Summary : Dimulai dengan masa lalu Cina. Seorang Putri dari Jepang membantu negeri Wei untuk bertempur. Saat berhadapan dengan negeri Jin, ia bertemu dengan seorang Pangeran dari Belanda. Mereka berdua saling jatuh cinta pada waktu itu.

Warning : Kurapika x OC, OC, OOC, Typos, crossover (Dynasty warriors 7 : Xtreme Legends), etc.

Warning (lagi?) : Cerita ini hanyalah karangan author saja. Apabila ada kesalahan author minta maaf. Dan jika ada kesamaan cerita, author minta maaf sebesar-besarnya. Plus! Cerita ini nggak ngikutin sejarah Cina. ._.

Happy Reading!

Wang Yi baru saja membantu Cao Pi membagikan makanan kepada anak-anak. Setelah itu, Cao Pi pergi meninggalkan Wang Yi. Sudah saatnya Wang Yi menceritakan sejarah atau dongeng untuk anak-anak.

"Kalian mau kuceritakan apa hari ini?" Tanya Wang Yi.

"Aku mau yang menceritakan percintaan!"

"Aku mau perang-perang...!"

Kebanyakan dari anak-anak memilih cerita percintaan. Itu membuat Wang Yi bingung.

"Sudahlah, Wang Yi..." Guo Jia menepuk bahu Wang Yi. "Turuti saja."

Wang Yi berdehem sambil memejamkan mata. Terpaksa ia harus menceritakan yang waktu itu.

"Beberapa tahun yang lalu, Cina terbagi menjadi 4. Ada negeri Wei, Shu, Jin, dan Wu. Dan pada waktu itu, seorang putri berasal dari Jepang datang membantu Wei untuk bertarung..." Wang Yi mulai bercerita.

"Waaah..." Karena Wang Yi memberi jeda, anak-anak semakin penasaran.

"Siapa namanya?!" Tanya seorang anak.


Story

Wang Yi's P.O.V

Namanya Rin... Aku mengangkatnya sebagai kakakku, walaupun derajat kami sangat berbeda dan jauh, dia tetap menghormatiku. Dia orang yang paling dingin di Cina ini. Walaupun begitu, dia sangat baik. Dia juga cantik. Rambutnya berwarna coklat sebetis, kulitnya putih sekali, dan matanya seperti sepasang kepingan emas yang berkilau. Tetapi kepingan emas itu terlihat dingin...

Pada saat itu, dia datang dengan kuda kesayangannya. Raja kita yang waktu itu, Cao Cao... sangat menghormatinya.

"Sungguh kehormatan besar anda mau datang ke Wei," Cao Cao-sama, Guo Jia, aku, dan Xiahou Dun tunduk hormat kepadanya.

Rin-sama diam saja. Ia turun dari kudanya. Kemudian ia membuka burkanya. Aku kagum dengan kecantikannya. Ia menepuk pelan bahu Cao Cao-sama.

"Jangan terlalu formal..." Rin-sama berkata dengan suaranya yang lembut dan dingin. "Berdirilah," Putri Rin berkata lagi.

"Biar kuajak anda ke tempat peristirahatan anda," Cai Wenji muncul dan menunduk.

Rin membalas tundukan Wenji dengan tundukan hormatnya.

"Mari... Biar para pelayan yang membawa barang-barangmu," Cao Cao-sama dan kami mengantarkan Rin.


"Sementara itu, ada seorang Pangeran dari Belanda yang mau menolong kami," Sima Zhao datang. Dia sekarang adalah seorang Raja dari Negeri Jin.

"Yang Mulia..." Wang Yi dan Guo Jia menunduk hormat.

"Sudahlah. Tak apa... Aku juga ingin bercerita pada anak-anak ini," kata Sima Zhao.

"Ah, sungguh suatu kehormatan!" Ucap Guo Jia.

"Lalu di Negeri Jin waktu itu... Datanglah seorang Pangeran keturunan Belanda yang tampan..." Sima Zhao mulai bercerita dan duduk di depan anak-anak.


Story

Sima Zhao's P.O.V

Yah, aku akui dia tampan. Tapi beberapa orang bilang ia cantik. Matanya seperti sepasang batu safir yang indah. Rambutnya pirang seleher. Hmm... Dia baik, tetapi dia orang yang pendiam dan pemalu. Dia juga mencintai anak-anak dan begitu juga sebaliknya. Dan dia... sangat sayang dengan lingkungan sekitar.

Waktu itu dia datang sendirian. Kakakku, Sima Yi, menyambutnya dengan penuh hormat.

"Sungguh suatu kehormatan kau mau datang ke negeri kami yang kecil ini..." ucap Sima Yi sambil menunduk hormat.

Ia juga melakukan hal

"Ah, tidak. Justru akulah yang berterima kasih karena kalian mau mengundangku untuk datang kemari," ucap Kurapika-sama kepada kami.

Wang Yuanji, yang merupakan adik Wang Yi datang. Wajahnya memerah ketika menatap Pangeran Kurapika. Sepertinya ia jatuh cinta kepada Pangeran. Lalu, Yuanji mengantarkan Pangeran ke tempat peristirahatannya.

Para pelayan membawa barang-barang Pangeran. Kemudian, aku mengajaknya jalan-jalan mengelilingi Negeri Jin. Rakyat menyambutnya dengan hormat.

"Aku sangat senang melihat-lihat desa ini. Terlihat begitu ramai dan makmur," begitu kata Pangeran.

"Aku senang jika kau senang..." ucapku sambil menunduk hormat.

Pangeran tersenyum tipis kepadaku. Kemudian ia kembali menoleh ke depan dan berkata, "Lihat anak-anak itu. Kata Ibuku dulu, tidak ada anak-anak seceria itu sewaktu ada peperangan di Belanda. Yah, aku juga senang melihat mereka yang tidak kekurangan makanan..." ucap Kurapika-sama.

Kurapika-sama kemudian berhenti pada anak-anak itu. Dia memberikan batu safir kepada anak-anak itu. Masing-masing mendapatkan satu. Anak-anak senang sekali. Anak-anak itu pun pergi ke Ibu mereka dan memberikan batu safir mereka kepada Ibunya masing-masing.

"Melihat mereka senang, aku juga senang..." ucap Kurapika. "Ah... Sima Zhao-san, bisa kau antarkan aku ke perpustakaan?" Walaupun derajatnya jauh dari dulu, dia tetap bertutur kata sopan.

"A- ah, tentu saja!"

Kemudian aku mengantarkannya ke perpustakaan istana. Dia suka membaca buku dan sampai-sampai matanya sakit. Ia memakai kacamata. Buku yang suka ia baca adalah buku sejarah dan pengetahuan. Menurutku... itu membuat sakit mata.

"Kau boleh meninggalkanku kalau kau mau," kata Kurapika-sama sambil memasang kacamatanya.

Aku menunduk hormat dan pergi.


Cerita Sima Zhao membuat mata anak-anak berbinar-binar mendengar cerita Kurapika.

"Sementara itu..." Cai Wenji datang. Ia bersama dengan Zhen Ji.


Story

Zhen Ji's P.O.V

Sementara itu di Negeri Wei, Putri Rin sedang sendirian di kebun bunga lily istana. Ia menoleh kepada aku dan Cai Wenji. Kami sungguh terkejut. Yah, mimik wajahnya begitu dingin.

"Yang Mulia..." Wenji dan aku membungkuk hormat.

"Maaf menganggu anda. Tetapi, apa anda mau berjalan-jalan mengelilingi negeri ini?" Wenji bertanya.

"Sebelum aku datang ke istana, aku sudah berkeliling lebih dulu..." jawab Rin-sama dingin. "Duduklah kemari. Kita minum teh bersama-sama..."

Kami menurutinya. Lalu, suasana begitu canggung. Tiga orang dari kami diam saja. Putri Rin meminum tehnya. Ia begitu sopan. Aku dan Wenji saling melirik.

"Dimana Wang Yi?" Tanyanya.

"Ah, ng... Dia sedang sibuk, Yang Mulia. Mau kupanggilkan?" Tanyaku.

"Tidak usah. Aku tidak mau mengganggunya," Putri Rin minum lagi.

Angin berhembus. Rambut Putri Rin berkibar. Dia cantik sekali. Lalu, ia bangkit dari bangkunya.

"Mau kemana?" Tanyaku.

"Ada yang datang," kata Rin-sama tenang.

Instingnya benar-benar kuat. Seorang pelayan datang.

"Yang Mulia, jika anda mau mandi, panggil saja aku. Kami sudah menyiapkan airnya. Atau... Anda mau mandi di pemandian air panas?" Tanya pelayan itu sambil menunduk hormat.

"Nanti saja. Aku masih ingin menemani teman-temanku," begitu katanya.

Baru saja bertemu... dan pangkatnya sangat jauh dari kami. Tapi dia menganggap kami sebagai temannya.

Kemudian, pelayan membungkuk hormat dan pergi. Putri Rin berjalan ke bagian tengah kebun. Ia memejamkan matanya dan berputar. Kelopak bunga lily berterbangan di sekelilingnya. Lalu, ia tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya pada Wenji dan aku. Walaupun senyuman itu begitu tipis, tetapi itulah senyuman pertama yang kulihat darinya.

[Skip Time]

Cai Wenji's P.O.V

Biasanya pada malam hari, aku, Zhen ji, dan Wang Yi berendam di pemandian air panas. Kami bertiga terkejut. Ada Rin-sama di sana, sendirian.

"Maaf mengganggu!" Kami menunduk.

"Tidak apa-apa. Masuklah. Ini sudah waktunya untuk kalian berendam, bukan? Tadinya aku juga menunggu kalian." Ucap rin-sama.

Apa boleh buat, maka kami masuk dan mandi bersamanya. Setelah dilihat-lihat, tubuhnya cantik. Putih dan mulus. Tapi di bagian lengannya...

"Lengan anda..."

"Ah, ini... Ini bekas luka," katanya singkat. Karena kami memberi tatapan penasaran maka ia menceritakannya. "Saat aku berumur 12 tahun, Ayahku dirasuki siluman. Sebenarnya aku sudah tau dari awal, terutama sifat dan wajahnya. Lalu, ia sering menyiksaku dan ibu... Hm, lalu aku membunuh Ayah karena tidak tahan lagi," cara berceritanya saja tetap memakai nada dingin. Itu membuatku ngeri.

"Sungguh tragis..." Zhen Ji menutup mulutnya.

"Yah, benar sekali. Tetapi... Hanya itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan Ayah. Begitu kata pendeta yang kusuruh datang ke istana..." ucap Rin-sama. "Dan Ibu pun diangkat menjadi Raja. Tidak ada satu saudaranya yang ingin memimpin kerajaan kami," lanjut Rin-sama.

Kami bertiga hanya diam.

"Ah, besok sudah mulai pelatihan. Boleh aku ikut?" Rin-sama bertanya.

"Tentu boleh, Yang Mulia. Kami sangat senang jika anda membantu..." Wang Yi berkata.


"Lalu pada saat itu-" bersama-sama para pendekar yang saat ini sedang berdongeng berkata.

"Kalian sepertinya sudah lihat mereka pertama kali bertemu, ya?" Sima Zhao bertanya.

"Yah, masing-masing dari kami bersembunyi di balik semak-semak," kata Guo Jia.

"Baiklah, kalau begitu aku yang bercerita," Wang Yi mengajukan diri.

Story

Wang Yi's P.O.V

Keesokan harinya, Rin-sama mengajarkan para prajurit. Dia mengajarkan para prajurit dengan angka-angka.

"Ichi..."

"Osu!"

"Ni..."

"Osu!"

"... Cara menusuk bagian perutmu masih salah..." bahkan jika ada kesalahan sedikit pun, Rin-sama tetap teliti dan mengulangi dari awal sampai mereka benar-benar handal.

"Ichi..."

"Osu!"

"Ni..."

"Osu!"

"San!"

"Ooosu!"

Aku hanya menatap mereka di koridor. Rin-sama lalu meminta satu orang untuk latihan bertarung dengannya. Tidak ada satu pun yang mengajukan diri. Apakah mereka takut?

"Jangan lemah dan takut begitu. Ini hanya latihan! Kalian adalah laki-laki dan jadilah laki-laki yang tangguh!" Seru Rin-sama.

Aku takjub melihatnya. Langsung saja salah satu prajurit maju ke depan.

"Jika aku adalah Lu Bu, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Rin-sama kepada prajurit itu. Wajahnya terlihat dingin dan mimiknya membuat bulu kudukku merinding.

"Me- melawannya!" Prajurit itu gelagapan.

"Kau masing terdengar takut. Aku akan mengulangi pertanyaanku. Apa yang akan kau lakukan jika aku adalah Lu Bu, berdiri dengan gagah dan angkuh di hadapanmu?!" Tanya Rin-sama dengan suara lancang.

"Melawanmu!"

"Bagus! Jika aku memakai tongkat, apa yang akan kau pakai?" Tanya Rin-sama.

"Pedang, Yang Mulia..."

"Tepat. Hunuskan pedangmu..." perintah Rin-sama setelah itu.

"Yah, dia sangat dingin dan seram," Cao Cao-sama muncul di depanku.

"Cao Cao-sama..." aku membungkuk hormat. Lalu, aku berbicara dengan Cao Cao-sama. "Walaupun begitu, para prajurit semakin kuat," tukasku.

"Ya... Dia hebat... Dialah yang paling diandalkan," kata Cao Cao-sama.

Kami berdua kemudian diam. Putri baru saja menjatuhkan prajurit yang tadi.

"Hm. Latihan lagi. Kau masih gemetar... Kau adalah prajurit, anak muda. Merdeka atau mati adalah sumpahmu! Berdirilah."

Tangan Rin-sama meraih dada prajurit itu. Hal itu membuatku penasaran.

"Nah, sudah merasa lebih baik?" Tanyanya kemudian. Prajurit itu hanya mengangguk. "Jika sudah, lanjutkan latihanmu. Baik, kita cukup sampai di sini," Rin-sama pergi setelah itu.

Cao Cao-sama memerintahkanku untuk mengawasi Tuan Putri.

Sima Zhao's P.O.V

Nah, lalu aku sedang mengawasi Rin pada waktu itu. Bersama Kurapika-sama, kami berdua mengintipi Rin-sama di balik semak-semak.

"Jadi targetnya dia?" Sepertinya Kurapika-sama agak meremehkan Rin-sama.

"Jangan berkata begitu! Dia itu putri dari Jepang! Ketahuilah, dia adalah yang terhebat di Jepang," kataku.

Kami mengendap-ngendap untuk melihat Rin-sama lebih dekat. Itu pertama kalinya aku terpukau dengan kecantikannya.

"Hm... Manis juga..." Kurapika-sama bergumam.

Cai Wenji's P.O.V

Aku mendatangi Wang Yi.

"Ada apa?" Tanyaku.

"Sssh... Itu..." Wang Yi menunjuk ke Rin-sama

"Ah... Kawaii..." Rin-sama bergumam. Ia bersama burung kecil. "Ah, kau terluka?"

Burung itu hanya bercicit. Mungkin ia kesakitan. Tiba-tiba burung itu bercahaya putih. Mungkin Rin-sama menyembuhkannya. Dan burung itu pun terbang jauh.

"Sampai jumpa..." Rin-sama tersenyum tipis menatap burung itu pergi. Kemudian, ia melemas. "... Hegh..." ia menarik napas panjang. Kemudian terengah-engah.

Aku ingin menghampiri dan membantunya. Tapi waktu itu, Wang Yi melarangku.

Lalu muncul seseorang yang tidak kukenal. Yah, dulunya. Dia tak lain adalah Pangeran Kurapika. Seperti yang dijelaskan Sima Zhao-san, dia tampan.

"Anda tidak apa-apa?" Tanya Pangeran Kurapika.

Guo Jia's P.O.V

Waktu itu aku juga ikut mengintip. Yah, tapi dulunya aku tidak tahu ada mereka.

Kutatap sekali lagi Kurapika-sama waktu itu.

"Dia 'kan... Pangeran yang membantu Negeri Jin," gumamku.

Aku mengawasi gerak-gerik Kurapika-sama. Aku takut terjadi apa-apa dengan Rin-sama. Karena saat itu, Rin-sama kelihatan lemah.

"... Air..." gumam Rin-sama. Aku juga menatapnya ketika menyembuhkan burung. Dan menurutku, dia kehabisan tenaga karena sihirnya.

Kurapika-sama mengambil air dengan tangannya. Ia menampungnya dan menuntun Rin-sama minum.

"Uuh... Terima kasih banyak, ng..."

"Kurapika. Panggil aku Kurapika," Kurapika-sama memperkenalkan dirinya.

Yah, aku tidak pernah tahu tatapan macam apa itu.

Wang Yi's P.O.V

Itu tatapan cinta, Guo Jia. Tatapan cinta! Mereka berdua saling jatuh cinta di pandangan pertama.


Anak-anak semakin penasaran.

"Tetapi esok harinya peperangan antara Wei dan Jin tiba," Lu Xun tiba.

"A- anda tahu cerita itu?" Wang Yi terkejut.

Lu Xun turun dari kudanya. Senyumnya begitu cerah.

"Cerita cinta mereka begitu bersejarah," ujar Lu Xun.

"Benarkah?!" Seorang anak laki-laki bertanya.

"Iya..." jawab Guo Jia. "Semua negeri mengetahuinya," kata Guo Jia.

"Waaaaaaaah!" Mata anak-anak berbinar-binar mendengarnya. Beberapa dari mereka saling pandang.

"Kalau begitu... Aku lanjutkan, ya."

Story

Wang Yi's P.O.V

Rin-sama maju lebih dulu. Guo Jia membututinya, bermaksud untuk menjaga dan membantunya waktu itu. Putri Rin melompat dari kudanya. Waktu itu, aku sibuk dengan Deng Ai.

Guo Jia's P.O.V

Kami bertemu dengan Wang Yuanji dan Sima Si.

"Yuanji."

"Baik..."

Yuanji menghadang Rin-sama.

"Yang Mulia..."

"Guo Jia, pergilah atasi Sima Yi. Aku akan mengurus mereka berdua," kata Putri Rin.

"Tidak bisa... Kau tidak boleh serakah begitu, Rin..." ucap Sima Si.

"Hmph..." Rin-sama mengeluarkan enam permata yang berwarna-warni.

"Kau milikku..." kata Yuanji pada Rin-sama.

[Skip Time]

Aku sudah mengalahkan Sima Si. Putri Rin juga sudah mengalahkan Yuanji pada waktu itu. Dan mereka melarikan diri. Setelah itu... Rin-sama jatuh. Napasnya terengah-engah. Darah mengalir banyak dari perutnya. Ternyata ada pisau yang menancap di perutnya. Perlahan-lahan ia melepas pisau itu dari perutnya.

"Yang Mulia..." aku menghampirinya.

Wang Yi datang.

"Tidak... apa-apa..." Rin-sama berkata. Ia menampakkan perutnya. Itu membuatku dan Wang Yi saling pandang. Bekas lukanya menghilang! "Ayo..."

Kami pun pergi.

Sima Zhao's P.O.V

Sementara itu, aku telah membunuh banyak prajurit dari negeri Wei, bersama dengan Kurapika-sama. Yah, agak membosankan saat itu. Cao Pi datang, disusul oleh Putri Rin, Wang Yi, dan Guo Jia. Sepertinya saat itu Rin-sama terkejut saat melihat Kurapika-sama. Tatapannya seperti berkata, "Jadi... Dia dari negeri Jin?!"

Yah, seperti itulah. Sama halnya dengan Kurapika-sama yang terkejut sekali melihat Putri Rin. Mereka bertarung. Aku juga tidak segan-segan melawan Guo Jia waktu itu.

Sesekali aku menatap mereka berdua yang bertarung.

(Wang Yi : "Karena kami terlalu sibuk bertempur... Sepertinya kami harus mengikuti cerita sejarahnya...")

Wang Yi's P.O.V

Lalu, saat itu mereka berhadapan. Terlalu cepat mengetahui Kurapika-sama adalah orang yang membantu negeri Jin.

Rin-sama hanya bisa menggertakkan gigi karena kesal. Kemudian ia menyerang. Mereka berdua adu pedang. Kurapika-sama terpental jauh sekali. Tetapi ia masih bisa berdiri. Kemudian ia mengeluarkan pistolnya.

Konon, ada yang mengatakan ia mengeluarkan pedang. Tetapi mayoritas masyarakat bilang kalau ia mengeluarkan pistol yang ia bawa dari Belanda. Yah, mungkin...

Rin-sama menghantamkan kakinya ke tanah. Cahaya-cahaya yang berbentuk rantai keluar dari tanah. Rantai itu melindungi dirinya dari peluru-peluru yang mengarah padanya. Kemudian Rin-sama melemparkan sebuah batu ruby. Ia menyebutnya Akai Ruby, salah satu dari enam Diamonds-nya.

Akai Ruby menyemburkan api. Lalu, Rin-sama meluncur dengan sinarnya dan...

SLAPP!

Itu berhasil mengenai Kurapika-sama, tetapi Kurapika-sama tidak juga jera. Mata Kurapika-sama berubah menjadi merah. Kemudian ia mengeluarkan rantai dan memerintahkan rantai itu untuk menyerang Rin-sama.

Rantai itu berhasil membelit Rin-sama. Ia sudah terjerat. Tetapi dia belum menyerah... Ia melepas kalungnya dan ia berubah menjadi seorang gadis lain.


"Gadis lain?" Seorang anak mengernyit heran.

"Sebenarnya bukan orang lain. Tetapi itu sisi lain Rin-sama. Matanya merah darah, rambut coklatnya tergerai dan ia memakai baju berwarna hitam..." Wang Yi menyebutkan ciri-ciri gadis yang ada di dalam sejarah yang ia ceritakan kepada anak-anak.

"Hoooo!" Anak-anak takjub dan semakin penasaran.

"Yah, Aya itu cukup seksi..." kata Sima Zhao. Ia mulai menghayal dirinya berpacaran dengan sisi lain Rin yang bernama Aya itu.

"Ugh!" Yuanji tiba-tiba datang memukul kepala Sima Zhao. "Jangan berpikir yang macam-macam!" Ucap Yuanji.

"Yuan..." Wang Yi sweatdrop.

"Baiklah, anak-anak jangan hiraukan mereka. Wang Yi, lanjutkan..." Xun memerintahkan Yi.

Wang Yi menunduk hormat dan melanjutkan cerita.

Story

Wang Yi's P.O.V

Lalu, Rin-sama yang telah berubah menjadi Aya itu, telah terlepas dari rantai yang membelit tubuhnya. Lalu, ia terbang jauh ke atas dan ia menjulurkan rantai cahayanya ke Kurapika-sama.

"Tungguuuuuuuu! Tungguuuuuuu!" Tiba-tiba seorang menteri dari Jin datang. Kami berhenti bertarung. "Berita dari raja, saudara-saudara. Atas nama Raja kita berdamai..."

"Eh?" Aku mengernyit.

"Ha?" Guo Jia sendiri juga heran saat itu.

Tiba-tiba sorak sorai gembira terdengar. Prajurit dari Wei dan Jin berpelukan, yah beberapa dari mereka.

Aya hanya menatap kosong mereka. Lalu, kalungnya kembali ke lehernya dan Aya kembali menjadi Rin-sama yang semula. Ia pun jatuh pingsan. Ah! Dari ketinggian 50 meter! Aku langsung panik tapi aku menatap orang menangkapnya. Yah, dia tak lain adalah Kurapika-sama.

"Ng... Kurapika?" Rin-sama tersadar.

"Kita sudah berdamai. Wei dan Jin bersatu sekarang..." begitu kata Kurapika-sama. "Teman?"

Rin-sama menatap mata biru Kurapika-sama sejenak. Tidak ada kebohongan atau pun tipu daya di sana. Dan Rin-sama berdebar.

'Baru pertama kalinya seseorang menganggapku teman...' begitu batinnya bergumam. "Bahkan lebih dari teman... Sekarang, kumohon turunkan aku..."

Kurapika-sama menuruti Rin-sama.


"Apa ceritanya sudah selesai?" Tanya seorang anak.

"Belum. Cerita ini masih panjang. Bahkan lebih panjang dari perjalanan yang pernah kami lalui," ucap Wang Yi.

"Bagaimana kelanjutannya?!" Tanya anak-anak.

"Lalu, pada saat itu..."

To Be Continued!

A/N : "Berapa kali ya author bikin crossover tapi reviewnya nggak banyak!" XD " Oh, iya... Arthur baru aja main Dynasty Warrior 7 Xtreme Legends. Adik beli yang ngomongnya pake bahasa Jepang..." :D "Cerita ini cuma terinspirasi kok... Nah kalau begitu, review please!"