itu secara langsung. Jantungnya mulai berdetak tak biasa.

"Hyung..tunggu..",

"Maaf, Kai. Lupakan saja semua yang kukatakan tadi. Annyeong!", kali ini Kai melepaskan Kyungsoo untuk berlalu dari hadapannya. Masih dengan tatapan tak percaya miliknya ia melihat punggung Kyungsoo mulai menjauh. Sedangkan Kyungsoo? Ia terus-terusan mengutuk dirinya yang dengan bodohnya menyatakan suka pada Kai. Sungguh, mengapa semua kata-kata itu tergelincir begitu saja dari mulutnya, pikirnya.

'Love flowed and overflowed, and i've become unable to see you again'

(Yesung – Blind)

Kyungsoo masih dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Langkahnya yang tertatih semakin memperlambat dirinya. Ia mulai kedinginan dan itu bukan hal baik. Jari-jari kecil itu mulai membeku dan membuat si empunya sedikit mempercepat langkahnya. Beruntung hanya tinggal beberapa meter saja dari rumahnya.

Kini ia sudah berada di depan pintu, langsung masuk tanpa harus mengetuknya terlebih dahulu. Tak apa, ia sudah biasa melakukan itu. Sungguh malang, kedatangannya malah disambut dengan wajah garang hyung-nya. Kyungsoo hanya membuat cengiran di bibirnya dan ia merasakan seperti ada batu besar di kepalanya. Terasa sangat berat sampai-sampai...

"KYUNG!",

Tiba-tiba semua terasa gelap, seakan cahaya baru saja direnggut dari dirinya. Ia tak sadarkan diri.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

…...To Be Continued

jjajjaaaaaaaan~~ it's the end, everyone!

Mian kalo pendek bgttt

Lanjut atau engga nih? Hiks ;w;

kalo udah 15 Review, myeoni lanjutin deh hihihi

THANKSSS A LOT reader-deul yang mau menyempatkan diri membaca ini ff disaster/? X.O.X.O.L.O.V.E YOU GUYS SOWMUCHHH :*

(yang silent readers Myeoni sumpahin jadi dokter! ._.)

if you want to know me more, go find wtfmyeon on twitter! mwah :*

-salam anget, Myeoniya-